Belajar Belajar dan Pembelajaran Konstruktivisme

6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Belajar dan Pembelajaran Konstruktivisme

1. Belajar

Belajar merupakan istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar yang sesungguhnya tak pernah ada pendidikan Syah, 2003: 59. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang agar memiliki kemampuan berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Pada dasarnya, proses belajar dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi seseorang Pribadi,2009: 6. Pendapat tentang belajar pun berbeda-beda. Pendapat-pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Berikut beberapa pendapat para pakar pendidikan tentang belajar: Robert M. Gagne Pribadi,2009: 6 mengartikan belajar sebagai proses alami yang dapat membawa perubahan pada pengetahuan, tindakan dan perilaku seseorang. Robert Heinich dkk Pribadi,2009: 6 mengartikan belajar sebagai sebuah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terjadi manakala seseorang melakukan interaksi secara intensif dengan sumber-sumber belajar. Skinner Syah,2003: 64 berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi penyesuain tingkah laku yang berlangsung secara progresif. 7 Chaplin Syah,2003: 65 membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi : Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya: Belajar adalah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus. Hintzman Syah,2003: 65 berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Menurut Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme tersebut. Biggs Syah,2003: 67 mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan kuantitatif, rumusan institusional dan rumusan kualitatif. Secara kuantitatif ditinjau dari sudut jumlah belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak- banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa. Secara institusional tujuan kelembagaan, belajar dipandang sebagai proses validasi pengabsahan terhadap penguasaan siswa terhadap materi-materi yang telah dipelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Ukurannya ialah, semakin baik mutu mengajar yang dilakukan seorang guru maka akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian 8 dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai. Adapun tinjauan belajar secara kualitatif tinjauan mutu ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah- masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan diri si pembelajar. Perubahan yang dimaksud yaitu perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajar. Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru serta memberikan manfaat bagi individu itu sendiri dan juga bagi lingkungan Trianto, 2009: 16-17. Dari beberapa pendapat para pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang relatif menetap dan baik sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku seseorang tersebut dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, yaitu bertambahnya 9 pengetahuan tentang suatu hal, pemahaman, keterampilan dan perubahan sikap.

2. Pembelajaran