Instrumen Penting Hukum Internasional dalam Perlindungan Anak

layak dilakukan oleh anak, dan tidak membahayakan kesehatan, dan perkembangannya. d. Penyuluhan Hukum tentang Hak-Hak Anak Kepada si anak perlu diberi pengarahan dan penjelasan hak-hak dan kewajibannya selaku anggota keluarga dan anggota masyarakat. Tugas utama seorang anak adalah belajar untuk mencapai pendidikan yang setinggi-tingginya dan mendapat fasilitas-fasilitas lainnya yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangannya.

2. Instrumen Penting Hukum Internasional dalam Perlindungan Anak

Ada beberapa Instrumen Internasional yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap remaja anak antara lain: a. Peraturan-Peraturan Minimum standar PBB mengenai administrasi peradilan bagi remaja Beijing Rules yang disahkan melalui resolusi Majelis PBB no.4335 tanggal 29 Nopember 1985 Menurut Beijing Rules, remaja adalah seorang anak atau orang muda yang menurut sistem hukum masing-masing, dapat diperlakukan atas suatu pelanggaran hukum dengan cara yang berbeda dari perlakuan terhadap orang dewasa. Mengacu pada peraturan tersebut, terihat bahwa penentuan umur bagi seorang anakremaja ditentukan berdasarkan sistem hukum masing-masing negara. Ini berarti, batas usia anakremaja untuk masing-masing negara berbeda. Beijing Rules hanya memberikan rambu-rambu agar penetuan batas usia anak, jangan diterapkan dalam usia yang terlalu rendah. Hal ini berkaitan dengan masalah emosional, mental dan intelektual. Artinya, Beijing Rules menganggap Universitas Sumatera Utara bahwa pada usia yang terlalu rendah, seseorang belum dapat dikatakan dewasa serta emosional, dewasa secara mental, dan dewasa secara intelektual, sehingga perbuatannya tidak dapat dipertanggungjawabkan secara pidana. 53 b. Peraturan PBB bagi perlindungan remaja anak yang kehilangan kebebasannya yang disahkan melalui resolusi Majelis no. 45133 tanggal 14 Nopember 1990 Beberapa hal perlu diketahui dalam peraturan-peraturan PBB bagi perlindungan anak yang kehilangan kebebasannya, seperti : 1 Sistem Peradilan bagi remaja, harus menjunjung tinggi hak-hak dan keselamatan serta memajukan kesehjahteraan fisik dan mental remaja. Berbicara sistem peradilan, akan mencakup keseluruhan komponen dan proses berjalannya hukum. Apabila PBB menghendaki kesehjahteraan sebagai akhir dari sistem peradilan, maka substansi hukum, struktur hukum, dan kultur hukum yang berkaitan dengan peradilan anak harus mempunyai visi dan misi yang sama, yaitu mengusahakan kesehjahteraan anak. 54 2 Penjara harus menjadi alternatif terakhir Mendengar kata “penjara” yang telah mengalami penghalusan makna menjadi “Lembaga Pemasyarakatan”, tetap saja mengesankan “keangkeran”. Orang sering mengatakan bahwa “Pembalasan Lebih Kejam dari Perbuata”. Kalimat yang demikian, ternyata diadopsi mentah-mentah oleh hukum pidana. Akibatnya, sanksi-sanksi hukum pidana, selalu menempati urutan yang pertama. Membiarkan anak memasuki Lembaga 53 Waluyadi. Hukum Perlindungan Anak. 2009. Bandung. Penerbit Mandar Maju. Hal 41-42 54 Ibid hal. 57 Universitas Sumatera Utara Pemasyarakatan, berarti membiarkan pendidikan negatif kepada anak, sebab apabila di dalam Lembaga Pemasyarakatan penghuninya adala mereka yang diidentifikasikan sebagai yang jahat, maka anak tersebut akan mengimitasi tingkah laku yang jahat. E.H. Sutherland pernah mengemukakan bahwa perilaku kriminal dapat dipelajari dalam interaksi dengan orang lain daam suatu proses komunikasi. Berangkat dari teori E.H. Sutherland tersebut, dapat dipahami bahwa adanya kemungkinan seseorang yang berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan, lambat laun dapat berbekas pada anak itu untuk berperilaku jahat. 55 3 Peraturan bagi anakremaja tidak boleh membedakan ras, warna kulit, usia, bahasa, agama, kebangsaan, pendapat politik, kepercayaannya, atau praktik- praktik budaya, kepemilikan, kelahiran atau status keluarga, asal-usul etnis atau sosial, cacat jasmani, agama serta konsep moral yang bersangkutan harus dihormati. 4 Para remaja yang belum diadili, harus dianggap tidak bersalah. Remaja yang masih dalam proses hukum, harus dipisah dengan remaja yang telah dijatuhi hukuman. Terhadap remaja yang belum diadili dan dalam proses hukum, ia berhak atas : a Didampingi penasihat hukum dengan Cuma-Cuma b Disediakan kesempatan kerja dengan menerima upah c Melanjutkan pendidikan d Memiliki dan tetap menyimpan barang yang menjadi hiburannya 5 Data yang berkaitan dengan remaja bersifat rahasia 55 Ibid. Hal. 61 Universitas Sumatera Utara Data yang harus dirahasiakan tentunya tidak hanya yang menyangkut penyingkatan nama, akan tetapi mencakup segala aspek yang berkaitan dengan kondisi sosial anak, seperti data pribadi maupun data keluarga, baik yang kuantitatif maupun kualitatif. Bahkan, hasil pertemuan dengan Pembimbing Kemasyarakatan, ahli pendidikan, psikolog, ahli agama, dan ahli-ahli yang lainnya harus dianggap data dan itu wajib dirahasiakan. 6 Anakremaja yang ditahan berhak untuk memperoleh : a Pendidikan b Latihan keterampilan dan latihan kerja c Rekreasi d Memeluk agama e Mendapatkan perawatan kesehatan f Pemberitahuan tentang kesehatan g Berhubungan dengan masyarakat luas c. Pedoman PBB dalam rangka pencegahan tindak pidana remajaanak pedoman Riyadh “United Nations Guidelines for the prevention of juvenile deliquency The Riyadh Guidelines”, yang disahkan dan dinyatakan dalam resolusi Majelis PBB no. 45112 tanggal 14 Desember 1990 Beberapa hal yang perlu diketahui dalam pedoman ini antara lain : 1 Upaya pencegahan kejahatan oleh anakremaja Kebijakan Progresif tentang pencegahan tindak pidana, harus mencakup : a Kesempatan mendidik Universitas Sumatera Utara b Menciptakan dasar filosofis dan pendekatan-pendekatan yang bermuara pada peniadaan hal-hal yang mendorong terjadinya pelanggaran c Mencakup keseluruhan kebutuhan remaja berdasarkan keadilan dan kemerataan d Perlindungan kesehjahteraan, perkembangan, hak-hak dan kebutuhan seluruh remaja e Perilaku anak yang berlawanan dengan nilai, harus dianggap sebagai proses pendewasaanmenuju dewasa yang bersifat menyimpang dan kemudian juga akan hilang f Kesadaran bahwa sikap membangkangdeviant, perilaku pidanadeliquent atau perilaku pra pelaku pidana pre-delinquent, merupakan perilaku yang sebetulnya tidak dikehendaki oleh remaja. 2 Pencegahan umum 3 Media massa 4 Kebijakan sosial 56

3. Instrumen Hukum Internasional dalam Perlindungan Hak Anak

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Perdagangan Orang Menurut Konvensi Hak Anak 1989

0 98 86

Kewenangan United Nation High Commisioner For Refugees (Unhcr) Dalam Perlindungan Pengungsi Konflik Suriah Di Wilayah Turki

7 112 91

Upaya United Nations High Commissioner For Refugees (UNHCR) dalam menangani pengungsi Suriah di Lebanon Tahun 2011-2013

1 29 111

PERLINDUNGAN HUKUM PENGUNGSI VIETNAM DI PULAU GALANG KEPULAUAN RIAU PADA TAHUN 1979-1996 OLEH UNHCR (UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES) DITINJAU DARI KONVENSI WINA 1951 DAN UNDANG-UNDANG N.

0 0 1

Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Pengungsi Anak Menurut Konvensi Hak-Hak Anak 20 Nopember 1989 Oleh UNHCR (United Nations High Commisioner For Refugees)

0 0 10

Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Pengungsi Anak Menurut Konvensi Hak-Hak Anak 20 Nopember 1989 Oleh UNHCR (United Nations High Commisioner For Refugees)

0 0 1

Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Pengungsi Anak Menurut Konvensi Hak-Hak Anak 20 Nopember 1989 Oleh UNHCR (United Nations High Commisioner For Refugees)

0 0 15

Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Pengungsi Anak Menurut Konvensi Hak-Hak Anak 20 Nopember 1989 Oleh UNHCR (United Nations High Commisioner For Refugees)

0 0 27

Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Pengungsi Anak Menurut Konvensi Hak-Hak Anak 20 Nopember 1989 Oleh UNHCR (United Nations High Commisioner For Refugees)

0 0 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kewenangan United Nation High Commisioner For Refugees (Unhcr) Dalam Perlindungan Pengungsi Konflik Suriah Di Wilayah Turki

0 0 18