Analisis hubungan antara sibling rivalry dengan kemampuan penyesuaian sosial anak usia sekolah di SDN Cireundeu III ini menggunakan
uji korelasi Spearman. Hasil penelitian didapat koefisien korelasi r antara sibling rivalry dengan kemampuan penyesuaian sosial anak usia sekolah di
SDN Cireundeu III r -0,711 dengan tingkat signifikan p 0,000. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sibling
rivalry dengan kemampuan penyesuaian sosial anak usia sekolah di SDN Cireundeu III dimana kekuatan atau hubungan negatif, dalam arti semakin
tinggi sibling rivalry anak maka semakin rendah kemampuan penyesuaian sosial anak tersebut. Dalam hal ini sibling rivalry anak usia sekolah memiliki
hubungan atau korelasi yang kuat r=-0.711 dengan kemampuan penyesuaian sosial anak usia sekolah karena nilai kekuatan korelasinya r
antara 0,60-0,799 Dahlan, 2010.
65
BAB VI PEMBAHASAN
Penelitian ini seperti sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghubungkan antara sibling rivalry dengan
kemampuan penyesuaian sosial anak usia sekolah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013 di Sekolah Dasar Negeri Cireundeu III dengan
pengumpulan data menggunakan angket yang dilakukan oleh peneliti kepada 72 responden. Berikut uraian pembahasan serta keterbatasan penelitian dari hasil
penelitian yaitu analisis univariat dan analisis bivariat.
A. Analisis Univariat
1. Karakteristik responden
Karakteristik resoponden berdasarkan usia reponden sebagian besar berusia 10 dan 11 tahun yaitu masing-masing sebesar 17 responden
23,6. Hal ini disebabkan karena mayoritas responden berada pada kelas 4 dan kelas 5 sekolah dasar. Yusuf 2012 mengatakan bahwa kelas-kelas
tinggi sekolah dasar kelas 4 sampai kelas 6 memiliki rentang usia 9 sampai 12 atau 13 tahun sehingga responden pada usia tersebut berada
dalam katagori tertinggi. Usia sekolah merupakan usia dimana seseorang mengalami
perkembangan fisik, psikososial, emosi, kognitif, moral, dan spiritual. Pada masa ini anak-anak mulai membina hubungan dengan orang lain
seperti teman sebaya Hockenberry Wilson, 2007. Anak usia sekolah juga mengalami perkembangan dalam emosi seperti cemburu atau sering
71
iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki orang lain terutama saudaranya serta menyukai persaingan Hurlock, 2005; Wong,
2008. Kedua perkembangan ini berkaitan dengan adanya sibling rivalry pada anak usia sekolah serta kemampuannya dalam melakukan
penyesuaian sosial. Karakteristik responden berdasarkan distribusi jenis kelamin yang
paling banyak adalah laki-laki. Perbedaan jumlah laki-laki dan perempuan kelamin laki-laki sehingga didapatkan sebagian besar responden berjenis
kelamin laki-laki. Hal ini juga ditemukan pada jumlah populasi anak usia sekolah di Indonesia, yaitu jumlah laki-laki lebih banyak daripada
perempuan sebesar 14.329.016 jiwa sedangkan jumlah populasi perempuan sebesar 13.475.884 jiwa
. Perbedaan jenis kelamin berpengaruh pada perkembangan sibling
rivalry dan kemampuan penyesuaian sosial anak. Penelitian Listiani 2010 menyebutkan bahwa jenis kelamin berkontribusi dalam
perkembangan sibling rivalry yang akan mempengaruhi penyesuaian sosial anak.
Anak perempuan lebih suka berperan dalam merawat dan menolong saudara sekandung mereka dibandingkan anak laki-laki
Minnett, Vandell dan Santrock, 1983 dalam Ambarini, 2006. Ambarini 2006 menyebutkan bahwa adanya saudara sekandung, khususnya anak
pertama, apalagi anak laki-laki, menunjukkan masalah emosional dan perilaku. Howe et al 2002 dalam Havnes 2010 melaporkan bahwa
saudara perempuan lebih penurut dibandingkan laki-laki. Selain itu