Minat, Profesi Guru dan Kompetensi Keguruan

4. Guru sebagai rekan seprofesi. Winkel, 1987:110

4. Minat, Profesi Guru dan Kompetensi Keguruan

a. Minat 1 Pengertian Minat Minat menunjukkan kegemaran, hal-hal yang disukai dan perasaan tertarik pada bidang pekerjaan tertentu. Minat terhadap bidang tertentu ini penting sekali artinya. Sebab tanpa minat terhadap pekerjaan yang dilakukan orang tidak mungkin berkembang dan merasa senang, walaupun sebenarnya ia mampu melaksanakannya. Sering kali minat sendiri belum cukup disadari dan anak hanya mengikuti dorongan dari orang tua atau hanya ikut- ikutan dengan teman Gilarso, 1996:71. Menurut Sukardi 1988:62, minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan, dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan- kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Minat adalah penting dalam pengambilan pilihan terhadap suatu jabatan tertentu. Dalam suatu hal, anda mungkin akan merasa lebih puas dengan suatu pekerjaan jika aktifitas kerja anda adalah menarik hati anda. Dewa Ketut Sukardi, 1986 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Macam-macam Minat a Minat yang Diekspresikan Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa ia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara, dalam mengumpulkan perangko, dan mengumpulkan mata uang logam. b Minat yang Diwujudkan Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktifitas tertentu. Misalnya siswa dapat ikut serta menjadi anggota klub musik, drama, sain, dan matematika. Hobi dan asosiasi dengan siswa yang lain dalam aktivitas kelompok dan organisasi remaja adalah suatu cara untuk mewujudkan minat-minatnya. c Minat yang Diinventarisasikan Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Sukardi, 1988:62 3 Teori Trait-Factor Apabila kita meninjau kepribadian individu dari segi yang bersifat khusus, maka kita akan membahas faktor saling keterkaitan, khususnya dengan teori kepribadian, konseling, dan pemilihan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jabatan. Teori ini biasanya dikenal dengan tori Trait-Factor yang memiliki pengaruh yang kuat terutama dalam penelitian dan pengukuran bakat dan minat. Dalam istilah yang sederhana, tori Trait-Factor berpegang pada: a Orang memiliki sikap yang berbeda-beda, ialah memisahkan komponen-komponen individu. Sifat-sifat itu stabil setelah masa adolesen dan tinggal relatif tetap. b Jabatan memerlukan seperangkat sifat-sifat dan karakteristik yang unik. Juga, keberhasilan orang dalam jabatan tertentu memerlukan perpaduan di antara bakat, minat dan temperamen. c Tes yang objektif mengukur sifat-sifat individu dan merupakan garapan pada yang mengidentifikasikan komponen sifat-sifat pekerja dalam jabatan-jabatan tetentu, dapat memberikan suatu dasar bagi keberhasilan. Sukardi, 1988:62 b. Profesi Guru Istilah Profesi menurut Arikunto 1990:231 merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan nafkah. Ciri-ciri profesi menurut Robert W. Richey dalam Suharsimi Arikunto, 1990:235: 1 Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan kepentingan pribadi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya, 3 memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan, 4 memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap, dan cara kerja, 5 membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi, 6 adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya, 7 memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian, 8 memandang profesi sebagai suatu karir hidup dan menjadi seorang anggota yang permanen. Sementara itu, guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, dapat diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mata pencahariannya mengajar. Sedangkan menurut MC Leod 1989, guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. UUSPN tahun 1989 Bab VII Pasal 27 ayat 3 menyebutkan bahwa guru yaitu tenaga pendidik Syah, 2002:223. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaharuan kurikulum, pengadaan alat-alat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan posisi guru dalam dunia pendidikan Syah, 2002:223. Guru harus menyadari peranan yang dipegangnya dalam pertemuan dengan siswa. Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena disatu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman; di lain pihak guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan, mengadakan koreksi, menegur dan menilai. Kepribadian guru seolah-olah terbelah menjadi dua bagian: di satu pihak bersikap empatik, di lain pihak bersikap kritis; di satu pihak menerima, di lain pihak menolak Winkel, 1987:110. Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Di samping ia berperan sebagai pembimbing dan pembantu, guru juga sebagai panutan. Mengenai pentingnya kepribadian guru, seorang psikolog terkemuka, Prof. Dr. Zakiah Dradjat 1982 dalam Syah, 2002:225 menegaskan: Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil dan mereka yang sedang mengalamai kegoncangan jiwa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Karakteristik kepribadian guru yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya meliputi Syah, 2002:226: 1 Fleksibilitas Kognitif Guru Fleksibilitas kognitif keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia juga memiliki daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Guru yang fleksibel selalu berpikir kritis. Berpikir kritis ialah berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat yang dipusatkan pada pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu, dan melakukan atau menghindari sesuatu. 2 Keterbukaan Psikologis Pribadi Guru Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediaannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya antara lain siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Keterbukaan psikologis sangat penting bagi guru mengingat posisinya sebagai anutan siswa. Keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Keterbukaan psikologis juga diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan antarpribadi guru dan siswa yang harmonis, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan. b. Kompetensi Keguruan. Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Kompetensi guru menurut Barlow 1985 merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggungjawab dan layak. Kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Dalam menjalankan kewenangan profesionalnya, guru dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan yang bersifat psikologis, yang meliputi Syah, 2002:230: 1 Kompetensi Kognitif kecakapan ranah cipta Pengetahuan dan keterampilan ranah cipta dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori. Pertama, kategori pengetahuan kependidikankeguruan yang meliputi pengetahuan pendidikan umum yaitu segenap pengetahuan kependidikan yang tidak langsung berhubungan dengan proses belajar-mengajar, sedangkan ilmu pendidikan khusus berhubungan dengan praktek pengelolaan PBM. Kedua, kategori ilmu pengetahuan materi bidang studi. Ilmu pengetahuan materi bidang studi meliputi semua bidang studi yang akan menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Penguasaan atas pokok-pokok bahasan materi pelajaran yang terdapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam bidang studi yang menjadi bidang tugas guru adalah mutlak diperlukan. 2 Kompetensi Afektif kecakapan ranah rasa Kompetensi ranah afektif guru bersifat tertutup dan abstrak, sehingga amat sukar untuk diidentifikasi. Kompetensi ranah ini meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi seperti: cinta, benci, senang, sedih, dan sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain. Namun demikian, kompetensi afektif yang paling penting adalah sikap dan perasaan diri yang berkaitan dengan profesi keguruan. 3 Kompetensi psikomotor kecakapan ranah karsa Kompetensi psikomotor guru meliputi segala keterampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar. Guru yang profesional memerlukan penguasaan yang prima atas keterampilan sejumlah ranah karsa yang langsung berkaitan dengan bidang studi garapannya.

B. Kajian Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Dokumen yang terkait

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

0 3 208

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

0 5 206

Pengaruh prestasi PPL dan aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

0 2 166

Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 146

Hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2003-2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 109

Jiwa kewirausahaan mahasiswa Universitas Sanata Dharma ditinjau dari kultur keluarga, program studi, dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

0 0 144

Hubungan mata kuliah kewirausahaan, teman sebaya dan jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha. Studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

0 0 113

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2003-2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 107

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK MAHASISWA DENGAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU

0 1 197