biasanya ditambahkan pada sirup, minuman, selai, dan jeli untuk menambah cita rasa dan juga berfungsi sebagai pengawet Frazier dan Westhoff, 1978.
J. NATRIUM BENZOAT
Salah satu cara untuk menghambat pertumbuhan mikroba adalah dengan menambahkan zat pengawet ke dalam makanan tersebut. Pengawet
merupakan zat yang ditambahkan ke dalam bahan pangan dengan tujuan meningkatkan umur simpan. Kemampuan suatu zat pengawet dalam
menghambat pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi zat pengawet, jenis, jumlah, umur dan keadaan mikroba, suhu,
waktu, dan sifat-sifat kimia serta fisik dari makanan termasuk kadar air, pH, jenis dan komponen yang ada di dalamnya Fardiaz, 1982.
Na-benzoat merupakan garam natrium dari asam benzoat yang sering digunakan pada bahan makanan. Natrium benzoat memiliki karakteristik
stabil, tanpa bau, berbentuk kristal putih, larut air dan etanol Kabara dan Eklund, 1991. Di dalam bahan pangan, natrium benzoat akan terurai menjadi
bentuk aktifnya yaitu asam benzoat DeMan, 1997. Penambahan benzoat dalam minuman ringan dengan konsentrasi tidak
lebih dari 0.1 tidak membahayakan tubuh Splittoesser, 1981. Tubuh manusia mampu melakukan proses detoksifikasi terhadap asam benzoat.
Melalui reaksi antara asam benzoat dengan asam amino glisin, maka akan terbentuk asam hipurat. Asam hipurat akan dibuang oleh tubuh misalnya
melalui urin Winarno, 1997. Na-benzoat efektif digunakan pada pH 2.5 sampai 4. Daya awetnya
akan menurun dengan meningkatnya pH, karena keefektifan dan mekanisme anti mikroba berada dalam bentuk molekul yang tidak terdisosiasi Winarno et
al ., 1980.
Mekanisme kerja asam benzoat atau garamnya berdasarkan pada permeabilitas membran sel mikroba terhadap molekul-molekul asam yang
tidak terdisosiasi. Isi sel mikroba mempunyai pH yang selalu netral. Bila pH sitoplasma mikroba menjadi asam atau basa, maka akan terjadi gangguan pada
organ-organ sel sehingga metabolisme terhambat dan akhirnya sel mati.
Membran sel mikroba hanya permeabel terhadap molekul asam yang tidak terdisosiasi, maka untuk mendapatkan efektivitas yang tinggi sebaiknya asam-
asam tersebut digunakan dalam lingkungan asam. Hal ini juga disebabkan pada pH netral dan basa, asam-asam organik terurai menjadi ion-ionnya
Winarno dan Sri Laksmi, 1974.
K. WADAH GELAS Menurut Syarief et al. 1989, fungsi utama dari bahan kemasan