Transfusi yang dilakukan sudah tepat karena kadar Hb awal pasien yaitu 4.7 gdL dan terjadi peningkatan pada hari ke-3 pasien rawat inap menjadi 8.1 gdL,
kemudian transfusi dihentikan. Metilprednisolon dan transfusi PRC yang dberikan sudah tepat, dapat dilihat dari kadar Hb dan Hct pasien yang
menunjukkan peningkatan. Pada kasus ini ditemukan DRPs berupa dibutuhkan tambahan obat asam
folat untuk mencegah anemia megaloblastik. Pasien AIHA mengalami hemolisis aktif sehingga terjadi peningkatan kebutuhan akan asam folat. Asam folat
berperan dalam pembentukan sel darah merah, kekurangan asam folat dapat menyebabkan terbentuknya sel darah dengan kromatin berukuran besar yang
dikenal sebagai sel megaloblast. Anemia megaloblastik dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan RDW diatas normal dan MCV 100 fL Lu and Wu, 2004.
Rekomendasi yang diberikan untuk pasien yaitu memberikan asam folat dengan dosis 1 mghari DeLoughery, 2013. Monitoring yang dilakukan yaitu
pemantauan terhadap kadar Hb dan Hct pasien serta pemantauan terhadap efek samping metilprednisolon seperti peningkatan kadar gula darah pasien dan risiko
osteopirosis yang mungkin terjadi pada penggunaan kortikosteroid jangka panjang.
2. Kasus 2
Pasien merupakan seorang wanita berusia 29 tahun dengan berat badan 50 kg, merupakan penderita AIHA yang terdiagnosis sejak 1,5 tahun yang lalu
namun tidak rutin kontrol. Pasien datang dengan keluhan lemas sejak tujuh hari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebelum masuk rumah sakit. Pemeriksaan darah pasien menunjukkan kadar Hb 5,4 gdL yang termasuk dalam kategori anemia berat World Health Organization,
2011 dan DCT 4+. Pasien menjalani rawat inap di rumah sakit selama 6 hari dan keluar dengan status membaik.
Selama rawat inap pasien mendapatkan terapi metilprednisolon secara IV dengan dosis 500 mghari pada hari 2-4, kemudian dilanjutkan pemberian secara
oral dengan dosis 8-4-0 mghari. Selain itu pasien diberikan ranitidine pada hari 3-5 dengan dosis 50 mg 2 kali sehari yang diberikan secara IV. Ranitidin
digunakan untuk mengatasi efek samping penggunaan kortikosteroid yaitu tukak lambung Lockrey and Lim, 2011. Dosis yang dianjurkan literatur untuk
mengatasi tukak lambung yaitu 50 mg tiap 6-8 jam atau sama dengan 150-200 mghari Oliva, Partemi, Arena, De Giorgio, Colecchi, Fucci, et al, 2008. Dosis
ranitidine yang diterima pasien belum dapat mengatasi keluhan pasien terkait tukak lambung, yaitu nyeri perut dan mual. Kejadian tersebut dapat digolongkan
dalam DRPs dosis kurang. Transfusi PRC pada hari 1-3 pasien rawat inap. Transfusi yang dilakukan sudah tepat karena kadar Hb awal pasien yaitu 4.5 gdL
setelah transfusi menjadi 8.1 gdL. Pada kasus ini ditemukan DRPs berupa dibutuhkan tambahan obat asam folat untuk mencegah anemia megaloblastik.
Rekomendasi yang diberikan untuk pasien yaitu pemberian asam folat dengan dosis 1 mgharri dan pemberian ranitidine sesuai dengan dosis literature,
yaitu 150-200 mghari. Monitoring kadar Hb dan Hct pasien serta pemantauan terhadap efek samping obat-obatan yang digunakan, khususnya penggunaan
metilprednisolon jangka panjang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Kasus 3