14
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan
1. Deskripsi Teori
a. Pembelajaran Kimia Belajar menurut Suyono Hariyanto 2014 adalah suatu aktivitas atau
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengkokohkan kepribadian. Dalam konteks
menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman
experience. Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan knowledge atau a body of knowledge. Gagne dalam Dahar 2006
mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dihasilkan dari pengalaman
dengan lingkungan, yang di dalamnya terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus dan respon-respon. Berbeda dengan pendapat Baharudin
Wahyuni 2007, belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik
perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Pembelajaran menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Suprihatiningrum 2016
mengemukakan bahwa pembeajaran merupakan serangkaian kegiatan yang
15 melibatkan informasi dan lingkungan disusun secara terencana untuk
memudahkan peserta didik dalam belajar. Lingkungan yang dimaksud tidak hanya berupa tempat ketika pembelajaran itu tetapi juga metode, media, dan peralatan
yang diperlukan untuk menyampaikan informasi. Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu peserta didik agar dapat menerima
pengetahuan yang diberikan dan membantu memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Kimia adalah salah satu cabang yang paling penting dari ilmu pengetahuan yang memungkinkan peserta didik untuk memahami apa yang terjadi di sekitar
mereka. Topik kimia umumnya berdasarkan struktur materi, dan merupakan pelajaran yang sulit bagi sebagian besar peserta didik. Kurikulum kimia umumnya
menggabungkan banyak konsep-konsep abstrak, yang menjadi pusat pembelajaran lebih lanjut untuk pelajaran kimia maupun ilmu alam lainnya. Konsep-konsep
abstrak tersebut sangat penting karena teori-teori dalam pelajaran kimia tidak dapat dengan mudah dipahami, jika konsep-konsep yang mendasari tidak cukup
dipahami oleh peserta didik. Kimia sifatnya sangat konseptual, jika dengan pemahaman yang benar akan menuntun peserta didik memahami secara
keseluruhan keterkaitan konsep-konsep tersebut. Namun, banyak konsep yang dapat diperoleh dengan hafalan, hal ini sering terlihat pada soal ujian untuk me-
recall suatu konsep sehingga, masih banyak ditemukan bukti kesalahpahaman dari belajar menghafal Sirhan , 2007.
Menurut Slavin 2008 dalam Taqwima, Ashadi, Utami 2013, kimia merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang diajarkan di SMA. Kimia