Kegiatan Pembelajaran di MTs Hasanuddin

103 pulkan sendiri. Model dan contoh-contoh yang digunakan masih sangat sedikit dan tidak sesuai. Siswa belum dikondisikan untuk melakukan kegiatan secara bertahap, sehingga siswa kurang mengotruksi hal-hal yang telah dikuasainya contructivism. Siswa kurang mendapat kesempatan untuk bertanya dan berpikir aktif. Dalam pengerjakan tugas dan memecahkan masalah, siswa tidak dikondisikan untuk bekerja secara kelompok dan melakukan diskusi atau tanya- jawab, sehingga masyarakat belajar learning community belum terbentuk. Siswa juga belum dilibatkan dalam penilaian. Penilaian hanya dilakukan berda- sarkan hasil test posttest, belum dilakukan penilaian secara langsung dalam proses pembelajaran. Kegiatan refleksi belum dilakukan dengan baik. Siswa masih belum diajak untuk menyimpulkan pembelajaran, tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan tanggapan dan menanyakan hal-hal yang belum dipahami, dan guru jarang mengulas hal-hal yang masih sulit dikuasai siswa. Pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru MTs Hasanuddin dapat dikategorian kurang. Hanya guru-guru pendi- dikan agama Islam PAI saja yang sudah menekankan nilai-nilai karakter Islam dalam pembelajarannya. Rendahnya penanaman nilai-nilai karakter Islam oleh guru selain guru PAI disebabkan belum dipahami pentingnya penanaman akhlaqulkarimah pada setiap pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal ini menyebabkan siswa kurang memiliki daya kreativitas, kurang menghargai teman, cenderung individualistis, dan terjadi persaingan yang saling menjatuhkan. Perilaku siswa cenderung kurang tertib dan kurang bertanggung jawab. Banyak siswa yang terlambat masuk kelas setelah istirahat. Hal ini berdampak pada prestasi siswa yang kurang maksimal. 104 2.3 Media Pembelajaran dan Bahan Ajar 2.3.1 Media Pembelajaran Dari hasi observasi dan wawancara diperoleh gambaran secara umum bahwa dalam pembelajaran rata-rata guru belum menggunakan media yang mendukung untuk pencapaian kompetensi. Fasilitas di MTs Hasanuddin, seperti LCD Projector dan media audio visual sebenarnya telah disediakan untuk mendukung guru dalam proses pembelajaran. Tetapi, hanya sebagian kecil guru yang berusaha menggunakan media dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan keterbatasan waktu dalam merancang media yang sesuai dengan kompetensi yang akan diajarkan. Dengan kurangnya penggunaan media ini mengakibatkan model dan contoh-contoh tidak dapat dihadirkan lebih konkrit untuk dapat diamati oleh siswa. Selain itu, pembe- lajaran menjadi kurang menarik dan motivasi siswa menjadi rendah. Kondisi ini mengindikasikan perlu adanya pemahaman tentang pentingnya penggunaan media pembelajaran.

2.3.2 Bahan Ajar

Hasil angket evaluasi bahan ajar responden guru dan siswa diperoleh rata-rata persentase sebesar 39,32 dengan kategori kurang. Ketersedian dan kesesuaian bahan ajar persentase sebesar 42,34 dengan kategori kurang, pemahaman guru terhadap bahan ajar persentase sebesar 31,63 dengan kategori kurang, jenis bahan ajar persentase sebesar 33,34 dengan kategori kurang, pemilihan bahan ajar persentase sebesar 46,76 dengan kategori sedang, bahasa pada bahan ajar yang digunakan persentase sebesar 76,32 dengan kategori baik, pengintegrasian nilai- 105 nilai karakter dalam bahan ajar persentase sebesar 22,54 kategori kuang, pada isi bahan ajar yang digunakan persentase sebesar 34,82 dengan kategori kurang. Dari data di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut. Secara umum kondisi bahan ajar di MTs Hasanuddin dikategorikan masih kurang. Ketersediaan, dan kesesuaian bahan ajar berlum mencukupi dan belum sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa. Buku-buku yang ada merupakan buku-buku lama yang dibeli oleh sekolah enam tahun lalu dan jumlahnya tidak mencukupi. Kesesuaian bahan ajar dilihat dari kurikulum yang digunakan, bahan ajar yang ada sudah tidak relevan lagi. Selain tidak relevan dengan kurikulum, bahan ajar tidak relevan dengan kondisi madrasah dan karakter siswa, dengan kata lain tidak kontekstual. Bahan ajar yang ada kurang memandu siswa bekerja sama dengan temannya. Ditinjau dari komponen bahan ajar, bahan ajar yang ada atau dipakai oleh siswa saat ini memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 bahan ajar dikemas dengan uraian materi secara struktur, merujuk pada kumpulan materi yang akan dipelajari. 2 komponen yang ada hanya memuat uraian materi secara panjang lebar tanpa kurang disertai dengan pendalaman materi atau latihan-latihan secara proporsional, dan 3 bahan ajar kurang mendukung pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerjasama, mengamati dan menemukan, bertanya, dan mengungkapkan pendapat. 4 bahan ajar hanya bersifat kognitif, kurang menekankan aspek afektif, dan psikomotorik. 5 bahan ajar tidak sesuai dengan karakteristik siswa yang islami, dengan kata lain belum mengintegrasikan nilai- nilai karakter Islam. Sebagian besar, model dan ilustrasi bersifat umum dan tidak kontekstual dengan karakteristik madrasah yang islami. 106 Kelayakan bahan ajar yang ada saat ini jika ditinjau dari segi bahasa yang digunakan dapat dikategorikan baik. Aspek linguistik yang terdiri atas, tata bahasa, keefektifan kalimat, penggunaan tanda baca dan ejaan, dan kejelasan makna telah secara baik diterapkan dalam bahan ajar. Tetapi, pilihan kata yang digunakan masih terkadang sulit untuk dipahami siswa.

3. Analisis Kebutuhan

Data analisis kebutuhan yang diperoleh dari hasil penyebaran angket pada guru dan siswa di MTs Hasanuddin Bandarlampung dikelompokkan menjadi tiga kategori kebutuhan, yaitu 1 kebutuhan bahan ajar, 2 kebutuhan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual CTL, dan 3 kebutuhan pengintegrasian nilai- nilai karakter Islam pada pembelajaran dan bahan ajar.

3.1 Analisis Kebutuhan Bahan Ajar

Untuk mengetahui model bahan ajar yang dibutuhkan di MTs Hasanuddin Bandarlampung, dilakukan melalui quisioner angket, observasi, dan wawancara langsung kepada guru dan siswa. Angket diberikan kepada seluruh guru mata pelajaran dengan jumlah 17 orang dan siswa sebanyak 12 orang yang ambil secara acak dari tujuh kelas. Berikut ini akan dipaparkan hasil analisis kebutuhan bahan ajar dari sumber data guru dan siswa. 107

3.1.1 Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Responden Guru

Tabel 4: Rekapitulasi Analisis Angket Kebutuhan Bahan Ajar Responden Guru No Pertanyaanpernyataan Rata-rata Kategori

A. Ketersediaan Bahan Ajar

90.59 Sangat Dibutuhkan

B. Fungsi Bahan Ajar

82.75 Sangat Dibutuhkan

C. Komponen Bahan Ajar

87.23 Sangat Dibutuhkan

D. Prinsip-prinsip Bahan Ajar

87.19 Sangat Dibutuhkan

E. Bahasa dalam Materi Bahan Ajar

89.12 Sangat Dibutuhkan

F. Kegrafikan

86.86 Sangat Dibutuhkan Tabel di atas menggambarkan hasil analisis kebutuhan bahan ajar dari angket responden para guru di MTs Hasanuddin Bandarlampung untuk seluruh aspek utama kebutuhan. Aspek-aspek utama kebutuhan bahan ajar terdiri atas 1 ketersediaan, 2 fungsi, 3 komponen, 4 prinsip-prinsip, 5 bahasa, dan 6 kegrafikan. Dari keseluruhan aspek utama kebutuhan bahan ajar, diperoleh persentase rata-rata sebesar 91.12 dengan kategori sangat dibutuhkan. Aspek ketersediaan bahan ajar meliputi ketersediaan bahan ajar di perpustakaan yang sesuai dengan kurikulum MTs Hasnuddin, karakteristik siswa. dan ling- kungan siswa. Pada aspek ini diperoleh persentase sebesar 90.59 dengan kategori sangat dibutuhkan. Aspeks fungsi bahan ajar meliputi fungsi bahan ajar sebagai pedoman guru untuk mengarahkan proses pembelajaran, sebagai substansi kompetensi yang harus dipelajari siswa, dan sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran siswa. Pada aspek fungsi bahan ajar diperoleh persentase sebesar 82.72 dengan kategori sangat dibutuhkan.

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL UNTUK SMP MUHAMMADIYAH 1 TULANG BAWANG TENGAH KELAS VII SEMESTER 1

6 37 92

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER ISLAM UNTUK MTs HASANUDDIN BANDARLAMPUNG KELAS VIII SEMESTER I

2 18 119

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER ISLAM UNTUK MTs HASANUDDIN BANDARLAMPUNG KELAS VIII SEMESTER I

1 8 119

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN MENULIS PANTUN BERBASIS NILAI NILAI KARAKTER BAGI SISWA KELAS 4

18 158 272

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS PROSEDUR KOMPLEKS BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM SISWA KELAS X MAN LUBUK PAKAM.

0 2 29

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDIDIKAN NILAI ISLAM PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDIDIKAN NILAI ISLAM PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN DI MTs NEGERI MLINJON KLATEN.

0 2 16

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDIDIKAN NILAI ISLAM PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDIDIKAN NILAI ISLAM PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN DI MTs NEGERI MLINJON KLATEN.

0 2 16

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Materi Ajar Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Terbitan Erlangga.

0 0 13

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL Oleh Edi Saputro STKIP PGRI Bandar Lampung e-mail: gurukuedigmail.com 0813 7948 1500 ABSTRAK - View of Pengembangan Bahan Ajar Menulis Berbasis Nilai-nilai Kearifan Lokal

0 0 22

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL Arni Rahmawati

1 8 8