Disney melakukan kerjasama dengan Technicolor untuk membuat kartun animasi berwarna untuk pertama kalinya yang berjudul Flowers and Trees pada tahun
1931. Technicolor sudah menawarkan teknologi 3 warna sebelumnya, tetapi para produser selain Disney lebih memilih teknologi 2 warna.
Berbagai macam teknologi perfilman semakin banyak diterapkan pada proses pembuatan kartun animasi, seperti teknologi multiplane camera,
stereophonic sound pada kartun animasi Disney yang berjudul Fantasia di tahun,
dan selanjutnya teknologi 3D mulai diterapkan. Sekarang, proses pembuatan kartun animasi lebih banyak menggunakan komputer, memberikan lebih banyak
kemudahan pada animator dibandingkan saat menggunakan cara tradisional.
2.3 Hakikat Model Pembelajaran Tematik
2.3.1 Istilah dan Pengertian Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang direncanakan berdasarkan tema-tema tertentu. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan
kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak kepada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang
tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang menfasilitasi siswa secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan
rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka. Trianto, 2011:147
Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk dalam salah satu tipejenis dari model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada
dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Depdiknas, 2006:5. Istilah model pembelajaran terpadu sebagai konsep sering dipersamakan
dengan integrated teaching and learning, integrated curriculum approach, a coherent curriculum approach.
Jadi berdasarkan istilah tersebut, maka pembelajaran terpadu pada dasarnya lahir salah satunya dari pola pendekatan
kurikulum yang terpadu integrated curriculum approach. Definisi mendasar tentang kurikulum terpadu dikemukakan oleh Humphreys
dalam Trianto 2011:148. Studi terpadu adalah studi di mana para siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan mereka dalam berbagai mata pelajaran yang
berkaitan dengan aspek-aspek tertentu dari lingkungan mereka. Ia melihat pertautan antara kemanusiaan, seni komunikasi, ilmu pengetahuan alam,
matematika, studi sosial, musik dan seni. Ketrampilan pengetahuan dikembangkan dan diterapkan di lebih dari satu wilayah studi.
Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebutkan kurikulum terpadu adalah kurikulum interdisipliner. Kurikulum interdisipliner didefinisikan sebagai
organisasi kurikulum yang melintasi batas yang komprehensif atau studi luas yang menggabungkan berbagai segmen kurikulum ke dalam asosiasi yang bermakna.
Indrawati, 2009:18. Kurikulum interdisipliner sebagai pandangan mengenai pengetahuan dan
pendekatan kurikula yang menerapkan metodologi dan bahasa dari lebih satu disiplin ilmu untuk mengkaji tema, isu, permasalahan, topik atau pengalaman
sentral. Kurikulum interdisipliner sebagai kurikulum yang memadukan beberapa mata pelajaran ke dalam sebuah objek aktif karena dengan cara itulah siswa
menemukan mata pelajaran ang digabungkan dengan dunia nyata dalam satu aktivitas.
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan tersebut, pada dasarnya mendukung bahwa kurikulum terpadu adalah pendekatan edukasional yang
mempersiapakan siswa untuk mengahadapi pembelajaran seumur hidup. Terdapat kepercayaan yang kuat di antara mereka yang mendukung integrasi kurikulum,
bahwa sekolah harus memandang pendidikan sebagai proses mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan dalam kehidupan, bukan mata pelajaran yang
discrete yang terbagai dalam departemen yang beda. Secara umum seluruh
definisi kurikulum terpadu atau kurikulum interdisipliner mencakup 1 kombinasi mata pelajaran, 2 penekanan pada proyek, 3 sumber di luar buku
teks, 4 terkait antar konsep, 5 unit-unit tematis sebagai prinsip-prinsip organisasi,6 jadwal yang fleksibel, 7 pengelompokan siswa yang fleksibel
Indrawati, 2009:18-19 Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep yang menggunakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan konsep-konsep secara terkoneksi baik secara inter maupun antar-mata pelajaran. Terjalin hubungan antar setiap konsep secara
terpadu, akan menfasilitasi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mendorong siswa untuk memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan pengalaman nyata. Dengan demikian, sangat dimungkinkan hasil belajar yang diperoleh siswa akan
lebih bermakna dibandingkan jika hanya dengan cara drill merespons tanda-tanda atau signal dari guru yang diberikan secara terpisah-pisah.
Apabila dikaitakan dengan tingkat perkembangan anak, pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang merhatikan dan menyesuaikan
pemberian konsep sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Pendekatan berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar
pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Depdikbud, 1996 dalam Prabowo, 2000.
Pengajaran terpadu pada dasar dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran kedalam satu tema. Jadi
demikian, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran yang disajikan tiap pertemuan.
Sukandi, 2001:3. Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu
pendekatan belajar mengajar yang melibatakan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakan
karena dalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannnya
dengan konsep lain yang mereka pahami. Pembelajaran terpadu akan terjadi jika kejadian yang wajar atau eksplorasi
suatu topik merupakan inti dari dalam pengembangan kurikulum. Dengan berperan secara aktif dalam eksplorasi tersebut siswa akan mempelajari materi
ajar dan proses belajar beberapa bidang studi secara bersamaan.
Keuntungan pembelajaran tematik yaitu memudahkan pemusatan perhatian pada suatu tema tertentu, siswa mampu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara isi mata pelajaran dalam tema yang sama, pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan,
kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa, lebih dapat dirasakan manfaat
dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas, siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk
mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain, guru dapat menghemat waktu sebab mata
pelajaran yang disajikan secara tematik dapat di persiapkan sekaligus, dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan dan waktu selebihnya dapat
dimanfaatkan untuk remedial, pematapan, atau pengayaan materi. Panduan KTSP, 2007:253
Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan
beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari suatu atau beberapa mata pelajaran. Penerapan pembelajaran ini dapat
dilakukan melalui tiga pendekatan yakni penentuan berdasarkan keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar tema dan masalah yang dihadapi.
2.3.2 Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik