Permasalahan menyangkut kinerja lainnya di Kantor Camat Medan Baru, adalah masih adanya pegawai yang keluar
kantor diwaktu jam kerja dengan kepentingan pribadinya. Rendahnya disiplin pegawai dari hasil pengamatan awal di
lapangan menunjukkan rendahnya tingkat kedisiplinan pegawai terlihat dari pegawai yang masuk kerja siang jam 09.00 WIB dan pulangnya awal sebelum jam 16.00
WIB dari ketentuan masuk kerja jam 07.45 WIB dan pulang jam 16.00 WIB.
Berdasarkan permasalahan- permasalahan yang ada diatas, maka penelitian ini mengambil judul “Kinerja Pegawai Negeri Sipil Studi pada Kantor
Kecamatan Medan Baru”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka yang menjadi perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana kinerja Pegawai Negeri Sipil Studi pada Kantor Camat, Kecamatan Medan Baru?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja Pegawai Negeri Sipil dalam menyelenggarakan pelayanan
publik di Kantor Camat, Kecamatan Medan Baru.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan berpikir melalui penulisan karya ilmiah, dan untuk
Universitas Sumatera Utara
menerapkan teori- teori dan aplikasi yang telah diperoleh oleh penulis selama perkuliahan di Departemen Ilmu Administrasi Negara.
2. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai referensi bagi mahasiswa yang tertarik dalam bidang ini, demi
terciptanya suatu karya ilmiah. 3.
Bagi Kecamatan Medan Baru, khususnya para aparatur pemerintah, penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dalam
pelaksanaan pelayanan publik.
1.5 Kerangka Teori 1.5.1 Pengertian Pegawai Negeri Sipil PNS
Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga Negara RI yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan , diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan perundang-undangan yang berlaku Salam, 2004:175.
Pegawai adalah merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah mental dan pikiran yang senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu
menjadi salah satu modal pokok dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu organisasi. Selanjutnya A.W. Widjaja mengatakan bahwa, pegawai
adalah orang- orang yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik di lembaga- lembaga pemerintah maupun dalam badan-badan usaha A.W. Widjaja,
2006:113.
Universitas Sumatera Utara
Revida 2009:9, berdasarkan Undang-Undang No 43 Tahun 1999 jika dilihat dari defenisi maka ada empat unsur yang menjadi perhatian utama:
a. Memenuhi syarat tertentu, syarat untuk menjadi pegawai ditentukan dalam peraturan pemerintah berupa usia , indeks prestasi komulatif dan lain-lain.
b Diangkat oleh pejabat yang berwenang. Diangkat oleh kepala instansi yang bersangkutan dengan Surat Keputusan SK yang mencantumkan pangkat dan
golongan. c. Diserahi tugas. Untuk menjalankan tugas pemerintah dan pembangunan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan. d. Digaji penggajian untuk Pegawai Negeri Sipil berlaku secara nasional.
Pengertian Pegawai Negeri Sipil dalam ketentuan Pasal 1 ayat 1 Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999, tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor
8 Tahun 1974, Tentang Pokok- Pokok Kepegawaian, disebutkan bahwa Pegawai Negeri Sipil PNS adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan, diangkat oleh pejabat berwenang, dan diserahi tugas lainnya. Kemudian pejabat yang berwenang, adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan mengangkat, memindahkan dan memberhentikan pegawai negari berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Dari
perumusan ini terdapat empat unsur penting untuk menyatakan seseorang sebagai PNS:
a. Memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan perundangan yang berlaku
b. Diangkat oleh pejabat yang berwenang
Universitas Sumatera Utara
c. Diserahi tugas dalam suatu Jabatan Negara atau Tugas Negara lainnya, yang
ditetapkan oleh perundang- undangan yang berlaku d.
Digaji menurut peraturan perundangan yang berlaku Dalam penjelasan Pasal 2 ayat 2 dan ayat 3, Undang- Undang tersebut
juga menjelaskan bahwa pegawai negeri terdiri dari Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah. Pegawai Negeri Sipil Pusat merupakan Pegawai
Negeri Sipil yang gajinya dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara. Sedangkan Pegawai Negeri Sipil Daerah, yang gajinya dibebankan pada
anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara, harus diberikan
pengembangan dan penyempurnaan sistem kerja dalam menghadapi tugas yang semakin berat dalam pelaksaan dan keberhasilan pembangunan. Dalam hal ini
kedudukan Pegawai Negeri Sipil menjadi sangat penting, sebab lancar atau tidaknya pemerintahan den pembangunan negara, tidak terlepas dari peranan dan
keikutsertaan Pegawai Negeri.
1.5.2 Kedudukan PNS
Dalam menjalankan tugasnya, PNS harus bertindak secara netral. Pengertian netral di sini berarti PNS dalam melaksanakan tugasnya tidak
mementingkan suku, agama, golongan, atau partai politik. Seorang PNS harus menghindari pengaruh tersebut sehingga ia dapat menjalankan tugas memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara maksimal. Untuk menghindari pengaruh partai politik, seorang PNS tidak boleh menjadi anggota aktif dan atau pengurus
partai politik. Bila seorang PNS ingin menjadi anggota suatu partai politik atau
Universitas Sumatera Utara
duduk sebagai pengurus suatu partai politik, maka yang bersangkutan diharuskan mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri. Pemerintah sendiri telah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 2004 tentang Larangan PNS Menjadi Anggota Partai Politik.
Agar PNS dapat menjalankan tugasnya sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka ia
harus mempunyai kesetiaan dan ketaatan penuh terhadap Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, negara, dan pemerintah, sehingga dengan demikian dapat
memusatkan segala perhatian dan pikiran serta mengarahkan segala daya dan tenaganya untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan secara
berdaya guna dan berhasil guna. Dengan demikian kesetiaan dan ketaatan penuh tersebut mengandung pengertian bahwa Pegawai Negeri Sipil berada sepenuhnya
di bawah pimpinan pemerintah. Hal ini perlu ditegaskan untuk menjamin kesatuan pimpinan dan garis pimpinan yang jelas dan tegas. Maka munculah kewajiban
dari PNS: 1.
Kewajiban yang berhubungan dengan tugas di dalam jabatan. Kewajiban ini terkait dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja masing-masing PNS.
2. Kewajiban yang berhubungan dengan kedudukan PNS pada umumnya.
Kewajiban ini terkait dengan kedudukan PNS sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat. Dapat dirinci sebagai berikut:
a. Kewajiban yang ditetapkan dalam UU No.8 tahun 1974
b. Kewajiban menurut Peraturan Disiplin Pegawai
Universitas Sumatera Utara
c. Kewajiban menurut Peraturan Tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi
PNS d.
Kewajiban mentaati jam kerja kantor dan pemberitahuan jika tidak masuk kerja
e. Kewajiban menjaga keamanan negara dan menyimpan surat-surat rahasia
f. Kewajiban mentaati ketentuan tentang pola hidup sederhana dan larangan
penerimaan pemberian hadiah g.
Kewajiban sebagai anggota KORPRI h.
Kewajiban mentaati larangan bekerja dalam lapangan swasta dan usaha- usahakegiatan-kegiatan yang wajib mendapat ijin
i. Kewajiban mentaati larangan menurut kitab UU hukum pidana
j. Kewajiban mentaati peraturan tentang larangan korupsi
k. Kewajiban mentaati peraturan tentang larangan mengerjakan judi
l. Kewajiban mentaati peraturan tentang keanggotaan partai politik
3. Kewajiban PNS yang tidak berhubungan dengan tugas dalam jabatan dan
tidak berhubungan dengan kedudukan sebagai PNS pada umumnya. Kewajiban ini terkait dengan pasal 5, 28 dan 29 UU No.8 tahun 1974.
1.5.3 Kinerja PNS
1.5.3.1 Pengertian Kinerja Pegawai
Istilah kinerja menurut Anwar 2001:67 berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai oleh seseorang. Kinerja didefinisikan sebagai kontribusi terhadap hasil akhir organisasi dalam kaitannya dengan sumber yang dihabiskan dan harus
Universitas Sumatera Utara
diukur dengan indikator kualitatif dan kuantitatif. Maka pengembangan instrument dilakukan untuk menilai persepsi pekerjaan akan kinerja diri mereka
sendiri dalam kaitannya dengan item-item seperti output, pencapaian tujuan, pemenuhan deadline, penggunaan jam kerja dan ijin sakit.
Menurut Suntoro dalam Tika 2006:121, kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi
dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu. Kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksaan
suatu program kegiatan atau kebijakan mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
Moeheriono, 2009:60. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksaan suatu
kegiatan, dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebuah organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan
individu, maupun kelompok. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan- tujuan atau target- target tertentu yang hendak dicapai Mahsun, 2006: 25.
Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja sumber daya manusia merupakan prestasi atau hasil kerja output baik
kualitas maupun kuantitas yang dicapai sumber daya manusia persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya Mangkunegara, 2005:67.
Universitas Sumatera Utara
Kinerja disebut juga prestasi kerja, maksudnya adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah prestasi kerja seseorang, berarti pula pengembangan karir untuk masa depan.
Aktualisasi dan pengakuan diri memperkuat seseorang untuk melakukan tugas sebaik- baiknya, selanjutnya akan mencapai jenjang karir yang lebih tinggi, berarti
sukses dalam berkarir. Selanjutnya Robbins 2001: 187 mendefenisikan kinerja sebagai sinergis dari beberapa unsur yaitu motivasi, kemampuan dan kesempatan
yang digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Dimensi Kinerja
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai merupakan prestasi kerja yang dicapai oleh pegawai pada periode waktu tertentu dalam
melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam rangka mewujudkan kinerja aparatur yang baik, maka upaya yang dapat dilakukan pemerintah diantaranya:
a. Penetapan Indikator Kerja
Motivasi
Kemampuan
Kesempatan
Kinerja Pegawai
Universitas Sumatera Utara
Dalam usaha meningkatkan kinerja aparaturnya, pemerintah menetapkan program manajemen kepegawaian berbasis kinerja. Salah satu peraturan yang
dikeluarkan pemerintah untuk tujuan tersebut adalah Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER09M.PAN52007 tentang
Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Yang dimaksud dengan kinerja instansi pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai
penjabaran dari visi, misi dan rencana strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-
kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Kinerja pegawai dijabarkan langsung dari misi organisai. Penilaian kinerja
dilakukan secara transparan dan obyektif. Penilaian kinerja menjadi bahan diagnosis dalam upaya peningkatan kinerja organisasi. Selanjutnya kinerja
pegawai juga menjadi istrumen utama dalam pemberian reward and punishment termasuk untuk promosi dan rotasi pegawai. Dengan demikian, peraturan
pemerintah tersebut menunjang dan mendukung upaya pengembangan manajemen kepegawaian berbasis kinerja berorientasi produk.
b. Upaya Lain: Diklat, Disiplin dan Remunerasi
Upaya lain yang diupayakan pemerintah dalam memperbaiki kinerja aparaturnya adalah pendidikan dan pelatihan Diklat pegawai, penegakan
Universitas Sumatera Utara
disiplin PNS dan sistem remunerasi di lingkungan kerja instansi pemerintah. Dalam upaya
peningkatan profesionalitas pegawainya, pemerintah menggalakkan pendidikan dan pelatihan diklat pegawai. Diklat dapat berupa
diklat prajabatan dan diklat dalam jabatan antara lain diklat kepemimpinan, diklat fungsional dan diklat teknis.
Pemerintah yakin perbaikan kinerja pemerintah dapat terlaksana bila setiap instansi pemerintah menegakkan disiplin PNS. Disiplin tersebut tidak terjadi
hanya untuk sementara alias hangat-hangat tahi ayam. Penerapan peraturan disiplin PNS harus tegas dan konsisten. Selain itu diharapkan PNS wajib menjaga
dan mengembangkan etika profesinya. Remunerasi merupakan pemberian imbalan kerja yang dapat berupa gaji,
honorarium, tunjangan tetap, insentif, bonus atau prestasi, pesangon dan atau pensiun kepada pegawai. Dengan adanya remunerasi, diharapkan adanya sistem
penggajian pegawai yang adil dan layak. Besaran gaji pokok akan didasarkan kepada bobot jabatan. Penggajian PNS juga berdasarkan pada pola keseimbangan
komposisi antara gaji pokok dengan tunjangan dan keseimbangan skala gaji terendah dan tertinggi. Dengan adanya remunerasi, maka peningkatan
kesejahteraan pegawai dikaitkan dengan kinerja individu dan kinerja organisasi. http:pormadi.wordpress.com20080616upaya-meningkatkan-kinerja-pns
diakses pada tanggal 18 November 2011 pukul 11.03
1.5.3.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Faktor- faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu di dalam organisasi adalah Mangkunegara, 2001:67:
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis rohani dan fisiknya jasmaniah.
Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini
merupakanmodal utama individu manusia untu mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan
atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi. 2.
Faktor Lingkungan Organisasi Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam
mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang,
pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai.
1.5.3.3 Indikator Kinerja
Analisis mengenai kinerja merupakan suatu penilaian terhadap suatu organisasi, bagaimana sasaran kerja, program atau tugas- tugas khusus yang telah
dilakukan, diukur atau dievaluasi dengan menggunakan berbagai metode. Pengukuran kinerja Mahsum, 2006: 34 merupakan suatu aktivitas
penilaian pencapaian target- target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis organisasi. Lebih lanjut, Mahsum menjelaskan terdapat perbedaan pengukuran
kinerja sektor publik dan sektor bisnis. Pengukuran kinerja pada sektor bisnis
Universitas Sumatera Utara
organisasi yang berorentasi pada laba lebih mudah dilakukan, jika dibandingkan dengan organisasi sektor publik organisasi yang tidak berorientasi pada laba.
Pada organisasi bisnis, kinerja penyelenggaraannya dapat dilakukan dengan cara, misalnya melihat tingkat laba yang berhasil diperolehnya. Pada
organisasi sektor publik, pengukuran keberhasilannya lebih kompleks, karena hal- hal yang dapat diukur lebih beraneka ragam, kadang- kadang bersifat abstrak
sehingga pengukurannya tidak dapat dilakukan dengan hanya menggunakan satu variabel saja.
Yang harus digarisbawahi bahwa pengukuran kinerja bukanlah hasil akhir, melainkan merupakan alat agar dihasilkan manajemen yang efisien dan terjadi
peningkatan kinerja. Hasil dari pengukuran kinerja akan memberi tahu kita apa yang telah terjadi, bukan mengapa hal itu terjadi atau apa yang harus dilakukan.
Pengukuran kinerja Mahsum, 2006:35, menyediakan organisasi untuk menilai: 1.
Bagaimana kemajuan atau sasaran yang telah ditetapkan 2.
Membantu dalam mengenali area- area kekuatan dan kelemahan 3.
Menentukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan kinerja 4.
Menunjukan bagaimana kegiatan mendukung tujuan organisasi 5.
Membantu dan membuat keputusan- keputusan dengan langkah inisiatif 6.
Meningkatkan produk- produk dan jasa- jasa kepada pelanggan Penelitian ini menggunakan indikator kinerja menurut Mangkunegara
2001 : 75, yaitu: 1.
Kualitas Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang
seharusnya dikerjakan. Parameternya adalah:
Universitas Sumatera Utara
- Kesesuaian layanan yang diberikan oleh PNS dengan aturan atau pedoman
yang berlaku -
Konsistensi PNS dalam memberikan layanan kepada masyarakat -
Memegang teguh prinsip- prinsip moral dan kode etik dalam tugasnya melayani kebutuhan masyarakat
- Optimalnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
2. Kuantitas
Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai
itu masing-masing. Paramenternya adalah: -
Capaian tugas PNS -
Penggunaan waktu penyelesaian tugas PNS -
Ketepatan waktu PNS dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, misalnya dalam penyelesaian pembuatan KTP atau KK
- Penyelesaian urusan yang cepat dan tidak berbelit- belit
3. Kehandalan
Kehandalan kerja adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan. Parameternya adalah:
- Kompetensi PNS
- Efektivitas PNS dalam tugasnya melayani masyarakat
- Kepatuhan para PNS memakai seragam pada saat bekerja
- Daya tanggap PNS terhadap berbagai permintaan yang datang dari
masyarakat
Universitas Sumatera Utara
- Keadilan masyarakat mendapatkan pelayanan di Kantor Camat
4. Sikap
Sikap kerja adalah kemampuan individu untuk dapat melaksanakan pekerjaan yang sedang dilakukannya. Parameternya adalah:
- Ketelitian PNS menyelesaikan tugasnya
- Kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi yang ada di Kantor
Camat Medan baru -
Masyarakat diperlakukan sama pada saat datang ke Kantor Camat Medan Baru
- Pemberitahuan waktu penyelesaian misalnya pembuatan KTP atau KK
kepada masyarakat -
Kesopanan dan keramahan PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
1.5.3.4 Unsur- Unsur Penilaian Kinerja PNS
Hasil penilaian kinerja Pegawai Negari Sipil digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain pengangkatan,
kenaikan pangkat, pendidikan, pelatihan, serta pemberian penghargaan. Revida 2009:80, adapun unsur- unsur yang dinilai dalam melaksanakan
penilaian pelaksaan pekerjaan adalah: a.
Kesetiaan
Universitas Sumatera Utara
Merupakan kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah. Unsur kesetiaan terdiri
atas sub-sub unsur penilaian sebagai berikut: 1.
Tidak pernah menyangsikan kebenaran Pancasila baik dalam ucapan, sikap, tingkah laku, dan perbuatan
2. Menjunjung tinggi kehormatan Negara dan atau Pemerintah, serta senantiasa
mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang, atau golongan
3. Berusaha memperdalam pengetahuan tentang Pancasila dan UndangUndang
Dasar 1945, serta selalu berusaha mempelaiari haluan Negara, politik Pemerintah, dan rencana-renca Pemerintah dengan tujuan untuk
melaksanakan tugasnya secara berdayaguna dan berhasilguna 4.
Tidak menjadi simpatisananggota perkumpulan atau tidak pernah terlibat dalam gerakan yang bertujuan mengubah atau menentang Pancasila Undang-
Undang Dasar 1945, bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, atau Pemerintah
5. Tidak mengeluarkan ucapan, membuat tulisan, atau melakukan tindakan yang
dapat dinilai bertujuan mengubah atau menentang Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah.
b. Prestasi Kerja
Adalah hasil kerja yang dicapai seorang Pegawai Negara Sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja
seorang Pegawai Negeri Sipil dipengaruhi oleh kecakapan, ketrampilan,
Universitas Sumatera Utara
pengalaman dan kesungguhan PNS yang bersangkutan. Unsur prestasi kerja terdiri atas sub-sub unsur sebagai berikut:
1. Mempunyai kecakapan dan menguasai segala seluk beluk bidang tugasnya
dan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya 2.
Mempunyai keterampilan dalam melaksanakan tugasnya 3.
Mempunyai pengalaman di bidang tugasnya dan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya
4. Bersungguh-sungguh dan tidak mengenal waktu dalam melaksanakan
tugasnya 5.
Mempunyai kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani yang baik 6.
Melaksanakan tugas secara berdayaguna dan berhasilguna 7.
Hasil kerjanya melebihi hasil kerja rata-rata yang ditentukan, baik dalam arti mutu maupun dalam arti jumlah.
c. Tanggung Jawab
Adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya, dengan sebaik- baiknya dan tepat waktu,
serta berani mengambil resiko atas keputusan yang diambilnya. Unsur tanggung jawab terdiri atas sub-sub unsur sebagai berikut:
1. Selalu menyelesaikan tugas dengan sebaik- baiknya dan tepat pada waktunya
2. Selalu berada di tempat tugasnya dalam segala keadaan
3. Selalu mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri,
orang lain, atau golongan
Universitas Sumatera Utara
4. Tidak pernah berusaha melemparkan kesalahan yang dibuatnya kepada orang
lain 5.
Berani memikul risiko dari keputusan yang diambil atau tindakan yang dilakukannya
6. Selalu menyimpan dan atau memelihara dengan sebaik-baiknya barang-
barang milik Negara yang dipercayakan kepadanya. d.
Ketaatan Ketaatan adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk menaati
segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, menaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta
kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan. Unsur ketaatan terdiri atas sub-sub unsur sebagai berikut:
1. Mentaati peraturan perundang- undangan, atau peraturan kedinasan yang
berlaku 2.
Mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang dengan sebaik-baiknya
3. Memberikan pelayanan terhadap masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan bidang tugasnya 4.
Bersikap sopan santun. e.
Kejujuran Adalah ketulusan hati seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan
tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya. Unsur kejujuran terdiri atas sub-sub unsur sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Melaksanakan tugas dengan ikhlas
2. Tidak menyalahgunakan wewenangnya
3. Melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya menurut keadaan yang
sebenarnya. f.
Kerja Sama Adalah kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk bekerja bersama-
sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas, agar tercapai daya guna dan hasil guna. Unsur kerjasama terdiri atas sub-sub unsur sebagai berikut:
1. Mengetahui bidang tugas orang lain yang ada hubungannya dengan bidang
tugasnya 2.
Menghargai pendapat orang lain 3.
Dapat menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang lain, apabila yakin bahwa pendapat orang lain itu benar
4. Bersedia mempertimbangkan dan menerima usul yang baik dari orang lain
5. Selalu mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain menurut waktu dan
bidang tugas yang ditentukan 6.
Selalu bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah walaupun tidak sependapat.
1.5.3.5 Teori Kinerja
1. Teori Kinerja menurut Wexley dan Yukl
Wexley dan Yukl 2000: 97 mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain adalah disiplin kerja dan motivasi. Disiplin
Universitas Sumatera Utara
kerja diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang bagus, dengan disiplin pegawai akan berusaha untuk melakukan pekerjaan semaksimal mungkin dan kinerja yang
dihasilkan menjadi lebih bagus. Dan motivasi juga berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Dengan motivasi pegawai akan mendorong pegawai untuk
melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi seorang pegawai maka semakin tinggi pula kinerja
pegawai. 2.
Teori Kinerja menurut Sutarto Sutarto 1998: 56 telah merangkum dari berbagai pendapat para ahli
organisasi dan manajemen, sehingga ditemukan ada 81 faktor yang merupakan faktor internal yang merupakan faktor penting bagi jalannya suatu organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, yaitu seperti pembagian kerja, wewenang dan tanggungjawab, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah,
prioritas kepentingan bersama, gaji, sentralisasi, saluran jenjang, ketertiban, keadilan , kestabilan masa kerja, inisiatif, rasa kebersamaan, koordinasi, jenjang,
penyusunan fungsi, staf, ketetapan penempatan, pengakuan terhadap pimpinan, staf khusus dan umum, departemenisasi, asas pengecualian, keseimbangan
tanggungjawab dan wewenang, rentangan kontrol, tujuan, wewenang tertinggi, penugasan kewajiban,pembatasan, kebersamaan, efektivitas, analisis, komunikasi,
penyusunan jenjang, kontrol, pengecualian , pelimpahan, kesederhanaan, standardisasi, spesialisasi, berkelangsungan, fleksibilitas,keseimbangan, hubungan
langsung, penyesuaian, wewenang bertindak,saluran pengawasan dan komunikasi, garis promosi, penugasan secara logis, pengakuan kompetensi, pemusatan
Universitas Sumatera Utara
wewenang, pembagian fungsi, pengawasan, asas penyebab, asas keyakinan, pengarahan dan kontrol, wewenang, tanggungjawab, kesatuan struktural, asas
perwujudan, penanggungjawab tunggal, pelimpahan, pemberdayaan bawahan, motivasi, pendelegasian, gabungan fungsi, peraturan, penugasan, keseimbangan
struktur, desentralisasi, efisiensi, rentang kontrol, struktur, jenjang organisasi, spesialisasi dan pembagian kerja, kesatuan tujuan, kemutlakan tanggungjawab,
jenjang wewenang, pembatasan fungsi, pemisahan, dan kepemimpinan. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja diatas secara implisit terlihat
dari kinerja yang mempunyai hubungan positif dengan pengakuan kompetensi dan disiplin. Serta pemberdayaan bawahan dan pembagian fungsi yang mempunyai
hubungan yang positif dengan tingkat kepuasan kerja pegawai yang ditentukan oleh persepsi para bawahan tentang kondisi lingkungan ditempat pekerjaan.
3. Teori Kinerja manurut Simamora
Simamora 1995 : 500 , kinerja sangat ditentukan oleh 3 tiga faktor yaitu :
a. Faktor individual yang terdiri dari:
- Kemampuan dan keahlian
- Latar belakang
- Demografi
b. Faktor psikologi yang terdiri dari:
- Persepsi
- Attitude
- Personality
Universitas Sumatera Utara
- Pembelajaran
- motivasi
c. Faktor organisasi yang terdiri dari:
- Sumber daya
- Kepemimpinan
- Penghargaan
- Struktur
- Job design
Simamora mengungkapkan kemampuan dan keahlian serta latar belakang sebagai faktor individual masing – masing pegawai. Semakin kompeten
kemampuan dan keahlian serta latar belakang yang dimiliki masing – masing pegawai akan mempengaruhi pencapaian hasil kinerja. Begitu juga penghargaan
sebagai faktor organisasi yang akan mendorong pegawai untuk mencapai kepuasan kerja, sehingga dengan kepuasan kerja semakin bagus kinerja yang
dihasilkan.
1.5.3.6 Metode Penilaian Kinerja
Ada beberapa metode kinerja yang biasa digunakan di dalam organisasi Moeheriono, 2009:107:
a Metode Skala Peringkat
Metode skala peringkat merupakan sistem evaluasi yang paling popular untuk menilai kinerja karyawan, karena system evaluasi menggunakan cara yang
Universitas Sumatera Utara
paling sedikit membutuhkan usaha. Sistem ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian suatu daftar karakteristik dan bagian atau perilaku yang akan dinilai.
b Metode Daftar Pertanyaan
Untuk evaluasi berdasarkan metode ini, menggunakan sejumlah pertanyaan denga menggunakan formulir isian yang menjelaskan beraneka ragam
tingkat perilaku bagi suatu pekerjaa tertentu. c
Metode Pilihan Terarah Dengan metode ini, persentase yang telah ditentukan dari karyawan, dan
ditempatkan dalam kategori kinerja. Sistem ini menggunakan evaluasi dengan skala lima butir, yaitu berkinerja sangat tinggi, berkinerja rata- rata tinggi,
berkinerja rata- rata, berkinerja rata- rata rendah dan berkinerja sangat rendah. d
Metode Peristiwa Kritis Pada sistem ini dilaksanakan dengan membuat satu catatan tentang contoh-
contoh yang luar biasa baik, atau tidak diinginkan dari perilaku yang berhubungan dengan kerja seorang karyawan, dan meninjaunya bersama karyawan lain pada
waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Metode ini digunakan untuk melengkapi teknik evaluasi lain.
e Metode Catatan Prestasi
Metode ini berkaitan erat dengan metode peristiwa kritis, yaitu catatan penyempurnaan, misalnya penampilan, kemampuan berbicara, kepemimpinan,
dan aktivitas lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Metode ini digunakan untuk menghasilkan detail laporan tahunan tentang kontribusi seorang
professional selama satu tahun.
Universitas Sumatera Utara
f Metode Skala Peringkat Perilaku
Merupakan suatu metode evaluasi yang bertujuan mengkombinasikan manfaat dari metode peristiwa kritis dan evaluasi berdasarkan kuantitas dikaitkan
dengan skala berdasarkan kuantitas pada contoh- contoh naratif spesifik dari kinerja baik, dan kinerja yang buruk.
g Metode Peninjauan Lapangan
Metode ini dilaksanakan dengan cara penilai turun ke lapangan bersama- sama dengan ahli dari SDM untuk mendapatkan informasi dari atasan langsung
tentang prestasi karyawannya, kemudian informasi tersebut dievaluasi dan hasilnya dikirim ke penyelia dan dibawa ke lapangan untuk keperluan revisi,
perubahan, persetujuan, dan pembahasan dengan pihak karyawan yang dinilai. h
Metode Tes dan Observasi Kinerja Penilai prestasi dapat didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan,
berupa tes tertulis dan peragaan. Karyawan dinilai, diuji kemampuannya, baik melalui ujian tertulis, seperti tingkat pengetahuan tentang prosedur dan
mekanisme kerja yang telah ditetapkan dan harus ditaati ataupun melalui ujian praktik, yang langsung diamati oleh penilai.
i Metode Pendekatan Evaluasi Perbandingan
Metode ini mengutamakan perbandingan prestasi kerja seorang karyawan dengan karyawan lainnya dengan kegiatan yang sejenis. Perbandingan ini
dipandang bermanfaat bagi manajemen SDM dengan lebih rasional dan efektif.
Universitas Sumatera Utara
j Metode Essay
Dengan menggunakan metode ini, penilai atau atasan menulis ringkas gambaran prestasi kerja karyawan tersebut. Metode ini cenderung
menggambarkan prestasi kerja karyawan yang luar biasa, ketimbang kinerjanya setiap hari.
k Metode Distribusi yang Dipaksakan
Dalam metode ini, diasumsikan karyawannya dapat dikelompokan, misalnya ke dalam lima kategori, seperti kategori paling baik 10, baik 20,
cukup 40, buruk 20, dan sisanya 10. l
Metode Pemilihan yang Dipaksakan dan Laporan Pemeriksaan Kinerja Tertimbang
Laporan ini memerlukan penilai untuk memilih karyawan mana yang dapat mewakili kelompoknya. Faktor yang dinilai adalah perilaku karyawan dan
penilai memberikan nilai positif atau nilai negative, namun penilai tidak peduli dengan bobot penilaiannya.
m Metode Pendekatan Management By Objective MBO
Dalam pendekatan ini, setiap karyawan dan penyelia secara bersama- sama menentukan sasaran organisasi, tujuan individu, dan saran- saran untuk
meningkatkan produktivitas organisasi.
1.5.3.7 Kinerja PNS
Kinerja PNS merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan seorang pegawai, dalam sebuah organisasi, dan dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk
Universitas Sumatera Utara
mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Peran penting pegawai atau individu dalam mencapai tujuan organisasi secara implisit dikemukakan oleh
Thomson bahwa, organisasi adalah integrasi impersonal dan sangat rasional atas sejumlah spesialis yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati. Pada saat ini, kinerja
aparatur negara atau Pegawai Negeri Sipil PNS masih sangat minim. Bahkan, hal tersebut saat ini terjadi di lingkungan
KementerianLembaga KL ataupun di lingkungan pemerintah daerah PEMDA.
Salah satu penyebabnya, adalah karena
ketidakefektifan pada pembahasan dan pencairan anggaran pendapatan dan belanja negara APBN.
http:metrotvnews.comreadnews2011110871002Pemerintah-Akui-Kinerja- PNS Buruk1
diakses pada tanggal 22 November 2011 pada pukul 13.14 Peningkatan kinerja pegawai menjadi penting mengingat perubahan arah
kebijakan pemerintah sebagaimana dikehendaki oleh semangat reformasi untuk lebih luas memberi ruang gerak dan peran serta yang lebih besar bagi masyarakat
dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan, dimana pemerintah beserta aparaturnya lebih berperan sebagai fasilitator. Perubahan arah kebijakan ini
membawa implikasi terhadap kemampuan profesionalisme pegawai dalam menjawab tantangan era globalisasi dalam menghadapi persaingan ketat dengan
negara – negara lain didunia. Bertitik tolak dari pemikiran ini, maka peningkatan kinerja aparatur merupakan hal yang mendesak untuk dilaksanakan dewasa ini.
Maka dalam sekali setahun, diadakanlah penilaian kinerja PNS
Universitas Sumatera Utara
Penilaian kinerja PNS, adalah penilaian secara periodik pelaksanaan pekerjaan seorang Pegawai Negeri Sipil. Tujuan penilaian kinerja adalah untuk
mengetahui keberhasilan atau ketidak berhasilan seorang Pegawai Negeri Sipil, dan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang
dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dalam melaksana-kan tugasnya. Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pembinaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain pengangkatan, kenaikan pangkat, pengangkatan dalam jabatan, pendidikan dan pelatihan, serta pemberian
penghargaan. Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil.
1.5.4 Pelayanan Publik 1.5.4.1 Pengertian Pelayanan Publik
Konsep pelayanan publik menurut Moenir 1995: 26, adalah bahwa pelayanan umum merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu, dalam rangka memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan
haknya. Dari uraian tersebut, pengertian pelayanan memiliki makna dan ruang lingkup yang sangat luas. Pelayanan yang diberikan dalam rangkaian organisasi
dan manajemen dalam landasan sistem, prosedur, dan metode dalam penulisan ini dilakukan oleh institusi pemerintah kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan publik adalah suatu pelayanan atau pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas- fasilitas umum, baik jasa maupun
non jasa, yang dilakukan oleh organisasi public yaitu pemerintahan Rohman, 2008:3. Menurut Lembaga Administrasi Negara tahun 1998, pelayanan publik
diartikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMNBUMD
dalam bentuk barang danatau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan Peraturan Perundang-undangan”
Departemen Dalam Negeri menyebutkan bahwa, pelayanan publik adalah pelayanan umum, dan mendefinisikan pelayanan umum adalah suatu proses
bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan
menghasilkan produk, baik berupa barang dan jasa. Selanjutnya, Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Meneg PAN Nomor
63KEPM.PAN72003, memberikan pengertian pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dari beberapa pengertian pelayanan dan pelayanan publik yang diuraikan tersebut, dalam konteks pemerintah daerah, pelayanan publik dapat disimpulkan
sebagai pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat dan atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.
1.5.4.2 Sendi- Sendi Pelayanan Publik
Sendi- sendi pelayanan publik menurut Boediono 2003:63 adalah sebagai berikut:
1. Kesederhanaan, yaitu bahwa tata cara pelayanan dapat diselenggarakan secara
mudah, lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan. 2.
Kejelasan dan kepastian, yaitu mengenai tata cara, rincian biaya layanan dan tata cara pembayarannya, jadwal waktu penyelesaian layanan tersebut. Hal ini
sangat penting karena masyarakat tidak boleh ragu-ragu terhadap pelayanan yang diberikan.
3. Keamanan, yaitu usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas pada
masyarakat dari adanya bahaya, resiko dan keragu-raguan. Jaminan keamanan yang perlu diberikan berupa keamanan fisik, finansial dan
kepercayaan pada diri sendiri. 4.
Keterbukaan, yaitu bahwa masyarakat bisa mengetahui seluruh informasi yang mereka butuhkan secara mudah dan gambling, meliputi informasi
mengenai tata cara, persyaratan, waktu penyelesaian, biaya dan lain-lain. 5.
Efisien, yaitu bahwa persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapai sasaran pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
6. Ekonomis, yaitu agar pengenaan biaya pelayanan harus ditetapkan secara
wajar dengan memperhatikan nilai barangjasa dan kemampuan masyarakat untuk membayar.
7. Keadilan, dalam arti cakupan jangkauan pelayanan harus diusahakan seluas
mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil. 8.
Ketepatan waktu, dimana pelayanan dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
1.5.4.3 Bentuk- Bentuk Pelayanan Publik
Menurut Moenir 2000:190, bentuk pelayanan merupakan wujud perlakuan secara nyata, yang mencakup tiga hal yaitu:
a. Pelayanan dengan lisan
Pelayanan dengan lisan dilakukan oleh petugas di bidang hubungan masyarakat, bidang layanan informasi, dan bidang- bidang lain, yang tugasnya
memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan pelayanan lisan, sesuai dengan yang diharapkan.
b. Pelayanan dengan tulisan
Pelayanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol di dalam pelaksanaan tugas, tidak hanya dari segi jumlah, tetapi juga
dari segi peranannya. Pada dasarnya pelayanan melalui tulisan cukup efisien, terutama bagi pelayanan jarak jauh karena faktor biaya. Agar pelayanan dalam
bentuk tulisan dapat memuaskan pihak yang dilayani, satu hal yang harus
Universitas Sumatera Utara
diperhatikan adalah faktor kecepatan, baik dalam pengolahan masalah, maupun dalam proses penyelesaiannya.
c. Pelayanan dengan perbuatan
Pelayanan dalam bentuk perbuatan adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekadar kesanggupan dan penjelasan
secara lisan.
1.5.4.4 Prinsip- Prinsip Pelayanan Publik
Terdapat 9 prinsip penyediaan pelayanan publik yang merupakan wujud dari visi pemerintah yang dilaksanakan oleh setiap pegawai negeri. Prinsip-prinsip
tersebut adalah : a.
Menentukan standar pelayanan b.
Bersikap terbuka dan menyediakan informasi selengkap-lengkapnya c.
Berkonsultasi dan terlibat d.
Mendorong akses dan pilihan e.
Memperlakukan semua secara adil f.
Mengembalikan ke jalan yang benar ketika terjadi kesalahan g.
Memanfaatkan sumber daya secara efektif h.
Inovatif dan memperbaiki i.
Bekerjasama dengan penyedia layanan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
1.5.4.5 Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Penyelenggaraan tatalaksana pelayanan publik sesuai dengan bentuk dan sifatnya, dapat menggunakan salah satu pola-pola berikut ini :
a Pola pelayanan fungsional, yaitu pola pelayanan publik yang diberikan oleh
satu Instansi Pemerintah sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangannya. b
Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan publik yang diberikan secara tunggal oleh satu Instansi Pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang
dari Instansi Pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan. c
Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan publik yang dilakukan secara terpadu pada satu tempatlokasi oleh beberapa Instansi Pemerintah yang
bersangkutan sesuai kewenangannya masing-masing. d
Pola pelayanan secara terpusat, yaitu pola pelayanan publik yang dilakukan oleh satu Instansi Pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap
pelayanan Instansi Pemerintah lainnya yang terkait dengan pelayanan publik yang bersangkutan.
Dalam menetapkan kebijaksanaan pengaturan tatalaksana pelayanan publik sekurang-kurangnya secara jelas dimuat hal-hal sebagai berikut :
a. Landasan hukum pelayanan publik.
b. Maksud dan tujuan pelayanan publik.
c. Alur prosestatacara pelayanan publik.
d. Persyaratan yang harus dipenuhi, baik teknis maupun administratif.
e. Tatacara penilaian untuk memberikan kepastian kepada masyarakat atas
persetujuan atau penolakannya.
Universitas Sumatera Utara
f. Rincian biaya jasa pelayanan publik dan tatacara pembayarannya, waktu
penyelesaian pelayanan publik, dan uraian mengenai hak dan kewajiban pihak pemberipenerima pelayanan publik.
g. Penunjukkan pejabat penerima keluhan masyarakat.
http:explore-indo.comlayanan-publik48-layanan-publik170-pelayanan- publik-bagian-2.html
diakses pada tanggal 20 November 2011 pukul 16.10
1.5.4.6 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Publik
Menurut Moenir 2002: 88 dalam pelayanan publik terdapat beberapa faktor pendukung yang penting, yaitu:
1. Faktor Kesadaran
Yaitu kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada segala tingkatan terhadap tugas
yang menjadi tanggung jawabnya dapat membawa dampak yang sangat positif terhadap organisasi.
2. Faktor Aturan
Yaitu aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja pelayanan. Aturan ini mutlak kebenarannya agar organisasi dan pekerja dapat berjalan teratur
dan terarah. 3.
Faktor Organisasi Yaitu mengorganisir fungsi, baik dalam struktur maupun mekanismenya
yang akan berperan dalam mutu dan kelancaran pelayanan. Sarana pendukung
Universitas Sumatera Utara
mekanisme adalah sistem, prosedur, dan metode yang berfungsi sebagai tata cara atau tata kerja agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
4. Faktor Pendapatan
Yaitu pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan. Pendapatan yang cukup akan memotivasi pegawai dalam
melaksanakan pekerjaan yang baik. 5.
Faktor Keterampilan Tugas Yaitu kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan
pekerjaan. Ada tiga kemampuan yang harus dimiliki, yaitu: kemampuan manajerial, kemampuan teknis, dan kemampuan untuk membuat konsep.
6. Faktor Sarana
Yaitu sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan layanan. Sarana ini meliputi peralatan, perlengkapan, alat bantu dan fasilitas lain
yang melengkapi, serta fasilitas komunikasi.
1.6 Defenisi Konsep
Konsep merupakan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, atau kelompok dalam individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995:33. Melalui konsep, peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu
istilah untuk beberapa kejadian, yang berkaitan satu dengan lainnya. Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari konsep yang akan diteliti, maka penulis
mengemukakan defenisi konsep dari penelitian yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Kinerja merupakan prestasi kerja seseorang, berarti pula pengembangan karir
untuk masa depan. Aktualisasi dan pengakuan diri memperkuat seseorang untuk melakukan tugas sebaik- baiknya, selanjutnya akan mencapai jenjang
karir yang lebih tinggi, berarti sukses dalam berkarir. 2.
Pegawai Negeri Sipil merupakan setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, diangkat oleh pejabat
berwenang, dan diserahi tugas lainnya dan digaji menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku.
3. Kinerja Pegawai Negeri Sipil merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau
kegiatan seorang pegawai, dalam sebuah organisasi, dan dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu
tertentu.
Universitas Sumatera Utara
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Usman 2009: 4 penelitian
dengan menggunakan metode deskriptif bermaksud membuat penyandaraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
tertentu. Sedangkan menurut Nawawi 2003: 63, penelitian deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana adanya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian
secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi serta menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh. Oleh karena itu, dalam rangka
mendapatkan data lapangan, peneliti harus terjun langsung ke lapangan agar dapat mengamati secara langsung masyarakat yang diteliti. Selanjutnya, dalam kaitan
penelitian ini, berarti peneliti berusaha untuk memberikan penjelasan tentang kinerja PNS yang bekerja di Kantor Camat Medan Baru.
Universitas Sumatera Utara