menjaga, mendidik, membesarkan serta menjadi wali bagi anak-anaknya sendiri tanpa adanya orang yang membantu baik pasangan atau pengasuh
Wilson dalam Septiningsih dan Cahyanti, 2014. Dalam hal ini, keterlibatan ayah untuk memelihara anak-anak lebih dari melakukan
interaksi yang positif dengan anak-anak mereka, akan tetapi juga ikut memperhatikan perkembangan anak-anaknya. Sementara itu, Olson dan
Defrain dalam Septiningsih dan Cahyanti, 2014 menyatakan bahwa ayah sebagai orang tua tunggal merupakan situasi yang tidak diharapkan
dan dianggap merepotkan bagi seorang ayah. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya jumlah laki-laki yang bertahan untuk berperan menjadi ayah
sebagai orang tua tunggal di tengah-tengah masyarakat kita. Berdasarkan uraian diatas, maka ayah sebagai orang tua tunggal
merupakan suatu kondisi yang dialami seorang laki-laki dewasa yang memiliki anak dan bertanggung jawab penuh untuk memelihara anak-
anak seperti menjaga, dan merawat anak baik secara fisik maupun psikologis. Selain itu, ayah yang berperan sebagai orang tua tunggal juga
berkewajiban untuk memberikan pendidikan yang formal ataupun nonformal, hingga melakukan interaksi yang positif seperti memiliki
kelekatan yang baik tanpa adanya peran serta dari pasangan atau seorang istri karena meninggal dunia.
3. Masalah yang Dialami oleh Ayah sebagai Orang Tua Tunggal
Dalam kehidupannya sebagai orang tua tunggal, para ayah mengalami beberapa kondisi yang tentunya menjadi tekanan bagi dirinya.
Kimmel dan Walsh dalam Partasari, 2004 menyatakan beberapa permasalahan yang sering timbul di dalam keluarga dengan orang tua
tunggal baik wanita maupun laki-laki. Masalah tersebut antara lain : a merasakan kesepian, b perasaan terjebak dengan tanggung jawab dalam
mengasuh anak dan mencari sumber pendapatan, c kekurangan waktu untuk mengurus diri dan kehidupan seksualnya, d merasa kelelahan
dalam membesarkan anak sendirian, e mengatasi hilangnya hubungan dengan partner special, f memiliki jam kerja yang lebih panjang karena
lebih banyak masalah ekonomi yang muncul, g menghadapi perubahan hidup yang lebih menekan, h kurangnya dukungan sosial dalam
melakukan perannya sebagai orang tua dan i memiliki kondisi fisik yang rentan terhadap penyakit dan rentan terkena depresi.
Selain masalah yang dijabarkan di atas, menurut Ortigas dalam Partasari, 2004 terdapat empat masalah yang dialami ayah sebagai orang
tua tunggal antara lain : a
Masalah Pengasuhan Anak Masalah pengasuhan anak merupakan masalah yang juga
dialami oleh para orang tua tunggal. Beberapa masalah yang berkaitan dengan pengasuhan anak antara lain :
1 Mengatasi proses kehilangan yang dialami oleh anak,
tidak hanya ayah sebagai orang dewasa yang mengalami tahap kehilangan, anak-anak juga mengalami beberapa
tahap-tahap kehilangan dari kematian ibu. Seperti tahapan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk protes yang ditunjukkan dengan menangis dan marah, tahapan kesunyian dan ketidakberdayaan, tahapan
dukacita, dimana anak berharap orang tuanya dapat bersatu kembali, tahap detachment, dimana anak
menampakkan tidak adanya minat, dan tidak menyadari perpisahan. Saat tersebut anak mulai membentuk
pertahanan terhadap rasa sakit akibat kehilangan.
2 Mengatasi proses identifikasi seksual. Masalah proses
identifikasi seksual anak perempuan dianggap menjadi salah satu masalah yang menjadi perhatian khusus ayah
sebagai orang tua tunggal. Mereka khawatir anak perempuan
mereka menjadi
tomboy atau
tidak berperilaku seperti wanita pada umumnya, yang
merupakan hasil modeling terhadap figur ayah.
3 Mengatasi penyesuaian diri dan bagaimana pola asuh
yang tepat. Laki-laki selama ini tidak dituntut untuk mengembangkan kemampuan nurturing. Selama ini laki-
laki khususnya di Indonesia, dibesarkan dalam keluarga tradisional. Kondisi tersebut menuntut laki-laki berperan
sebagai seorang ayah yang berkewajiban memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu, laki-laki diharapkan
mampu menegakkan kedisiplinan serta tidak bertanggung jawab dalam nurturing atau pengasuhan anak.
b Masalah Tekanan Sosial
Menurut Ortigas dalam Partasari, 2004 tekanan sosial berkaitan dengan persepsi lingkungan terhadap orang tua
tunggal. Banyak orang tua tunggal yang diminta untuk menikah kembali oleh keluarganya. Orang tua tunggal juga merasakan
kebutuhan akan pasangan hidup namun terbentur oleh kendala dari calon pasangannya untuk bisa menerima menjadi ibu atau
ayah bagi anak-anaknya. Salah satu masalah yang juga dialami oleh ayah sebagai
orang tua tunggal adalah kurangnya dukungan sosial. Hal ini berkaitan dengan kecenderungan pria untuk tidak mencari
dukungan emosional dalam hubungan sosial. Lingkungan juga tampaknya tidak memberikan dukungan sebanyak dukungan
yang diberikan kepada ibu sebagai orang tua tunggal Hanson, dalam Partasari, 2004.
Beberapa penelitian terkait orang tua tunggal di Filipina, membuktikan beberapa sumber dukungan bagi orang tua
tunggal dalam mengelola stresnya yaitu dengan adanya sikap pribadi yang positif, dukungan profesional, dukungan dari
anggota keluarga, dukungan dari kekerabatan atau keluarga, dukungan dari kekerabatan atau keluarga besar dan beberapa
mekanisme kompensasi seperti adanya figur yang dapat diperoleh dari lingkungan atau keluarga besar.
c Masalah Ekonomi
Menurut Ortigas dalam Partasari, 2004 masalah ekonomi merupakan hal yang berkaitan dengan kesukaran dalam
membiayai kehidupan. Kondisi keuangan yang baik akan memungkinkan laki-laki yang berperan sebagai ayah sebagai
orang tua tunggal untuk menyewa orang lain sebagai pengasuh anak dan membantu mengurus keperluan rumah tangga.
Meskipun demikian, tidak semua laki-laki yang berstatus duda memiliki keuangan yang baik, sehingga akan cukup sulit bagi
para laki-laki untuk beradaptasi jika tidak berada dalam kondisi keuangan yang baik Kissman dan Alen dalam Partasari, 2004.
d Masalah Pekerjaan
Masalah Pekerjaan
merupakan usaha
untuk menyeimbangkan antara tuntutan pekerjaan dengan keluarga.
Masalah pekerjaan seringkali dianggap menjadi salah satu masalah yang penting. Seringkali tuntutan pekerjaan tidak
mendukung perannya sebagai ayah sebagai orang tua tunggal. Pekerjaan di luar rumah, di luar kota, atau jadwal yang melebihi
jam kerja kerap kali dijumpai dalam dunia kerja. Apabila ayah tinggal terlalu mementingkan rumah tangga dan pengasuhan
anak, maka akan berdampak pada hubungan sosial dikantor dan penurunan pendapatan. Sedangkan, masalah pekerjaan bagi
seorang laki-laki, dinilai sebagai sumber identitas yang utama Kissman dan Alen dalam Partasari, 2004.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa masalah yang dihadapi ayah sebagai orang
tua tunggal. Masalah tersebut adalah masalah kehilangan akibat kematian istri, masalah pengasuhan anak, masalah tekanan
sosial, masalah ekonomi, serta masalah kurangnya waktu untuk mengurus diri dan kehidupan sosialnya. Dalam menghadapi
masalah-masalah tersebut yang muncul akibat peran sebagai orang tua tunggal, membuat ayah memiliki kondisi fisik yang
rentan terhadap penyakit dan rentan terkena depresi.
C. Resiliensi pada Ayah sebagai Orang Tua Tunggal