Uji Hipotesis Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penulisan

1. Sejarah Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri BSM berdiri sejak tahun 1999 karena krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti BSB yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri Persero pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menerapkan PT Bank Mandiri Persero sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 124KEP.BI1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 11KEP.DGS1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

2. Visi dan Misi

Visi Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia Misi a Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan; b Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM; c Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat; d Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dan e Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

3. Produk PT Bank Syariah Mandiri

PT Bank Syariah Mandiri saat ini telah memiliki beragam produk baik dari sisi penghimpunan ataupun pembiayaan. PT Bank Syariah Mandiri membaginya kedalam dua kaegori, yaitu Consumer Banking dan Business Banking. Tabel 4.1 Jenis Produk PT Bank Syariah Mandiri Consumer Banking Business Banking Tabungan  Tabungan BSM  BSM Tabungan Berencana  BSM Tabungan Simpatik  BSM Tabungan Investa Cendikia  BSM Tabungan Dollar  BSM Tabungan Kurban  BSM Tabungan Pensiun  BSM Tabunganku Small Banking  Pembiayaan Usaha Kecil  KUR Linkage  KUR Retail  Pembiayaan Linkage Giro  BSM Giro  BSM Giro Valas  BSM Giro Singapore Dollar  BSM Giro Euro Deposito  BSM Deposito  BSM Deposito Vallas Corporate  Treasury International  Pembiayaan  Cash Management  Pendanaan  Sindikasi Layanan BSM Priority Pembiayaan Konsumer  BSM Implan  Pembiayaan Peralatan Kedokteran  Pembiayaan Edukasi BSM  Pembiayaan Kepada Pensiunan  Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan  Pembiayaan Griya BSM  Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi  Pembiayaan Kendaraan Bermotor Commercial  Pembiayaan  Pembiayaan Khusus  Produk Jasa  Pendanaan  Cash Management Produk Jasa  Jasa Produk  Jasa Operasional  Jasa Investasi Emas  BSM Gadai Emas  BSM Cicil Emas Micro Banking  Pembiayaan Warung Mikro  KUR Mikro Haji dan Umrah  Tabungan Mabrur  Pembiayaan Umrah  Pembiayaan Talangan Pendaftaran Haji Reguler dan Khusus  Tabungan Mabrur Junior

B. Pembahasan Hasil Pre-Test

Pre-Test perlu dilakukan dalam setiap penulisan agar penulis dapat mengetahui indikator-indikator yang relevan dengan variabel yang diteliti. Apabila ditemukan indikator yang tidak relevan dengan variabel yang diteliti, maka indikator tersebut akan dieliminasi. Penulis memberikan 20 dua puluh kuesioner dan beberapa cenderamata kepada responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan. Bagi indikator yang memiliki nilai anti image dibawah 0,500, KMO dibawah 0,500, dan nilai signifikansi Barlett’s Test of Sphericity lebih besar dari 0,050, maka penulis akan melakukan revisi terhadap indikator-indikator tersebut agar diperoleh nilai yang diinginkan. 1. Uji Validitas Sebuah indikator dapat dikatakan valid apabila nilai KMO melebihi 0,500 dan nilai signifikansinya tidak melebihi 0,05. Setelah dilakukan pengukuran uji validitas, maka diperoleh nilai yang dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Variabel Penelitian Dimensi K-M-O Measure of Sampling Adequacy Nilai signifikansi Barlett’s Test of Sphericity Total Variance Explained Kualitas Kelebihan 0.849 0.000 73.539 Merek Atribut 0.738 0.002 60.681 Nilai 0.653 0.034 52.480 Harga Referensi Internal 0.660 0.20 63.271 Pelayanan Tangible 0.702 0.000 61.105 Responsiveness 0.690 0.000 73.940 Keputusan Pembelian Pengenalan Masalah 0.781 0.000 94.930 Pencarian Informasi 0.654 0.029 61.929 Evaluasi Alternatif 0.750 0.000 71.646 Keputusan Pembelian 0.735 0.000 79.285 Sumber: Diolah Penulis Berdasarkan hasil yang telah diperoleh melalui proses uji validitas, diketahui bahwa tidak ada variabel yang mempunyai nilai dibawah ambang batas validitas. Secara keseluruhan, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecukupan variabel sudah baik. Selanjutnya, dalam uji nilai signifikansi Barlett’s Test of Sphericity, dalam keseluruhan variabel memperoleh nilai dibawah 0.050. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas keseluruhan variabel terdapat korelasi yang signifikan antar item di dalam variabelnya masing-masing. Setelah dilakukan uji validitas terhadap variabel-variabel tersebut, penulis melanjutkan uji validitas terhadap indikator-indikatornya dengan menggunakan uji anti-image correlation matrix. Nilai untuk indikator yang sesuai untuk

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Di Medan

17 132 126

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan

0 28 248

Pengaruh kualitas produk terhadap minat nasabah pada produk Bank Syariah Mandiri Cabang Tangerang

7 25 171

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sepeda motor Honda (studi kasus pengguna sepeda motor Honda di wilayah kelurahan Bintaro Jakarta Selatan)

0 11 190

ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PELAYANAN, DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HOTEL SYARIAH Analisis Pengaruh Harga , Kualitas Pelayanan, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Hotel Syariah (Studi Pada Pelanggan Hotel Syariah Di Surakarta).

0 2 14

ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PELAYANAN, DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HOTEL SYARIAH Analisis Pengaruh Harga , Kualitas Pelayanan, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Hotel Syariah (Studi Pada Pelanggan Hotel Syariah Di Surakarta).

0 4 16

PENGARUH TESTIMONI DALAM PERIKLANAN TERHADAP KEPERCAYAAN MEREK BANK SYARIAH MANDIRI : Survei pada Nasabah Bank Syariah Mandiri Followers @syariahmandiri.

3 16 67

PENGARUH AGAMA, PRODUK, DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MENGGUNAKAN JASA BANK SYARIAH MANDIRI PADANG.

16 95 6

PENGARUH PRODUK, PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN NASABAH BANK SYARIAH MANDIRI PURWOKERTO

0 2 18

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH BANK SYARIAH MANDIRI PURWOKERTO

1 0 16