menyelesaikan tugas yang guru berikan dan mampu bekerja dalam kelompok.
Siswa menunjukkan usaha dan semangat mereka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa berani untuk bertanya,
menjawab pertanyaan maupun mengungkapkan pendapat di depan kelas. Pada pertemuan pertama dan kedua, terdapat dua orang siswa yang kurang
aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan yang guru berikan. Pada pertemuan ketiga dan keempat, dua orang siswa tersebut mulai aktif
dalam bertanya, menjawab pertanyaan maupun mengungkapkan pendapat mereka di depan kelas.
Selama pembelajaran berlangsung, siswa mampu menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam pembelajaran dengan menyelesaikan tugas
yang diberikan dengan baik. Selain itu siswa juga mengambil alat peraga di tempat yang telah disediakan dan setelah selesai menggunakan siswa
membereskan alat peraga, lalu mengembalikannya ke tempat semula. Secara keseluruhan, pembelajaran berlangsung dengan baik dan seluruh
siswa menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.
2. Dampak Pengimplementasian Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori
a. Dampak bagi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori
dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel tersebut menunjukkan rata-rata nilai kelas sebesar 86 dan telah melampaui nilai KKM SD Kanisius
Kenalan, yaitu 60. Sebanyak 90 siswa berhasil melampaui nilai KKM dan 10 siswa berhasil mencapai nilai KKM. Implementasi alat
peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian memberi dampak positif bagi hasil
belajar siswa, yaitu membantu siswa mencapai hasil belajar yang baik dengan melampaui KKM yang berlaku.
b. Dampak bagi Motivasi Belajar Siswa
Pada pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori terjadi kemunculan indikator
motivasi belajar siswa. Kemunculan indikator motivasi belajar siswa terjadi pada setiap pertemuan. Hampir seluruh indikator muncul pada
setiap pertemuan, namun adapula indikator yang kemunculannya hanya dalam satu atau beberapa pertemuan.
Indikator yang paling sering muncul adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar dan adanya
dorongan dalam belajar. Sedangkan indikator yang lainnya adalah adanya kegiatan belajar yang menarik dan adanya lingkungan belajar
yang kondusif. Adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar menjadi yang paling sering muncul,
dilihat dari frekuensi siswa melakukan kegiatan yang mencerminkan indikator tersebut, yaitu mengajukan pertanyaan pada guru, menjawab
pertanyaan di depan kelas, dan siswa menunjukkan hasil pekerjaan pada guru. Sedangkan untuk indikator adanya dorongan dalam belajar
dicerminkan oleh siswa yang sering mengungkapkan pendapat atau ide, dan mengungkapkan hasil belajar di depan kelas.
Motivasi belajar siswa juga diukur melalui angket yang diisi oleh siswa setelah pembelajaran. Hasil analisis angket menunjukkan
bahwa siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dengan rata-rata skor sebesar 4.105. Selain itu, hasil observasi motivasi belajar siswa
selama pembelajaran menunjukkan bahwa motivasi belajar yang dimiliki siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan skor
mencapai 81. 24. Pada saat wawancara dengan guru, guru juga berpendapat
bahwa siswa aktif terlibat dan menunjukkan motivasi yang tinggi ketika mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
pembagian berbasis metode Montessori. Berdasarkan seluruh hasil analisis
motivasi belajar
di atas,
dapat dilihat
bahwa pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode
Montessori memiliki dampak positif bagi motivasi belajar siswa, yaitu mampu memberikan motivasi belajar yang tinggi bagi siswa.
67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius
Kenalan Magelang dilakukan dengan membagi siswa ke dalam 3 kelompok kecil 3-4 orang dan kelompok mengerjakan tugas dengan
bantuan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Implementasi berjalan dengan baik tampak dari keterlibatan aktif siswa,
ketercapaian tujuan pembelajaran dan sikap bertanggung jawab siswa mengambil, membereskan dan mengembalikan alat peraga pada saat
pembelajaran. 2. Pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode
Montessori memberikan dampak positif bagi hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Hal tersebut dilihat dari hasil belajar siswa yang mampu
melampaui KKM dengan persentase 90 dan adanya motivasi belajar siswa yang tinggi dengan skor hasil angket 4.105 dan skor hasil
observasi 81.24.