21
BAB II KULONPROGO:
DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PENDIDIKAN A. Geografis, Penduduk dan Setting Sosial
Kulonprogo merupakan salah satu kabupaten dari tiga kabupaten dan satu kota yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun bukan menjadi pusat
ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, namun Kulonrpogo pernah mempunyai makna penting dalam perkembangan Kesultanan Mataram Yogyakarta. Wilayah ini
menjadi kekuasaan Pakualaman, dan karenanya sampai sekarang makam para keluarga Pakualaman diletakkan di daerah ini, sedangkan makam keluarga Kesultanan
Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta di Imogiri Bantul. Wilayah yang dikenal sebagai bukit Menoreh ini selain memiliki pantai di
belahan selatan juga memiliki perbukitan di belahan utara. Wilayah yang ada di belahan utara antara lain Samigaluh, sebuah kecamatan yang berbatasan langsung
dengan daerah Purworejo Jawa Tengah bagian utara-timur, dan memiliki enam desa di antaranya Desa Pagerharjo. Sebagai daerah rural, Samigaluh masih memiliki lahan
pertanian yang luas. Karena itu kabanyakan penduduknya masih bergantung kepada sektor pertanian 46,46 dan peternakan 38,20. Selebihnya bekerja sebagai
PNSTNI 4,90, sebagai buruh 4,14, padagang dan pengusaha. Jumlah penduduk pada tahun 2004 menurut Monografi Kecamatan berjumlah
30.740 jiwa, laki-laki 50,52 sedikit lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuannya 49,48, dan semuanya terdiri dari dari warga negara Indonesia.
Sebagian besar penduduk beragama Islam 77,06, sedangkan umat Kristiani cukup banyak juga yaitu 22,93, dengan rincian Protestan sebesar 11,48 dan Katolik
mencapai 11,46. Hampir 14 umat Kristiani tersebut terdapat di Desa Pagerharjo. Umat Hindu hanya ada 0,01. Jumlah tempat ibadah masing-masing agama sudah
sangat memadai. Masjid 105 unit jika dibandingkan dengan jumlah umat Islam, rata- rata menampung 225 orangmasjid. Sementara untuk gereja Kristiani 22 unit rata-rata
menampung 319 oranggereja. Gereja Kristen 8 unit rata-rtaa menampung 440 oranggereja, dan gereja serta kapel Katolik 14 unit rata-rata menampung 251
oranggereja. Kebanyakan penduduk mengenyam pendidikan SDsederajat 39,02,
sementara yang mengenyam SLTPsederajat sebesar 17,55 dan SLTAsederajat
22 sebesar 11,81. Yang mengenyam pendidikan tinggi sebesar 3,65. Di antara
penduduk masih ada yang buta huruf, dan tidak tamat SD sebesar 11,24., dan yang belum sekolah mencapai 16,73. Lembaga pendidikan sekolah yang ada mulai dari
TK sampai SLTA. Dari sekitar 35 SDsederajat 7 di antaranya Islam, dan 2 SD miliki Katolik dan Protestan. Di tingkat SLTPsederajat ada 5 unit, 2 di antaranya swasta
Islam dan 1 Katolik. Untuk SLTAsederajat hanya ada negeri 2 unit dan 1 SMK Bopkri Protestan. Dari 2 unit SLTANegeri tersebut jenisnya SMA dan 1 SMK jarak
jauh yang merupakan dampak dari konflik yang berkembang antara muslim dan Kristen.
B. Karakteristik Potensi Konflik