Tujuan Pembelajaran Monohibrida dan Dihibrida

100 Lembar Kerja Siswa LKS Problem Posing Pertemuan Ke-4

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat soal berdasarkan metode problem posing 2. Siswa dapat menjawab soalpermasalahan yang sudah disampaikan 3. Siswa dapat menjelaskan tentang pewarisan golongan darah ABO, MN, dan Rhesus 4. Siswa dapat membuat diagram perkawinan golongan darah

B. TeoriSituasi

1. Ada tiga tipe golongan darah pada manusia, yaitu ABO, MN, dan rhesus.

a. Golongan Darah ABO

Golongan darah manusia dalam sistem ABO ditentukan oleh ada tidaknya antigen aglutinogen dan antibodi aglutinin dalam sel darah. Gen penentu golongan darah terletak pada kromosom autosom dan diberi simbol I Isohemaglutinogen sehingga alel-alelnya disimbolkan I A menghasilkan antigen A, I B menghasilkan antigen B, dan I O yang tidak menghasilkan antigen.

b. Golongan Darah MN

Penggolongan darah MN didasarkan pada ada tidaknya antigen dalam sel darah merah seseorang. Menurut para ahli, golongan darah MN ditentukan oleh gen yang mengandung dua alel. Satu alel menentukan faktor M dan yang lainnya menentukan faktor N. Jadi, orang yang bergenotip MM akan bergolongan darah M. Golongan darah N mempunyai genotip NN, sedangkan golongan darah MN mempunyai genotip MN.

c. Golongan Darah Rhesus

Golongan darah ini dipengaruhi oleh ada tidaknya faktor rhesus antigen Rh pada sel darah seseorang. Seseorang yang mengandung antigen Rh pada eritrositnya disebut Rh + rhesus positif. Sedangkan, yang tidak mempunyai antigen rhesus disebut Rh – rhesus negatif. Seseorang yang mengandung antigen rhesus pada darah merahnya Rh + tidak dapat membentuk antibodi yang melawan antigen Rh – . Antibodi terhadap rhesus akan terbentuk pada orang yang bergolongan darah Rh – . Jadi, jika orang bergolongan darah Rh – diberi transfusi darah dari orang bergolongan darah Rh + , maka pada darah penerima tersebut akan membentuk antibodi yang melawan antigen rhesus. 2. Diketahui Nina menikah dengan Anton. Golongan darah Nina adalah A dan Anton bergolongan darah AB. 101 C. Tugas Buatlah soal dan jawaban berdasarkan teorisituasi di atas D. Soal dan Jawaban 1. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………… 2. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………… ……………………………………………………………………………… ………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………… 102 MODUL MATERI PROSES PEWARISAN SIFAT

A. Monohibrida dan Dihibrida

1. Persilangan Monohibrida

Persilangan dua individu dengan satu sifat beda disebut dengan monohibrida. Monohibrida terbagi menjadi dua, yaitu dominan penuh dan dominan tidak penuh. Suatu persilangan disebut dominan penuh apabila pada keturunannya sifat dominan menguasai sifat resesif. Contoh: Persilangan antara biji kacang polong berwarna kuning dengan biji kacang polong berwarna hijau, dihasilkan biji kacang polong berwarna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa warna kuning bersifat dominan, dan hijau bersifat resesif. Skema persilangannya: P : kacang polong berwarna kuning × kacang polong berwarna hijau Fenotip : Kuning × Hijau Genotip : KK × kk Gamet : Kk Kk Jika hanya satu sifat beda, homozigot bisa ditulis satu huruf saja F1 : Kk, Kk Fenotip keseluruhan adalah biji kacang polong berwarna kuning. Jika F1 disilangkan dengan F1, skema persilangannya adalah: F2 : F1 × F1 Fenotip : Kuning × Kuning Genotip : Kk × Kk Gamet : K × K k × k Hasil : KK, Kk, Kk, kk Dengan salah satu induk yang bersifat dominan, diperoleh perbandingan biji warna kuning : hijau = 3:1. Dominan tidak penuh terjadi jika kedua gen induk saling mempengaruhi sehingga menghasilkan sifat antara. Sebagai contoh adalah persilangan antara tanaman bunga pukul empat mirabilis jalapa warna merah homozigot genotip MM dengan bunga pukul empat warna putih genotip mm, diperoleh tanaman F1 heterozigot berbunga warna merah jambu genotip Mm. Jika tanaman F1 disilangkan dengan F1, diperoleh keturunan F2 yang memperlihatkan Persilangan Persilangan dengan satu sifat beda monohibrid Persilangan dengan dua sifat beda dihibrid Dominan penuh Dominan tidak penuh intermediet 103 perbandingan fenotip merah : merah jambu : putih = 1 : 2 : 1. Perbandingan ini diperoleh karena sifat merah yang tidak dominan penuh terhadap sifat putih, disebut dengan sifat intermediet, dan warna merah muda disebut warna intermediet. Tanaman bunga merah MM dan bunga putih mm merupakan galur murni karena memberikan keturunan yang selalu tetap. Galur murni adalah garis keturunan yang bergenotip homozigot untuk semua sifat unggul. Untuk lebih jelasnya, pahami bagan persilangan berikut: P : MM × mm : merah × putih Gamet : M × m F1 : Mm : Merah muda F2 : F1 × F1 Mm × Mm Gamet : M × M m × m F2 : MM merah Mm merah muda Mm merah muda mm putih Perbandingan fenotip warna merah : merah muda : putih adalah 1 : 2 : 1.

2. Persilangan Dihibrida

Persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda ini disebut dengan persilangan dihibrida. Misalnya, beda antara bentuk dan warna biji kapri. Jika disilangkan antara tanaman kapri biji bulat warna kuning homozigot BBKK dengan tanaman kapri biji kerut warna hijau homozigot bbkk. Dihasilkan semua tanaman F1 dihibrida adalah sama, yaitu berbiji bulat kuning BbKk. B : sifat bulat, K : sifat kuning, b : sifat kerut dan k : sifat hijau. Bila disilangkan antara F1 dengan F1, maka dihasilkan keturunan F2 yang memperlihatkan 16 kombinasi yang terdiri atas 4 macam fenotip, yaitu berbiji bulat kuning, bulat hijau, kerut kuning, dan kerut hijau. Perhatikanlah bagan persilangan berikut: P : BBKK × bbkk bulat, kuning × kerut, hijau Gamet : BK × bk F1 : BbKk F2 : F1 × F1 BbKk × BbKk Gamet : BK × BK Bk × Bk bK × bK bk × bk 104 Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh kemungkinan genotip dan fenotipnya. Individu yang mengandung gen B mempunyai biji bulat, sedangkan individu yang mengandung K memiliki biji berwarna kuning. Oleh karena itu, terdapat empat fenotip pada F2, yaitu: 1 bulat-kuning : nomor 1,2,3,4,5,7,9,10,13 2 bulat-hijau : nomor 6,8,14 3 keriput-kuning : nomor 11,12,15 4 keriput-hijau : nomor 16 Genotip BBKK mempunyai sifat homozigot dominan, disebut galur murni dominan. Sedangkan, genotip bbkk bersifat homozigot resesif, disebut galur murni resesif. Perbandingan fenotip F2 adalah bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau adalah 9 : 3 : 3 : 1.

B. Penerapan Pewarisan Sifat pada Tumbuhan dan Hewan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bandar Lampung)

3 22 35

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

2 12 51

BAB Ix

0 2 2

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 2 KARANGANYAR KABUPATEN DEMAK

0 11 267

PENERAPAN PENDEKATAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BERBAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR

0 5 12

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA POKOK BAHASAN BALOK Pengaruh Pendekatan Problem Posing Pada Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pokok Bahasan Balok Kelas Viii Smp Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 12

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA POKOK BAHASAN BALOK Pengaruh Pendekatan Problem Posing Pada Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pokok Bahasan Balok Kelas Viii Smp Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Pendekatan Problem Posing Pada Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pokok Bahasan Balok Kelas Viii Smp Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 6

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Kuasi Eksperimen di Kelas IV SDN 2 Kota Serang Kecamatan Serang.

1 3 49

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS IX IPA SMA NEGERI PATIKRAJA

0 0 16