Ketiga, Retrenchment Strategy, dapt disebut pula dengan strategi panen atau divestasi. Divisi yang umum masuk sel VI, VII, atau IX, pada saat
kelangsungan hidup perusahaan terancam dan tidak lagi dapat bersaing secara efektif, seringkali strategi yang menekankan penghematan dibutuhkan.
3.1.4. Analisis SWOT
SWOT merupakan singkatan dari strengths kekuatan, weakness kelemahan, opportunities peluangkesempatan, dan threats ancaman
Rangkuti, 2000. Kekuatan dapat dijelaskan sebagai sisi positif organisasi yang dapat membimbing ke arah peluang yang lebih luas, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan. Kelemahan adalah setiap kekurangan di dalam hal keahlian dan
sumberdaya perusahaan. Pertimbangan perlu diberikan pada bagaimana hal ini dapat diobati, misalnya dengan pengambilalihan, penggabungan, atau pelatihan
dan pengembangan. Peluangkesempatan menggambarkan peristiwa-peristiwa dilingkungan
luar yang memungkinkan organisasi mendapatkan keuntungan. Tampaknya hal ini timbul dari perubahan-perubahan teknologi, pasar dan produk, perundangan-
perundangan dan sebagainya. Ancaman adalah bahaya atau masalah yang dapat menghancurkan
kedudukan organisasi. Contohnya, peluncuran produk baru oleh pesaing, perubahan model, atau masalah-masalah yang timbul dengan pemasok atau
pelanggan.
3.1.5. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif
Matriks Perencanaa Strategis Kuantitatif atau Quantitative Strategic Planning Matrix
QSPM merupakan alat untuk melakukan evaluasi pilihan alternatif secara objektif, menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif
yang layak, berdasarkan informasi dari tahap input dan tahap pemaduan untuk memutuskan strategi mana yang terbaik. Menurut David 2004, QSPM adalah
alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan
internal yang dikenali sebelumnya. Dalam beberapa hal QSPM memiliki kelebihan dan kekurangan, antara
lain : pertama, bahwa strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan, kedua,
tidak ada batas untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau diperiksa sekaligus, ketiga, alat ini mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-
faktor eksternal dan internal yang terkait ke dalam proses keputusan dan keempat, mengembangkan QSPM membuat faktor-faktor kunci lebih kecil
kemungkinannya terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai. Sedangkan kekurangan QSPM adalah : pertama, proses ini selalu memerlukan penilaian
intuitif dan asumsi yang diperhitungkan, kedua, memberi peringkat dan nilai daya tarik mengharuskan keputusan subjektif, walaupun demikian prosesnya harus
menggunakan informasi objektif, dan ketiga, konsep ini hanya dapat sebaik informasi yang diperlukan dan analisis perjodohan menjadi landasannya.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional