tema  untuk  mengaitkan  berberapa  mata  pelajaran.  Pembelajaran tematik  diharapkan  dapat  memberikan  pengalaman  bermakna  bagi
siswa.  Pada  pembelajaran  tematik  guru  dituntut  untuk  memiliki wawasan yang luas dan mencari banyak informasi dari berbagai hal
yang  berkaitan  dengan  materi  pembelajaran.  Pembelajaran  tematik memiliki  kelebihan,  yaitu  waktu  yang  tersedia  banyak  dan  tidak
dibatasi,  pembelajaran  dapat  diajarkan  secara  logis  dan  alami. Keterbatasan  pembelajaran  tematik  adalah  guru  harus  melakukan
penilaian  secara  menyeluruh,  sehingga  guru  dituntut  untuk berkoordinasi  dengan  guru  lain  apabila  materi  berasal  dari  guru
lain, selain itu guru harus memiliki wawasan yang luas.
B.  Penelitian yang Relevan
Beberapa  penelitian  yang  relevan  tentang  penerapan  Paradigma Pedagogi  Reflektif  dalam  pembelajaran  tematik  sudah  pernah  dilakukan  oleh
banyak  pihak.  Peneliti  menuliskan  tiga  penelitian  yang  relevan  dengan penelitian  yang  telah  peneliti  lakukan,  sehingga  dapat  menunjang  dalam
penelitian  ini. Ketiga penelitian tersebut  yaitu penelitian milik  Aspraningrum, Emawati, dan Johan.
Penelitian  yang pertama  dilakukan oleh  Aspraningrum  2011 dengan judul    penelitian
“Penerapan    Paradigma    Pedagogi    Reflektif    dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion
3C  Peserta  Didik  Kelas  II.A  SD  Kanisius  Demangan  Baru  Semester  II Tahun Pelajaran 20102011
”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan 3C PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan  model  pembelajaran  tematik  berpola  Paradigma  Pedagogi Reflektif PPR.  Penelitian ini  menggunakan model penelitian tindakan kelas,
dengan  mengambil  sampel  siswa  kelas  IIA  SD  Kanisius  Demangan  Baru. Pengumpulan  data  dengan  menggunakan  observasi,  wawancara,  serta
dokumentasi.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  aspek  3C  peserta  didik kelas  2A  SD  Kanisius  Demangan  Baru  mengalami  peningkatan  setelah
menerapkan PPR dalam pembelajaran. Peneitian  yang  kedua  diakukan  oleh  Emawati  2012  dengan  judul
penelitian “Peningkatan  Prestasi  Belajar  IPS  Melalui  Pendekatan  Paradigma
Pedagogi  Reflektif  Pada  Siswa  kelas  V  Semester  2  SD  BOPKRI  Demangan III  Tahun  Pelajaran  2010-2011
”.  Penelitian  ini  menggunakan  rancangan penelitian  tindakan  kelas  PTK.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa
pembelajaran  menggunakan  PPR  pada  mata  pelajaran  IPS  kelas  V  materi perjuangan  para  tokoh  pejuang  pada  masa  penjajahan  Jepang  ini  dapat
meningkatkan  hasil  belajar  siswa.  Dari  KKM  yang  ditentukan  yaitu  60,  pada siklus I ada 64 atau 16 siswa dari 25 siswa yang mencapai nilai KKM. Nilai
rata-rata yang diperoleh siswa pada sikus I yaitu 61. Nilai tertinggi pada siklus I  yaitu  81  dan  nilai  terendahnya  29.  Pada  siklus  II  ada  88  atau  22  dari  25
yang  mencapai  nilai  diatas  KKM.  Nilai  rata-rata  yang  diperoleh  siswa  pada siklus II yaitu 75. Nilai tertinggi pada siklus II yaitu 90 dan nilai terendahnya
56.  Hal  ini  membuktikan  bahwa  dengan  pendekatan  Paradigma  Pedagogi Reflektif  PPR  dalam  proses  pembelajaran  dapat  meningkatkan  prestasi
belajar  khususnya  dalam  mata  pelajaran  IPS.  Penelitian  tersebut  memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
relevansi  dengan  penelitian  yang  akan  dilakukan  oleh  peneliti,  karena  dalam penelitian  ini  meneliti  tentang  prestasi  belajaar  siswa  dengan  menggunakan
Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR. Penelitian  yang  ketiga  dilakukan  oleh  Johan  2011  dengan  judul
penelitian  mengenai “Penerapan  Paradigma  Pedagogi  Reflektif  dalam
Pembelajaran  Tematik  untuk  Meningkatkan  3C  Competence,  Conscience, dan  Compassion  Peserta  Didik  Kelas  III
”. Jenis  penelitian dalam skripsi  ini adalah  penelitian  tindakan  kelas  PTK.  Model  pembelajaran  menggunakan
model  pembelajaran  tematik  berpola  PPR.  Berdasarkan  hasil  penelitan diketahui  bahwa  competence,  conscience,  dan  compassion  peserta  didik
mengalami   peningkatan   setelah   menerapkan   PPR   dalam   pembelajaran tematik.   Pada  pra   penelitian   skor   competence  peserta  didik   pada    mata
pelajaran  Matermatika  sebesar  78,97  sedangkan  pada  akhir  siklus  I  sebesar 79,35 dan pada siklus II menjadi 90,9. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia
pada  pra  penelitian  sebesar  76,03  pada  siklus  I  yaitu  81,3  dan  pada  siklus  II sebesar  98.  Conscience,  dan  compassion  pun  mengalami  peningkatan  yaitu
pada  akhir  siklus  I  skor  conscience  sebesar  78,7  dan  pada  akhir  siklus  I sebesar 75,7 dan pada akhir siklus II menjadi 90. Hal ini membuktikan bahwa
dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dalam pembelajaran temati  dapat  meningkatkan  3C  competence,  conscience,  dan  compassion
sehingga dapat peningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian  tersebut  memiliki  relevansi  dengan  penelitian  yang  akan
dilakukan   oleh   peneliti   karena   dalam   penelitian   tersebut   menerapkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paradigma  Pedagogi  Reflektif  yang  dapat  meningkatkan  3C  sehingga  dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Literatur  map  dari  penelitian  yang relevan  dapat  dilihat  pada  gambar 2.2 berikut ini.
Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif
Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui
Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif
dalam Pembelajaran Pendekatan Paradigma
dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan
Competence, Pedagogi Reflektif
Pada Siswa kelas V Tematik untuk
Meningkatkan 3C Conscience, dan
Compassion 3C Competence,
Conscience, dan Peserta Didik Kelas II
Compassion
Peserta
Aspraningrum 2011 Emawati 2012
Didik Kelas III
Johan 2011
Perbedaan Prestasi Belajar Siswa atas Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif
PPR dalam Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV Sekolah Dasar
Gambar 2.2 Skema penelitian yang relevan.
Gambar  2.2  menjelaskan  tentang  penelitian  penerapan  Paradigma Pedagogi  Reflektif  dalam  pembelajaran  tematik  dan  prestasi  belajar
siswa.  Hasil  dari  ketiga  penelitian  menunjukkan  keberhasilan  penerapan Paradigma  Pedagogi  Reflektif  terhadap  prestasi  belajar  siswa.  Peneliti
kemudian  tertarik  untuk  melakukan  penelitian  penerapan  Paradigma Pedagogi Reflektif untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa.
Selain  persamaan  dalam  penerapan  pembelajaran  berbasis Paradigma  Pedagogi  Reflektif  PPR  terdapat  perbedaan  yang
membedakan  ketiga  penelitian  yang  dilakukan  peneliti  lain  dengan penelitian  peneliti.  Ketiga  penelitian  tersebut  mengggunakan  model
penelitian   tindakan   kelas   PTK,   sedangkan   peneliti   menggunakan metode eksperimental. Berdasarkan keberhasilan penggunaan pendekatan
PPR  peneliti  kemudian  ingin  melakukan  penelitian  menggunakan penerapan  pembelajaran  berbasis  Paradigma  Pedagogi  Reflektif  PPR
untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa.
C.  Kerangka Berpikir