Pengertian belajar Deskripsi Teori
Cerpen singkatan dari cerita pendek. akan tetapi tidak setiap cerita yang pendek disebut cerpen. Sketsa atau lukisan termasuk cerita yang pendek yang
bukan cerpen. Karena dalam sketsa tidak terdapat pelaku utama yang diikuti perkembangan kehidupan jiwanya sejak awal sampai akhir ceritanya. Demikian
juga fabel, parabel, dan cerita rakyat termasuk cerita yang pendek yang bukan cerpen Sarwadi via Jabrohim, 1994:165.
Merujuk pendapat Satyagraha Hoerip dalam Semi, 1988:34 cerita pendek adalah karakter yang “dijabarkan” lewat rentetan kejadian daripada
kejadian-kejadian itu sendiri satu persatu. Apa yang “terjadi” di dalamnya lazim merupakan suatu pengalaman atau penjelajahan reaksi mental itulah yang pada
hakikatnya disebut cerpen. Sebuah cerpen bukanlah Novel yang dipendekan dan juga bagian dari
novel yang belum dituliskan Sayuti, 2000:8. Walaupun sama-sama cerita fiksi cerpen lebih sederhana dan dapat diselesaikan dalam waktu hitungan jam. Cerita
yang dibangun pun tidak terlalu bertele-tele dan lebih berbicara pada konflik yang akan terjadi. Kekuatan utama cerpen ada pada tokohnya.
Sumardjo via Purba, 2012:50 mengemukakan pengertian cerita pendek di dalam bukunya Catatan Kecil tentang Menulis Cerpen. Ia berpengertian bahwa
cerita pendek adalah fiksi pendek yang selesai dibaca “sekali duduk”. Cerita pendek hanya memiliki satu arti satu krisis dan satu efek untuk pembacanya.
Untuk ukuran Indonesia cerpen terdiri dari 4 sampai dengan 15 halaman folio. Dalam kamus istilah sastra, Sudjiman via Purba, 2012:51 menyatakan
bahwa cerita pendek short story adalah kisah pendek kurang dari 10.000 kata
yang dimaksudkan memberikan kesan tunggal yang dominan. Cerita pendek memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi pada satu ketika. Meskipun
persyaratan itu tidak terpenuhi, cerita pendek tetap memperlihatkan kepaduan sebagai patokan. Cerita pendek efektif terdiri dari tokoh atau sekelompok tokoh
yang ditampilkan pada satu latar atau latar belakang lewat lakuan lahir atau batin terlibat dalam satu situasi.
Merujuk pendapat Stanton via Wiyatmi, 2008: 30 unsur-unsur pembangun fiksi sebagai berikut: tokoh, alur, latar, judul, sudut pandang, gaya
dan nada, tema.