b Menciptakan dasar filosofis dan pendekatan-pendekatan yang bermuara
pada peniadaan hal-hal yang mendorong terjadinya pelanggaran c
Mencakup keseluruhan kebutuhan remaja berdasarkan keadilan dan kemerataan
d Perlindungan kesehjahteraan, perkembangan, hak-hak dan kebutuhan
seluruh remaja e
Perilaku anak yang berlawanan dengan nilai, harus dianggap sebagai proses pendewasaanmenuju dewasa yang bersifat menyimpang dan
kemudian juga akan hilang f
Kesadaran bahwa sikap membangkangdeviant, perilaku pidanadeliquent atau perilaku pra pelaku pidana pre-delinquent,
merupakan perilaku yang sebetulnya tidak dikehendaki oleh remaja. 2
Pencegahan umum 3
Media massa 4
Kebijakan sosial
56
3. Instrumen Hukum Internasional dalam Perlindungan Hak Anak
Konvensi Hak Anak merupakan sebuah Konvensi yang berisikan tentang hak-hak anak dan perlindungannya dalam Hukum Internasional. Secara ringkas
Konvensi Hak Anak mengandung misi: a.
Penegasan hak-hak anak b.
Perlindungan anak oleh negara c.
Peran serta berbagai pihak dalam menjamin penghormatan hak-hak anak.
56
Ibid. Hal. 64-65
Universitas Sumatera Utara
Konvensi ini memperjelas gagasan bahwa suatu kualitas hidup yang mendasar harus menjadi hak semua anak, bukan menjadi hak istimewa yang hanya
dinikmati oleh segelintir anak saja. Menurut Konvensi Hak Anak ini, maka negara berkewajiban untuk:
1 Memberikan perlindungan kepada anak terhadap perlakuan diskriminasi
atau hukuman 2
Memberikan perlindungan dan perawatan seperti untuk kesehjahteraan,keselamatan dan kesehatan
3 Menghormati tanggung jawab hak dan kewajiban orang tua dan keluarga
4 Mengakui hak hidup anak, serta kewajiban negara menjamin
perkembangan dan kelangsungan hidup anak 5
Memberikan kepada anak haknya untuk memperoleh kebangsaan, nama serta untuk mengetahui dan diasuh oleh orangtuanya
6 Memberikan kepada anak haknya untuk memelihara jati diri termasuk
kebangsaan, nama dan hubungan keluarga. 7
Memberikan kepada anak haknya untuk tinggal bersama-sama dengan orang tua
8 Memberikan kebebasan menyatakan pandanganpendapat
9 Memberikan kebebasan berfikir, berkeyakinan dan beragama
10 Memberikan kebebasan untuk berhimpun, berkumpul dan berserikat
11 Memberikan informasi dan beraneka ragam sumber yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
12 Orang tua bertanggung jawab untuk membesarkan dan membina anak,
negara mengambil langkah membantu orang tua yang bekerja agar anak mendapatkan perawatan dan fasilitas
13 Memberikan perlindungan akibat kekerasan fisik, mental penyalahgunaan,
penelantaran atau perlakuan salah eksploitasi serta penyalahgunaan seksual
14 Memberikan perlindungan hukum terhadap gangguan kehidupan pribadi,
keluarga surat menyurat atas serangan yang tidak sah 15
Memberikan perlindungan kepada anak yang tidak mempunyai orang tua menjadi kewajiban negara
16 Memberikan perlindungan kepada anak yang menjadi status pengungsi
17 Memberikan kepada anak cacat haknya mendapat perawatan khusus
18 Memberikan pelayanan kesehatan
19 Memberikan kepada anak haknya memperoleh manfaat jaminan sosial
asuransi pribadi 20
Memberikan kepada anak haknya atas taraf hidup layak bagi pengembangan fisik, mental, dan sosial
21 Meberikan kepada anak haknya atas pendidikan
22 Meberikan kepada anak haknya untuk beristirahat dan bersenang-senang
untuk terlibat dalam kegiatan bermain, berekreasi dan seni budaya 23
Memberikan kepada anak haknya atas perlindungan eksploitasi 24
Memberikan perlindungan dari penggunaan obat terlarang 25
Memberikan perlindungan anak dari segala bentuk eksploitasi seksual
Universitas Sumatera Utara
26 Memberikan perlindungan terhadap penculikan dan penjualan atau
perdagangan anak 27
Melindungi anak dari segala bentuk eksploitasi terhadap segala aspek kesehjahteraan anak
28 Membuat larangan penyiksaan, hukuman yang tidak manusiawi
29 Memberikan suatu hukuman acara peradilan anak
30 Memberikan kepada anak haknya untuk memperoleh bantuan hukum baik
di dalam atau di luar pengadilan.
57
Selain Konvensi Hak Anak, ada beberapa instrumen Internasional lainnya yang materi hukumnya berkenaan tentang perlindungan hak asasi anak. Instrumen-
Instrumen Internasional tersebut dijadikan dasar perlindungan hak-hak anak, yaitu: a.
The Universal Declaration of Human Right 1948 Dalam Pasal 4 Deklarasi ini, disebutkan bahwa tidak seorang pun bisa berada
dalam perbudakan slavery atau perhambaan servitude. Dalam Pasal 5 disebutkan juga bahwa tidak seorang pun bisa menjadi korban pernyiksaan
torture, kekejaman cruel, perbuatan tidak manusiawi dan penurunan derajat kemanusiaan.
58
b. The Slavery Convention 1926 and Supplementary Convention on the
Abolition of Slavery, the Slavery Trade and Practices Similiar to Slavery 1956
57
Aminah Aziz. Op.cit. hal. 61-63
58
Muhammad Joni dan Zulchaina Z. Tanamas. Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Perspektif Konvensi Hak Anak.Citra Aditya Bakti. Bandung. 1999. Hal 99
Universitas Sumatera Utara
Konvensi dan Suplemen Konvensi ini berisikan tentang perbudakan, dimana perbudakan termasuk praktek dan institusi perbudakan yang muncul dalam
perkawinan dan eksploitasi anak-anak dan anak muda belia yang sedang tumbuh. Dalam Konvensi 1956, yang dikatakan anak adalah yang berumur
dibawah 18 tahun Pasal 1 dan negara-negara harus membuat batas-batas usia untuk kawin Pasal 2.
c. The Convenstion on the Suppression of Traffic in Person and the Exploitation
of the Prostitution of Others 1949 Konvensi ini merupakan instrumen Internasional yang hanya menentukan
perdagangan manusia dan eksploitasi pelacuran. Konvensi ini termasuk juga dalam konteks perlindungan anak dari perdagangan manusia dan pelacuran.
d. The International Covenant on Civil and Political Rights 1966
Merupakan Instrumen Internasional tentang hak-hak sipil dan hak-hak politik. Dalam Pasal 7 disebutkan bahwa tidak seorang pun bisa menjadi subjek
penyiksaan, kekejaman, tindakan tidak manusia dan penurunan derajat manusia. e.
The Convention on the Elimination of all Forms of Discrimination Against Women 1981
59
Instrumen Internasional tentang perlindungan perempuan dewasa dan anak dari segala bentuk diskriminasi.
f. The Labour Convention of the International Labour Organitation
1 Konvensi Nomor 29 dan Nomor 105 tentang kerja paksa force labour
dan penghapusan kerja paksa.
59
Ibid hal 100
Universitas Sumatera Utara
2 Konvensi Nomor 79 dan Nomor 90 tentang kerja malam hari bagi pekerja
usia muda 3
Konvensi Nomor 138 tentang batas minimum bagi anak-anak bekerja. g.
The Tourism Bill of Rights and the Tourist Code 1985 yang telah disahkan WTO World Tourism Organization
Dalam Pasal 6 disebutkan bahwa negara-negara peserta mencegah kemungkinan pariwisata untuk eksploitasi pelacuran dalam segala
maksudnya. h.
Refugee and Humanitarian Law
60
B. Convention on the Right of Child Sebagai Acuan Internasional Dalam Perlindungan Hak Anak