dibutuhkan, butuh tambahan obat, interaksi dan efek samping obat perlu ditekan seminimal mungkin agar tidak terjadi kepada pasien.
1. Kasus 1
Pasien merupakan seorang wanita berusia 43 tahun dengan berat badan 54 kg, datang dengan keluhan lemas dan sesak nafas sejak tujuh hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien merupakan kasus AIHA lama yang terdiagnosis sejak 7 tahun yang lalu. Pemeriksaan darah pasien menunjukkan kadar Hb 4,7 gdL yang
termasuk dalam kategori anemia berat World Health Organization, 2011, selain itu hasil
coomb’s test pasien menunjukkan direct coomb’s test DCT 3+ dan indirect coomb’s test ICT 2+. Pasien menjalani rawat inap di rumah sakit selama
11 hari dan keluar dengan status membaik dan Hb 10 gdL. Selama rawat inap pasien mendapatkan terapi metilprednisolon dan
transfusi PRC. Metilprednisolon digunakan sebagai agen antiinflamasi pada kondisi autoimun yang menekan reaksi hipersensitivitas dengan bekerja langsung
pada sel limfosit-T Liu, 2013, diberikan secara IV dengan dosis 100-200 mghari untuk penggunaan selama 10-14 hari atau 250-1000 mghari selama 1-3
hari Zanella, 2012. Pasien mendapatkan terapi metilprednisolon secara IV dengan dosis 500 mghari pada hari 1-4, 375 mghari pada hari 5-8, dan 250
mghari pada hari 9-11. Transfusi PRC bertujuan untuk mengatasi hemolisis dan memperbaiki penghantaran oksigen ke jaringan. Transfusi dilakukan pada pasien
dengan Hb 7 gdL dan target terapi mempertahankan Hb antara 7-9 gdL Sharma, 2011. Dilakukan transfusi PRC pada hari 1-2 pasien rawat inap.
Transfusi yang dilakukan sudah tepat karena kadar Hb awal pasien yaitu 4.7 gdL dan terjadi peningkatan pada hari ke-3 pasien rawat inap menjadi 8.1 gdL,
kemudian transfusi dihentikan. Metilprednisolon dan transfusi PRC yang dberikan sudah tepat, dapat dilihat dari kadar Hb dan Hct pasien yang
menunjukkan peningkatan. Pada kasus ini ditemukan DRPs berupa dibutuhkan tambahan obat asam
folat untuk mencegah anemia megaloblastik. Pasien AIHA mengalami hemolisis aktif sehingga terjadi peningkatan kebutuhan akan asam folat. Asam folat
berperan dalam pembentukan sel darah merah, kekurangan asam folat dapat menyebabkan terbentuknya sel darah dengan kromatin berukuran besar yang
dikenal sebagai sel megaloblast. Anemia megaloblastik dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan RDW diatas normal dan MCV 100 fL Lu and Wu, 2004.
Rekomendasi yang diberikan untuk pasien yaitu memberikan asam folat dengan dosis 1 mghari DeLoughery, 2013. Monitoring yang dilakukan yaitu
pemantauan terhadap kadar Hb dan Hct pasien serta pemantauan terhadap efek samping metilprednisolon seperti peningkatan kadar gula darah pasien dan risiko
osteopirosis yang mungkin terjadi pada penggunaan kortikosteroid jangka panjang.
2. Kasus 2