64
menyampaikan pembelajaran melalui model STAD. Pelaksanaan pembelajaran di siklus II berbeda dengan siklus I, karena pembelajaran pada siklus ini lebih difokuskan
kepada kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan aktif. Tahapan dalam siklus II, yaitu:
A. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini didasarkan temuan hasil siklus I. Masalah yang terjadi pada siklus I adalah 1 siswa masih ragu-ragu dan cenderung malu dalam
mengajukan pendapatnya karena takut salah dan menjadi bahan tertawaan teman- teman satu kelas, 2 kerjasama dalam tim masih kurang dan hanya didominasi oleh
siswa yang pintar, 3 siswa kurang dapat memanfaatkan waktu yang diberikan oleh guru dalam menjalankan diskusi yang mengakibatkan tugas dalam diskusi banyak
mengalami kesalahan dan cenderung banyak yang belum selesai, dan 4 pada saat kelompok lain sedang mempresentasikan hasil diskusi sebagian siswa tidak
memperhatikan dan cenderung ramai sendiri. Dalam tindakan siklus I guru juga masih kurang dalam pengelolaan kelas, mengontrol jalannya diskusi, dan memberikan
motivasi pada siswa. Melihat kelemahan pada siklus I, maka perlu adanya perbaikan kegiatan
pembelajaran pada siklus II. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1 Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP siklus II berdasarkan revisi
pada siklus I.
65
2 Membagi siswa ke dalam kelompok menurut STAD.
3 Membuat lembar pengamatan guru siklus II untuk mengamati guru selama
menerapkan model pembelajaran STAD. 4
Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa siklus II. 5
Membuat tes individu post test siklus II.
B. Pelaksanaan
Tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam siklus II adalah memberikan umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I. Pada siklus II guru
menyampaikan materi secara singkat. Materi tersebut disampaikan oleh guru melalui power point. Materi selesai disampaikan oleh guru, kemudian dilanjutkan
melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran STAD. Guru meminta siswa bergabung dalam kelompok yang telah dibentuk pada siklus I.
Proses pembelajaran awal yang dilaksanakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pada siklus I, namun hal ini ada perbaikan permasalahan yang
muncul pada siklus I. Pada tahap ini yang dijadikan sebagai skor awal adalah hasil evaluasi siklus I. Kegiatan perbaikan yang dilakukan pada siklus II yaitu
1 Siswa masih ragu-ragu dan cenderung malu dalam mengajukan pendapatnya karena takut salah dan menjadi bahan tertawaan teman-teman satu kelas,
diperbaiki dengan cara memberikan reward berupa tambahan skor 10 poin. Cara tersebut mampu mendorong siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka.
2 Kerjasama dalam tim masih kurang dan hanya didominasi oleh siswa yang pintar, hal tersebut diperbaiki dengan cara guru lebih meningkatkan lagi
66
pengawasan terhadap kelompok diskusi dengan cara berkeliling untuk melihat dan membimbing siswa dalam diskusi.
3 Siswa kurang dapat memanfaatkan waktu yang diberikan oleh guru dalam menjalankan diskusi yang mengakibatkan tugas dalam diskusi banyak
mengalami kesalahan dan cenderung banyak yang belum selesai, hal tersebut diperbaiki dengan cara pengurangan skor 10 poin bagi kelompok yang ramai
sendiri. 4 Pada saat kelompok lain sedang mempresentasikan hasil, sebagian siswa tidak
memperhatikan dan cenderung ramai sendiri. Hal tersebut diperbaiki dengan cara pengurangan skor dan bagi siswa yang masih ramai disuruh untuk menggantikan
teman di depan yang sedang presentasi. Dalam tindakan siklus I guru juga masih kurang dalam pengelolaan kelas, mengontrol jalannya diskusi, dan memberikan
motivasi pada siswa. Hal tersebut dapat diperbaiki dengan cara guru lebih tegas lagi dalam menangani siswa yang ramai sendiri, adanya pemberian reward bagi
kelompok yang berprestasi dan sanksi untuk siswa yang ramai. Guru sebelum mulai pembelajaran memberikan motivasi agar semua siswa dapat berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran menggunakan model STAD.
C. Pengamatan