52
dokumen profil sekolah, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil capaian kompetensi siswa selama proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
Observasi dilakukan secara menyeluruh dan bertahap dengan indikator- indikator yang sesuai dengan aspek-aspek kecerdasan linguistik yang nampak
dari diri siswa saat proses pembelajaran di dalam kelas. Wawancara digunakan untuk memperdalam dan memperkuat informasi yang diperoleh yang dilakukan
kepada siswa yang menurut hasil observasi memiliki kecerdasan linguistik yang rendah daripada yang lain saat pembelajaran di dalam kelas. Teman sebaya
menjadi salah satu informan yang mendukung informasi yang diperoleh peneliti. Siswa yang diwawancara adalah teman satu kelas yang dekat dengan
siswa sehingga mengerti karakter dan sifat sehari-hari di sekolah. Guru pun menjadi informan pendukung sebagai penguat dari informasi yang didapatkan
dari siswa dan teman sebayanya. Guru pun menjadi salah satu sumber informasi mengenai strategi ataupun cara-cara yang digunakan untuk mengajar siswa dan
program-program yang menunjang yang terdapat di sekolah. Melalui wawancara tersebut dapat diketahui pula strategi mengajar dan pengaruh guru
terhadap siswa di dalam proses pembelajaran di sekolah serta pengaruh program-program penunjang yang ada di sekolah terhadap perkembangan
kecerdasan linguistik siswa.
53
C. Deskripsi Siswa
Siswa kelas IV SD Negeri Kotagede 5 berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Siswa kelas IV SD Negeri
Kotagede 5 masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil observasi awal terdapat siswa 6 siswa yang memiliki
kecerdasan linguistik yang rendah. Siswa tersebut yaitu IGR, R, ARR, AZ, MIM, dan SDA. Siswa IGR, ARR, AZ, dan MIM sering tidak memperhatikan
ketika melakuka kegiatan menyimak. Keempat siswa tersebut ketika melakukan kegiatan membaca masih belum lancar dan sering salah mengucapkan istilah
kata asing. Ketika melakukan kegiatan menulis karya tertulis keempat siswa itu masih sangat membutuhkan bimbingan guru. Siswa R dan SDA sangat jarang
sekali melakukan kegiatan berbicara di kelas. Setiap guru bertanya kepada R dan SDA, siswa tersebut hanya menjawab dengan pelan dan terkadang tidak
menjawab. Siswa R dan SDA kurang tertarik melakukan kegiatan berbicara sehingga cenderung berdiam diri di kelas.
D. Hasil Penelitian
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya Kecerdasan linguistik
siswa kelas IV SD N Kotagede 5 Yogyakarta
Kecerdasan linguistik dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari
pengaruh lingkungan sekitarnya.
54
a. Kondisi Fisik
Kondisi fisik dapat diamati dari kemampuan mata, telinga, alat ucap, dan tangan yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Selain
itu dapat dilihat dengan kemampuan siswa dalam menggunakan alat inderanya ketika melakukan kegiatan menyimak, berbicara, membaca
dan menulis. Kondisi mata siswa yang sehat, maka siswa mampu melihat dan membaca dengan benar. Kondisi telinga berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam mendengarkan. Kondisi alat ucap berhubungan dengan kemampuan siswa dalam berbicara. Kondisi
tangan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menulis tanpa mengalami suatu kendala. Siswa mampu mengerjakan tugas tertulis,
sehingga siswa akan memanfaatkan tangan, mata dan indera lain untuk menyelesaikan tugas dan ketika siswa mendapatkan tugas untuk
berdiskusi, tanya jawab, dan percobaan, siswa mampu memanfaatkan alat gerak, mulut, mata dan indera lain untuk menyelesaikannya
dengan baik. Hasil observasi menunjukkan bahwa kondisi fisik sebagian
besar siswa meliputi mata, alat ucap, telinga dan tangan baik sehingga siswa mampu melakukan kegiatan mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis. Ada satu anak bernama IGR yang terkadang memakai kacamata. Anak tersebut agak kesulitan ketika melakukan
kegiatan membaca tulisan yang kecil. Ketika menulis soal bahasa Indonesia berupa melengkapi kata dalam suatu paragraf yang ada di