61.11, 78.47, dan 86,81. Data Hasil Observasi

Aspek KPS Pertemuan Rerata I II III IV Berkomunikasi 54,17 62,5 83,33 95,83 73,96 Persentase KPS 57,64 61.11 78,47 86,81 71,01 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa rerata keterampilan proses sains siswa setiap pertemuan menunjukkan perubahan yang semakin baik, dimana persentase rata-rata keterampilan proses sains siswa adalah 71,01. Persentase pertemuan I, II, III, dan IV masing-masing adalah

57.64, 61.11, 78.47, dan 86,81.

Pada pertemuan pertama proses mengamati yang dilakukan siswa belum begitu baik, masih banyak siswa yang belum memahami sepenuhnya dalam mengamati perubahan air kapur pada masing-masing tabung. Hal tersebut disebabkan karena praktikum yang dilakukan merupakan pengalaman baru bagi siswa. Akan tetapi pada pertemuan berikutnya sampai pada pertemuan terakhir mengalami peningkatan karena siswa sudah mulai terbiasa dengan proses pembelajaran yang berbasis praktikum. Peningkatanpun terjadi pada keterampilan proses sains interpretasi data walaupun siswa masih mengalami kesulitan dalam membedakan tekanan ketika balon ditarik dan dilepas. Kemudian siswa masih belum dapat menyimpulkan dengan baik, kesimpulan yang dibuat oleh siswa masih belum sesuai dengan praktikum yang dilakukan. Selanjutnya pada pertemuan ketiga dan keempat kelemahan siswa tersebut dapat diperbaiki. Hal ini sesuai dengan persentase yang semakin meningkat. Persentase keterampilan berhipotesa mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Masalah yang disajikan pada pembelajaran ini familiar dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dapat dengan mudah mengajukan hipotesisnya. Namun kesulitan siswa yaitu mengetahui dasar dari hipotesis yang diajukan. Berbeda dengan aspek merencanakan percobaan. Walaupun mengalami peningkatan setiap pertemuannya namun siswa belum dapat melakukan percobaan secara sistematis, walaupun sudah diberikan Lembar Kerja Siswa LKS sebagai pembimbing, ada siswa yang harus mengulang percobaannya karena prosedur yang dilakukannya kurang tepat, kelemahan yang lain yaitu siswa juga masih harus ditugaskan terlebih dahulu untuk mengembalikan alat dan bahan percobaan pada tempat semula. Keterampilan menerapkan konsep pada setiap pertemuan mengalami peningkatan pula. Keterampilan menerapkan konsep dilakukan pada saat proses pembelajaran. Secara keseluruhan mampu untuk menerapkan konsep yang telah siswa miliki pada saat pengisian lembar kerja siswa. Keterampilan berkomunikasi siswa pun mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk menjelaskan hasil percobaan yang telah dilakukan. Pada awalnya siswa sedikit kesulitan dalam menjelaskan percobaan dengan sistematis. Selanjutnya siswa mengalami kesulitan dalam mengubah data dalam bentuk tabel ke dalam bentuk grafik. Kemudian dalam proses diskusi tidak semua siswa dalam satu kelompok dapat berdiskusi, ada siswa yang melakukan kegiatan lain dan ada juga yang berdiskusi diluar materi diskusi. Akan tetapi pertemuan terakhir terlihat hampir semua siswa berdiskusi dengan siswa lain tentang materi yang dipelajarinya dan semua siswa telah aktif dalam menentukan konsep penting. Siswa juga telah aktif dalam menyimpulkan materi pelajaran.

C. Pembahasan

Berdasarkan pengujian hipotesis terhadap data pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan Uji-t menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol dengan t hitung lebih kecil dari t tabel , yaitu 1,97 1,99. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dan kontrol memiliki pengetahuan awal yang sama. Setelah diterapkan pendekatan inkuiri terstruktur pada kelompok eksperimen dan metode demonstrasi pada kelompok kontrol diperoleh skor

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Eksperimen Berorientasi Penilaian Kinerja Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Rotasi Benda Tegar

0 14 268

Analisis keterampilan proses sains siswa melalui pendekatan inkuiri pada konesp sistem koloid

3 8 137

Pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep suhu dan kalor (penelitian Quasi eksperimen di SMA 10 Tangerang)

4 20 134

Perbedaan Keterampilan Proses Sains Antara Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Dengan Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Konsep Fotosintesis (Kuasi Eksperimen Di Mts. Nurul Falah Sangiang Kota Tange

10 36 212

Pengaruh Metode Eksperimen Dengan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan

0 5 303

Pengaruh metode eksperimen diskusi terhadap keterampilan proses sains pada konsep gerak harmonik sederhana

17 89 0

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

2 25 63

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERSTRUKTUR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGETAHUAN SISTEM PERNAPASAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA.

0 0 1

PENGARUH INKUIRI TERBIMBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN - repository UPI S BIO 0909191 Title

0 0 4

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

0 0 11