4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di poliklinik Saraf dan poliklinik Diabetes RSUP Sanglah. Penelitian dimulai dari April hingga Agustus 2014, mulai dari persiapan,
pengumpulan data hingga penelitian selesai.
4.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian terhadap faktor risiko dalam lingkup neurologi, khususnya bidang saraf tepi.
4.4 Populasi dan Sampel Penelitian 4.4.1 Populasi target
Populasi target penelitian ini adalah seluruh penderita DM tipe 2 yang mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUP Sanglah.
4.4.2 Populasi terjangkau
Populasi terjangkau penelitian ini adalah penderita DM tipe 2 yang
menjalani pengobatan di poliklinik Saraf dan poliklinik Diabetes RSUP Sanglah Denpasar antara periode April - Agustus2014.
4.4.3 Kriteria sampel
Semua penderita DM tipe 2 yang menjalani pengobatan di poliklinik Saraf dan poliklinik Diabetes RSUP Sanglah Denpasar dan memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi.
4.4.3.1 Kriteria kasus
Kriteria inklusi pada kelompok kasus dalam penelitian ini adalah:
1. Penderita yang telah terbukti menderita DM tipe 2 dan NDP.
2. Penderita berusia 20-65 tahun.
3. Penderita kooperatif dan bersedia diikutsertakan dalam penelitian dengan
menandatangani surat persetujuan bersedia sebagai sampel penelitian
informed consent .
4.4.3.2 Kriteria kontrol
Kriteria inklusi pada kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah: 1.
Penderita DM tipe 2 tanpa NDP. 2.
Penderita berusia 20-65 tahun. 3.
Penderita kooperatif dan bersedia diikutsertakan dalam penelitian ini dengan menandatangani surat persetujuan bersedia sebagai sampel
penelitian
informed consent
.
4.4.3.3 Kriteria eksklusi kasus dan kontrol
Kriteria eksklusi pada kelompok kasus dan kontrol dalam penelitian ini adalah:
1. Penderita dengan riwayat penyakit ginjal kronis, penyakit hati kronis,
dislipidemia. 2.
Penderita dengan infeksi HIV,
Morbus Hansen
. 3.
Penderita dengan keganasan yang dapat menyebabkan neuropati 4.
Penderita neuropati yang sedang mengkonsumsi obat-obatan seperti anti retroviral, obat-obat kemoterapi, dan estrogen.
5. Penderita dengan riwayat paparan toksin termasuk penggunaan alkohol,
pestisida, merkuri, organofosfat, dan timbal. 6.
Penderita dengan kemungkinan gangguan pada sistem saraf tepi lainnya, seperti penyakit neuropati jebakan
Carpal Tunnel Syndrome
,
Cervical Root Syndrome
4.4.4 Besar sampel
Penghitungan besar sampel n pada penelitian ini ditetapkan berdasarkan rumus Dahlan, 2009:
n1 = n2= Z α
2PQ + ZP1Q1 +P2Q2² P1-P2²
α : kesalahan tipe I, ditetapkan 5 sehingga Zα = 1,96 : kesalahan tipe II, ditetapkan 10 sehingga Z= 1,28
P : proporsi total = ½
P1+P2 P2 :
proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya P1 :
proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan
judgement
peneliti Q1 : 1-
P1 Q2 : 1- P2
Proporsi NDP pada penderita DM dengan kadar HbA1c tinggi adalah 0,38 Purwata, 2010. Besar sampel berdasarkan rumus diatas didapatkan n1 = n2 =
42,78. Jadi jumlah sampel masing-masing kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol adalah 43 orang sehingga sampel keseluruhan berjumlah 86
orang.
4.4.5 Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode
sampling non random
jenis
consecutive
yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria
eligibilitas
dimasukkan ke dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.
4.5 Variabel Penelitian
1. Variabel tergantung adalah NDP.
2. Variabel bebas adalah DM tipe 2 dengan kadar HbA1c tinggi.
3. Variabel kendali adalah usia, obesitas, lamanya menderita DM dan jenis
pengobatan DM.
4.6.1 Definisi Operasional Variabel
1. Diabetes Melitus tipe 2 adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diagnosis DM dapat ditegakkan jika ada
keluhan klasik, yaitu: poliuri, polidipsi, penurunan berat badan, dan pemeriksaan glukosa plasma sewaktu 200 mgdL atau adanya gejala klasik
disertai pemeriksaan glukosa darah puasa ≥126 mgdL PERKENI,2011.
Data didapatkan dari rekam medis pasien. Dikelompokkan menjadi ya dan tidak sesuai skala nominal dikotomi
2.
Neuropati Diabetik Perifer ditegakkan
dengan pemeriksaan MDNS Lampiran 4. Data disajikan berskala nominal dikotomi:
a. Ya: MDNS memenuhi kriteria stadium 1, 2, 3
b. Tidak: MDNS memenuhi kriteria stadium 0 Feldman,1994.
3. HbA1c merupakan bentuk glikosilasi dari hemoglobin yang dapat
digunakan sebagai indikator dari toleransi glukosa dan regulasi glukosa pada penderita DM. Kadar HbA1c digunakan sebagai indek rata-rata kadar
glukosa pada pasien DM, ukuran risiko dari perkembangan komplikasi DM, dan sebagai ukuran dari kualitas terapi DM. Kadar HbA1c merupakan