Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar dan nilai karakter siswa dalam materi gelombang berdasarkan arah perambatannya pada siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Linggang Bigung Kutai Barat.

(1)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN NILAI KARAKTER SISWA DALAM MATERI GELOMBANG BERDASARKAN

ARAH PERAMBATANNYA PADA SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 LINGGANG BIGUNG KUTAI BARAT

Friska Andini Universitas Sanata Dharma

2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) peningkatan hasil belajar siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Linggang Bigung Kutai Barat dalam materi gelombang berdasarkan arah perambatannya melalui metode eksperimen; dan (2) tingkat nilai karakter siswa kelas XII IPA SMAN 1 Linggang Bigung melalui metode eksperimen.

Subyek penelitian yaitu siswa kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2 SMA Negeri 1 Linggang Bigung Kutai Barat Kalimantan Timur. Sampel berjumlah 52 siswa. Treatmen pada siswa kelas XII IPA 1 yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah sedangkan treatmen untuk kelas XII IPA 2 yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Instrument yang digunakan yaitu: tes tertulis berupa pretest dan posttest, kuesioner nilai karakter serta lembar observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi gelombang berdasarkan arah perambatannya, dan (2) metode eksperimen menyumbangkan nilai karakter bagi siswa. Nilai karakter yang dapat dibentuk dengan urutan yang paling besar yaitu nilai kerjasama, tanggung jawab, disiplin, kejujuran dan rasa ingin tahu.


(2)

THE APPLICATION OF EXPERIMENTAL METHODS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES AND STUDENT CHARACTER VALUES OF SENIOR HIGH SCHOOL 1 LINGGANG BIGUNG WEST KUTAI XII SCIENCE GRADES IN THE TOPIC WAVE

BASED ON THE DIRECTION OF WAVE PROPAGATION

Friska Andini Sanata DharmaUniversity

2015

The purpose of this study is to determine: (1) student learning improvement of senior high school 1 Linggang Bigung West Kutai students in class XII science in the topic wave based on the direction of wave propagation through experimental methods; and (2) level character values of senior high school 1 Linggang Bigung West Kutai graders XII science in the topic wave based on the direction of wave propagation through experimental methods.

The research subjects are students of class XII science 1 and XII science 2 of senior high school 1 Linggang Bigung West Kutai East Kalimantan. Samples totaling 52 students. Treatment in class XII science 1 is learning using lecture method whereas treatment in class XII science 2 is using experimental method. Instruments used were: a written test in the form of pretest and posttest, questionnaire and observation of character values

The results show that: (1) application of the experimental method can improve students learning outcomes in waves based on the direction of propagation; (2) experimental method increases character value for students. Value of characters that can be formed are a orderly cooperation, responsibility, discipline, honesty and curiosity.


(3)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN NILAI

KARAKTER SISWA DALAM MATERI GELOMBANG

BERDASARKAN ARAH PERAMBATANNYA PADA SISWA

KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 LINGGANG BIGUNG KUTAI

BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: Friska Andini NIM: 101424045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

i

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN NILAI

KARAKTER SISWA DALAM MATERI GELOMBANG

BERDASARKAN ARAH PERAMBATANNYA PADA SISWA

KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 LINGGANG BIGUNG KUTAI

BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: Friska Andini NIM: 101424045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus, Juru slamat dan Penolongku

Tamen ap tersayang Kornelius Kicaq

Tinen ap tersayang Hartati

Tarint ap yaq paling mantoh Doni Asdi Harry

Septian Angga Saputra


(8)

v MOTTO

“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang tidak akan mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah (Yeremia 17:7-8)”

“ Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu

akan medapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang

mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu

dibukak

an.” (Matius 7: 7

- 8)


(9)

(10)

(11)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN NILAI KARAKTER SISWA DALAM MATERI

GELOMBANG BERDASARKAN ARAH PERAMBATANNYA PADA SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 LINGGANG BIGUNG KUTAI

BARAT

Friska Andini Universitas Sanata Dharma

2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) peningkatan hasil belajar siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Linggang Bigung Kutai Barat dalam materi gelombang berdasarkan arah perambatannya melalui metode eksperimen; dan (2) tingkat nilai karakter siswa kelas XII IPA SMAN 1 Linggang Bigung melalui metode eksperimen.

Subyek penelitian yaitu siswa kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2 SMA Negeri 1 Linggang Bigung Kutai Barat Kalimantan Timur. Sampel berjumlah 52 siswa. Treatmen pada siswa kelas XII IPA 1 yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah sedangkan treatmen untuk kelas XII IPA 2 yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Instrument yang digunakan yaitu: tes tertulis berupa pretest dan posttest, kuesioner nilai karakter serta lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi gelombang berdasarkan arah perambatannya, dan (2) metode eksperimen menyumbangkan nilai karakter bagi siswa. Nilai karakter yang dapat dibentuk dengan urutan yang paling besar yaitu nilai kerjasama, tanggung jawab, disiplin, kejujuran dan rasa ingin tahu.


(12)

ix ABSTRACT

THE APPLICATION OF EXPERIMENTAL METHODS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES AND STUDENT CHARACTER VALUES OF SENIOR HIGH SCHOOL 1 LINGGANG BIGUNG WEST KUTAI XII

SCIENCE GRADES IN THE TOPIC WAVE BASED ON THE DIRECTION OF WAVE PROPAGATION

Friska Andini Sanata DharmaUniversity

2015

The purpose of this study is to determine: (1) student learning improvement of senior high school 1 Linggang Bigung West Kutai students in class XII science in the topic wave based on the direction of wave propagation through experimental methods; and (2) level character values of senior high school 1 Linggang Bigung West Kutai graders XII science in the topic wave based on the direction of wave propagation through experimental methods.

The research subjects are students of class XII science 1 and XII science 2 of senior high school 1 Linggang Bigung West Kutai East Kalimantan. Samples totaling 52 students. Treatment in class XII science 1 is learning using lecture method whereas treatment in class XII science 2 is using experimental method. Instruments used were: a written test in the form of pretest and posttest, questionnaire and observation of character values

The results show that: (1) application of the experimental method can improve students learning outcomes in waves based on the direction of propagation; (2) experimental method increases character value for students. Value of characters that can be formed are a orderly cooperation, responsibility, discipline, honesty and curiosity.


(13)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pertama-tama penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan cinta dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini berjudul:

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN NILAI KARAKTER SISWA DALAM MATERI GELOMBANG BERDASARKAN ARAH PERAMBATANNYA PADA SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 LINGGANG BIGUNG KUTAI BARAT

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa proses yang panjang dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan banyak terima kasih, kepada:

1. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J.,M.S.T., selaku Dosen Pembimbing skripsi, yang senantiasa memberikan motivasi, masukkan dan bantuan dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang juga merupakan Dosen Pembimbing Akademik penulis.


(14)

xi

3. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa selaku Kaprodi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

4. Seluruh dosen JP.MIPA, terima kasih atas ilmu yang diberikan selama perkuliahan.

5. Segenap Karyawan Sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam memperlancar perijinan surat ke sekolah.

6. Bapak Mikael N, S.Pd, M.Pd selaku kepala SMAN 1 Linggang Bigung, terima kasih atas ijin dan kemudahan yang diberikan selama penelitian. 7. Ibu Yuliana Dimpudus S.Pd selaku guru fisika SMAN 1 Linggang Bigung,

terima kasih atas bantuan dan bimbingannya selama penelitian.

8. Siswa-siswi kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2 SMAN 2 Linggang Bigung, terima kasih atas kerjasamanya.

9. Tamen ap (Kornelius Kicaq) ampen tinen ap (Hartati) yang selalu mendoakan dan menyemangati. Tuhan memberkati Bapak dan Mamak Amin.

10. Taritn ap yaq paling mantoh Doni Asdi Harry. Semoga sekolah ko lancer lei. Tuhan memberkatimu dek.

11. Pacar ku Septian Angga Saputra yang selalu mendukung dan mendoakan. 12. Teman-teman seperjuangan program studi Pendidikan Fisika 2010.

13. Teman-teman dari Kutai Barat khusunya angkatan 2010. Terima kasih buat dukungan, doa dan bantuannya selama penulis menempuh studi di Yogyakarta.


(15)

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat terwujud.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.


(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4


(17)

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Belajar dan Pembelajaran Konsruktivisme ... 6

1. Belajar ... 6

2. Pembelajaran ... 9

3. Konstruktivisme ... 10

B. Metode Pembelajaran Eksperimen ... 11

1. Pengertian Metode Eksperimen ... 11

2. Jenis Metode Eksperimen ... 12

3. Manfaat Metode Eksperimen ... 13

4. Tujuan Metode Eksperimen ... 14

5. Kelebihan Metode Eksperimen ... 15

6. Kekurangan Metode Eksperimen ... 16

C. Hasil Belajar ... 16

1. Ranah Kognitif ... 17

D. Nilai Karakter Metode Eksperimen ... 18

1. Pengertian Nilai Karakter ... 18

2. Sumbangan Nilai Karakter Metode Eksperimen ... 19

E. Materi Pelajaran: Gelombang Berdasarkan Arah Perambatannya ... 21

1. Macam-macam Gelombang ... 21

2. Persamaan Dasar Gelombang ... 22

3. Istilah-istilah pada Gelombang Transversal ... 22


(18)

xv

F. Penelitian yang Relevan ... 24

G. Kerangka Berpikir ... 25

H. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

D. Variabel Penelitian ... 28

E. Treatment ... 28

F. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Instrument Pembelajaran dan Instrument Penelitian ... 31

H. Teknik Analisa Data ... 38

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan ... 42

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA ... 44

A. Pelaksanaan Penelitian ... 44

1. Sebelum Penelitian ... 44

2. Selama Pelaksanaan Penelitian ... 46

B. Data dan Analisa Data ... 68

1. Hasil Belajar Siswa ... 68

2. Nilai Karakter ... 74

3. Analisis Hasil Observasi ... 80

C. Pembahasan ... 80


(19)

2. Nilai Karakter ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84


(20)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 29

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Pretest ... 32

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Posttest ... 33

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Nilai Karakter Kelas Eksperimen ... 35

Tabel 3.5 Kisi-kisi Nilai Karakter Kelas Kontrol ... 36

Tabel 3.6 Rubrik Skoring ... 38

Tabel 3.7 Penentuan Kategori Hasil Pengukuran ... 41

Tabel 4.1 Rincian Kegiatan Penelitian di Kelas XII IPA 1 ... 46

Tabel 4.2 Rincian Kegiatan Penelitian di Kelas XII IPA 2 ... 47

Tabel 4.3 Data Skor Hasil Pretest dan Posttest Siswa Kelas XII IPA 1 (Kelas Kontrol)……..68

Tabel 4.4 Data Skor Hasil Pretest dan Posttest Siswa Kelas XII IPA 2 (Kelas Eksperimen)…70 Tabel 4.5 Data Hasil Kuesioner Nilai Karakter Kelas XII IPA 1 (Kelas Kontrol) ... 75

Tabel 4.6 Prosentase Kategori Nilai Karakter Siswa Kelas XII IPA 1 ... 75

Tabel 4.7 Frekuensi Setiap Nilai Karakter ... 76

Tabel 4.8 Data Hasil Kuesioner Nilai Karakter Kelas XII IPA 2 (Kelas Eksperimen) ... 77

Tabel 4.9 Prosentase Kategori Nilai Karakter Siswa Kelas XII IPA 2 ... 78


(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik Simpangan-Kedudukan ... 22

Gambar 2.2 Gelombang Longitudinal Pada Slinki ... 23

Gambar 4.1a Pelaksanaan Pretest di Kelas XII IPA 1 ... 50

Gambar 4.1b Pelaksanaan Pretest di Kelas XII IPA 1 ... 50

Gambar 4.2a Pelaksanaan Pretest di Kelas XII IPA 2 ... 51

Gambar 4.2b Pelaksanaan Pretest di Kelas XII IPA 2 ... 52

Gambar 4.3 Kegiatan Pembelajaran di Kelas XII IPA 1 ... 55

Gambar 4.4a,b Pelaksanaan Eksperimen Tahap Pertama ... 57

Gambar 4.5a,b Pelaksanaan Eksperimen Tahap Kedua ... 58

Gambar 4.6a,b Pelaksanaan Eksperimen Tahap Ketiga ... 59

Gambar 4.7 Diskusi Untuk Menjawab Soal LKS ... 60

Gambar 4.8a Kelompok Menjelaskan Hasil Eksperimen Gelombang Longitudinal ... 61

Gambar 4.8b Kelompok Menjelaskan Hasil Eksperimen Gelombang Transversal ... 61

Gambar 4.9 Pelaksanaan posttest di Kelas XII IPA 2 ... 64

Gambar 4.10 Foto Bersama Siswa Kelas XII IPA 2 ... 65

Gambar 4.11 Pelaksanaan posttest di Kelas XII IPA 1 ... 66


(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ke Sekolah………. 86

Lampiran 2. Surat Rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat…….. 87

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ……… 88 Lampiran 4. Surat Keterangan Penggantian Nama Sekolah ……….... 89 Lampiran 5a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen……… 90 Lampiran 5b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ……… 93 Lampiran 6a. LKS (Lembar Kerja Siswa) Gelombang Transversal ……… 96 Lampiran 6b. LKS (Lembar Kerja Siswa) Gelombang Longitudinal ……… 98 Lampiran 7. Soal Pretest ..………... 100 Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal Pretest ……… 101 Lampiran 9. Soal Posttest ………... 103 Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Posttest ……… 104 Lampiran 11. Kuesioner Nilai Karakter Kelas Eksperimen ……… 106 Lampiran 12. Kuesioner Nilai Karakter Kelas Kontrol ……… 107 Lampiran 13. Lembar Observasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 108 Lampiran 14. Daftar Skor Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ………. 109 Lampiran 15. Daftar Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ……… 110 Lampiran 16. Daftar Skor Kuesioner Nilai Karakter Kelas Kontrol ………. 111 Lampiran 17. Daftar Skor Kuesioner Nilai Karakter Kelas Eksperimen ………. 112 Lampiran 18. Contoh Data Hasil Penelitian Pretest Kelas Eksperimen...………. 113 Lampiran 19. Contoh Data Hasil Penelitian Posttest Kelas Eksperimen ……….……… 115 Lampiran 20. Contoh Data Hasil Penelitian Pretest Kelas Kontrol ……….… 117 Lampiran 21. Contoh Data Hasil Penelitian Posttest Kelas Kontrol….……….. 119 Lampiran 22. Contoh Data Hasil Penelitian Kuesioner Nilai Karakter Kelas Kontrol …. 121 Lampiran 23. Contoh Data Hasil Penelitian Kuesioner Nilai Karakter Kelas Eksperimen .122


(23)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peran penting dalam rangka mencapai kelestarian dan kemajuan suatu bangsa. Aktivitas pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar. Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Hal ini menunjukkan kepada kita betapa besar peran guru dalam dunia pendidikan. Dalam upaya membelajarkan siswa, guru dituntut memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Agar dapat mengajar efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Makin banyak siswa terlibat aktif dalam belajar, makin tinggi kemungkinan hasil belajar yang dicapainyadan untuk meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran dan sekaligus mampu pula melakukannya dalam bentuk interaksi belajar mengajar. Bagi guru sendiri keberhasilan tersebut akan menimbulkan kepuasan, rasa percaya diri, serta semangat mengajar yang tinggi.

Salah satu karakteristik penting bagi guru yang berhasil adalah menguasai sejumlah ketrampilan mengajar, khususnya metode-metode pembelajaran sebagai sarana untuk mendorong keterlibatan siswa dalam


(24)

proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan bermodalkan kemampuan melaksanakan berbagai metode pembelajaran, guru dapat memilih metode yang cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dengan prosedur yang tepat akan mempengaruhi perhatian siswa.

Metode pembelajaran eksperimen merupakan salah satu pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Menurut filsafat konstruktivisme, pengetahuan itu adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri yang sedang menekuninya (Suparno, 2007). Hal ini berarti bahwa metode pembelajaran eksperimen mengutamakan bentukan pengetahuan dari siswa.

Metode pembelajaran eksperimen lebih menekankan keaktifan siswa dalam mengumpulkan fakta, informasi atau data melalui percobaan yang dilakukan. Metode eksperimen memperkaya ilmu pengetahuan serta membentuk nilai karakter yang dibangun siswa melalui sikap, proses mengambil data saat melakukan percobaan, selain itu metode eksperimen mengasah keterampilan dalam kerja ilmiah.

Penggunaan metode eksperimen memberikan kesempatan bagi siswa untuk membentuk nilai karakter pada diri siswa. Bentuk nilai karakter yang disumbangkan melalui eksperimen dari proses pembelajarannya. Saat melakukan percobaan, siswa diharapkan dapat bekerja sama dengan teman satu kelompok,menerapkan sikap bertanggung jawab atas percobaan yang dilakukan, disiplin diri saat melakukan percobaan, bersikap jujur saat


(25)

pengambilan data, memiliki keingintahuan akan adanya percobaan, menghargai pendapat teman dan menyelesaikan percobaan dengan sungguh-sungguh.

Salah satu pokok bahasan dalam pelajaran fisika ditingkat SMA/MA kelas XII semester 1 adalah gelombang. Gelombang merupakan salah satu pokok bahasan yang penting dan sering ditemukan dalam kehidupan kita sehari-hari, contohnya gelombang tali dan gelombang air laut. Pokok bahasan mengenai gelombang dirasa akan lebih menyenangkan dan menarik apabila diajarakan dengan model pembelajaran dimana siswa bisa terlibat aktif didalamnya, seperti dengan metode eksperimen.

SMA Negeri 1 Linggang Bigung merupakan salah satu sekolah menengah yang terletak di Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Di sekolah ini, khususnya dalam bidang fisika, metode eksperimen hampir tidak pernah diterapkan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Linggang Bigung, Kutai Barat. Maka, penulis mewujudkannya dalam sebuah penelitian dengan

judul “Penerapan Metode Ekperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan

Nilai Karakter Siswa Dalam Materi Gelombang Berdasarkan Arah Perambatannya Pada Siswa Kelas XII IPA SMANegeri1Linggang Bigung


(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPA SMANegeri1Linggang Bigung Kutai Barat dalam materi gelombang berdasarkan arah perambatannya?

2. Apakah metode eksperimen dapat membentuk nilai karakter siswa kelas XII IPA SMANegeri1Linggang BigungKutai Barat?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Peningkatan hasil belajar siswa kelas XII IPA SMANegeri1Linggang BigungKutai Barat pada materi gelombang berdasarkan arah perambatannya melalui metode eksperimen;

2. Tingkat nilai karakter siswa kelas XII IPA SMANegeri1Linggang BigungKutai Barat melalui metode eksperimen.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi guru

a. Manfaat Teoritis

Pembelajaran dengan metode eksperimen dapat digunakan sebagai salah satu masukan kepada guru atau calon guru fisika dalam


(27)

menentukan metode belajar yang tepat pada pokok bahasan gelombang berdasarkan arah perambatannya.

b. Manfaat Praktis

Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih metode dalam mengajar fisika.

2. Bagi siswa

Memberikan suasana proses pembelajaran yang lebih berkualitas dan bervariasi untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa dan membentuk nilai karakter pada siswa siswi SMA Negeri 1 Linggang Bigung Kutai Barat.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber informasi dalam mengevaluasi proses pembeajaran di kelas yang telah dilakukan dan hasil belajar yang telah dicapai dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas sumber daya manusia yang ada di SMA Negeri 1 Linggang Bigung Kutai Barat.


(28)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar dan Pembelajaran Konstruktivisme 1. Belajar

Belajar merupakan istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar yang sesungguhnya tak pernah ada pendidikan (Syah, 2003: 59).

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang agar memiliki kemampuan berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Pada dasarnya, proses belajar dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi seseorang (Pribadi,2009: 6).

Pendapat tentang belajar pun berbeda-beda. Pendapat-pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Berikut beberapa pendapat para pakar pendidikan tentang belajar:

Robert M. Gagne (Pribadi,2009: 6) mengartikan belajar sebagai proses alami yang dapat membawa perubahan pada pengetahuan, tindakan dan perilaku seseorang. Robert Heinich dkk (Pribadi,2009: 6) mengartikan belajar sebagai sebuah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terjadi manakala seseorang melakukan interaksi secara intensif dengan sumber-sumber belajar. Skinner (Syah,2003: 64) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuain tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.


(29)

Chaplin (Syah,2003: 65) membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi : Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya: Belajar adalah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

Hintzman (Syah,2003: 65) berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Menurut Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme tersebut. Biggs (Syah,2003: 67) mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan kuantitatif, rumusan institusional dan rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah) belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa. Secara institusional (tujuan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa terhadap materi-materi yang telah dipelajari.

Bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Ukurannya ialah, semakin baik mutu mengajar yang dilakukan seorang guru maka akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian


(30)

dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai. Adapun tinjauan belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.

Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan diri si pembelajar. Perubahan yang dimaksud yaitu perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajar. Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru serta memberikan manfaat bagi individu itu sendiri dan juga bagi lingkungan (Trianto, 2009: 16-17).

Dari beberapa pendapat para pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang relatif menetap dan baik sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku seseorang tersebut dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, yaitu bertambahnya


(31)

pengetahuan tentang suatu hal, pemahaman, keterampilan dan perubahan sikap.

2. Pembelajaran

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas paling utama. Pembelajaran diartikan sebagai usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pembelajaran adalah interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana diantara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya (Trianto, 2009: 17).

Beberapa pakar pendidikan mengungkapkan istilah pembelajaran dalam pengertian yang berbeda-beda, berikut beberapa pendapat pakar pendidikan mengenai pengertian pembelajaran: Gagne (Pribadi,2009: 9) mendefinisikan pembelajaran sebagai serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan (Pribadi,2009: 9) mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah pengembangan dan pencapaian informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang spesifik.


(32)

Yusufhadi Miarso (Pribadi,2009: 9-10) menggunakan istilah pembelajaran sebagai aktivitas atau kegiatan yang berfokus pada kondisi dan kepentingan pembelajar (learner centered). Istilah pembelajaran digunakan untuk menggantikan istilah pengajaran yang bersifat sebagai aktivitas yang berfokus pada guru (teacher centered). Miarso menyatakan bahwa pengajaran merupakan istilah yang diartikan sebagai penyajian bahan ajaran yang dilakukan oleh seorang pengajar, sedangkan kegiatan pembelajaran tidak harus diberikan oleh pengajar karena kegiatan itu dapat dilakukan oleh perancang dan pengembang sumber belajar. Walter Dick dan Lou Carey (Pribadi,2009: 11) mengartikan pembelajaran sebagai rangkaian peristiwa atau kegiatan yang disampaikan secara terstruktur dan terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa jenis media. Tujuan dari proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh para pakar pendidikan mengenai pengertian dari istilah pembelajaran, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pembelajaran adalah sebuah proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Konstruktivisme

Menurut Suparno, konstruktivisme adalah aliran filsafat pengetahuan yang berpendapat bahwa pengetahuan merupakan


(33)

bentukan (konstruksi) dari orang yang sedang menekuninya (Suparno, 2007: 8).

Menurut Suparno, filsafat konstruktivisme telah banyak mempengaruhi pembelajaran fisika khususnya atau umumnya pembelajaran sains. Secara garis besar, prinsip-prinsip yang diambil adalah (1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun secara sosial; (2) pengetahuan tidak dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan keaktifan siswa sendiri untuk bernalar; (3) siswa aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga terjadi perubahan konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap dan sesuai dengan konsep ilmiah; (4) guru berperan membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus (Suparno, 1997: 49).

B. Metode Pembelajaran Eksperimen 1. Pengertian Metode Ekperimen

a. Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya. Dalam proses belajar mengajar dengan metode ekperimen ini, siswa berkesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang sebuah objek, keadaan atau proses tertentu. Dengan begitu, siswa dituntut


(34)

untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum dan mampu memberikan kesimpulan atas proses yang telah dialaminya (Djamarah, 2010: 84).

b. Metode ekperimen merupakan suatu metode yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian dan pengecekan mengenai kebenaran dari teori yang telah dibicarakan (Suparno, 2007: 77).

2. Jenis Metode Eksperimen

Metode eksperimen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen terbimbing dan eksperimen bebas (Suparno, 2007: 78). a. Eksperimen Terbimbing

Dalam eksperimen terbimbing sebelum siswa melakukan percobaan, seluruh proses percobaan telah dirancang atau disiapkan oleh guru. Langkah-langkah percobaan, peralatan yang digunakan, hal yang harus diamati, sudah ditetapkan sejak awal. Dengan demikian siswa tidak akan bingung mengenai langkah-langkah dalam percobaan. Hasil data yang akan diperoleh dan kesimpulan yang akan dituju pun sudah cukup jelas.

b. Eksperimen Bebas

Berbeda dengan eksperimen terbimbing, dalam eksperimen bebas guru tidak memberikan petunjuk percobaan secara detail. Dalam eksperimen bebas, siswa harus lebih banyak berpikir sendiri bagaimana akan merangkai percobaan, hal apa saja yang harus


(35)

diamati, diukur, dianalisis dan disimpulkan. Disini, guru hanya memberikan tugas. Keuntungan dari eksperimen bebas adalah siswa ditantang untuk merencanakan percobaan sendiri tanpa banyak dipengaruhi oleh arahan atau bimbingan guru. Dengan begitu, akan tampak kreativitas, kepandaian dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. 3. Manfaat Metode Eksperimen

Manfaat dari metode eksperimen untuk proses belajar mengajar di sekolah adalah sebagai berikut:

a. Siswa dapat menyelesaikan berbagai masalah dan menguji bermacam-macam hipotesis (Sumaji, 1996: 106, dalam Rinawati, 2002: 19-20)

b. Siswa dapat semakin memahami objek atau kejadian (Sinardi, 1997: 105, dalam Rinawati, 2002: 19-20)

c. Eksperimen dapat menghidupkan kegiatan belajar (Rinawati, 2002: 19-20)

d. Eksperimen dapat mengaitkan teori dengan peristiwa alam dalam lingkungan kita (Rinawati, 2002: 19-20)

e. Eksperimen dapat mendorong motivasi siswa (Rinawati, 2002: 19-20)

f. Hasil eksperimen lebih mudah untuk diingat dibandingkan dengan metode ceramah (Rinawati, 2002: 19-20)


(36)

g. Guru dapat melatih penalaran siswa dalam berpikir (Rinawati, 2002: 19-20)

h. Melatih sikap-sikap positif siswa dalam melakukan eksperimen, seperti tidak mudah putus asa, kritis, kreatif, terbuka, tidak lekas puas, menghargai dan menerima berbagai masukan dari luar (Rinawati, 2002: 19-20)

i. Siswa menjadi lebih aktif dalam mencari jawaban dari persoalan yang dihadapi (Rinawati, 2002: 19-20)

j. Siswa membangun sendiri pemahamannya (Rinawati, 2002: 19-20) 4. Tujuan Metode Eksperimen

Selain mempunyai manfaat, metode eksperimen bertujuan untuk (Rinawati, 2002: 20):

a. Membantu siswa dalam membangun pengetahuannya dan menyesuaikan dengan pengalaman yang pernah dialaminya.

b. Membuat siswa lebih aktif dalam belajar.

c. Melatih siswa berpikir secara ilmuan, yakni melatih kemampuan siswa untuk mengamati, menalar, mengenal hasil percobaan, merumuskan kesimpulan, dan menjelaskan hasil eksperimen. d. Menghidupkan pelajaran dan mendorong siswa untuk belajar. e. Meningkatkan daya pemahaman dan daya ingat siswa.

f. Menanamkan pengertian mengenai konsep prinsip, hukum, teori dan fakta.


(37)

g. Melatih siswa untuk bekerja dengan tekun, teliti dan bersikap positif (jujur, tidak mudah putus asa, dll).

h. Meningkatkan siswa untuk berpikir kristis dalam melakukan eksperimen.

i. Menanamkan cara kerja dan berpikir secara ilmiah. 5. Kelebihan metode ekperimen:

Berikut beberapa kelebihan dari metode eksperimen (Rinawati, 2002: 21)

a. Dalam metode eksperimen, siswa terlibat aktif karena mereka sendiri yang melaksanakan kegiatan

b. Dengan eksperimen, siswa lebih terampil menggunakan alat c. Siswa dapat membangun pengetahuan tanpa ada paksaan dari luar d. Siswa terlibat aktif dalam mengumpulkan fakta, informasi dan data

yang diperlukan melalui eksperimen yang dilakukan

e. Siswa berkesempatan untuk menguji kebenaran hipotesis melalui eksperimen yang dilakukan

f. Siswa berkesempatan untuk membuktikan kebenaran teori secara empiris

g. Siswa terlatih membuktikan ilmu secara ilmiah

h. Siswa dapat membuat hubungan yang cocok antara berbagai ide yang mereka miliki dengan berbagai konsep ilmiah (Santa dan Alvermann, 1991 dalam Rohandi, 1997: 118 dalam Rinawati, 2002: 19-21)


(38)

i. Siswa dapat mengorganisasikan cara berpikir (Santa dan Alvermann, 1991 dalam Rohandi, 1997: 118 dalam Rinawati, 2002: 19-21)

6. Kekurangan metode eksperimen

Berikut beberapa kekurangan dari metode eksperimen:

a. Metode eksperimen membutuhkan sejumlah set alat sesuai dengan jumlah kelompok atau siswa (Kartika Budi, 1997: 170, dalam Rinawati, 2002: 21-22), sehingga akan memerlukan biaya yang cukup besar untuk membelinya.

b. Memerlukan ruangan dan tempat khusus untuk melakukan eksperimen siswa (Kartika Budi, 1997: 170,dalam Rinawati, 2002: 21-22)

c. Memerlukan waktu khusus untuk mempersiapkan dan pengemasan alat yang digunakan siswa (Kartika Budi, 1997: 170,dalam Rinawati, 2002: 21-22)

d. Kegagalan atau kesalahan dalam eksperimen akan mengakibatkan salahnya penerimaan informasi siswa siswa(Rinawati, 2002: 21-22)

C. Hasil Belajar

Proses belajar di sekolah menghendaki adanya suatu hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1989: 22).


(39)

Hasil belajar sebagai objek penilaian dibagi menjadi beberapa kategori. Kategori yang paling banyak digunakan dibagi dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik (Sudjana, 1989: 34). Secara umum, ketiga aspek tersebut tidak dipisahkan satu sama lain. Hasil belajar disini menekankan pada aspek kognitif.

1. Aspek Kognitif

Aspek kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi.

Aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan aspek belajar yang berbeda-beda. Enam tingkat tersebut yaitu: (Bloom dkk dalam Winkel, 1987: 274-276, dalam Mahardika, 2013: 9-11).

a. Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan ini berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip atau metode.

b. Pemahaman, pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.


(40)

c. Penerapan, meliputi kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode kerja pada suatu kasus atau masalah yang nyata dan baru. Kemampuan ini dapat dinyatakan dalam hal mengaplikasikan rumus pada sebuah persoalan yang baru dihadapi atau menerapkan sebuah metode kerja untuk memecahkan suatu masalah baru. d. Analisis, meliputi kemampuan dalam menguraikan suatu kesatuan

ke dalam bagian-bagiannya, sehingga struktur keselurahannya dapat dipahami dengan jelas. Kemampuan ini dapat dinyatakan dalam hal penguraian bagian pokok atau komponen dasar suatu struktur kesatuan materi bersama dengan hubungan antara semua bagian atau komponen tersebut.

e. Sintesis, meliputi kemampuan untuk menyatukan atau membentuk suatu kesatuan dari berbagai bagian atau unsur yang dihubungkan satu sama lain. Misalnya kemampuan menyusun program.

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya kemampuan menilai hasil ulangan.

D. Nilai Karakter Metode Eksperimen 1. Pengertian Nilai Karakter

Pencetus pendidikan karakter pertama yaitu pedagog Jerman yang bernama F. W Foester. Karakter menurut Foester adalah sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Karakter menjadi identitas, menjadi ciri, menjadi sifat yang tetap, sehingga karakter adalah


(41)

seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang (Adisusilo, 2012: 77).

Karakter terdiri dari nilai operatif, yaitu nilai dalam tindakan. Karakter memiliki tiga bagian yang saling berhubungan, yaitu (1) pengetahuan moral; (2) perasaan moral; dan (3) perilaku moral. Karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang baik dan melakukan hal yang baik. Kebiasaan dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati dan kebiasaan dalam tindakan (Lickona: 2012).

Pendidikan karakter menurut Ratna Megawati (Kesuma, 2011) adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan memperhatikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberi konstribusi positif kepada lingkungannya.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan merumuskan 18 nilai karakter yang dianggap karakter bangsa yang perlu ditanamkan pada anak didik di sekolah. Nilai-nilai tersebut adalah: religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demikratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau berkomunikasi, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, peduli lingkungan dan tanggung jawab (Suparno, 2012).

2. Sumbangan Nilai Karakter Metode Eksperimen

Menurut Suparno, dalam beberapa topik, hukum dan teori fisika ada banyak yang dapat digunakan guru untuk menanamkan nilai karakter


(42)

bangsa anak didik. Suparno menekankan nilai karakter fisika dari tiga aspek, yaitu pengetahuan fisika, proses fisika dan sikap belajar fisika. Beberapa nilai karakter yang disumbangkan saat praktikum dan proyek antara lain semangat multikultural, penghargaan pada diri, keadilan, kejujuran, daya tahan dan ketaatan pada hukum. Nilai-nilai interpersonal dan intrapersonal dapat difasilitasi melalui pembelajaran atau kerja laboratorium. melalui eksperimen di laboratorium, siswa berlatih kerja secara cermat, teliti, bekerjasama, siswa belajar mendengar dan menghargai pandangan orang lain, dan belajar berkomunikasi secara efektif (Suparno, 2012).

Melalui penelitian yang telah dilakukan oleh Miftakhul dan kawan-kawan, nilai karakter yang dapat diamati pada saat eksperimen adalah kerja sama, disiplin, mandiri, rasa ingin tahu, kerja keras, jujur dan santun (Miftakhul, 2012, dalam Pinilih, 2013: 17)

Maka, berdasar pada pendapat para ahli tersebut diatas, dapat dsimpulkan bahwa metode eksperimen sangat bermanfaat dalam membentuk nilai karakter siswa. nilai karakter yang bisa diamati saat siswa melakukan eksperimen adalah kerja sama, tanggungjawab, disiplin, jujur dan rasa ingin tahu. Selain nilai-nilai tersebut dapat diamati oleh peneliti, nilai-nilai tersebut juga sangat bermanfaat bagi masa depan siswa, bangsa dan negara.


(43)

E. Materi Pelajaran: Gelombang Berdasarkan Arah Perambatan 1. Macam-Macam Gelombang

Gelombang dihasilkan oleh sumber getaran yang bergerak terus menerus. Dalam perambatannya gelombang memindahkan energi dari suatu tempat ketempat lainnya. Dengan mengamati arah rambat gelombang terhadap arah getarnya, gelombang dapat dikelompokkan menjadi gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah merambatnya tegak lurus terhadap arah getarnya. Contoh: gelombang pada tali dan gelombang permukaan air.

Gelombang Longitudinal adalah gelombang yang arah merambatnya searah dengan arah getarnya. Contoh: Gelombang pada pegas.

2. Persamaan Dasar Gelombang

Misalkan gelombang merambat dengan kecepatan , maka dengan menggunakan rumus jarak s = vt diperoleh:

λ= T atau

Keterangan:

cepat rambat gelombang (m/s)

= panjang gelombang (m)


(44)

Frekuensi ( dalam satuan hertz (Hz) adalah kebalikan dari periode (T), sehingga diperoleh hubungan:

Tampak bahwa ada kemiripan antara getaran dan gelombang. Keduanya memiliki besaran periode, frekuensi dan amplitudo. Perbedaannya adalah gelombang memiliki besaran panjang gelombang sedangkan getaran tidak.

3. Istilah-Istilah pada Gelombang Transversal

Jika kita memotret sebuah gelombang transversal yang dihasilkan sepanjang seutas tali pada saat tertentu, maka potret akan memberikan grafik simpangan terhadap posisi (posisi adalah jarak mendatar dari titik asal getaran) seperti ditunjukkan pada gambar 2.1 dibawah ini:


(45)

Keterangan:

Puncak gelombang adalah titk-titik tertinggi pada gelombang ( misal b dan f).

Dasar gelombang adalah titik-titik terendah pada gelombang (misal d dan H).

Bukit gelombang adalah lengkungan obc atau efg. Lembah gelombang adalah cekungan cde atau gHi.

Amplitudo(A) adalah nilai mutlak simpangan terbesar yang dapat dicapai (misal bb1 atau dd1).

Panjang gelombang (λ) adalah jarak antara dua puncak berurutan

(misal bf) atau jarak antara dua dasar berurutan (misal dh).

Periode (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua puncak yang berurutan atau selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua dasar yang berurutan.

4. Istilah-Istilah Dalam Gelombang Longitudinal

Gambar 2.2 Gelombang Longitudinal Pada Slinki

Jika sebuah slinki (kumparan pegas yang terbuat dari bahan baja pipih) diletakkan mendatar diatas lantai kemudian salah satu


(46)

ujung ditahan agar tidak dapat bergerak dan ujung lainnya digetarkan dengan satu kali dorongan atau tarikan, maka akan diperoleh bentuk rapatan dan renggangan yang merambat sepanjang slinki. Karena panjang rapatan dan panjang renggangan tidak sama, maka panjang gelombang didefinisikan dengan menggunakan istilah pusat rapatan dan pusat renggangan. Panjang gelombang (λ) dapat didefinisikan sebagai jarak antara dua pusat rapatan yang berdekatan atau jarak antara dua pusat renggangan yang berdekatan. Sedangkan, jarak antara pusat rapatan dan pusat renggangan yang berdekatan adalah setengah

panjang gelombang (1/2 λ)(Kanginan, 2010).

F. Penelitian yang Relevan.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Pinilih, 2013 dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Eskperimen Terhadap Pemahaman Konsep, Minat Belajar dan Nilai Karakter Siswa SMA Negeri Jumapolo Kelas X.1 Pada Pokok

Bahasan Alat Ukur Listrik “ Hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Ada pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap pemahaman konsep siswa, yakni metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman konsep untuk materi alat ukur listik pada siswa SMA Negeri Jumapolo kelas X.1 .

2. Penerapan metode eksperimen menyumbangkan atau membentuk nilai karakter bagi siswa. Nilai urutan yang dibentuk dengan urutan


(47)

paling besar yaitu nilai kerja sama, kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab dan rasa ingin tahu.

G.Kerangka Berpikir

Fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) atau yang lebih dikenal dengan sains. Fisika menjadi salah satu pelajaran yang sulit dan menakutkan bagi siswa sehingga berdampak negatif terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika.

Penelitian sebelumnya,(Pinilih, 2013) menggunakan metode pembelajaran eksperimen. Penelitian tersebut mengkaji pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap pemahaman konsep siswa, minat belajar serta nilai karakter siswa. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penerapan metode ekperimen terhadap pemahaman konsep, minat belajar serta nilai karakter siswa. Berdasarkan hasil tersebut peneliti selanjutnya berinisiatif untuk menerapkan metode pembelajaran ekperimen dengan harapan metode pembelajaran ini juga dapat meningkatkan hasil belajar dan menyumbangkan nilai karakter siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan gelombang berdasarkan arah perambatannya.

Dengan metode eksperimen siswa mendapat kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih nyata karena dalam pembelajaran dengan metode ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan selebihnya siswalah yang membangun pengetahuannya sendiri. Berbagai kelebihan yang dimiliki metode pembelajaran eksperimen ini


(48)

diharapkan dapat membantu siswa dalam memenuhi target penelitian berupa peningkatan hasil belajar dan nilai karakter siswa dan pembelajaran fisika.

H.Hipotesis Penelitian

a. Penggunaan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Linggang Bigung Kutai Baratdalam materi gelombang berdasarkan arah perambatannya. b. Penggunaan metode eksperimen dapat membentuk nilai karakter


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian eksperimental kuantitatif dan kualitatif. Dikatakan eksperimental karena pada penelitian ini ada perlakuan pada partisipan dengan metode eksperimen (untuk kelas eksperimen) dan metode ceramah (untuk kelas kontrol), dikatakan kuantitatif karena data yang diperoleh dalam bentuk skor atau angka yang diberikan penjelasan.

Metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti kondisi alamiah yang teramati selama proses pembelajaran. Data yang didapatkan merupakan data mengenai fakta-fakta yang terjadi pada saat proses pembelajaran terjadi dan akan menghasilkan makna pada penelitian ini. B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

SMANegeri1Linggang Bigung,Kutai Barat, Kalimantan Timur 2. Waktu penelitian

Penelitian ini diadakan di SMANegeri1Linggang Bigung Kutai Barat, Kalimantan Timur pada bulan Juli – Agustus 2014


(50)

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XII IPA SMA Negeri 1 Linggang Bigung Kutai Barat.

2. Sampel

Pengambilan sampel dipilih dua keas yang memiliki kemampuan hampir sama. Untuk kelas XII IPA 1 (kelas kontrol) berjumah 25 siswa dan kelas XII IPA 2 (kelas eksperimen) berjumah 27 siswa.

D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah perlakuan yang diberikan peneliti terhadap para siswa, yaitu penerapan metode ceramah untuk kelas XII IPA 1 (kelas kontrol) dan metode eksperimen untuk kelas XII IPA 2 (kelas eksperimen) pada pokok bahasan gelombang berdasarkan arah perambatannya.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dan nilai karakter siswa yang dicapai setelah proses pembelajaran terjadi dengan menggunakan metode ceramah dan metode eksperimen. E. Treatment

Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010: 51). Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


(51)

1. Metode Ceramah

Untuk kelas kontrol peneliti akan menyampaikan materi menggunakan metode ceramah. Peneliti akan menjelaskan materi pelajaran secara lisan dan menuliskan bagian-bagian yang penting dipapan tulis.

2. Metode Eksperimen

Untuk kelas eksperimen peneliti akan menyampaikan materi pelajaran menggunakan metode eksperimen. Eksperimen yang digunakan adalah eksperimen terbimbing.

Eksperimen 1 : Gelombang transversal Eksperimen 2 : Gelombang longitudinal F. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis Data Alat Pengambilan

Data

Sumber Data

Cara Analisis

1. Hasil Belajar Tes Siswa Kuantitatif

2. Nilai Karakter

Kuesioner Observasi

Siswa Siswa

kuantitatif kualitatif


(52)

Pengambilan data guna keperluan penelitian ini akan dilakukan dalam tiga teknik sebagai berikut.

1. Tes

Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus ditanggapi seseorang dengan tujuan untuk mengukur kemampuan atau mengungkapkan aspek tertentu dari orang yang dikenai tes itu (Widoyoko, 2009: 45-46). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkaitan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Dalam batas tertentu tes dapat pula digunakan untuk mengukur dan menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1989: 35). Tes sebagai alat penilaian perlu diuji kualitasnya, maka tes yang disusun peneliti akan diuji dengan validitas isi terlebih dahulu. Validitas isi mengukur apakah isi dari instrumen yang akan digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur dan apakah item tes sungguh mempresentasikan isi yang mau dites (Suparno, 2010: 68). Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa. Bentuk tes yang digunakan berupa soal uraian.

2. Kuesioner

Salah satu tujuan penggunaan kuesioner dalam proses pembelajaran adalah untuk memperoleh data mengenai hasil belajar dan proses belajar siswa (Sudjana, 1989: 72). Kuesioner yang disusun


(53)

dalam penelitian ini berupa kuesioner tertutup, artinya peneliti sudah menyediakan jawaban, responden tinggal memilihnya (Suparno, 2010: 61). Alternatif jawaban yang disediakan bisa ditransformasikan dalam bentuk simbol kuantitatif agar menghasilkan data interval. Data interval diperoleh dengan memberi skor terhadap setiap jawaban berdasarkan kriteria tertentu (Sudjana, 1989: 71).

3. Observasi

Observasi sebagai alat pengukuran dapat digunakan untuk mengukur tingkah laku individu maupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati (Sudjana, 1989: 84). Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung. Sudjana (1989: 85) mendefinisikan observasi langsung sebagai pengamatan yang dilakukan oleh pengamat secara langsung atau dalam situasi yang sebenarnya terhadap gejala atau proses yang terjadi. Observasi langsung akan dilakukan oleh peneliti.

G. Instrument Pembelajaran dan Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan meliputi 2 jenis, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen pembelajaran, meliputi:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(Lihat lampiran 5a dan 5b halaman 90 dan 93).

b. Lembar Kerja Siswa (Lihat lampiran 6a dan 6b pada halaman 96 dan 98).


(54)

2. Instrument Penelitian, meliputi: a. Soal Tes (pretest dan posstest)

Pretest diberikan sebelum pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Pretest bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa mengenai konsep gelombang. Soal pretest sebanyak 5 soal yang terdiri dari aspek pengetahuan (ingatan), pemahaman, penerapan (aplikasi) dan analisis.

Posttest diberikan setelah pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Posttest bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen. Jumlah pertanyaan soal pretest sama dengan soal posttest.

Pembuatan soal pretest dan posttest memerlukan kisi-kisi. Kisi-kisi soal berdasar pada indikator yang harus dicapai siswa. Kisi-Kisi-kisi soal pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini.Soal pretest dan postest beserta kunci jawaban terlampir pada halaman 100

– 105).

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal Pretest

No Indikator Soal Nomor

Soal

Abilitas

1 Menjelaskan pengertian gelombang dan

mengklasifikasikannya berdasar arah

perambatannya

1a) Jelaskan pengertian gelombang! 1b) Sebutkan dan jelaskan (serta berikan contoh) jenis gelombang berdasarkan arah perambatannya!

1 Pengetahuan dan Pemahaman


(55)

No Indikator Soal Nomor Soal

Abilitas

2 Mengaplikasikan persamaan dasar gelombang untuk menyelesaikan persoalan

2a)Tuliskan persamaan gelombang yang menghubungkan cepat rambat (v), frekuensi (f) dan panjang gelombang (λ). Berikan satuan yang tepat untuk setiap variabel!

2b) Berapakah frekuensi gelombang yang memiliki panjang gelombang 0,4 m dan cepat rambat gelombang 20 m/s?

2 Pengetahuan dan Penerapan

3 Menunjukkan amplitudo, puncak gelombang, dasar gelombang dan panjang gelombang pada gelombang transversal melalui grafik simpangan terhadap posisi.

3). Gambarkan grafik simpangan terhadap posisi dari sebuah

gelombang transversal! Pada grafik, tunjukkanlah amplitudo, puncak gelombang, dasar gelombang dan panjang gelombang!

3 Analisis

4 Mengaplikasikan persamaan-persamaan yang ada untuk

menyelesaikan persoalan dalam gelombang transversal dan

gelombang longitudinal.

4). Sebuah slinki menghasilkan gelombang longitudinal dengan jarak antara pusat rapatan dan pusat renggangan yang berdekatan adalah 20 m. Jika frekuensi gelombang 60 Hz, tentukan cepat rambat gelombang longitudinal ini!

5). Gelombang air laut mendekati mercusuar dengan cepat rambat 10 m/s. Jarak antara dua puncak gelombang berdekatan adalah 20 m. Tentukan:

a. frekuensi

b. periode gelombang

4 dan 5 Pemahaman dan Penerapan

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Soal Posttest

No Indikator Soal Nomor

Soal

Abilitas

1 Menjelaskan pengertian gelombang dan

mengklasifikasikannya berdasar arah

perambatannya

1a) Jelaskan pengertian gelombang! 1b) Sebutkan dan jelaskan (serta berikan contoh) jenis gelombang berdasarkan arah perambatannya!

1 Pengetahuan Dan Pemahaman


(56)

No Indikator Soal Nomor Soal

Abilitas

2 Mengaplikasikan persamaan dasar gelombang untuk menyelesaikan persoalan

2a) Tuliskan persamaan gelombang yang menghubungkan cepat rambat (v), frekuensi (f) dan panjang gelombang (λ). Berikan satuan yang tepat untuk setiap variabel!

2b) Berapa cepat rambat gelombang jika suatu gelombang memiliki frekuensi 50 Hz dan panjang gelombang 0,4 m?

2 Pemahaman dan Penerapan

3 Menunjukkan amplitudo, puncak gelombang, dasar gelombang dan panjang gelombang pada gelombang transversal melalui grafik

simpangan terhadap posisi.

3). Gambarkan grafik simpangan terhadap posisi dari sebuah

gelombang transversal! Pada grafik, tunjukkanlah amplitudo, puncak gelombang, dasar gelombang dan panjang gelombang!

3 Analisis

4 Mengaplikasikan persamaan-persamaan yang ada untuk

menyelesaikan persoalan dalam gelombang transversal dan

gelombang longitudinal.

4). Sebuah slinki menghasilkan gelombang longitudinal dengan jarak antara pusat rapatan dan pusat renggangan yang berdekatan adalah 20 m. Jika frekuensi gelombang 60 Hz, tentukan cepat rambat

gelombang longitudinal ini! 5). Gelombang air laut mendekati pantai dengan cepat rambat 9 m/s. Jarak antara dua dasar gelombang yang berdekatan adalah 10 m. Tentukan:

a. frekuensi

b. periode gelombang

4 dan 5 Pemahaman dan Penerapan

b. Kuesioner Nilai Karakter Siswa

Kuesioner nilai karakter dalam penelitian ini bersifat tertutup atau telah disediakan alternatif jawaban. Kuesioner ini diberikan setelah kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen, untuk mengetahui nilai karakter siswa terhadap metode eksperimen. Untuk pembuatan kuesioner nilai karakter diperlukan kisi-kisi nilai karakter. Dari pendapat pendapat ahli yang telah dipaparkan pada bab landasan


(57)

teori, nilai karakter siswa saat melakukan eksperimen antara lain kerja sama, tanggung jawab, disiplin, jujur dan rasa ingin tahu. Kisi-kisi kuesioner nilai karakter dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini :

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Nilai Karakter Kelas Eksperimen

No Nilai Karakter

Indikator Pernyataan No

soal

1 Kerjasama a. siswa saling berdiskusi atau berkomunikasi dengan teman satu kelompok saat melakukan eksperimen b. siswa turut serta dalam

penyimpulan hasil eksperimen c. setiap siswa dalam

kelompok memegang peran/tugas khusus selama pelaksanaan eksperimen.

1. Saya senang dan selalu berdiskusi dengan teman kelompok saat melakukan eksperimen.

2. Saya ikut andil dalam menyimpulkan hasil eksperimen

3. Saya turut serta dalam pelaksanaan eksperimen.

1, 2, 3

2 Tanggung jawab

a. siswa melaksanakan dan menyelesaikan eksperimen hingga tuntas

b. siswa menyumbang gagasan saat melakukan eksperimen

c. semua siswa dalam kelompok

menggunakan/mencoba alat eksperimen

4. Saya melaksanakan eksperimen dan dapat menyelesaikannya 5. Saya ikut menyumbang

gagasan saat pelaksanaan eksperimen

6. Saya turut

menggunakan/mencoba alat dalam eksperimen

4, 5, 6

3 Disiplin a. siswa masuk kelas tepat waktu

b. siswa memulai eksperimen tepat waktu

c. siswa dapat menyelesaikan eksperimen sesuai waktu yang diberikan guru

7. Saya datang ke kelas tepat waktu

8. Saya memulai eksperimen tepat waktu

9. Saya menyelesaikan eksperimen tepat waktu

7, 8, 9

4 Kejujuran a. siswa mencatat data sesuai yang dilihat

b. siswa menyimpulkan hasil eksperimen berdasarkan data

c. siswa sungguh terlibat mengerjakan eksperimen dalam kelompok

10. Saya mencatat data sesuai dengan yang saya lihat 11. Saya menyimpulkan hasil

eskperimen berdasar hasil pengamatan

12. Saya sungguh terlibat mengerjakan eksperimen dalam kelompok

10, 11, 12


(58)

No Nilai Karakter

Indikator Pernyataan No

soal

5 Rasa ingin tahu

a. siswa bertanya pada teman atau guru

b. siswa mencari sumber lain selain apa yang dipelajari c. siswa mencoba lebih dari

yang diharuskan atau berkali-kali melakukan percobaan

13. Saya bertanya kepada guru atau teman

14. Saya mencari sumber lain selain apa yang saya pelajari

15. Saya mencoba-coba atau berkali-kali melakukan pengukuran dalam eksperimen 13, 14, 15

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Nilai Karakter Kelas Kontrol No Nilai

Karakter

Indikator Pernyataan No

Soal

1 Kerjasama a. siswa saling berdiskusi atau berkomunikasi dengan teman selama proses pembelajaran

b. siswa turut serta dalam penyimpulan materi yang disampaikan oleh guru. c. setiap siswa dalam

kelompok turut serta dalam mengerjakan tugas yang diberikan

1. Saya senang dan selalu berdiskusi dengan teman selama pembelajaran. 2. Saya ikut andil dalam menyimpulkan materi yang disampaikan oleh guru

3. Saya turut serta dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru

1, 2, 3

2 Tanggung jawab

a. siswa melaksanakan dan menyelesaikan tugas dari guru hingga tuntas b. siswa menyumbang

gagasan saat pembelajaran dalam kelas

c. semua siswa mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh.

4. Saya melaksanakan tugas dari guru dan dapat menyelesaikannya 5. Saya ikut menyumbang

gagasan saat pembelajaran didalam kelas

6. Saya mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh

4, 5, 6

3 Disiplin a. siswa masuk kelas tepat waktu

b. siswa mengerjakan tugas dari guru tepat waktu c. siswa dapat menyelesaikan

tugas yang diberikan tepat waktu

7. Saya datang ke kelas tepat waktu

8. Saya mengerjakan tugas dari guru tepat waktu 9. Saya menyelesaikan tugas

tepat waktu

7, 8, 9


(59)

No Nilai Karakter

Indikator Pernyataan No

soal

4 Kejujuran a. siswa mencatat sesuai dengan penjelasan guru b. siswa menyimpulkan materi

berdasarkan penjeasan guru c. siswa sungguh terlibat

mengerjakan tugas yang diberikan guru

10.Saya mencatat sesuai dengan yang disampaikan guru

11.Saya menyimpulkan materi yang saya pelajari berdasarkan penjelasan guru

12.Saya sungguh terlibat mengerjakan tugas yang diberikan guru

10, 11, 12

5 Rasa ingin tahu

a. siswa bertanya pada teman atau guru

b. siswa mencari sumber lain selain apa yang dipelajari c. siswa sering berlatih soal selain soal yang diberikan

13.Saya bertanya kepada guru atau teman

14.Saya mencari sumber lain selain apa yang saya pelajari

15.Saya mencoba-coba atau berkali-kali mengerjakan soal latihan

13, 14, 15

c. Lembar Observasi

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui nilai karakter siswa-siswi secara keseluruhan. Instrumen ini juga berfungsi sebagai data tambahan dari kuesioner nilai karakter yang telah dijawab oleh siswa. Aspek-aspek yang akan diamati selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Kerjasama 2. Tanggung Jawab 3. Disiplin

4. Kejujuran 5. Rasa Ingin Tahu H. Teknik Analisa Data

1. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Soal pretes dan posttes terdiri masing-masing 5 (lima) soal. Skor maksimal untuk masing-masing soal disesuaikan dengan bobot


(60)

soal. Rubrik pemberian skor (rubrik skoring) telah ditetapkan seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Rubrik skoring Item

No Indikator Skor

Skor maksimal

1a,1b

 Siswa tidak menulis jawaban

 Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan (tergantung tingkat kesalahan)

 Jawaban tuntas dan benar (contoh minimal satu) 0 1-3 5 5 2a, 2b,

 Siswa tidak menulis jawaban

 Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan (tergantung tingkat kesalahan)

 Jawaban tidak tuntas, tidak ada kesalahan.

 Jawaban tuntas dan benar

0 1-3 5 10 10 3

 Siswa tidak menulis jawaban

 Siswa menggambarkan grafik simpangan terhadap posisi

 Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan (tergantung tingkat kesalahan)

 Jawaban tuntas dan benar

0 2 4-8 10 10 4

 Siswa tidak menulis jawaban

 Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan (tergantung tingkat kesalahan)

 Jawaban tuntas dan benar

0 2-4

5 5

5a, 5b

 Siswa tidak menulis jawaban

 Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan (tergantung tingkat kesalahan)

 Jawaban tuntas dan benar (contoh minimal satu)

0 1-9

10

10

SKOR TOTAL 40

Skor hasil belajar siswa yaitu jumlah skor setiap siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali seratus.


(61)

1. Untuk mengetahui apakah metode ceramah dan metode eksperimen dapat meningkatkan hasi belajar digunakan:

a. Uji-T dependen dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk

mengetahui tes awal dan tes siswa yang diajar dengan metode ceramah.

b. Uji-T dependen dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk

mengetahui tes awal dan tes siswa yang diajar dengan metode eksperimen.

Cara perhitungan dengan menggunakan SPSS. Bila hasil perhitungan signifikan maka ada perbedaan antara pretest dan posttest (ada peningkatan hasil belajar) dan bila tidak signifikan maka tida ada perbedaan antara pretest dan posttest (tidak ada peningkatan hasil belajar)

2. Untuk membandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode ceramah dan metode eksperimen digunakan:

a. Uji-T independen dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk

mengetahui tes awal siswa yang diajar menggunakan metode ceramah dan siswa yang diajar menggunakan metode eksperimen.

b. Uji-T independen dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk


(62)

ceramah dan siswa yang diajar menggunakan metode eksperimen.

Cara perhitungan dengan menggunakan SPSS. Adanya perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang diajar menggunakan metode ceramah dan siswa yang diajar menggunakan metode eksperimen dapat dilihat dari apakah uji-t nya signifikan atau tidak.

2. Analisis Kuesioner Nilai Karakter

Untuk mengetahui nilai karakter siswa, peneliti menggunakan kuesioner nilai karakter. Mengukur nilai karakter siswa, peneliti menggunakan alat penilaian model skala Likert, yaitu dengan kriteria sebagai berikut:

Sangat Setuju – Setuju – Tidak Setuju – Sangat Tidak Setuju (4) (3) (2) (1)

Kuesioner berisi 15 butir pernyataan dengan 4 (empat) pilihan jawaban untuk mengukur nilai karakter siswa. Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Skor butir pernyataan bersifat positif.

a. Skor untuk setiap siswa

Skor minimal : 1 x 15 = 15 Skor maksimal : 4 x 15 = 60 Range : 60 – 15 = 45


(63)

b. Pembagian interval

Range dibagi dalam 4 interval, maka lebar interval adalah 45 : 4 = 11,2 dibulatkan menjadi 12.

Skor ini dikualifikasikan menjadi empat kategori, yaitu sangat tinggi (sangat baik), tinggi (baik), rendah (kurang) dan sangat rendah (sangat kurang). Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan nilai karakter siswa. Penentuan kategori hasil pengukuran dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.7 Penentuan kategori hasil pengukuran

No Skor peserta didik Kategori

1 51-62 sangat tinggi

2 39-50 tinggi

3 27-38 rendah

4 15-26 sangat rendah

3. Analisa Lembar Observasi Nilai Karakter a. Membuat transkrip data

Data dari lembar observasi dan video akan ditanskrip ke dalam bentuk tulisan (teks-naratif).

b. Kategorisasi Coding

Data-data yang sudah ditranskrip kemudian diberi tanda (coding). Coding diwujudkan dalam suatu kata yang menunjukkan isi dari bagian data tertentu. Data-data yang sama coding-nya, disatukan, sehingga peneliti tahu pola yang sering muncul. Pola


(64)

yang sama itu kemudian diberi nama dengan konsep tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

c. Mekanika mengerjakan data

Secara sederhana, peneliti akan memotong-motong data yang sudah diberi kode. Kemudian data yang berkode sama disatukan. Setelah disatukan, akan dibaca sekali lagi dan diberi nama dengan suatu kategori yang menyatukan isinya. Setelah itu kategori yang dekat disatukan dalam satu konsep yang sama. Langkah berikutnya peneliti mengurutkan konsep-konsep yang ditemukan. Langkah yang terakhir adalah menulis laporan secara lengkap berdasarkan konsep-konsep yang ditemukan(Suparno, 2010: 121-122).

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan

Pada tahap awal penelitian, peneliti membuat proposal penelitian. Didalam proposal, peneliti merencanakan penelitian yang akan dilakukan. Rencana yang telah disusun kemudian dipraktekkan oleh peneliti dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap refleksi. Secara rinci tahap-tahap tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan pelaksanaan penelitian meliputi:


(65)

b. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran di sekolah tempat penelitian.

c. Menentukan materi yang akan diajarkan.

d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). e. Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

Sebelum memberikan treatment, siswa diberikan pretest. Skor awal siswa digunakan sebagai variabel pertama. Pretest bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa mengenai materi gelombang. Setelah diadakan pretest, maka siswa akan diberikan treatment pengajaran dengan metode eksperimen. Tujuan metode ini untuk meningkatkan hasil belajar dan membentuk nilai karakter siswa. Treatment ini juga bertujuan untuk memacu siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. Treatment selesai dilaksanakan maka diadakan posttest sebagai tes akhir. Skor posttest digunakan sebagai variabel kedua dalam analisa data kuantitatif. Posttest bertujuan untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikan treatment.

3. Tahap Refleksi

Tahap refleksi ini merupakan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan penelitian ini. Sehingga dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki proses pembelajaran sebelumnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(66)

44 BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas XII IPA 1 dan siswa kelas XII IPA 2 SMAN 1 Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, dan dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2014 sampai dengan tanggal 06 Agustus 2014. Penelitian dilaksanakan pada saat jam pelajaran fisika berlangsung.

Pelajaran fisika untuk kelas XII IPA dilaksanakan sebanyak dua kali dalam seminggu. Untuk kelas XII IPA 1 pelajaran fisika diajarkan pada hari Senin dengan alokasi waktu 3 x 45 menit dan pada hari Rabu dengan alokasi waktu 3 x 45 menit, sedangkan untuk kelas XII IPA 2 pelajaran fisika diajarkan setiap hari Selasa dengan alokasi waktu 4 x 45 menit dan pada hari Rabu dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.

1. Sebelum Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan instrumen-instrumen yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Instrument penelitian yang digunakan terdiri dari instrument pembelajaran dan instrument pengambilan data. Instrument pembelajaran terdiri dari: RPP, LKS dan alat eksperimen berupa slinki, sedangkan instrument pengambilan data terdiri dari: soal pretest, soal posttest, kuesioner nilai karakter dan alat dokumentasi berupa kamera digital dan handphone.


(67)

Selain mempersiapkan berbagai instrument diatas, pada tanggal 14 Juni 2014 peneliti juga menemui pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat untuk mengantarkan surat ijin penelitian sekaligus meminta surat rekomendasi dari pihak Dinas Pendidikan Kutai Barat untuk melaksanakan penelitian di SMAN 1 Linggang Bigung. Setelah mendapatkan surat rekomendasi dari pihak Dinas Pendidikan, keesokan harinya yaitu pada tanggal 15 Juni 2014 peneliti menemui Kepala SMAN 1 Linggang Bigung untuk mengantarkan surat permohonan ijin pelaksanaan penelitian di sekolah tersebut beserta dengan surat rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kutai Barat. Kepala Sekolah secara langsung memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin dan memberikan waktu kepada peneliti untuk terus melaksanakan penelitian sampai tujuan dari penelitian benar-benar tercapai. Setelah bertemu dengan Kepala Sekolah, peneliti kemudian bertemu dengan guru mata pelajaran fisika, yaitu Ibu Yuliana Dimpudus. Beliau sempat melihat proposal yang telah disusun oleh peneliti dan menanyakan mengenai kesiapan instrument penelitian. Kemudian beliau menyampaikan bahwa untuk kelas XII IPA dibagi menjadi 3 kelas, yaitu XII IPA 1, XII IPA 2 dan XII IPA 3. Beliau memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di dua kelas yaitu di kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2.


(68)

2. Selama Pelaksanaan Penelitian

Berikut rincian kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas XII IPA 1 (kelas kontrol) seperti pada tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Rincian kegiatan penelitian di kelas XII IPA1(Kelas Kontrol)

No Hari/Tanggal Pukul Kegiatan

1 Senin, 21 Juli 2014

09.00 – 11.00 Peneliti didampingi oleh guru pamong berkenalan dengan para siswa dilanjutkan dengan pelaksanaan pretest.

2 Senin, 4 Agustus 2014

11.30 – 14.00 Peneliti mengajarkan materi gelombang berdasarkan arah perambatannya dengan metode ceramah.

3 Rabu, 6 Agustus 2014

09.00 – 11.15 1 x 45 menit pertama

digunakan untuk menampilkan video demonstrasi gelombang transversal dan gelombang longitudinal. 2 x 45 menit terkahir digunakan untuk pelaksanaan posttest dan pengisian kuesioner nilai karakter. Diakhir jam pelajaran peneliti sekaligus berterima kasih dan berpamitan kepada para siswa.

Penelitian tidak berjalan sesuai rencana karena alasan seperti berikut: a. Total keseluruhan siswa di kelas XII IPA 1 adalah 25 siswa.

Pada saat pelaksanaan pretest 3 siswa tidak masuk sekolah. b. Pada saat mengajar di kelas, 4 siswa tidak masuk sekolah. c. Pada saat pelaksanaan posttest, 3 siswa tidak masuk sekolah.

Berikut rincian kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas XII IPA 2 (kelas eksperimen) seperti pada tabel 4.2 :


(69)

Tabel 4.2 Rincian kegiatan penelitian di kelas XII IPA 2 (Kelas Eksperimen)

No Hari/Tanggal Pukul Kegiatan

1 Senin, 21 Juli 2014

11.00 – 13.00 Peneliti berkenalan dengan para siswa dilanjutkan dengan pelaksanaan pretest. 2 Selasa, 5

Agustus 2014

09.00 – 12.15 Peneliti mengajarkan materi gelombang berdasarkan arah perambatannya dengan metode eksperimen dan diakhir pembelajaran menunjukkan video demonstrasi gelombang transversal dan gelombang longitudinal

3 Rabu, 6 Agustus 2014

07.30 – 09.00 Pelaksanaan posttest dan pengisian kuesioner nilai karakter siswa. Diakhir jam pelajaran peneliti sekaligus berterima kasih dan berpamitan kepada para siswa.

Penelitian tidak berjalan sesuai rencana karena alasan seperti berikut: a. Total keseluruhan siswa di kelas XII IPA 2 adalah 27 siswa.

Pada saat pelaksanaan pretest 2 siswa tidak masuk sekolah karena mengikuti pelatihan paskibra

b. Pada saat mengajar di kelas, 5 siswa tidak masuk sekolah. Dua siswa tanpa tanpa keterangan dan tiga siswa ijin.

c. Pada saat pelaksanaan posttest, 2 siswa tidak masuk sekolah dengan keterangan ijin.


(70)

Adapun proses pelaksanaan penelitian dijelaskan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan Penelitiaan Pada Hari Senin 21 Juli 2014

Pada hari Senin ini, kegiatan belajar mengajar belum aktif dilaksanakan. Menurut keterangan pihak sekolah, kegiatan belajar mengajar di sekolah mulai aktif setelah libur lebaran yaitu mulai tanggal 4 Agustus 2014. Namun peneliti disarankan oleh kepala sekolah dan guru pamong untuk melaksanakan pretest terlebih dahulu dan kembali melanjutkan penelitian setelah libur lebaran usai karena sekolah juga sedang menyusun jadwal pelajaran dan siswa juga belum siap untuk belajar. Oleh sebab itu, peneliti melaksanakan pretest pada hari Senin 21 Juli 2014dalam pertemuan pertama dan kegiatan mengajar dilaksanakan atau dimulai pada pertemuan kedua.

Setelah tiba di sekolah terlebih dahulu peneliti menemui guru pamong, kemudian guru pamong mengantarkan peneliti ke kelas XII IPA 1. Guru pamong mengenalkan peneliti kepada para siswa dan menyampaikan tujuan kedatangan peneliti ke SMAN 1 Linggang Bigung. Guru pamong juga menyampaikan bahwa peneliti akan melaksanakan pretest dan meminta para siswa untuk menjawabnya dengan jujur. Setelah guru pamong mengenalkan peneliti kepada para siswa, guru pamong kemudian memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melanjutkan kegiatan penelitian. Meskipun sudah diperkenalkan oleh guru pamong, peneliti berinisiatif untuk mengenalkan diri secara pribadi kepada para siswa dan menyampaikan


(71)

tujuan kedatangan peneliti ke sekolah tersebut dilanjutkan dengan penyampaian kegiatan yang akan dilakukan pada hari tersebut.

Seusai mengenalkan diri, peneliti kemudian membagikan soal pretest kepada para siswa. Ketika semua siswa sudah mendapatkan soal pretest, peneliti meminta para siswa untuk mulai mengerjakan soal pretest. Selama pelaksanaan pretest, banyak siswa yang tampak kebingungan untuk mengerjakan soal pretest. Beberapa siswa terlihat melamun. Kegiatan pada hari pertama penelitian ini dikelas XII IPA 1 berlangsung selama ± 2 jam. Setelah para siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka, beberapa siswa mengeluh tidak bisa mengerjakan soal pretest karena alasan lupa dengan materi yang diteskan sebab materi tentang gelombang mereka terima saat di bangku menengah pertama. Setelah pelaksanaan pretest, peneliti menyampaikan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan setelah libur lebaran. Sebelum mengakhiri pertemuan, peneliti mengucapkan terima kasih atas partisipasi para siswa dalam pelaksanaan pretest. Pelaksanaan pretest di kelas XII IPA 1 (kelas kontrol) dapat dilihat pada gambar 4.1a dan 4.1b.


(72)

Gambar 4.1aPelaksanaan pretest di kelas XII IPA 1 (Kelas Kontrol)

Gambar 4.1b Pelaksanaan pretest di kelas XII IPA 1 (Kelas Kontrol)

Setelah pelaksanaan pretest di kelas XII IPA 1 berakhir, peneliti melanjutkan kegiatan penelitian dengan melaksanakan pretest di kelas XII IPA 2 (kelas eksperimen). Sebelum peneliti masuk ke kelas XII IPA 2, ternyata guru pamong sudah terlebih dahulu masuk ke kelas XII IPA 2 untuk menyampaikan kepada para siswa mengenai


(73)

maksud kedatangan peneliti ke SMAN 1 Linggang Bigung. Meskipun begitu, peneliti tetap mengenalkan diri secara langsung dan menyampaikan tujuan kedatangan peneliti ke sekolah tersebut. Peneliti juga menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada hari tersebut. Peneliti kemudian membagikan soal pretest kepada para siswa dan ketika semua siswa sudah mendapat lembar pretest, peneliti meminta para siswa untuk mulai mengerjakan soal pretest mereka masing-masing. Seperti di kelas sebelumnya, para siswa terlihat kebingungan dalam mengerjakan soal pretest. Beberapa siswa tampak melamun, ada siswa yang mengobrol sendiri dan ada siswa yang saling bercanda satu sama lain. Pelaksanaan pretest di kelas XII IPA 2 (kelas eksperimen) dapat dilihat pada gambar 4.2a dan 4.2b.

Gambar 4.2a Pelaksanaan pretest di kelas XII IPA 2 (Kelas Eksperimen)


(1)

117

Lampiran 20. Contoh Data Hasil Penelitian Pretest Kelas Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

119

Lampiran 21. Contoh Data Hasil Penelitian Posttest Kelas Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

121

Lampiran 22. Contoh Data Hasil Penelitian Kuesioner Nilai Karakter Kelas

Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

Lampiran 23. Contoh Data Hasil Penelitian Kuesioner Nilai Karakter Kelas