Pemberitaan Siyono di Kompas.com

1. Berita 1 edisi 12 April 2016 Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri

Kematian Siyono Pada berita yang pertama ini, Kompas.com mengangkat pemberitaan terkait tewasnya Siyono dengan judul berita Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono. Berita ini tayang setelah pengumuman hasil rilis otopsi Siyono oleh PP Muhammadiyah dan Komnas HAM terkait penyebab kematian Siyono. Dari Judul berita ini, Nampak bahwa kompas.com ingin menunjukkan terlebih dahulu kepada masyarakat terkait gambaran peristiwa kematian Siyono yang pada akhirnya menimbulkan kontroversi karena perbedaan penyebab kematian yang diumumkan oleh Polri dengan hasil otopsi. Lead yang digunakan oleh Kompas.com pada pemberitaan ini adalah menjelaskan mengenai apa yang menjadi topik pembahasan dari berita ini. adapaun lead yang digunkan dalam pemberitaan ini adalah: “Kematian Siyono, terduga teroris asal Klaten, Jawa Tengah, hingga saat ini masih menimbulkan tanda tanya. Kepolisian berbeda pendapat dengan Muhammadiyah dan Komnas Hak Asasi Manusia. Tiap pihak memiliki versinya , masing-masing , mengenai penyebab utama kematian Siyono.” 1 Latar yang digunakan pada berita ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan Hasil otopsi ulang Siyono dengan rilis Polri terkait penyebab tewasnya Siyono. Perbedaan ini terjadi di karenakan menurut rilis Polri, penyebab kematan Siyono adalah luke benturan benda tumpul di bagian kepala, sedangkan berdasarkan hasil otopsi, penyebab kematian Siyono adalah patah tulang iga, dan luka di bagian dada. 1 “Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”, Kompas.com, 12 April 2016, paragraf Pada berita ini, kompas.com mengambil pendapat dari beberapa narasumber seperti Siane Indriani Komisioner Komnas HAM, Brigjen pol Arthut Tampi Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, Haris Azhar Koordinator Kontras, Dahnil Anzhar ketum PP Muhammadiyah Kutipan wawancara yang dilakukan kompas.com dengan Siane Indriani menjelaskan penyebab kematian Siyono berdasarkan hasil autopsi tim dokter PP Muhammadiyah dan Komnas HAM dan peryataan bahwa Siyono tewas tanpa perlawanan. Adapun beberapa kutipan yang menegasan hal tersebut adalah sebagai berikut: Paragraf 5 “Ada patah tulang iga bagian kiri, ada lima ke bagian dalam. Luka patah sebelah kana nada satu, ke luar,” ujar Siane. 2 Paragraf 9 “Tidak ada perlawanan dari Siyono. Tidak ada luka defensif,” ujarnya. 3 Sementara itu, Kutipan wawancara dengan Brigjen pol Arthur Tampi Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri menjelaskan penyebab kematian Siyono versi Polri yakni, hantaman benda tumpul di kepala dan menegaskan bahwa otopsi tidak perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian Siyono. Paragraf 18 “ Penyebab kematian adalah terjadi pendarahan di belakang kepala akibat benturan benda tumpul,” ujar Arthur. 4 Paragraf 22 “ Pemeriksaan walaupun tanpa otopsi, kita dapat menentukan penyebab kematiannya. Akibat perdarahan kepala belakang,” Ujar Arthur. 5 2 “Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”, Kompas.com, 12 April 2016, paragraf 5. 3 “Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”, Kompas.com, 12 April 2016, paragraf 9. 4 “Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”, Kompas.com, 12 April 2016, paragraf 18. 5 “Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”, Kompas.com, 12 April 2016, paragraf 22. Selanjutnya kutipan wawancara dengan Haris Azhar Koordinator Kontras, dan Dahnil Anzhar ketum PP Muhammadiyah yang menilai kinerja Densus selama ini sesuka hati, dan menuntut evaluasi terhadap kinerja Densus 88. Paragraf 28 “Yak karena selama ini penegak hukum juga amburadul. Sekadar menunjukkan kepuasan kelompok tertentu,” kata haris. 6 Paragraf 33 “Kebetulan saya diundang di RDP. Kasus Siyono ini bisa menjadi bahan evaluasi, mungkin buat DPR, berkaitan dengan Densus 88,” ujar Dhanil. 7 Berita pertama inipun di tutup dengan pernyataan dari Dahnil Anzhar selaku Ketum PP Muhammadiyah Yang berharap hasil otopsi ini menjadi bahan DPR untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja Densus 88. Berdasarkan analisis di atas, dapat kita lihat cara wartawan menyusun fakta pada pemberitaan ini setelah di analisis dengan menggunakan unsur-unsur sintaksis. Fakta-fakta disusun sedemikian rupa untuk memberikan pemahaman kepada pembaca terhadap kasus yang terjadi. Pada bagian awal kompas.com menempatkan fakta terkait kontroversi penyebab kematian Siyono, lalu dilanjutkan dengan penyebab kematian Siyono versi Polri dan ditutup dengan kritik terhadap Polri dan tuntutan evaluasi terhadap aparat penegak hukum yang dinilai telah sewenang-wenang. Selain itu fakta-fakta yang terkandung dalam pemebritaan ini diperkuat oleh pendapat berbagai narasumber yang kredibel. Struktur Sintaksis terkait Berita 1 edisi 12 April 2016 Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono dapat dilihat pada lampiran 1. 6 “Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”, Kompas.com, 12 April 2016, paragraf 28. 7 “Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”, Kompas.com, 12 April 2016, paragraf 33.