Pada tahun 2004, AWAIR diambil alih AirAsia, dan mengalihkan orientasi pasarnya ke penerbangan berbiaya rendah. Penerbangan pertamanya
dimulai pada Desember tahun itu. Mulai 1 Desember 2005, AWAIR berganti
nama menjadi PT. Indonesia AirAsia. 2. Pelayanan Penumpang
Indonesia AirAsia memiliki 22 buah armada yang berjenis Airbus A320-200. Kelas kursi yang ada di Indonesia AirAsia kelas ekonomi saja, tetapi terdiri
dari kursi standart dan kursi hot seat. Hot seat memiliki ruang kaki yang lebih lapang dari kursi standart dan hanya tersedia di bangku nomor 1, 2, 3, 4, 5,
12, dan 14.
F. SEJARAH SINGKAT SRIWIJAYA AIR
1. Sejarah Singkat PT SRIWIJAYA AIR lahir sebagai perusahaan swasta murni yang
didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim. Sriwijaya air kemudian memulai usahanya dengan bermodalkan satu
pesawat Boeing 737-200. Beberapa tenaga ahli yang turut menjadi pionir berdirinya Sriwijaya Air diantaranya adalah Supardi, Capt. Kusnadi, Capt.
Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, Suwarsono dan Joko Widodo. Pada tahun 2003, tepat pada hari Pahlawan, 10 November, Sriwijaya
Air memulai penerbangan perdananya dengan menerbangi rute Jakarta-
Pangkal Pinang PP, Jakarta-Palembang PP, Jakarta-Jambi PP, dan Jakarta- Pontianak PP. Saat ini, Sriwijaya Air memiliki 32 pesawat Boeing dengan
melayani total 41 rute termasuk rute regional Medan-Penang PP dan rute international lainnya. Dalam rangka pengembangan rute dan pangsa pasar,
Sriwijaya Air sudah mendatangkan tambahan pesawat Boeing seri 737-800 New Generation NG.
Dalam perawatan dan pemeliharaan pesawat, Sriwijaya Air melakukan kerjasama dengan Garuda Maintenance Facility GMF sebagai maintenance
provider terpercaya di Indonesia yang bertaraf internasional. Kerjasama ini
dimaksudkan agar para pelanggan Sriwijaya Air akan mendapatkan keamanan dan kenyamanan yang optimal. Selain itu, karyawan Sriwijaya Air merupakan
sumber daya manusia SDM pilihan yang terampil, ramah dan terpercaya. 2. Pelayanan Penumpang
Sriwijaya Air memiliki 32 buah armada Boeing. Armada tersebut terdiri dari berbagai jenis yaitu Boeing 737-800W NG, Boeing 737-300, Boeing 737-400,
dan 737-500W. Melayani rute domestik dan internasional.
48
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas Instrumen Validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur
apa yang seharusnya diukur oleh alat tersebut, serta pernyataan-pernyataan tersebut dapat berlaku bagi responden dan peneliti dalam waktu yang berbeda.
Uji validitas menggunakan kriteria r tabel dengan taraf signifikan 0,05 dan N = 25. Untuk taraf signifikan 0,05 dan N = 25, didapat r tabel adalah 0,297.
Jika r hitung lebih dari batasan tersebut 0,297 maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari 0,297 maka item dikatakan invalid tidak valid.
Untuk item-item yang valid akan digunakan dalam penelitian, dan untuk item- item yang tidak valid akan dibuang tidak digunakan dalam penelitian.
1.1. Uji Validitas Pelayanan X
1
Tabel 5.1 Hasil penghitungan validitas variabel X
1
: Pelayanan Maskapai Penerbangan
Nomor item r hitung
r tabel Keterangan
1 2
3 4
0,237 0,518
0,395 0,350
0,297 0,297
0,297 0,297
Tidak Valid Valid
Valid Valid