Perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar dalam Tema Selalu Berhemat Energi kelas IV Sekolah Dasar
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN
MEDIA GAMBAR DALAM TEMA SELALU BERHEMAT
ENERGI KELAS IV SEKOLAH DASAR
Skripsi
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Radmilla Zena Harlinda Dias 111134183
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
(2)
(3)
(4)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur Alhamdulillah, peneliti persembahkan karya sederhana ini kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan dan segala kenikmatan yang
tiada terhingga dalam setiap langkah yang peneliti tempuh.
2. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang dan dukungannya
3. Teman terdekatku Angga Azhari yang selalu membantu dan mendukung
4. Bapak dan Ibu Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma
5. Teman-teman PGSD 2011
6. Almamaterku
Tanpa kehadiran kalian, penelitian karya ini tidak mungkin akan selesai dengan
(5)
v MOTTO
“Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam ombak dan kerjakanlah hal
yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain karena hidup hanyalah sekali.
Ingat hanya pada Allah apapun dan dimanapun kita berada, kepada Dia-lah tempat
meminta dan memohon.” (Rikanita Tahir)
“Sungguh bersama kesukaran dan keringanan. Karena itu bila kau selesai
(mengerjakan yang lain). Dan kepada Tuhan berharaplah.” (Q.S. Al Insyirah: 6-8)
(6)
(7)
(8)
viii
ABSTRAK
Dias, Radmilla Zena Harlinda. (2014). Perbedaan Hasil Belajar Siswa atas Penggunaan Media Gambar Siswa Kelas IV dalam Tema Selalu Berhemat Energi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya teori bahwa penggunaan media mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar. Gambar yang digunakan merupakan gambar yang sesuai dengan materi dalam tema selalu berhemat energi kelas IV sekolah dasar.
Penelitian ini adalah penelitian quasi-experimental dengan desain nonequivalent control group design. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Negeri Nogotirto sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IVB sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini diperoleh dari hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan 10 soal pilihan ganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu dokumentasi dan wawancara. Proseduar analisis data pada penelitian ini terdiri dari penentuan hipotesis, manajemen data, menentukan taraf signifikansi, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah independent t-test yang didukung dengan penggunaan Microsoft Excel dan Stastitical Product and Service Solutions (SPSS). Hasil analisis data menunjukkan rata-rata skor posttest kelompok kontrol lebih rendah (Mean = 71,07; Standar Error of Mean = 3,675) dibandingkan dengan skor posttest kelompok eksperimen (Mean = 81,79; Standar Error of Mean = 3,675). Perbedaan ini signifikan signifikan t (56) = -2,167 p < 0,05 dan memiliki small effect size dengan r = 0,282. Hasil analisis data kemudian dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan atas penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa. Peneliti merekomendasikan media gambar agar dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu media pembelajaran.
(9)
ix ABSTRACT
Dias, Radmilla Zena Harlinda. (2014). Differences Student Learned Outcomes of the Media Pictures Used. Yogyakarta. Sanata Dharma University. This research is motivated any theory that the use of the media is able to improve student learned outcomes. This study aims to find differences in learned outcomes of students on the use of media pictures. The images used an image appropriate to the material in the theme always save energy fourth grade elementary school.
This study was a quasi-experimental research design used nonequivalent control group. The population and sample in this research are the student class IVA Nogotirto Elementary School as an experimental group and IVB grade students as a control group. The research data are obtained by doing the pretest and posttest in the experimental group and the control group. Pretest and posttest by used 10 multiple choice questions that have been tested for validity, reliability, and level of difficulty. Data are collected in two ways: documentation and interviews. The procedure of data analysis in this research consists of the determined the hypotheses, managed the data, determined significance level, tested the classical assumption, and hypothesis tested. Data analysis technique that is used for tested the hypotheses of independent t-test is supported by Microsoft Excel and Stastitical Product and Service Solutions (SPSS). The results showed an average score lower posttest control group (mean = 71.07; Standard Error of Mean = 3.675) compared with the experimental group posttest scores (mean = 81.79; Standard Error of Mean = 3.675). This difference was significant t (56) = -2.167 p < 0.05 and has small effect size of r = 0.282. The results of data analysis then can be said that there are differences in student learned outcomes for the use of media pictures.
The conclusion of this research show that there are significant differences on the use of media images on student learned outcomes. Researchers recommend that media images can be used by teachers as a medium of learned.
(10)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI KELAS IV SEKOLAH DASAR” ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd Wakil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
4. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., Dosen pembimbing I yang telah sangat membantu dalam proses pembuatan karya ilmiah ini dengan sepenuh hati.
5. Th. Yunia Setyawan, M.Hum., Dosen pembimbing II yang telah memberikan saran yang membangun dalam pembuatan karya ilmiah ini. 6. Suprayana, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Nogotirto yang telah
memberikan dukungan serta izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di SD Negeri Nogotirto.
7. Sri Rahayu, S.Pd., Guru kelas IVA SD Negeri Nogotirto yang telah bekerjasama dan telah memberikan izin pada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas IVA.
8. Erlin Hartanti, S.Pd., Guru kelas IVB SD Negeri Nogotirto yang telah bekerjasama dan telah memberikan izin pada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas IVB.
(11)
(12)
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
G. Definisi Operasional ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 10
1. Teori yang Mendukung ... 10
2. Penelitian yang Relevan ... 20
B. Kerangka Berpikir ... 24
(13)
xiii
BAB III METODE PENELITIAN……… 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Desain Penelitian ... 26
C. Setting Penelitian ... 28
D. Variabel Penelitian ... 30
E. Populasi dan Sampel ... 33
F. Teknik Pengumpulan Data ... 34
G. Instrumen Pengumpulan Data ... 36
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 39
I. Prosedur Analisis Data... 55
J. Jadwal penelitian ... ... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian... 73
B. Hasil Penelitian ... 76
C. Pembahasan ... 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 105
B. Keterbatasan Penelitian ... 106
C. Saran ... 106
DAFTAR REFERENSI ... 107
(14)
xiv
DAFTAR TABEL
No Nama Halaman
1. Waktu penelitian 29
2. Kisi-kisi soal pretest dan posttest 37 3. Pedoman wawancara 39 4. Kriteria Hasil Validasi 42 5. Rekap Penilaian Silabus 42 6. RekapPenilaian RPP kelas kontrol dan eksperimen 44 7. Rekap penilaian soal pretest dan posttest 46 8. Kisi-kisi soal uji validitas empiris 48 9. Perbandingan r Hitung dan r Tabel 50 10. Hasil uji validitas 51 11. Kriteria Koefisien Reliabitas 52 12. Hasil perhitungan reliabilitas 53 13. Kategori indeks kesukaran soal 54 14. Indeks kesukaran tiap butir soal 55 15. Kategori effect size 71 16. Kegiatan saat penelitian 74 17. Statistik deskriptif data penelitian 76 18. Skor pretest dan posttest 79 19. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pretest
Kelompok Kontrol 80
20. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pretest
Kelompok Eksperimen 81
21. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pretest 85 22. Hasil Perhitungan Uji Independentt-test Skor Pretest 85 23. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Posttest
Kelompok Kontrol 87
24. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test
Kelompok Eksperimen 89
25. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Post-test 91 26. Hasil Perhitungan Uji Independentt-test Skor Post-test 93 27. Hasil uji koefisien determinasi 96 28. Uji paired t-test kelompok kontrol 98 30. Uji paired t-test kelompok eksperimen 99
(15)
xv
DAFTAR GAMBAR
No Nama Halaman
1. Desain Penelitian 28 2. Rumus Korelasi Product Moment 49 3. Rumus Cronbach’s Alpha 52 4. Rumus Indeks Kesukaran 53 5. Rumus Kolmogorov Sminorv 59 6. Rumus Lavene’s Test 61 7. Rumus Kolmogorov Sminorv 64 8. Rumus Independent T-Test 67 9. Rumus Paired T-Test 69 10. Rumus Effect Size 71 11. Rumus Koefisien Determinasi 71 12. Diagram Peningkatan Skor Pretest dan Posttest
Kelompok Kontrol dan Eksperimen 78 13. P-P Plot dan Histogram Skor Pretest Kelompok
Kontrol 81
14. P-P Plot dan Histogram Skor Pretest Kelompok
Eksperimen 82
15. P-P Plot dan Histogram Skor Postest Kelompok
Kontrol 88
16. P-P Plot dan Histogram Skor Postest Kelompok
Eksperimen 90
17. Uji Normalitas P-P Plot dan Histogram Skor Pretest
Kelompok Kontrol 97
18. Uji Normalitas P-P Plot dan Histogram Skor Pretest
(16)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No Nama Halaman
1. Surat Penelitian 102 2. Perangkat Pembelajaran Kelas Kontrol sebelum
Validasi 105
3. Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen sebelum
Validasi 131
4. Contoh Instrumen Pretest dan Posttest sebelum
Validasi 169
5. Contoh Komentar Validasi 171 6. Contoh Instrumen sesudah Validasi 190 7. Perangkat Pembelajaran Kelas Kontrol sesudah
Validasi 192
8. Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen sesudah
Validasi 223
9. Hasil Validasi Muka 255 10. Contoh Pekerjaan Siswa Hasil Validitas Konstruk 258 11. Tabulasi dan Analisis Validitas Konstruk 262 12. Contoh Hasil Pekerjaan Pretest Siswa Kontrol 276 13. Contoh Hasil Pekerjaan Posttest Siswa Kontrol 283 14. Contoh Hasil Pekerjaan Pretest Siswa Eksperimen 290 15. Contoh Hasil Pekerjaan Posttest Siswa Eksperimen 297 16. Tabulasi Data Mentah Pretest dan Posttest Kontrol 304 17. Tabulasi Data Mentah Pretest dan Posttest
Eksperimen 307
18. Analisis Skor Pretest dan Posttest Kontrol dan
Eksperimen 310
(17)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab satu ini, berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian.
A. Latar belakang masalah
Belajar merupakan proses yang terjadi pada diri seseorang sejak ia hidup
hingga meninggal atau seumur hidupnya. Belajar terjadi karena adanya interaksi
seseorang dengan lingkungannya. Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
(Arsyad, 2007). Proses belajar dapat diselenggarakan secara formal maupun non
formal. Secara formal dapat dilakukan di instansi pendidikan seperti sekolah,
sedangkam non formal dapat dilakukan di luar sekolah maupun dengan
lingkungan sekitar.
Proses belajar yang diselenggarakan di sekolah dimaksudkan untuk
mengarahkan siswa agar mampu mendapatkan ilmu yang lebih terarah, baik
dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan siswa. Komponen yang
ada di sekolah yaitu siswa, guru, kepala sekolah, materi atau bahan pembelajaran
(buku, media, majalah, dan lain sebagainya) untuk mempengaruhi kegiatan belajar
mengajar (Arsyad, 2007: 1). Hasil pengaruh dari lingkungannya akan membuat
siswa mendapat ilmu dengan baik. Guru dapat mengajak siswa aktif dengan
metode yang disusun secara inovatif dan kreatif serta menyenangkan. Siswa tidak
(18)
berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Metode pengajaran yang
digunakan harus dikemas secara menarik, agar membuat siswa menjadi lebih
tertarik mengikuti pelajaran dan materi yang disampaikan dapat diterima serta
dipahami dengan baik. Kemajuan hasil belajar siswa juga akan memuaskan,
setelah diberikan evaluasi oleh guru atas materi pembelajaran yang telah
disampaikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman modern saat ini,
sudah berkembang sangat pesat dan mendorong guru untuk memanfaatkan
teknologi tersebut dalam kegiatan belajar mengajar (Arsyad 2007: 2). Guru
dituntut menggunakan alat-alat yang sudah tersedia dan juga harus mampu
mengembangkan keterampilannya dalam membuat media pembelajaran yang akan
digunakan apabila belum tersedia. Guru harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran (Hamalik, 1994: 6).
Media dikenal sebagai alat bantu dalam pembelajaran untuk dimanfaatkan
dalam kegiatan belajar di kelas antara guru dengan siswa. Penggunaan media
harus melihat karakteristik masing-masing media yang digunakan, sehingga sesuai
dengan kondisi atau materi pembelajaran yang diajarkan. Media yang digunakan
untuk belajar dapat diartikan sebagai alat komunikasi dalam proses pembelajaran
untuk membawa informasi dari guru ke siswa, bertujuan merangsang siswa
mengikuti kegiatan pembelajaran secara utuh (Kustandi, 2011: 1).
Media pembelajaran, menurut Gagne dan Briggs (1975) secara ilmplisit yaitu
alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran,
(19)
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Media
pembelajaran berbentuk gambar sangat membantu siswa dalam memahami materi
pembelajaran yang sedang diajarkan. Media gambar juga akan membuat siswa
yang semula berpikir abstrak menjadi berpikir nyata dengan melihat gambar yang
disajikan. Gambar-gambar yang digunakan harus menarik, tetapi tetap sesuai
dengan materi yang diajarkan.
Media gambar dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran maupun
berbagai tema dalam tematik, salah satunya yaitu tema selalu berhemat energi.
Guru dapat menggunakan media gambar yang sudah ada di sekolah atau bahkan
menciptakan media gambar itu sendiri, untuk diajarkan ke siswa tentang materi
selalu berhemat energi. Penggunaan media dalam menjelaskan materi tersebut,
akan membuat siswa antusias dan cepat memahami penjelasan guru. Siswa yang
berpikir abstrak tentang macam-macam energi, akan dengan mudah memahami
dan menyebutkan energi yang ada di bumi.
Guru dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran di kelas maupun di
luar kelas agar menarik dan menyenangkan, sehingga membuat siswa dapat
belajar dengan perasaan senang. Guru dalam penelitian ini, lebih menyukai
metode ceramah dengan menunjukkan gambar yang sudah ada di buku pelajaran.
Guru menggunakan metode tersebut karena beranggapan lebih mudah dan siswa
juga mampu menyerap materi pembelajaran dengan baik. Namun guru juga
menyadari bahwa penguasaan materi siswa tidak dapat terjadi dalam waktu
singkat, tetapi guru tetap menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan
(20)
Metode ceramah yang dipakai guru dalam mengajar, membuat siswa terlihat
tidak tertarik mempelajari suatu materi karena materi pelajaran tersebut
membosankan atau menjemukan. Keterbatasan penggunaan media dan lemahnya
kemampuan guru dalam menciptakan media pembelajaran yang menarik, diduga
salah satu sebab lemahnya mutu belajar siswa (Danim, 2010: 1). Tuntutan
masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan membuat pendidikan tidak
mungkin lagi dikelola hanya dengan menggunakan pola tradisional, tetapi juga
membutuhkan perubahan dengan pola yang modern agar anak dapat belajar secara
efektif dan efisien (Danim, 2010: 2).
Sistem pendidikan di tahun 2013 ini menggunakan kurikulum terbaru yaitu
kurikulum 2013 yang bersifat tematik. Kurikulum 2013 menuntut kesiapan guru
dan siswa dalam mengaplikasikannya di kelas. Guru harus inovatif dan kreatif
dalam menyampaikan materi ke siswa, karena kurikulum 2013 yang
menggunakan pendekatan tematik integratif dan contextual teaching and learning
(CTL) memerlukan waktu untuk dipahami (dalam Mulyasa, 2013: 42).
Pendekatan tematik integratif dan contextual teaching and learning (CTL) harus
sebanyak mungkin melibatkan siswa dalam setiap pembelajaran yang dilakukan di
kelas, agar siswa mampu bereksplorasi dari materi yang diajarkan (dalam
Mulyasa, 2013: 42). Guru memang perlu menggunakan alat bantu mengajar
seperti media dalam pendekatan CTL, sehingga proses pembelajaran akan lebih
mudah dipahami siswa.
Kemp dan Dayton (1985: 3-4) (dalam Cecep Kustandi, 2014: 23)
(21)
penggunaan media sebagai bagian penting pembelajaran di kelas, yaitu (1)
penyampaian pelajaran tidak kaku, (2) pembelajaran lebih menarik, (3) waktu
pembelajaran dapat lebih efektif, (3) kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
apabila kata dan gambar sesuai dengan materi yang disampaikan serta
dikomunikasikan dengan baik dan jelas, (4) sikap positif siswa terhadap apa yang
dipelajari dan proses belajar dapat ditingkakan, dan (5) peran guru dapat berubah
menjadi lebih positif. Dale (1969: 180) mengemukakan bahwa media dapat
memberikan banyak manfaat, asalkan guru berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
Dari pemahaman tersebut, maka media pembelajaran memang sangat
dibutuhkan dalam menyampaikan materi pada siswa. Penggunaan media dalam
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat,
motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar bagi diri siswa. Media pembelajaran
yang digunakan salah satunya yaitu media gambar. Penggunaan media gambar
untuk siswa dalam kegiatan belajar mengajar, akan membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran. Pemahaman siswa juga akan
meningkat dengan penyajian gambar yang menarik dan nyata, sehingga informasi
dapat diterima dengan baik.
Pembelajaran mengenai materi energi alternatif matahari, guru dapat
menunjukkan gambar apa saja manfaat dari energi alternatif matahari. Guru tidak
mengalami kesulitan dalam menjelaskan materi tentang energi alternatif. Guru
dapat memakai media gambar saat menjelaskan suatu materi pembelajaran,
(22)
juga akan lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran yang dipelajari,
sehingga terjalin komunikasi dua arah yang baik. Pentingnya penggunaan media,
membuat peneliti terdorong untuk melakukan penelitian “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Atas Pengunaan Media Gambar dalam Tema Selalu Berhemat
Energi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun maka dapat ditemukan
beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa masih tergolong rendah
2. Materi dalam tema selalu berhemat energi masih ada beberapa yang abstrak
3. Siswa merasa sulit mempelajari beberapa mata pelajaran dalam satu waktu
4. Kurangnya penggunaan media yang dapat mendukung dalam kegiatan belajar
siswa.
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan agar dalam penelitian tidak mengalami
penafsiran yang berbeda dan tidak menyimpang dari masalah yang ada, maka
peneliti membatasi pengertian pada bagian yang telah difokuskan (Purwanto,
2012: 73). Penelitian ini hanya terbatas meneliti seberapa perbedaan hasil belajar
siswa atas penggunaan media gambar dalam tema selalu berhemat energi pada
siswa kelas IV sekolah dasar. Tema yang dipakai dalam penelitian yaitu tema 2
(23)
adalah SD Negeri Nogotirto Gamping Yogyakarta. Subyek yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Nogotirto tahun ajaran 2014/2015.
Obyek penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri
Nogotirto tahun ajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik
beberapa rumusan masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan hasil belajar
siswa atas penggunaan media gambar dalam tema Selalu Berhemat Energi kelas
IV sekolah dasar?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan hasil
belajar siswa atas penggunaan media gambar dalam tema selalu berhemat energi.
F. Manfaat Penelitian
Berikut adalah beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Bagi siswa kelas IV SD Negeri Nogotirto
Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah 1) mendapatkan pengalaman belajar
yang baru menggunakan media gambar dalam mempelajari materi selalu berhemat
(24)
b. Bagi guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah 1) memperoleh keterampilan dalam
memberikan media pembelajaran bentuk media gambar, 2) meningkatkan
kreatifitas guru dalam mengajarkan tiap tema untuk siswa.
c. Bagi sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah dapat menambah sumber bacaan
dan referensi di sekolah tentang media pembelajaran yaitu media gambar,
sehingga dapat diaplikasikan dalam segala hal pembelajaran untuk siswa
d. Bagi peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah 1) memberikan pengalaman pada
peneliti dalam menggunakan media gambar untuk siswa sekolah dasar, 2)
memberikan wawasan dalam hal kreativitas untuk mengembangkan media
pembelajaran yang menarik untuk siswa.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka peneliti membatasi
pengertian sebagai berikut:
1. Hasil belajar
Hasil belajar adalah hasil siswa yang diperoleh melalui proses pembelajaran
dengan memberikan tes yang dinilai menggunakan tiga aspek meliputi (1) aspek
(25)
2. Media gambar
Media gambar adalah media pembelajaran yang berbentuk gambar dari materi
yang akan dipelajari, berfungsi dalam membantu siswa memahami materi yang
(26)
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab dua ini akan membahas mengenai kajian pustaka, penelitian yang
relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Kajian pustaka membahas
teori-teori yang relevan dengan suatu penelitian. Penelitian yang relevan berisi
beberapa penelitian yang pernah ada, kemudian hasil penelitian tersebut
dirumuskan dalam kerangka berfikir dan hipotesis penelitian berisi suatu jawaban
sementara.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka membahas tentang teori yang mendukung serta penelitian
yang relevan.
1. Teori yang mendukung
Bagian ini membahas beberapa topik berkaitan dengan penelitian yang akan
dipakai, yaitu belajar, hasil belajar, media, dan media gambar.
a. Belajar
Teori belajar pada dasarnya merupakan suatu penjelasan mengenai
bagaimana terjadinya belajar dan bagaimana individu mendapatkan informasi
yang kemudian diproses dalam pemikirannya (Sukmadinata, 2009: 155). Sebagian
terbesar dari proses perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar
selalu berkenaan dengan perubahan–perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah ke hal yang baik atau yang kurang baik. Belajar juga dapat
(27)
R. Gagne (1989) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana
suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (dalam Susanto,
2013: 1). Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan, karena berkaitan dengan siswa dan guru. Siswa dan guru saling
menciptakan komunikasi yang baik, sehingga tercipta proses belajar mengajar
untuk mencapai tujuan intruksional. Adapun menurut Burton dalam Usman dan
Setiawati (1993: 4) belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu
karena adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan
lingkungannya (dalam Susanto, 2013: 3).
Winkel (1996: 21) berpendapat bahwa “belajar berarti perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati,
mendengarkan, dan meniru” (dalam Angkowo, 2007: 48). Hilgrad (dalam Nasution, 2000: 35) mengatakan “learning is the prosess by which an activity originates or is changed through training procedures”. Belajar adalah proses
yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan. Pendapat
yang telah dituliskan tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
individu mencari informasi dari pengalaman masa lalu dan pengalaman yang telah
didapat dari lingkungan sekitarnya.
Proses belajar merupakan jalan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk
mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui atau diketahui tetapi belum
menyeluruh tentang suatu hal. Melalui belajar seseorang dapat meningkatkan
(28)
meningkatkan kualitas dan kuantitas kemampuannya, maka dapat dikatakan orang
tersebut mengalami kegagalan dalam proses pembelajaran.
b. Ciri-Ciri Belajar
Buku Teori Belajar dan Pembelajaran (Hartini, 2010: 5) menyebutkan bahwa
ciri-ciri belajar ada empat yaitu 1) adanya kemampuan baru atau perubahan.
Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor), maupun nilai dan sikap (afektif), 2) perubahan tidak berlangsung
sesaat, melainkan menetap atau dapat disimpan, 3) perubahan tidak terjadi begitu
saja, tetapi dengan usaha yaitu berinteraksi dengan lingkungan, dan 4) perubahan
tidak disebabkan pertumbuhan fisik saja.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Sukmadinata (2009: 162-164) menyebutkan bahwa usaha dan keberhasilan
belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam diri individu dan
faktor-faktor lingkungan. Faktor dalam diri individu menyangkut aspek jasmaniah
maupun rohaniah. Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari
individu. Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis,
kemampuan intelektual, sosial, psikomotor, serta kondisi afektif dan konatif dari
diri individu.
Faktor–faktor lingkungan yaitu keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses
belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Lingkungan sekolah memegang
(29)
dimana siswa atau individu berada berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas
belajarnya.
d. Hasil belajar
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan–kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang (Sukmadinata, 2009: 101-102). Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) berpendapat
bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam nilai. Penguasaan hasil belajar
oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.
Hasil belajar siswa di sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata
pelajaran yang ditempuh, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Tingkat penguasaan pelajaran
atau hasil belajar dalam mata pelajaran di sekolah dilambangkan dengan angka 0– 10 pada pendidikan dasar dan menengah (Sukmadinata, 2009: 103).
Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar.
Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan belajar,
maka dapat melalui evaluasi. Pengertian hasil belajar yang telah dipaparkan
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir dari
kegiatan belajar siswa yang telah selesai mempelajari materi pelajaran dinyatakan
(30)
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt, belajar dipengaruhi oleh dua hal yaitu siswa yang
berarti kemampuan berpikir atau tingkah laku intektual, motivasi, minat, serta
kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani dan lingkungan yang meliputi sarana
dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber belajar, dan keluarga.
Wasliman (2007: 158), hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa
yang mempengaruhinya belajar. Faktor internal meliputi kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik
dan kesehatan.
Faktor eksternal berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar.
Faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Perhatian orang tua yang kurang pada
anak akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Menurut Wasliman (2007: 159) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor
yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar
siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar
siswa. Kualitas pengajaran sangat ditentukan oleh guru. Guru adalah komponen
yang sangat menentukan dalam implementasi pembelajaran (Wina Sanjaya, 2006:
(31)
2. Media Gambar
a. Media
Gerlach dan Ely (dalam Angkowo 2007: 25) berpendapat bahwa media
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi guna
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Secara lebih khusus, media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai
alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi. Hal yang sama disebutkan Corte dalam Winkel
(dalam Angkowo, 2007: 25) bahwa media pembelajaran diartikan sebagai suatu
sarana nonpersonal (bukan manusia) yang digunakan guru dan memegang
peranan besar dalam proses belajar mengajar.
Gagne (dalam Sanjaya, 2012: 60) menyatakan bahwa media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar. Briggs (dalam Arsyad, 2005: ) juga berpendapat media adalah segala alat
fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima
untuk merangsang pikiran, perasaan, perahatian, minat siswa sehingga proses
belajar terjadi.
b. Fungsi dan Kegunaan Media
Levie dan Lentz (dalam Arsyad, 2005: 16) mengemukakan bahwa media
pendidikan memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, afektif, kognitif dan
(32)
mengarah dan konsentrasi pada pelajaran. Fungsi afektif dapat dilihat dari minat
siswa dalam menikmati media yang digunakan. Fungsi kognitif terlihat dari
tercapainya sebuah tujuan pembelajaran seperti kegiatan memahami dan
mengingat informasi yang didapatkan dari pelajaran yang diterima. Fungsi
kompensatoris dapat terlihat dari penggunaan media sendiri dalam memberikan
konteks pemahaman kepada siswa dan membantu siswa dalam mengorganisasikan
informasi dalam teks untuk diingat kembali.
Kemp dan Dayton (1985: 28) berpendapat bahwa “media pembelajaran memenuhi tiga fungsi utama yaitu dalam hal (1) memotivasi minat atau tindakan,
(2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi” (dalam Sanjaya, 2012: 72). Fungsi motivasi media dapat direalisasikan dengan hiburan, sedangkan tujuan
informasi media digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan siswa.
Isi dan bemtuk penyajian sangat umum, berfungsi sebagai pengantar atau
ringkasan laporan.
c. Media Gambar
Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan
rancangan gambar misalnya menyangkut manusia, benda-benda, dan sebagainya,
dibuat dengan coretan pensil pada kertas atau menggunakan media lainnya (Alwi,
dkk, 2002: 329) (dalam Sufanti, 2010: 70). Ahmad Rivai (2001: 68)
mengemukakan bahwa media gambar adalah media yang mengkombinasikan
fakta dan gagasan secara jelas melalui kata-kata dan gambar. Media pendidikan
yang umum dipakai untuk pembelajaran yaitu media gambar. Media gambar
(33)
media sederhana, mudah dalam pembuatannya, dan ditinjau dari biaya termasuk
media yang murah harganya.
Smaldino dkk (dalam Anitah 2007: 5) mengatakan bahwa “gambar atau fotografi dapat memberikan gambaran segala sesuatu, seperti binatang, orang,
tempat, atau pertistiwa”. Melalui gambar, hal-hal yang abstrak dapat disederhanakan ke dalam bentuk yang lebih realistis. Gerlach dan Ely (dalam
Anitah, 2008: 14) menyatakan bahwa “gambar tidak hanya bernilai seribu bahasa,
tetapi seribu tahun atau seribu mil”. Gambar dapat ditunjukkan kepada siswa
suatu tempat, orang, dan segala sesuatu yang letaknya jauh. Gambar juga dapat
memberikan pengalaman dari waktu ke waktu, bahkan pengalaman yang sudah
lampau.
Dale (dalam Arsyad 2011: 11) juga berpendapat bahwa “gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih
konkrit atau dengan pengalaman langsung”. Selain dapat menggambarkan berbagai hal, gambar mudah diperoleh dari majalah, koran, buletin, dan lain-lain.
Gambar 2.1 Media gambar sumber energi
Gambar 2.1 adalah salah satu media gambar yang digunakan dalam tema
selalu berhemat energi. Guru dapat menggunakan media gambar tersebut untuk
(34)
selembar kertas yang terdapat gambar dari materi yang dijelaskan. Pengertian
media gambar dapat disimpulkan bahwa media yang bertujuan menyampaikan
pesan berbentuk gambar agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
d. Fungsi dan Manfaat Media Gambar
Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pembelajaran yang ikut
mempengaruhi situasi, kondisi, dan lingkungan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirancang guru (Angkowo, 2007: 27). Media dapat
memperjelas pesan agar tidak terlalu bersifat verbal atau dalam bentuk kata
tertulis dan kata lisan belaka. Memanfaatkan media dengan sangat baik akan
mengubah sikap siswa yang semula pasif menjadi aktif.
Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan membangkitkan semangat
dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Siswa juga akan terdorong
untuk belajar secara mandiri menggunakan media yang sudah ada, atau bahkan
berusaha menciptakan media itu sendiri. Media dapat meningkatkan dan
memperluas pengetahuan, serta sarana pengembangan diri. Uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa fungsi media gambar dalam pembelajaran adalah untuk
membangkitkan motivasi dan minat siswa serta sebagai alat komunikasi dalam
menyampaikan informasi yang lebih kongkrit pada siswa, sehingga lebih mudah
dipahami (Angkowo, 2007: 28).
Anitah, (2012: 9-10) menyebutkan bahwa ada empat manfaat media gambar
yaitu (1) menimbulkan dari tarik bagi siswa. Gambar dengan berbagai warna akan
lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam belajar.; (2) mempermudah
(35)
menggunakan gambar, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami apa yang
dimaksud.; dan (3) memperjelas bagian-bagian yang penting; dan (4) menyingkat
suatu uraian panjang. Uraian tersebut mungkin dapat ditunjukkan dengan sebuah
gambar saja.
e. Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran
Penggunaan media gambar harus jelas dan terperinci sesuai dengan materi
pelajaran yang akan disampaikan ke siswa. Media gambar dalam proses belajar
mengajar dapat mengembangkan imajinasi siswa, membantu meningkatkan
penguasaan siswa terhadap hal-hal yang abstrak atau tidak mungkin dihadirkan di
kelas.
Media gambar untuk pembelajaran siswa yang perlu diperhatikan yaitu (1)
gambar bagus, menarik, jelas, dan mudah dimengerti, (2) gambar harus sesuai
dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari, (3) gambar harus sesuai
dengan gambar asli, (4) gambar berbentuk sederhana atau tidak rumit, sehingga
mudah dipahami siswa, (5) gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang
melihatnya, dan (6) ukuran gambar harus sesuai dengan kebutuhan (Angkowo,
2007: 28).
f. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Media gambar sebagai salah satu media pembelajaran mempunyai kelebihan
(dalam Anitah, 2012: 9) yaitu (1) dapat menerjemahkan ide yang abstrak ke dalam
bentuk yang lebih nyata, (2) banyak tersedia dalam buku-buku, (3) mudah dipakai
karena tidak membutuhkan peralatan, (4) relatif tidak mahal, dan (5) dapat dipakai
(36)
Beberapa kelebihan media gambar yang telah disebutkan, terdapat juga
kelemahan-kelemahannya yaitu (1) kadang-kadang terlampau kecil untuk
dijadikan di kelas yang besar, (2) gambar mati adalah gambar dua dimensi, dan
(3) tidak dapat menunjukkan gerak, dan (4) siswa tidak selalu mengetahui bagian
(mengintepretasi) gambar.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang penggunaan media gambar sudah pernah dilakukan oleh
banyak pihak. Peneliti menuliskan lima penelitian yang relevan dengan penelitian
yang telah peneliti lakukan, sehingga dapat menunjang dalam penelitian ini.
Kelima penelitian tersebut yaitu penelitian milik Putri dkk, Nurhayani Evana,
Rusmiati, Sutinah, dan Raharti.
Putri, Elka, dan Widya (2013) melakukan penelitian mengenai Penggunaan
Media Gambar dalam Tema Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Menulis Puisi pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Alasan melakukan penelitian
ini adalah belum digunakannya media sebagai upaya untuk meningkatkan
keterampilan menulis puisi dan belum pahamnya siswa tentang keterampilan
menulis. Salah satu upaya untuk mengatasinya yaitu dapat dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan media
gambar dalam pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
(37)
aktivitas guru mencapai 71,6% mengalami peningkatan menjadi 85% pada sikulus
II. Kemampuan menulis puisi siswa siklus I 62,5% meningkat menjadi 81,3 pada
siklus II. Hal ini membuktikan bahwa dengan memanfaatkan media gambar dalam
proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam
menulis puisi. Penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian Putri, Elka, dan Widya
menggunakan media gambar yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
Nurhayani Evana (2013) melakukan penelitian dengan judul Penggunaan
Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas
II Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan media gambar
dapat meningkatkan keterlaksanaan pembelajaran dari siklus I rata-rata 93,75%
dengan nilai ketercapaian 82,65 menjadi rata-rata presentase keterlaksanaan 100%
dengan nilai ketercapaian 94,65% pada siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa
secara klasikal terlihat pada siklus I memperoleh presentase 70,40% dan pada
siklus II presentase 88,90%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media gambar dapat meningkatkan keterampilan deskripsi siswa
kelas II sekolah dasar. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti karena dalam penelitian tersebut menggunakan media
gambar dan dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti juga menggunakan
(38)
Penelitian yang dilakukan oleh Rusmiati (2013) mengambil judul
Penggunaan Media Gambar dalam Model Pembelajaran Langsung Tema
Peristiwa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Sekolah Dasar.
Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pada kegiatan
pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II. Siklus I aktivitas
guru mencapai 78,3% dan siklus II mencapai 93,3%. Aktivitas siswa pada siklus I
mencapai 67,5% dan siklus II mencapai 86,7%. Berdasarkan uraian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media gambar dalam
model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I
sekolah dasar. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti, karena dalam penelitian ini menggunakan media gambar dan hasilnya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Sutinah (2013) meneliti tentang Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar melalui Penerapan CTL (Contextual Learning) dalam
Pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Sawahan IV Surabaya. Rancangan penelitian
ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyeknya adalah siswa kelas VI SDN
Sawahan berjumlah 35 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan menggunakan pembelajaran kontekstual pada siswa kelas VI. Hal ini
dapat dilihat dari siklus I rata-rata kelas meningkat dari 69,06 menjadi 79,25 pada
siklus II. Ketuntasan klasikal pada siklus I 63,8% menjadi 83,3% pada siklus II.
Aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus I dari 57,89% menjadi
86,75% pada siklus II. Dari peningkatan tersebut terjadi kenaikan sebesar
(39)
peningkatan. Pada perkembangan afektif siklus I sebesar 58,89% menjadi 80% pada siklus II. Pada perkembangan psikomotor siklus I sebesar 61,8% menjadi 82,94% pada siklus II. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini meneliti tentang hasil belajar siswa di sekolah dasar.
Penelitian yang dilakukan oleh Raharti (2014) yaitu berjudul pengaruh penggunaan media gambar dan media lingkungan terhadap hasil belajar ilmu
pengetahuan alam yang dievaluasi dari kreatifitas siswa (penelitian pada murid
kelas 5 di sekolah dasar negeri di wilayah selogiri, kabupaten wonogiri). Jenis
penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan di sekolah negeri di
daerah selogiri. Populasi dari penelitian ini seluruh siswa kelas 5 SD selogiri yang
berjumlah 786 siswa terdiri dari 35 sekolah dasar. Berdasarkan hasil penelitian,
dapat disimpulkan: (1) ada perbedaan pengaruh penggunaan media gambar dan
media lingkungan dalam hasil belar IPA pada siswa kelas 5 di sekolah-sekolah
negeri selogiri, maka dapat dilihat bahwa hasil dari Fo = 93, 476 > Fo, 05 = 4,
02, (2) ada perbedaan tinggi rendahnya siswa pada hasil belajar IPA siswa kelas 5
di sekolah-sekolah negeri selogiri (Fo = 158, 529 > Fo, 05 = 4, 02)dan (3) ada
hubungan antara pengaruh penggunaan media gambar dan media lingkungan, dan
tinggi rendahnya kreatifitas siswa pada hasil siswa dalam pelajaran IPA kelas 5
sekolah dasar negeri selogiri (Fo – 22, 927 > Fo, 05 = 4, 02). Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini meneliti tentang hasil belajar siswa di sekolah dasar.
(40)
Gambar
2.2 Skema penelitian yang relevan
Gambar 2.2 menjelaskan tentang lima penelitian orang lain yang memiliki
relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan ini. Kelima penelitian tersebut
telah meneliti tentang penggunaan media gambar dan hasil belajar siswa. Hasil
dari kelima penelitian menunjukkan keberhasilan penggunaan media gambar
terhadap hasil belajar siswa. Peneliti kemudian tertarik untuk melakukan
penelitian menggunakan media gambar untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
siswa.
C. Kerangka Berpikir
Media gambar telah banyak digunakan untuk mengembangkan hasil belajar
siswa. Media gambar memiliki keunggulan yaitu mudah dimanfaatkan dalam
kegiatan belajar mengajar, karena dianggap praktis. Gambar juga bisa Perbedaan Hasil Belajar
Siswa Atas Penggunaan Media Gambar dalam Tema
Selalu Berhemat Energi Kelas IV Sekolah Dasar Rusmiati (2013)
Penggunaan Media Gambar dalam Model Pembelajaran Langsung Tema Peristiwa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SD
Sutinah (2013) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar melalui Penerapan CTL (Contextual Learning) dalam Pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Sawahan IV Surabaya
Raharti (2014) Pengaruh penggunaan media gambar dan media lingkungan terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan alam yang dievaluasi dari kreatifitas siswa (penelitian pada murid kelas 5 di sekolah dasar negeri di wilayah selogiri, kabupaten wonogiri)
Nurhayani Evana (2013) Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas II SD
Putri, Elka, dan Widya (2013) Penggunaan Media Gambar dalam Tema Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Puisi pada Siswa Kelas III SD
(41)
dipergunakan dalam banyak hal untuk berbagai jenjang pengajaran dan disiplin
ilmu, yaitu mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi.
Gambar dapat menggugah emosi dan sikap siswa, sehingga minat belajar
siswa menjadi meningkat. Media gambar dapat membantu siswa yang semula
berpikir abstrak menjadi lebih berpikir konkrit atau nyata. Media gambar yang
membuat materi menjadi konkrit atau nyata dipandang akan dapat
mengembangkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Dengan kata lain, media
gambar berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang semula berpikir abstrak
menjadi berpikir konkrit untuk membantu memahami isi materi pelajaran.
Berdasarkan beberapa penelitian relevan yang telah dipaparkan sebelumnya,
dapat diketahui bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran mampu
membantu siswa dalam memahami materi yang abstrak menjadi lebih konkrit.
Penggunaan media gambar memungkinkan siswa belajar mandiri dalam
memahami materi, sehingga tidak perlu membayangkan suatu tempat, benda, atau
obyek yang sedang dipelajari walaupun letaknya jauh. Proses pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan semestinya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah ada perbedaan hasil belajar siswa atas
(42)
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab tiga ini akan membahas tentang jenis penelitian, desain penelitian,
populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, variabel, instrumen penelitian, uji
validitas reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis quosi eksperiment. Jenis penelitian
ini dipilih karena bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan suatu media.
Kelompok pada penelitian ini tidak memungkinkan dilakukan pemilihan secara
acak (random). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan
mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Moh.
Nazir, 2005: 63). Nonequivalent pretest-posttest control-group design merupakan
desain eksperimen yang memiliki dua kelompok, dimana kelompok pertama
mendapat perlakuan (treatment) dan kelompok kedua merupakan pengendali
(control). Hasil observasi pada kelompok pertama akan dibandingkan dengan
hasil observasi pada kelompok kedua untuk melihat apakah ada perbedaan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent
Control Group Design yaitu membandingkan dua kelompok dimana kedua
kelompok tersebut sama-sama diberi pretest dan posttest tetapi hanya kelompok
(43)
penelitian Nonequivalent Control Group Design bertujuan untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen
setelah diberikan pretest dan posttest. Desain nonequivalent control-group
digambarkan sebagai berikut:
O1 X O2
O3 O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2014: 116)
Keterangan:
O1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen
O2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen
X : Pemberian perlakuan
O3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol
O4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok kontrol
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa desain penelitian dalam penelitian ini
seperti yang telah digambarkan. Kelompok eksperimen ditunjukkan tanda O1 dan
O2, sedangkan kelompok kontrol ditunjukkan dengan tanda O3 dan O4. O1danO3
kelompok kontrol dan eksperimen sama-sama diberi soal pretest untuk melihat
kemampuan awal siswa. O2danO4 kelompok kontrol dan eksperimen sama-sama
diberi soal posttest untuk melihat kemampuan akhir siswa. Pemberian posttest
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama, hanya saja sebelum
diberikan posttest kelompok eksperimen diberi perlakuan yang berbeda dari
kelompok kontrol.
(44)
kelas eksperimen dan kelas control. Kelas eksperimen diambil dari kelas IVA dan
kelas control adalah kelas IVB. Masing-masing kelas akan diberi treatment yang
berbeda-beda. Pretest akan dikerjakan masing–masing kelas untuk melihat kemampuan awal siswa, yang diberikan sebelum treatment.
Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi treatment dengan
menggunakan media gambar. Kelas control tidak diberi treatment apapun tetapi
tetap melakukan pembelajaran seperti biasa dengan metode lain. Pada akhir
pertemuan, siswa diberikan posttest dengan soal yang sama seperti waktu pretest
untuk mengetahui perbedaan dari pembelajaran menggunakan media gambar.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Bagian ini membahas tentang waktu dan tempat penelitian. Waktu penelitian
terdiri dari waktu penelitian secara keseluruhan dan waktu pengambilan data.
Tempat penelitian merupakan sekolah yang digunakan untuk kegiatan selama
penelitian.
1. Waktu penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan. Waktu pengambilan data sudah
diputuskan sendiri oleh peneliti, tetapi tetap disesuaikan dengan jadwal pelajaran
sekolah. Pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dilaksanakan
secara bergantian hari. Hal ini dikarenakan sistem mengajarnya satu hari penuh
karena sudah menggunakan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013.
Proses pembelajaran dalam rangka pengambilan data baik dalam kelas
(45)
data dilakukan pada tanggal 29 September 2014 sampai dengan 8 Oktober 2014.
Pertemuan pertama selama 1 jam pelajaran untuk pretest, jam pelajaran berikutnya
mulai mengajar memakai media gambar untuk kelas eksperimen dan metode
ceramah untuk kelas kontrol. Data lebih lengkap tentang waktu pengambilan data
dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Waktu pengambilan data
Kelas Hari Tanggal Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu E k sp er ime n
Senin 29 September
2014 I
Pretest 1JP
Selasa 30 September 2014
II
Pembelajaran 1 menggunakan media gambar bentuk puzzle
6JP
Kamis 2 Oktober
2014 IV
Pembelajaran 3 dan 4 menggunakan media gambar
6JP
Senin 6 Oktober
2014 VI
Pembelajaran 1 menggunakan media gambar
6JP
Rabu 8 Oktober
2014 VIII
Posttest 1JP
Kon
tr
ol
Senin 29 September
2014 I
Pretest 1JP
Rabu 1 Oktober
2014 III
Pembelajaran 2 menggunakan ceramah
6JP
Jumat 3 Oktober
2014 V
Pembelajaran 5 menggunakan ceramah
6JP
Selasa 7 Oktober
2014 VII
Pembelajaran 2 menggunakan ceramah
6JP
Rabu 8 Oktober
2014 VIII
Posttest 1JP
Total 40 JP
Tabel 3.1 memperlihatkan tentang waktu pengambilan data yang dilakukan
(46)
eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara bergantian hari. Hal ini disebabkan
setiap satu pembelajaran harus dilakukan dalam waktu satu hari atau 6 jam
pelajaran. Jumlah seluruh jam pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 50 jam pelajaran 8 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 6 jam
pelajaran, dimana setiap jam pelajaran terdiri dari 210 menit dan setiap pertemuan
membutuhkan waktu 70 menit. Jumlah 8 kali pertemuan tersebut terdiri dari dua
kali pretest dan posttest, tiga kali pertemuan untuk eksperimen, dan tiga kali
pertemuan untuk kontrol.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung di SD Negeri Nogotirto, yang terletak di
Karangtengah, Nogotirto, Sleman, Yogyakarta. Sekolah ini berada di
tengah-tengah pemukiman penduduk dan di tepi jalan raya yang tidak begitu ramai
sehingga dapat dikatakan strategis untuk sekolah di lingkungan pinggiran kota.
D. Variabel Penelitian dan Data Penelitian
Penelitian ini memiliki empat variabel yaitu variabel bebas, terikat,
moderator, dan kontrol. Variabel adalah segala sesuatu berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang
hal tersebut, sehingga dapat ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 60).
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah digunakannya atau tidak
digunakannya media gambar. Variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik
(47)
dengan fenomena yang diobservasi (Sanjaya, 2013: 95). Variabel bebas atau
independence variable (dalam Noor, 2011: 49) yaitu variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Variabel terikat
(dependent variable) adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, akibat
dimunculkan atau tidak dimunculkannya ketika peneliti mengganti variabel bebas
(Sanjaya, 2013: 95). Variabel terikat yaitu faktor utama yang ingin dijelaskan dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor lain (Robbins, 2009: 23).
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini peneliti, jam pelajaran, dan materi
pembelajaran. Variabel kontrol adalah variabel yang dikontrol oleh peneliti untul
menetralisasi pengaruhnya (Sarwono, 2006: 56). Variabel yang tidak dikontrol
akan mempengaruhi gejala atau fenomena yang sedang diteliti.
Peneliti yang mengajar pada kelompok eksperimen sama dengan peneliti
yang mengajar pada kelompok kontrol. Peneliti bertukar hari dengan guru untuk
mengajar, sehingga antara kelas eksperimen dan kontrol sudah terbiasa diajar oleh
peneliti. Siswa dapat belajar seperti biasa, walaupun peneliti bergantian dengan
guru kelas.
Jumlah jam pelajaran pada penelitian ini adalah sama. Masing-masing
kelompok diberi perlakuan dengan waktu 5 kali pertemuan atau 22 jam pelajaran,
18 jam pelajaran untuk perlakuan dan 4 jam pelajaran untuk pretest dan posttest.
(48)
pelaksanaan pada penelitian ini dilakukan dengan bergantian hari, misal kelas
eksperimen hari senin maka kelas kontrol hari selasa dan dilakukan dari awal jam
pelajaran hingga usai jam pelajaran.
Materi dalam kurikulum 2013 terbagi dalam beberapa tema. Tema dalam
penelitian ini adalah tema selalu berhemat energi yang terbagi dalam empat
subtema. Subtema tersebut terbagi dalam enam pembelajaran. Materi pelajaran
pada penelitian ini mengambil subtema 2 dan 3 tentang pemanfaatan energi dan
gaya gerak. Materi kelas eksperimen yaitu subtema 2 pembelajaran 1, 3 dan 4, dan
subtema 3 pembelajaran 1. Materi kelas kontrol yaitu subtema 2 pembelajaran 2
dan 5, dan subtema 3 pembelajaran 2. Soal untuk pretest dan posttest dibuat sama
untuk kelompok kontrol dan eksperimen, baik jumlahnya maupun bentuk soalnya.
Semua hal yang dapat membuat adanya kontaminasi akan dikontrol dalam
penelitian ini. Hal yang membedakan karena adanya penggunaan media gambar
pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan
media gambar.
4. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempunyai pengaruh yang kuat
antara variabel terikat dan variabel bebas. Kesimpulannya variabel moderator
adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dan dependen (Noor, 2011: 50). Variabel moderator
(49)
E. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV di SD Negeri
Nogotirto, Karangtengah, Nogotirto, Sleman, Yogyakarta. Seluruh siswa kelas IV
berjumlah 56 siswa, dengan rincian 28 siswa kelas IVA dan 28 siswa kelas IVB.
Populasi adalah keseluruhan subyek yang terdiri dari manusia, benda, hewan,
tumbuhan, gejala atau peristiwa yang terjadi sebagai sumber (Nawawi, 2004: 4).
Sampel dapat diartikan sebagian dari populasi atau kelompok kecil yang
diamati (Furchan, 2005: 193). Ali (1985: 54) menyebutkan bahwa sampel
penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang akan diteliti dengan
menggunakan teknik atau metode tertentu (dalam Taniredja & Mustafidah, 2011:
34). Sampel pada penelitian ini terdiri dari sampel kelompok kontrol dan sampel
kelompok eksperimen. Sampel eksperimen dalam penelitian ini adalah semua
kelas IVA dan sampel kontrol dari penelitian ini adalah semua siswa kelas IVB.
Pemilihan antara kelas yang menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
menggunakan undian untuk menghindari adanya bias. Pembagian kelas di sekolah
ini dilakukan secara merata tidak berdasarkan pretasi atau nilai siswa. Setiap kelas
terdiri dari bermacam-macam siswa yang memiliki kemampuan berbeda dalam
hal belajar. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberikan
perlakuan berupa pembelajaran yang tidak menggunakan media gambar.
Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi perlakuan berupa
pembelajaran yang menggunakan media gambar.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah convenience random
(50)
sampel berdasarkan kemudahan (Voegtle, Marguerite, Dean, 2006: 145). Babbie
(dalam Creswell, 2012: 220) berpendapat bahwa convenience sampling dapat
diartikan sebagai teknik sampling yang di dalamnya responden dipilih
berdasarkan kemudahan saja. Unsur kemudahan yang ada dalam penelitian ini
adalah peneliti mengambil sampel sekaligus melaksanakan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di sekolah dasar tempat penelitian, yaitu SD Negeri Nogotirto.
Unsur random dalam penelitian ini terletak pada cara penentuan sampel
kontrol dan sampel eksperimen. Pengambilan anggota sampel dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada di populasi (Sugiyono, 2011: 82).
Anggota sampel yang ada sudah ditentukan dari pihak sekolah, sehingga peneliti
hanya menentukan kelas mana yang akan menjadi kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara
membuat undian dan mengambilnya secara acak. Teknik random sampling
dimaksudkan untuk mengurangi bias dalam penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini dengan
dua teknik pengumpulan data, yaitu dokumentasi dan wawancara. Dokumentasi
dan wawancarayang digunakan akan dijelaskan pada bagian ini.
1. Dokumentasi
Peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data tentang
(51)
berupa catatan, notulen, prasasti, transkrip, agenda, dan sebagainya (Arikunto,
2010: 201). Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen
sebagai data penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang (Sugiyono,
2011: 240). Bentuk dokumen dalam penelitian ini adalah hasil pengerjaan soal
pretest dan soal posttest yang dikerjakan siswa dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Data yang diperoleh tersebut kemudian diolah untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2011: 231). Achmadi Abu dan Cholid
Narbuko (2007: 83) juga berpendapat bahwa wawancara adalah proses tanya
jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih
bertatap muka dengan mendengarkan secara langsung informasi yang
disampaikan. Wawancara dengan responden dilakukan dalam situasi yang santai.
Wawancara dibuka dengan perkenalan, kemudian pertanyaan-pertanyaan
diajukan. Proses tanya jawab, pewawancara menyimak jawaban dan mencatat
jawaban dari responden secara singkat supaya proses wawancara tidak terputus.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur
(Sugiyono, 2014: 194). Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti telah mengetahui tentang informasi apa yang
(52)
alternatif jawabannya telah disiapkan dalam wawancara terstruktur ini.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan. Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini, karena berusaha ingin mendapatkan
informasi awal dan mendalam tentang responden.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam sebuah penelitian adalah untuk
mengumpulkan data suatu penelitian dengan cara melakukan tindakan pengukuran
(Widoyoko, 2012: 51). Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen yaitu tes
dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
Instrumen non tes digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung.
1. Tes
Tes adalah cara yang dapat digunakan dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan berupa soal uraian dan soal pilihan ganda. Output
dari tes yaitu dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau
prestasi. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
(53)
atau soal obyektif yang sudah divalidasi, terdiri dari 10 soal dengan empat pilihan
jawaban. Instrumen tes yang digunakan untuk pretest dan posttest adalah sama.
Soal pretest diberikan sebelum siswa menerima pembelajaran, dengan tujuan
untuk mengukur kemampuan awal siswa. Soal posttest diberikan setelah siswa
menerima pembelajaran, dengan tujuan untuk mengatahui hasil belajar siswa.
Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 3.2 .
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest
No Indikator Soal Nomor Soal Jumlah Soal 1. Menjelaskan manfaat bentuk energi
dalam kehidupan sehari-hari 2, 3 2 2. Membedakan perubahan energi dari
berbagai sumber energi 5, 7, 8 3 3. Menyebutkan cara penghematan energi
dalam kehidupan sehari-hari 4, 6, 9 3 4. Menjelaskan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari 1, 10 2 Jumlah seluruh soal 10
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa semua indikator telah terwakili walaupun
dengan bobot yang berbeda-beda. Soal pretest dan posttest terdiri dari 10 soal
pilihan ganda (lampiran 4). Sepuluh soal tersebut mencakup empat indikator. Dua
soal untuk indikator pertama, tiga soal untuk indikator kedua, tiga soal untuk
indikator ketiga, dan dua soal untuk indikator empat.
2. Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa perangkat
pembelajaran dan pedoman wawancara. Perangkat pembelajaran terdiri dari
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perangkat pembelajaran
(54)
untuk kelompok eksperimen terdapat penggunaan media gambar (lampiran 2).
Perangkat pembelajaran untuk kelompok kontrol tidak terdapat penggunaan media
gambar (lampiran 3).
Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui bagaimana kegiatan
belajar mengajar yang berlangsung di kedua kelompok. Tabel 3.3 menunjukkan
pedoman wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan
data tambahan sehingga membantu dalam membahas hasil penelitian.
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara
Kisi-Kisi Pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah Ibu dapat menjelaskan apa itu kurikulum 2013?
2. Apakah Ibu merasa kesulitan dalam menerapkan kurikulum 2013 pada kegiatan pembelajaran?
3. Seberapa efektifkah kurikulum 2013 menurut Ibu? 4. Bagaimana dengan administrasi kurikulum 2013?
5. Aspek apa saja yang Ibu lihat dalam menilai siswa dengan menggunakan kurikulum 2013?
6. Apakah terdapat penurunan atau peningkatan hasil belajar siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 (dilihat pada setiap mata pelajaran)?
7. Seberapa sering ibu menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar?
8. Media pembelajaran seperti apa yang biasanya ibu gunakan dalam media pembelajaran?
9. Apakah ibu pernah/ sering menggunakan media gambar dalam kegiatan pembelajaran?
10. Seberapa efektif penggunaan media gambar dalam kegiatan pembelajaran? 11. Apakah siswa merasa terbantu (pemahaman) dengan menggunakan media
gambar?
12. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar?
Tabel 3.3 menunjukkan pedoman wawancara yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan informasi yang mendalam dari guru kelompok kontrol dan
(55)
mengenai kurikulum 2013 dan media pembelajaran. Hasil wawancara berupa
deskripsi atau tulisan, sehingga tidak menggunakan skala nilai tertentu (lampiran
9). Hasil wawancara digunakan sebagai dasar untuk membahas hasil penelitian.
H. Teknik Pengujian Instrumen
Bagian ini menjelaskan tentang teknik pengujian instrumen pembelajaran dan
instrumen penelitian yang terdiri dari uji validitas instrumen, uji reliabilitas
instrumen, dan indeks kesukaran soal. Uji validitas digunakan untuk menguji
instrumen pembelajaran yang berupa silabus dan RPP dan uji validitas untuk
instrumen penelitian berupa soal tes prestasi. Uji reliabilitas dan indeks kesukaran
digunakan untuk menguji nstrumen penelitian atau soal tes prestasi.
1. Uji Validitas Instrumen
Azwar (2013, 173) menjelaskan bahwa validitas adalah ketepatan instrumen
dalam melakukan fungsinya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus
dinyatakan valid terlebih dahulu, sehingga benar-benar dapat digunakan untuk
mengukur variabel. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur
tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur (Noor, 2012: 132). Instrumen
dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 121). Penelitian ini menggunakan tiga jenis
validitas pengukuran yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk.
a. Validitas Isi
Validitas isi dalam penelitian ini digunakan untuk instrumen pembelajaran
(56)
mana isi suatu tes dapat mengukur hal apa yang mau diukur (Azwar, 2007: 45).
Validitas isi digunakan karena peneliti ingin mengetahui apakah isi instrumen dan
tes telah disusun sesuai dengan ketentuan atau belum. Validitas isi dilakukan
melalui proses expert judgement oleh 16 ahli yaitu 14 dosen, 1 kepala sekolah,
dan 1 guru. Validitas soal tes prestasi dilakukan pada 2 sekolah yang berbeda
yaitu SD Negeri Tegalrejo dan SD Negeri Kaliurip. Siswa SD Negeri Tegalrejo
berjumlah 31 orang dan siswa SD Negeri Kaliurip berjumlah 20 orang. Pemilihan
2 sekolah tersebut dikarenakan agar tidak terjadi bias.
Peneliti memilih 12 dosen ahli untuk menguji validitas dari perangkat
pembelajaran dan soal tes prestasi. Pemilihan dosen tersebut disesuaikan dengan
jumlah mata pelajaran dalam sub tema 2 dan 3 yaitu 6 (bahasa Indonesia,
matematika, ilmu pengetahuan alam, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan, dan SBdP), sehingga setiap mata pelajaran diuji
validitasnya oleh 2 dosen ahli. Peneliti memilih 1 dosen ahli dalam bidang
kurikulum untuk menguji validitas dari perangkat pembelajaran dan soal tes
prestasi dan 1 dosen ahli dalam bidang media. Guru dan kepala sekolah yang
peneliti pilih untuk validasi perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi adalah
guru yang tidak mengajar saat penelitian. Pemilihan tersebut karena guru dan
kepala sekolah lebih memahami kebutuhan siswa. Hal tersebut dimaksudkan agar
perangkat pembelajaran dan soal tes dapat disesuaikan dengan kondisi siswa.
Instrumen yang divalidasi oleh para ahli adalah tes soal prestasi, silabus, dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ahli diminta untuk menilai dan
(57)
penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 5 yaitu menggunakan skala Likert
(Sugiyono, 2014: 134-135). Ahli dapat memberi penilaian “sangat baik” dengan
bobot skor 5, “baik” dengan bobot skor 4, “kurang baik” dengan bobot skor 3, “tidak baik” dengan bobot skor 2, dan “sangat tidak baik” dengan bobot skor 1. Peneliti menggunakan skor 3 sebagai batasan dalam mengambil keputusan apakah
instrumen pembelajaran akan direvisi atau tidak. Kriteria yang peneliti buat
tentang hasil validitas isi berdasarkan kelayakan instrumen dan skor rata-rata pada
rubrik penilaian dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kriteria Hasil Validasi
Rerata
Kuantitatif Komentar Kelayakan Instrumen Keputusan
≥ 3 Positif 1 Layak digunakan tanpa perbaikan Tidak revisi (TR)
≥ 3 Negatif 2 Layak digunakan dengan diperbaiki Revisi (R) < 3 Positif 3 Kurang layak digunakan Revisi (R) < 3 Negatif 4 Tidak layak digunakan Revisi (R)
Tabel 3.4 menunjukkan kriteria hasil validasi, apabila rata-rata skor dari ahli
pada setiap komponen penilaian lebih dari atau sama dengan 3 dan kelayakan
instrumen layak digunakan tanpa perbaikan, maka peneliti memutuskan untuk
tidak melakukan revisi pada komponen penilaian tersebut. Komponen penilaian
pertama adalah kelengkapan komponen silabus, bila keenam belas ahli
memberikan skor pada komponen tersebut dengan rata-rata 3 dan kelayakan
instrumen layak digunakan tanpa perbaikan, maka peneliti tidak melakukan revisi
pada komponen kelengkapan silabus. Apabila rata-rata lenih atau sama dengan 3
tetapi layak digunakan dengan diperbaiki, maka peneliti memutuskan revisi
(58)
Instrumen pertama yang divalidasi adalah silabus sub tema 2 pembelajaran 1.
Hasil validasi yang berupa skor dianalisis untuk dicari skor rata-rata setiap
komponen penilaiannya. Tabel 3.5 adalah hasil validasi silabus tema 2 dari 16 ahli
yang peneliti pilih sebagai validator sesuai dengan keahlian dibidangnya.
Tabel 3.5 Hasil Validasi Silabus Tema 2 Selalu Berhemat Energi
No Validator Skor Rerata
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7
1. Ahli 1 5 4 4 5 5 3 5 4,43 2. Ahli 2 5 5 5 5 4 4 5 4,71 3. Ahli 3 5 5 5 4 5 5 5 4,86 4. Ahli 4 5 4 4 4 5 5 5 4,57 5. Ahli 5 5 5 4 5 4 4 4 4,43 6. Ahli 6 5 4 4 4 4 5 5 4,43 7. Ahli 7 5 4 4 5 4 4 4 4,29 8. Ahli 8 5 4 4 4 5 5 5 4,57
9. Ahli 9 5 4 4 4 3 3 5 4
10. Ahli 10 5 4 5 4 4 4 4 4,29 11. Ahli 11 5 5 5 4 4 5 5 4,71 12. Ahli 12 5 5 5 4 4 4 5 4,57 13. Ahli 13 5 4 4 4 3 3 4 3,86 14. Ahli 14 5 4 4 4 4 4 4 4,14 15. Ahli 15 5 5 5 5 4 4 4 4,57 16. Ahli 16 5 4 4 4 5 4 5 4,43 Rata-rata 5 4,38 4,38 4,31 4,19 4,13 4,63 4,43 Keterangan TR TR TR TR TR TR TR TR
Keterangan:
KP : komponen penilaian Ahli 1-14 : dosen
Ahli 15 dan 16 : kepala sekolah dan guru TR : tidak revisi
Tabel 3.5 menunjukkan hasil validasi untuk silabus tema 2. Validasi untuk
silabus terdiri dari 7 komponen penilaian. Rata-rata skor komponen penilaian 1
adalah 5 artinya sudah diatas kriteria 3. Ahli 1 sampai ahli 16 tidak memberikan
komentar untuk komponen penilaian 1, jadi tidak revisi (lampiran 5). Rata-rata
(59)
artinya sudah diatas kriteria 3. Ahli 1 sampai ahli 16 tidak memberikan komentar
untuk komponen penilaian 2 dan 3, jadi tidak revisi (lampiran 5). Rata-rata skor
komponen penilaian 4 adalah 4,31 artinya sudah diatas kriteria 3. Ahli 1 sampai
ahli 16 tidak memberikan komentar untuk komponen penilaian 4, jadi tidak revisi
(lampiran 5). Rata-rata skor komponen penilaian 5 adalah 4,19 artinya sudah di
atas kriteria 3. Ahli 1 sampai ahli 16 tidak memberikan komentar untuk
komponen penilaian 5, jadi tidak revisi (lampiran 5). Rata-rata skor komponen
penilaian 6 adalah 4,13 artinya sudah diatas kriteria 3. Ahli 1 sampai ahli 16 tidak
memberikan komentar untuk komponen penilaian 6, jadi tidak revisi (lampiran 5).
Rata-rata skor komponen penilaian 7 adalah 4,63 artinya sudah diatas kriteria 3.
Ahli 1 sampai ahli 16 tidak memberikan komentar untuk komponen penilaian 7,
jadi tidak revisi (lampiran 5).
Instrumen kedua yang divalidasi adalah instrumen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Hasil validasi RPP juga dianalisis untuk dicari rata-rata
setiap komponen penilaiannya serta dikategorikan berdasarkan kriteria pada tabel
3.4. Hasil validasi RPP dari 16 ahli yang peneliti pilih sebagai validator berupa
skor dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Validasi RPP
Val Indikator Rt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
A1 4 3 3 5 5 4 3 4 4 5 3 3 5 4 3.9
A2 3 2 2 4 4 5 4 5 5 4 3 3 3 4 3.6
A3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
A4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3.7
A5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.9
A6 5 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3.7
A7 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 3 3 2.2
A8 5 4 4 5 2 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4.1
(60)
Val Indikator Rt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
A16 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.8
Rt 4 3 3.1 3.7 3.3 3.9 3.8 3.8 3.7 3.8 3.5 3.3 3.8 4 4
Ket R R R TR R TR TR TR TR TR TR TR R TR TR
Keterangan:
Val : validator A1-A14 : dosen
A15-A16 : kepala sekolah dan guru R : revisi
TR : tidak revisi Rt : rerata
Tabel 3.6 menunjukkan hasil validasi dari para ahli. Komponen penilaian
untuk RPP terdiri dari 14 komponen. Indikator pertama memiliki rata-rata 4.
Indikator tersebut perlu revisi walaupun rata-rata pada indikator pertama ≥ 3. Hal
ini disebabkan karena ahli 7 memberikan komentar “kompetensi inti 1,2,3, dan 4 harap dicantumkan”. Indikator kedua memiliki rata-rata 3, indikator tesebut perlu
di revisi karena ahli 8 memberikan komentar “kata “menyajikan” pada indikator memiliki arti secara tertulis atau lisan”. Indikator ketiga memiliki rata-rata 3,1, indikator tersebut perlu di revisi karena ahli 8 memberikan komentar sama dengan
indikator kedua. Indikator kelima memiliki rata-rata 3,3, indikator tersebut perlu
revisi karena ahli 8 memberikan komentar “materi ajar terlalu minim”. Indikator
ketigabelas memiliki rata-rata 3,8, indikator tersebut perlu revisi karena ahli 8
memberikan komentar “belum ada penilaian untuk soal evaluasi”. Para ahli juga
memberikan tanda dengan cara melingkari mengenai uji kelayakan instrumen
pembelajaran. Sepuluh ahli memberi tanda pada kolom nomor 2 yaitu layak
digunakan dengan perbaikan. Hasil validitas isi digunakan untuk memperbaiki
(1)
Homogenitas dan Independent T-Test Posttest
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Posttest 1 28 71,07 17,499 3,307 2 28 81,79 19,447 3,675
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means F Sig. t df
Posttest
Equal variances assumed 1,581 ,214 -2,167 54 Equal variances not
assumed -2,167 53,410
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means Sig.
(2-tailed)
Mean Difference Std. Error Difference
Posttest
Equal variances assumed ,035 -10,714 4,944 Equal variances not assumed ,035 -10,714 4,944
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Posttest Equal variances assumed -20,626 -,802 Equal variances not assumed -20,629 -,800
(2)
Paired T-Test Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretestkontrol 67,50 28 14,044 2,654 Posttestkontrol 71,07 28 17,499 3,307
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pretestkontrol &
Posttestkontrol 28 ,328 ,089
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the
Difference Lower
Pair 1 Pretestkontrol -
Posttestkontrol -3,571 18,502 3,497 -10,746
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed) 95% Confidence
Interval of the Difference
Upper
(3)
Paired T-Test Eksperimen
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretesteksperimen 68,57 28 17,788 3,362 Posttesteksperimen 81,79 28 19,447 3,675
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pretesteksperimen &
Posttesteksperimen 28 ,404 ,033
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the
Difference Lower
Pair 1 Pretesteksperimen - Posttesteksperimen
-13,214 20,377 3,851 -21,116
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed) 95% Confidence
Interval of the Difference
Upper
Pair 1 Pretesteksperimen -
(4)
(5)
(6)