Perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar dalam Tema Selalu Berhemat Energi kelas IV Sekolah Dasar.

(1)

ABSTRAK

Dias, Radmilla Zena Harlinda. (2014). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Atas Penggunaan Media Gambar Dalam Tema Selalu Berhemat Energi Kelas IV Sekolah Dasar. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya teori bahwa penggunaan media mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar. Gambar yang digunakan merupakan gambar yang sesuai dengan materi dalam tema selalu berhemat energi kelas IV sekolah dasar.

Penelitian ini adalah penelitian quasi-experimental dengan desain nonequivalent control group design. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Negeri Nogotirto sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IVB sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini diperoleh dari hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan 10 soal pilihan ganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu dokumentasi dan wawancara. Proseduar analisis data pada penelitian ini terdiri dari penentuan hipotesis, manajemen data, menentukan taraf signifikansi, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah independent t-test yang didukung dengan penggunaan Microsoft Excel dan Stastitical Product and Service Solutions (SPSS). Hasil analisis data menunjukkan rata-rata skor posttest kelompok kontrol lebih rendah (Mean = 71,07; Standar Error of Mean = 3,675) dibandingkan dengan skor posttest kelompok eksperimen (Mean = 81,79; Standar Error of Mean = 3,675). Perbedaan ini signifikan signifikan t (56) = -2,167 p < 0,05 dan memiliki small effect sizedengan r = 0,282. Hasil analisis data kemudian dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan atas penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa. Peneliti merekomendasikan media gambar agar dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu media pembelajaran.


(2)

ABSTRACT

Dias, Radmilla Zena Harlinda. (2014). Differences in Student Results Over Use of Media Pictures In Frugality Always Themes Energy Class IV Elementary School. Yogyakarta. Sanata Dharma University.

This research is motivated any theory that the use of the media is able to improve student learned outcomes. This study aims to find differences in learned outcomes of students on the use of media pictures. The images used an image appropriate to the material in the theme always save energy fourth grade elementary school.

This study was a quasi-experimental research design used nonequivalent control group. The population and sample in this research are the student class IVA Nogotirto Elementary School as an experimental group and IVB grade students as a control group. The research data are obtained by doing the pretest and posttest in the experimental group and the control group. Pretest and posttest by used 10 multiple choice questions that have been tested for validity, reliability, and level of difficulty. Data are collected in two ways: documentation and interviews. The procedure of data analysis in this research consists of the determined the hypotheses, managed the data, determined significance level, tested the classical assumption, and hypothesis tested. Data analysis technique that is used for tested the hypotheses of independent t-test is supported by Microsoft Excel and Stastitical Product and Service Solutions (SPSS). The results showed an average score lower posttest control group (mean = 71.07; Standard Error of Mean = 3.675) compared with the experimental group posttest scores (mean = 81.79; Standard Error of Mean = 3.675). This difference was significant t (56) = -2.167 p <0.05 and has small effect size of r = 0.282. The results of data analysis then can be said that there are differences in student learned outcomes for the use of media pictures.

The conclusion of this research show that there are significant differences on the use of media images on student learned outcomes. Researchers recommend that media images can be used by teachers as a medium of learned.


(3)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN

MEDIA GAMBAR DALAM TEMA SELALU BERHEMAT

ENERGI KELAS IV SEKOLAH DASAR

Skripsi

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Radmilla Zena Harlinda Dias 111134183

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur Alhamdulillah, peneliti persembahkan karya sederhana ini kepada: 1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan dan segala kenikmatan yang

tiada terhingga dalam setiap langkah yang peneliti tempuh. 2. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang dan dukungannya

3. Teman terdekatku Angga Azhari yang selalu membantu dan mendukung 4. Bapak dan Ibu Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma

5. Teman-teman PGSD 2011 6. Almamaterku

Tanpa kehadiran kalian, penelitian karya ini tidak mungkin akan selesai dengan baik. Terima kasih.


(7)

v

MOTTO

“Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam ombak dan kerjakanlah hal

yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan dimanapun kita berada, kepada Dia-lah tempat

meminta dan memohon.” (Rikanita Tahir)

“Sungguh bersama kesukaran dan keringanan. Karena itu bila kau selesai

(mengerjakan yang lain). Dan kepada Tuhan berharaplah.” (Q.S. Al Insyirah: 6-8)


(8)

(9)

(10)

viii

ABSTRAK

Dias, Radmilla Zena Harlinda. (2014). Perbedaan Hasil Belajar Siswa atas Penggunaan Media Gambar Siswa Kelas IV dalam Tema Selalu Berhemat Energi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya teori bahwa penggunaan media mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar. Gambar yang digunakan merupakan gambar yang sesuai dengan materi dalam tema selalu berhemat energi kelas IV sekolah dasar.

Penelitian ini adalah penelitian quasi-experimental dengan desain nonequivalent control group design. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Negeri Nogotirto sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IVB sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini diperoleh dari hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan 10 soal pilihan ganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu dokumentasi dan wawancara. Proseduar analisis data pada penelitian ini terdiri dari penentuan hipotesis, manajemen data, menentukan taraf signifikansi, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah independent t-test yang didukung dengan penggunaan Microsoft Excel dan Stastitical Product and Service Solutions (SPSS). Hasil analisis data menunjukkan rata-rata skor posttest kelompok kontrol lebih rendah (Mean = 71,07; Standar Error of Mean = 3,675) dibandingkan dengan skor posttest kelompok eksperimen (Mean = 81,79; Standar Error of Mean = 3,675). Perbedaan ini signifikan signifikan t (56) = -2,167 p < 0,05 dan memiliki small effect size dengan r = 0,282. Hasil analisis data kemudian dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan atas penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa. Peneliti merekomendasikan media gambar agar dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu media pembelajaran.


(11)

ix

ABSTRACT

Dias, Radmilla Zena Harlinda. (2014). Differences Student Learned Outcomes of the Media Pictures Used. Yogyakarta. Sanata Dharma University.

This research is motivated any theory that the use of the media is able to improve student learned outcomes. This study aims to find differences in learned outcomes of students on the use of media pictures. The images used an image appropriate to the material in the theme always save energy fourth grade elementary school.

This study was a quasi-experimental research design used nonequivalent control group. The population and sample in this research are the student class IVA Nogotirto Elementary School as an experimental group and IVB grade students as a control group. The research data are obtained by doing the pretest and posttest in the experimental group and the control group. Pretest and posttest by used 10 multiple choice questions that have been tested for validity, reliability, and level of difficulty. Data are collected in two ways: documentation and interviews. The procedure of data analysis in this research consists of the determined the hypotheses, managed the data, determined significance level, tested the classical assumption, and hypothesis tested. Data analysis technique that is used for tested the hypotheses of independent t-test is supported by Microsoft Excel and Stastitical Product and Service Solutions (SPSS). The results showed an average score lower posttest control group (mean = 71.07; Standard Error of Mean = 3.675) compared with the experimental group posttest scores (mean = 81.79; Standard Error of Mean = 3.675). This difference was significant t (56) = -2.167 p <0.05 and has small effect size of r = 0.282. The results of data analysis then can be said that there are differences in student learned outcomes for the use of media pictures.

The conclusion of this research show that there are significant differences on the use of media images on student learned outcomes. Researchers recommend that media images can be used by teachers as a medium of learned.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI KELAS IV SEKOLAH DASAR” ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd Wakil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

4. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., Dosen pembimbing I yang telah sangat membantu dalam proses pembuatan karya ilmiah ini dengan sepenuh hati.

5. Th. Yunia Setyawan, M.Hum., Dosen pembimbing II yang telah memberikan saran yang membangun dalam pembuatan karya ilmiah ini. 6. Suprayana, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Nogotirto yang telah

memberikan dukungan serta izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di SD Negeri Nogotirto.

7. Sri Rahayu, S.Pd., Guru kelas IVA SD Negeri Nogotirto yang telah bekerjasama dan telah memberikan izin pada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas IVA.

8. Erlin Hartanti, S.Pd., Guru kelas IVB SD Negeri Nogotirto yang telah bekerjasama dan telah memberikan izin pada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas IVB.


(13)

(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 10

1. Teori yang Mendukung ... 10

2. Penelitian yang Relevan ... 20

B. Kerangka Berpikir ... 24


(15)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN……… 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Desain Penelitian ... 26

C. Setting Penelitian ... 28

D. Variabel Penelitian ... 30

E. Populasi dan Sampel ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

G. Instrumen Pengumpulan Data ... 36

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 39

I. Prosedur Analisis Data... 55

J. Jadwal penelitian ... ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian... 73

B. Hasil Penelitian ... 76

C. Pembahasan ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 105

B. Keterbatasan Penelitian ... 106

C. Saran ... 106

DAFTAR REFERENSI ... 107


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

No Nama Halaman

1. Waktu penelitian 29

2. Kisi-kisi soal pretest dan posttest 37

3. Pedoman wawancara 39

4. Kriteria Hasil Validasi 42

5. Rekap Penilaian Silabus 42

6. RekapPenilaian RPP kelas kontrol dan eksperimen 44 7. Rekap penilaian soal pretest dan posttest 46

8. Kisi-kisi soal uji validitas empiris 48

9. Perbandingan r Hitung dan r Tabel 50

10. Hasil uji validitas 51

11. Kriteria Koefisien Reliabitas 52

12. Hasil perhitungan reliabilitas 53

13. Kategori indeks kesukaran soal 54

14. Indeks kesukaran tiap butir soal 55

15. Kategori effect size 71

16. Kegiatan saat penelitian 74

17. Statistik deskriptif data penelitian 76

18. Skor pretest dan posttest 79

19. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pretest

Kelompok Kontrol 80

20. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pretest

Kelompok Eksperimen 81

21. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pretest 85 22. Hasil Perhitungan Uji Independentt-test Skor Pretest 85 23. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Posttest

Kelompok Kontrol 87

24. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test

Kelompok Eksperimen 89

25. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Post-test 91 26. Hasil Perhitungan Uji Independentt-test Skor Post-test 93

27. Hasil uji koefisien determinasi 96

28. Uji paired t-test kelompok kontrol 98


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

No Nama Halaman

1. Desain Penelitian 28

2. Rumus Korelasi Product Moment 49

3. Rumus Cronbach’s Alpha 52

4. Rumus Indeks Kesukaran 53

5. Rumus Kolmogorov Sminorv 59

6. Rumus Lavene’s Test 61

7. Rumus Kolmogorov Sminorv 64

8. Rumus Independent T-Test 67

9. Rumus Paired T-Test 69

10. Rumus Effect Size 71

11. Rumus Koefisien Determinasi 71

12. Diagram Peningkatan Skor Pretest dan Posttest

Kelompok Kontrol dan Eksperimen 78

13. P-P Plot dan Histogram Skor Pretest Kelompok

Kontrol 81

14. P-P Plot dan Histogram Skor Pretest Kelompok

Eksperimen 82

15. P-P Plot dan Histogram Skor Postest Kelompok

Kontrol 88

16. P-P Plot dan Histogram Skor Postest Kelompok

Eksperimen 90

17. Uji Normalitas P-P Plot dan Histogram Skor Pretest

Kelompok Kontrol 97

18. Uji Normalitas P-P Plot dan Histogram Skor Pretest


(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Nama Halaman

1. Surat Penelitian 102

2. Perangkat Pembelajaran Kelas Kontrol sebelum

Validasi 105

3. Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen sebelum

Validasi 131

4. Contoh Instrumen Pretest dan Posttest sebelum

Validasi 169

5. Contoh Komentar Validasi 171

6. Contoh Instrumen sesudah Validasi 190

7. Perangkat Pembelajaran Kelas Kontrol sesudah

Validasi 192

8. Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen sesudah

Validasi 223

9. Hasil Validasi Muka 255

10. Contoh Pekerjaan Siswa Hasil Validitas Konstruk 258 11. Tabulasi dan Analisis Validitas Konstruk 262 12. Contoh Hasil Pekerjaan Pretest Siswa Kontrol 276 13. Contoh Hasil Pekerjaan Posttest Siswa Kontrol 283 14. Contoh Hasil Pekerjaan Pretest Siswa Eksperimen 290 15. Contoh Hasil Pekerjaan Posttest Siswa Eksperimen 297 16. Tabulasi Data Mentah Pretest dan Posttest Kontrol 304 17. Tabulasi Data Mentah Pretest dan Posttest

Eksperimen 307

18. Analisis Skor Pretest dan Posttest Kontrol dan

Eksperimen 310


(19)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab satu ini, berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar belakang masalah

Belajar merupakan proses yang terjadi pada diri seseorang sejak ia hidup hingga meninggal atau seumur hidupnya. Belajar terjadi karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungannya. Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja (Arsyad, 2007). Proses belajar dapat diselenggarakan secara formal maupun non formal. Secara formal dapat dilakukan di instansi pendidikan seperti sekolah, sedangkam non formal dapat dilakukan di luar sekolah maupun dengan lingkungan sekitar.

Proses belajar yang diselenggarakan di sekolah dimaksudkan untuk mengarahkan siswa agar mampu mendapatkan ilmu yang lebih terarah, baik dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan siswa. Komponen yang ada di sekolah yaitu siswa, guru, kepala sekolah, materi atau bahan pembelajaran (buku, media, majalah, dan lain sebagainya) untuk mempengaruhi kegiatan belajar mengajar (Arsyad, 2007: 1). Hasil pengaruh dari lingkungannya akan membuat siswa mendapat ilmu dengan baik. Guru dapat mengajak siswa aktif dengan metode yang disusun secara inovatif dan kreatif serta menyenangkan. Siswa tidak hanya duduk diam mendengarkan guru berceramah, namun ikut serta


(20)

berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Metode pengajaran yang digunakan harus dikemas secara menarik, agar membuat siswa menjadi lebih tertarik mengikuti pelajaran dan materi yang disampaikan dapat diterima serta dipahami dengan baik. Kemajuan hasil belajar siswa juga akan memuaskan, setelah diberikan evaluasi oleh guru atas materi pembelajaran yang telah disampaikan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman modern saat ini, sudah berkembang sangat pesat dan mendorong guru untuk memanfaatkan teknologi tersebut dalam kegiatan belajar mengajar (Arsyad 2007: 2). Guru dituntut menggunakan alat-alat yang sudah tersedia dan juga harus mampu mengembangkan keterampilannya dalam membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila belum tersedia. Guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran (Hamalik, 1994: 6).

Media dikenal sebagai alat bantu dalam pembelajaran untuk dimanfaatkan dalam kegiatan belajar di kelas antara guru dengan siswa. Penggunaan media harus melihat karakteristik masing-masing media yang digunakan, sehingga sesuai dengan kondisi atau materi pembelajaran yang diajarkan. Media yang digunakan untuk belajar dapat diartikan sebagai alat komunikasi dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari guru ke siswa, bertujuan merangsang siswa mengikuti kegiatan pembelajaran secara utuh (Kustandi, 2011: 1).

Media pembelajaran, menurut Gagne dan Briggs (1975) secara ilmplisit yaitu alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide


(21)

(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Media pembelajaran berbentuk gambar sangat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang sedang diajarkan. Media gambar juga akan membuat siswa yang semula berpikir abstrak menjadi berpikir nyata dengan melihat gambar yang disajikan. Gambar-gambar yang digunakan harus menarik, tetapi tetap sesuai dengan materi yang diajarkan.

Media gambar dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran maupun berbagai tema dalam tematik, salah satunya yaitu tema selalu berhemat energi. Guru dapat menggunakan media gambar yang sudah ada di sekolah atau bahkan menciptakan media gambar itu sendiri, untuk diajarkan ke siswa tentang materi selalu berhemat energi. Penggunaan media dalam menjelaskan materi tersebut, akan membuat siswa antusias dan cepat memahami penjelasan guru. Siswa yang berpikir abstrak tentang macam-macam energi, akan dengan mudah memahami dan menyebutkan energi yang ada di bumi.

Guru dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran di kelas maupun di luar kelas agar menarik dan menyenangkan, sehingga membuat siswa dapat belajar dengan perasaan senang. Guru dalam penelitian ini, lebih menyukai metode ceramah dengan menunjukkan gambar yang sudah ada di buku pelajaran. Guru menggunakan metode tersebut karena beranggapan lebih mudah dan siswa juga mampu menyerap materi pembelajaran dengan baik. Namun guru juga menyadari bahwa penguasaan materi siswa tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi guru tetap menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi pembelajaran.


(22)

Metode ceramah yang dipakai guru dalam mengajar, membuat siswa terlihat tidak tertarik mempelajari suatu materi karena materi pelajaran tersebut membosankan atau menjemukan. Keterbatasan penggunaan media dan lemahnya kemampuan guru dalam menciptakan media pembelajaran yang menarik, diduga salah satu sebab lemahnya mutu belajar siswa (Danim, 2010: 1). Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan menggunakan pola tradisional, tetapi juga membutuhkan perubahan dengan pola yang modern agar anak dapat belajar secara efektif dan efisien (Danim, 2010: 2).

Sistem pendidikan di tahun 2013 ini menggunakan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 yang bersifat tematik. Kurikulum 2013 menuntut kesiapan guru dan siswa dalam mengaplikasikannya di kelas. Guru harus inovatif dan kreatif dalam menyampaikan materi ke siswa, karena kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan tematik integratif dan contextual teaching and learning

(CTL) memerlukan waktu untuk dipahami (dalam Mulyasa, 2013: 42). Pendekatan tematik integratif dan contextual teaching and learning (CTL) harus sebanyak mungkin melibatkan siswa dalam setiap pembelajaran yang dilakukan di kelas, agar siswa mampu bereksplorasi dari materi yang diajarkan (dalam Mulyasa, 2013: 42). Guru memang perlu menggunakan alat bantu mengajar seperti media dalam pendekatan CTL, sehingga proses pembelajaran akan lebih mudah dipahami siswa.

Kemp dan Dayton (1985: 3-4) (dalam Cecep Kustandi, 2014: 23) mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari


(23)

penggunaan media sebagai bagian penting pembelajaran di kelas, yaitu (1) penyampaian pelajaran tidak kaku, (2) pembelajaran lebih menarik, (3) waktu pembelajaran dapat lebih efektif, (3) kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan apabila kata dan gambar sesuai dengan materi yang disampaikan serta dikomunikasikan dengan baik dan jelas, (4) sikap positif siswa terhadap apa yang dipelajari dan proses belajar dapat ditingkakan, dan (5) peran guru dapat berubah menjadi lebih positif. Dale (1969: 180) mengemukakan bahwa media dapat memberikan banyak manfaat, asalkan guru berperan aktif dalam proses

pembelajaran. Dari pemahaman tersebut, maka media pembelajaran memang sangat

dibutuhkan dalam menyampaikan materi pada siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat, motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar bagi diri siswa. Media pembelajaran yang digunakan salah satunya yaitu media gambar. Penggunaan media gambar untuk siswa dalam kegiatan belajar mengajar, akan membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran. Pemahaman siswa juga akan meningkat dengan penyajian gambar yang menarik dan nyata, sehingga informasi dapat diterima dengan baik.

Pembelajaran mengenai materi energi alternatif matahari, guru dapat menunjukkan gambar apa saja manfaat dari energi alternatif matahari. Guru tidak mengalami kesulitan dalam menjelaskan materi tentang energi alternatif. Guru dapat memakai media gambar saat menjelaskan suatu materi pembelajaran, sehingga pusat perhatian siswa akan tertuju pada gambar yang dibawa guru. Guru


(24)

juga akan lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran yang dipelajari, sehingga terjalin komunikasi dua arah yang baik. Pentingnya penggunaan media, membuat peneliti terdorong untuk melakukan penelitian “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Atas Pengunaan Media Gambar dalam Tema Selalu Berhemat

Energi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disusun maka dapat ditemukan beberapa masalah yaitu sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa masih tergolong rendah

2. Materi dalam tema selalu berhemat energi masih ada beberapa yang abstrak 3. Siswa merasa sulit mempelajari beberapa mata pelajaran dalam satu waktu 4. Kurangnya penggunaan media yang dapat mendukung dalam kegiatan belajar

siswa.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan agar dalam penelitian tidak mengalami penafsiran yang berbeda dan tidak menyimpang dari masalah yang ada, maka peneliti membatasi pengertian pada bagian yang telah difokuskan (Purwanto, 2012: 73). Penelitian ini hanya terbatas meneliti seberapa perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar dalam tema selalu berhemat energi pada siswa kelas IV sekolah dasar. Tema yang dipakai dalam penelitian yaitu tema 2 selalu berhemat energi dan menggunakan kurikulum 2013. Tempat penelitian ini


(25)

adalah SD Negeri Nogotirto Gamping Yogyakarta. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Nogotirto tahun ajaran 2014/2015. Obyek penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Nogotirto tahun ajaran 2014/2015.

D. Rumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar dalam tema Selalu Berhemat Energi kelas

IV sekolah dasar?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar dalam tema selalu berhemat energi.

F. Manfaat Penelitian

Berikut adalah beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi siswa kelas IV SD Negeri Nogotirto

Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah 1) mendapatkan pengalaman belajar yang baru menggunakan media gambar dalam mempelajari materi selalu berhemat energi, 2) menjadi lebih mandiri dalam mempelajari materi pelajaran.


(26)

b. Bagi guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah 1) memperoleh keterampilan dalam memberikan media pembelajaran bentuk media gambar, 2) meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajarkan tiap tema untuk siswa.

c. Bagi sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah dapat menambah sumber bacaan dan referensi di sekolah tentang media pembelajaran yaitu media gambar, sehingga dapat diaplikasikan dalam segala hal pembelajaran untuk siswa

d. Bagi peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah 1) memberikan pengalaman pada peneliti dalam menggunakan media gambar untuk siswa sekolah dasar, 2) memberikan wawasan dalam hal kreativitas untuk mengembangkan media pembelajaran yang menarik untuk siswa.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka peneliti membatasi pengertian sebagai berikut:

1. Hasil belajar

Hasil belajar adalah hasil siswa yang diperoleh melalui proses pembelajaran dengan memberikan tes yang dinilai menggunakan tiga aspek meliputi (1) aspek kognitif, (2) aspek afektif, dan (3) aspek psikomotorik.


(27)

2. Media gambar

Media gambar adalah media pembelajaran yang berbentuk gambar dari materi yang akan dipelajari, berfungsi dalam membantu siswa memahami materi yang disampaikan guru.


(28)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab dua ini akan membahas mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Kajian pustaka membahas teori-teori yang relevan dengan suatu penelitian. Penelitian yang relevan berisi beberapa penelitian yang pernah ada, kemudian hasil penelitian tersebut dirumuskan dalam kerangka berfikir dan hipotesis penelitian berisi suatu jawaban sementara.

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka membahas tentang teori yang mendukung serta penelitian yang relevan.

1. Teori yang mendukung

Bagian ini membahas beberapa topik berkaitan dengan penelitian yang akan dipakai, yaitu belajar, hasil belajar, media, dan media gambar.

a. Belajar

Teori belajar pada dasarnya merupakan suatu penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar dan bagaimana individu mendapatkan informasi yang kemudian diproses dalam pemikirannya (Sukmadinata, 2009: 155). Sebagian terbesar dari proses perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan–perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah ke hal yang baik atau yang kurang baik. Belajar juga dapat terbentuk dari pengalaman berinteraksi dengan orang lain atau lingkungannya.


(29)

R. Gagne (1989) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (dalam Susanto, 2013: 1). Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan, karena berkaitan dengan siswa dan guru. Siswa dan guru saling menciptakan komunikasi yang baik, sehingga tercipta proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan intruksional. Adapun menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993: 4) belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya (dalam Susanto, 2013: 3).

Winkel (1996: 21) berpendapat bahwa “belajar berarti perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati,

mendengarkan, dan meniru” (dalam Angkowo, 2007: 48). Hilgrad (dalam Nasution, 2000: 35) mengatakan “learning is the prosess by which an activity originates or is changed through training procedures”. Belajar adalah proses

yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan. Pendapat yang telah dituliskan tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses individu mencari informasi dari pengalaman masa lalu dan pengalaman yang telah didapat dari lingkungan sekitarnya.

Proses belajar merupakan jalan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui atau diketahui tetapi belum menyeluruh tentang suatu hal. Melalui belajar seseorang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas kemampuannya. Apabila seseorang tidak dapat


(30)

meningkatkan kualitas dan kuantitas kemampuannya, maka dapat dikatakan orang tersebut mengalami kegagalan dalam proses pembelajaran.

b. Ciri-Ciri Belajar

Buku Teori Belajar dan Pembelajaran (Hartini, 2010: 5) menyebutkan bahwa ciri-ciri belajar ada empat yaitu 1) adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan sikap (afektif), 2) perubahan tidak berlangsung sesaat, melainkan menetap atau dapat disimpan, 3) perubahan tidak terjadi begitu saja, tetapi dengan usaha yaitu berinteraksi dengan lingkungan, dan 4) perubahan tidak disebabkan pertumbuhan fisik saja.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Sukmadinata (2009: 162-164) menyebutkan bahwa usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam diri individu dan faktor-faktor lingkungan. Faktor dalam diri individu menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah. Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotor, serta kondisi afektif dan konatif dari diri individu.

Faktor–faktor lingkungan yaitu keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Lingkungan sekolah memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswa. Lingkungan masyarakat


(31)

dimana siswa atau individu berada berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya.

d. Hasil belajar

Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan–kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang (Sukmadinata, 2009: 101-102). Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) berpendapat bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam nilai. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.

Hasil belajar siswa di sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuh, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran di sekolah dilambangkan dengan angka 0– 10 pada pendidikan dasar dan menengah (Sukmadinata, 2009: 103).

Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan belajar, maka dapat melalui evaluasi. Pengertian hasil belajar yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir dari kegiatan belajar siswa yang telah selesai mempelajari materi pelajaran dinyatakan dengan nilai berbentuk angka 0-10.


(32)

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar dipengaruhi oleh dua hal yaitu siswa yang berarti kemampuan berpikir atau tingkah laku intektual, motivasi, minat, serta kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani dan lingkungan yang meliputi sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber belajar, dan keluarga.

Wasliman (2007: 158), hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang mempengaruhinya belajar. Faktor internal meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

Faktor eksternal berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Perhatian orang tua yang kurang pada anak akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Menurut Wasliman (2007: 159) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Kualitas pengajaran sangat ditentukan oleh guru. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi pembelajaran (Wina Sanjaya, 2006: 50).


(33)

2. Media Gambar

a. Media

Gerlach dan Ely (dalam Angkowo 2007: 25) berpendapat bahwa media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi guna membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Secara lebih khusus, media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi. Hal yang sama disebutkan Corte dalam Winkel (dalam Angkowo, 2007: 25) bahwa media pembelajaran diartikan sebagai suatu sarana nonpersonal (bukan manusia) yang digunakan guru dan memegang peranan besar dalam proses belajar mengajar.

Gagne (dalam Sanjaya, 2012: 60) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs (dalam Arsyad, 2005: ) juga berpendapat media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima untuk merangsang pikiran, perasaan, perahatian, minat siswa sehingga proses belajar terjadi.

b. Fungsi dan Kegunaan Media

Levie dan Lentz (dalam Arsyad, 2005: 16) mengemukakan bahwa media pendidikan memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, afektif, kognitif dan kompensatoris. Fungsi atensi berarti menarik perhatian siswa untuk lebih


(34)

mengarah dan konsentrasi pada pelajaran. Fungsi afektif dapat dilihat dari minat siswa dalam menikmati media yang digunakan. Fungsi kognitif terlihat dari tercapainya sebuah tujuan pembelajaran seperti kegiatan memahami dan mengingat informasi yang didapatkan dari pelajaran yang diterima. Fungsi kompensatoris dapat terlihat dari penggunaan media sendiri dalam memberikan konteks pemahaman kepada siswa dan membantu siswa dalam mengorganisasikan informasi dalam teks untuk diingat kembali.

Kemp dan Dayton (1985: 28) berpendapat bahwa “media pembelajaran memenuhi tiga fungsi utama yaitu dalam hal (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi” (dalam Sanjaya, 2012: 72). Fungsi motivasi media dapat direalisasikan dengan hiburan, sedangkan tujuan informasi media digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan siswa. Isi dan bemtuk penyajian sangat umum, berfungsi sebagai pengantar atau ringkasan laporan.

c. Media Gambar

Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambar misalnya menyangkut manusia, benda-benda, dan sebagainya, dibuat dengan coretan pensil pada kertas atau menggunakan media lainnya (Alwi, dkk, 2002: 329) (dalam Sufanti, 2010: 70). Ahmad Rivai (2001: 68) mengemukakan bahwa media gambar adalah media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas melalui kata-kata dan gambar. Media pendidikan yang umum dipakai untuk pembelajaran yaitu media gambar. Media gambar berfungsi menyalurkan pesan dari ke penerima pesan. Media gambar merupakan


(35)

media sederhana, mudah dalam pembuatannya, dan ditinjau dari biaya termasuk media yang murah harganya.

Smaldino dkk (dalam Anitah 2007: 5) mengatakan bahwa “gambar atau fotografi dapat memberikan gambaran segala sesuatu, seperti binatang, orang,

tempat, atau pertistiwa”. Melalui gambar, hal-hal yang abstrak dapat disederhanakan ke dalam bentuk yang lebih realistis. Gerlach dan Ely (dalam

Anitah, 2008: 14) menyatakan bahwa “gambar tidak hanya bernilai seribu bahasa,

tetapi seribu tahun atau seribu mil”. Gambar dapat ditunjukkan kepada siswa

suatu tempat, orang, dan segala sesuatu yang letaknya jauh. Gambar juga dapat memberikan pengalaman dari waktu ke waktu, bahkan pengalaman yang sudah lampau.

Dale (dalam Arsyad 2011: 11) juga berpendapat bahwa “gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih konkrit atau dengan pengalaman langsung”. Selain dapat menggambarkan berbagai hal, gambar mudah diperoleh dari majalah, koran, buletin, dan lain-lain.

Gambar 2.1 Media gambar sumber energi

Gambar 2.1 adalah salah satu media gambar yang digunakan dalam tema selalu berhemat energi. Guru dapat menggunakan media gambar tersebut untuk menjelaskan materi tentang sumber energi pada siswa. Media ini berbentuk


(36)

selembar kertas yang terdapat gambar dari materi yang dijelaskan. Pengertian media gambar dapat disimpulkan bahwa media yang bertujuan menyampaikan pesan berbentuk gambar agar lebih mudah dipahami oleh siswa.

d. Fungsi dan Manfaat Media Gambar

Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pembelajaran yang ikut mempengaruhi situasi, kondisi, dan lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang guru (Angkowo, 2007: 27). Media dapat memperjelas pesan agar tidak terlalu bersifat verbal atau dalam bentuk kata tertulis dan kata lisan belaka. Memanfaatkan media dengan sangat baik akan mengubah sikap siswa yang semula pasif menjadi aktif.

Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan membangkitkan semangat dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Siswa juga akan terdorong untuk belajar secara mandiri menggunakan media yang sudah ada, atau bahkan berusaha menciptakan media itu sendiri. Media dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuan, serta sarana pengembangan diri. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi media gambar dalam pembelajaran adalah untuk membangkitkan motivasi dan minat siswa serta sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan informasi yang lebih kongkrit pada siswa, sehingga lebih mudah dipahami (Angkowo, 2007: 28).

Anitah, (2012: 9-10) menyebutkan bahwa ada empat manfaat media gambar yaitu (1) menimbulkan dari tarik bagi siswa. Gambar dengan berbagai warna akan lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam belajar.; (2) mempermudah pengertian siswa. Suatu penjelasan yang abstrak dapat diperjelas dengan


(37)

menggunakan gambar, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami apa yang dimaksud.; dan (3) memperjelas bagian-bagian yang penting; dan (4) menyingkat suatu uraian panjang. Uraian tersebut mungkin dapat ditunjukkan dengan sebuah gambar saja.

e. Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran

Penggunaan media gambar harus jelas dan terperinci sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan ke siswa. Media gambar dalam proses belajar mengajar dapat mengembangkan imajinasi siswa, membantu meningkatkan penguasaan siswa terhadap hal-hal yang abstrak atau tidak mungkin dihadirkan di kelas.

Media gambar untuk pembelajaran siswa yang perlu diperhatikan yaitu (1) gambar bagus, menarik, jelas, dan mudah dimengerti, (2) gambar harus sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari, (3) gambar harus sesuai dengan gambar asli, (4) gambar berbentuk sederhana atau tidak rumit, sehingga mudah dipahami siswa, (5) gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihatnya, dan (6) ukuran gambar harus sesuai dengan kebutuhan (Angkowo, 2007: 28).

f. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar

Media gambar sebagai salah satu media pembelajaran mempunyai kelebihan (dalam Anitah, 2012: 9) yaitu (1) dapat menerjemahkan ide yang abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata, (2) banyak tersedia dalam buku-buku, (3) mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan, (4) relatif tidak mahal, dan (5) dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi..


(38)

Beberapa kelebihan media gambar yang telah disebutkan, terdapat juga kelemahan-kelemahannya yaitu (1) kadang-kadang terlampau kecil untuk dijadikan di kelas yang besar, (2) gambar mati adalah gambar dua dimensi, dan (3) tidak dapat menunjukkan gerak, dan (4) siswa tidak selalu mengetahui bagian (mengintepretasi) gambar.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penggunaan media gambar sudah pernah dilakukan oleh banyak pihak. Peneliti menuliskan lima penelitian yang relevan dengan penelitian yang telah peneliti lakukan, sehingga dapat menunjang dalam penelitian ini. Kelima penelitian tersebut yaitu penelitian milik Putri dkk, Nurhayani Evana, Rusmiati, Sutinah, dan Raharti.

Putri, Elka, dan Widya (2013) melakukan penelitian mengenai Penggunaan Media Gambar dalam Tema Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Puisi pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Alasan melakukan penelitian ini adalah belum digunakannya media sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi dan belum pahamnya siswa tentang keterampilan menulis. Salah satu upaya untuk mengatasinya yaitu dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan pada siklus I dengan peningkatan


(39)

aktivitas guru mencapai 71,6% mengalami peningkatan menjadi 85% pada sikulus II. Kemampuan menulis puisi siswa siklus I 62,5% meningkat menjadi 81,3 pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa dengan memanfaatkan media gambar dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam menulis puisi. Penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian Putri, Elka, dan Widya menggunakan media gambar yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Nurhayani Evana (2013) melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas II Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan media gambar dapat meningkatkan keterlaksanaan pembelajaran dari siklus I rata-rata 93,75% dengan nilai ketercapaian 82,65 menjadi rata-rata presentase keterlaksanaan 100% dengan nilai ketercapaian 94,65% pada siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal terlihat pada siklus I memperoleh presentase 70,40% dan pada siklus II presentase 88,90%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan keterampilan deskripsi siswa kelas II sekolah dasar. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti karena dalam penelitian tersebut menggunakan media gambar dan dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti juga menggunakan media gambar.


(40)

Penelitian yang dilakukan oleh Rusmiati (2013) mengambil judul Penggunaan Media Gambar dalam Model Pembelajaran Langsung Tema Peristiwa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Sekolah Dasar. Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pada kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II. Siklus I aktivitas guru mencapai 78,3% dan siklus II mencapai 93,3%. Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 67,5% dan siklus II mencapai 86,7%. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media gambar dalam model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I sekolah dasar. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini menggunakan media gambar dan hasilnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Sutinah (2013) meneliti tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar melalui Penerapan CTL (Contextual Learning) dalam Pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Sawahan IV Surabaya. Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyeknya adalah siswa kelas VI SDN Sawahan berjumlah 35 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan menggunakan pembelajaran kontekstual pada siswa kelas VI. Hal ini dapat dilihat dari siklus I rata-rata kelas meningkat dari 69,06 menjadi 79,25 pada siklus II. Ketuntasan klasikal pada siklus I 63,8% menjadi 83,3% pada siklus II. Aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus I dari 57,89% menjadi 86,75% pada siklus II. Dari peningkatan tersebut terjadi kenaikan sebesar 28,86%. Perkembangan afektif dan psikomotor siswa juga mengalami


(41)

peningkatan. Pada perkembangan afektif siklus I sebesar 58,89% menjadi 80% pada siklus II. Pada perkembangan psikomotor siklus I sebesar 61,8% menjadi 82,94% pada siklus II. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini meneliti tentang hasil belajar siswa di sekolah dasar.

Penelitian yang dilakukan oleh Raharti (2014) yaitu berjudul pengaruh

penggunaan media gambar dan media lingkungan terhadap hasil belajar ilmu

pengetahuan alam yang dievaluasi dari kreatifitas siswa (penelitian pada murid kelas 5 di sekolah dasar negeri di wilayah selogiri, kabupaten wonogiri). Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan di sekolah negeri di daerah selogiri. Populasi dari penelitian ini seluruh siswa kelas 5 SD selogiri yang berjumlah 786 siswa terdiri dari 35 sekolah dasar. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan: (1) ada perbedaan pengaruh penggunaan media gambar dan media lingkungan dalam hasil belar IPA pada siswa kelas 5 di sekolah-sekolah negeri selogiri, maka dapat dilihat bahwa hasil dari Fo = 93, 476 > Fo, 05 = 4, 02, (2) ada perbedaan tinggi rendahnya siswa pada hasil belajar IPA siswa kelas 5 di sekolah-sekolah negeri selogiri (Fo = 158, 529 > Fo, 05 = 4, 02)dan (3) ada hubungan antara pengaruh penggunaan media gambar dan media lingkungan, dan tinggi rendahnya kreatifitas siswa pada hasil siswa dalam pelajaran IPA kelas 5 sekolah dasar negeri selogiri (Fo – 22, 927 > Fo, 05 = 4, 02). Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini meneliti tentang hasil belajar siswa di sekolah dasar.


(42)

Gambar

2.2 Skema penelitian yang relevan

Gambar 2.2 menjelaskan tentang lima penelitian orang lain yang memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan ini. Kelima penelitian tersebut telah meneliti tentang penggunaan media gambar dan hasil belajar siswa. Hasil dari kelima penelitian menunjukkan keberhasilan penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa. Peneliti kemudian tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan media gambar untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

Media gambar telah banyak digunakan untuk mengembangkan hasil belajar siswa. Media gambar memiliki keunggulan yaitu mudah dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena dianggap praktis. Gambar juga bisa

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Atas Penggunaan Media Gambar dalam Tema

Selalu Berhemat Energi Kelas IV Sekolah Dasar Rusmiati (2013)

Penggunaan Media Gambar dalam Model Pembelajaran Langsung Tema Peristiwa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SD

Sutinah (2013) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar melalui Penerapan CTL (Contextual Learning) dalam Pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Sawahan IV Surabaya

Raharti (2014) Pengaruh penggunaan media gambar dan media lingkungan terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan alam yang dievaluasi dari kreatifitas siswa (penelitian pada murid kelas 5 di sekolah dasar negeri di wilayah selogiri, kabupaten wonogiri)

Nurhayani Evana (2013) Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas II SD

Putri, Elka, dan Widya (2013) Penggunaan Media Gambar dalam Tema Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Puisi pada Siswa Kelas III SD


(43)

dipergunakan dalam banyak hal untuk berbagai jenjang pengajaran dan disiplin ilmu, yaitu mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi.

Gambar dapat menggugah emosi dan sikap siswa, sehingga minat belajar siswa menjadi meningkat. Media gambar dapat membantu siswa yang semula berpikir abstrak menjadi lebih berpikir konkrit atau nyata. Media gambar yang membuat materi menjadi konkrit atau nyata dipandang akan dapat mengembangkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Dengan kata lain, media gambar berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang semula berpikir abstrak menjadi berpikir konkrit untuk membantu memahami isi materi pelajaran.

Berdasarkan beberapa penelitian relevan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran mampu membantu siswa dalam memahami materi yang abstrak menjadi lebih konkrit. Penggunaan media gambar memungkinkan siswa belajar mandiri dalam memahami materi, sehingga tidak perlu membayangkan suatu tempat, benda, atau obyek yang sedang dipelajari walaupun letaknya jauh. Proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan semestinya akan meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah ada perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar dalam tema Selalu Berhemat Energi.


(44)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab tiga ini akan membahas tentang jenis penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, variabel, instrumen penelitian, uji validitas reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian jenis quosi eksperiment. Jenis penelitian ini dipilih karena bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan suatu media. Kelompok pada penelitian ini tidak memungkinkan dilakukan pemilihan secara acak (random). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Moh. Nazir, 2005: 63). Nonequivalentpretest-posttest control-group design merupakan desain eksperimen yang memiliki dua kelompok, dimana kelompok pertama mendapat perlakuan (treatment) dan kelompok kedua merupakan pengendali (control). Hasil observasi pada kelompok pertama akan dibandingkan dengan hasil observasi pada kelompok kedua untuk melihat apakah ada perbedaan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design yaitu membandingkan dua kelompok dimana kedua kelompok tersebut sama-sama diberi pretest dan posttest tetapi hanya kelompok eksperimen saja yang diberi perlakuan (Creswell, 2012: 242). Pemilihan desain


(45)

penelitian Nonequivalent Control Group Design bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen setelah diberikan pretest dan posttest. Desain nonequivalent control-group

digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2

O3 O4

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2014: 116) Keterangan:

O1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen O2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen X : Pemberian perlakuan

O3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol O4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok kontrol

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa desain penelitian dalam penelitian ini seperti yang telah digambarkan. Kelompok eksperimen ditunjukkan tanda O1 dan O2, sedangkan kelompok kontrol ditunjukkan dengan tanda O3 dan O4. O1 dan O3 kelompok kontrol dan eksperimen sama-sama diberi soal pretest untuk melihat kemampuan awal siswa. O2 dan O4 kelompok kontrol dan eksperimen sama-sama diberi soal posttest untuk melihat kemampuan akhir siswa. Pemberian posttest

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama, hanya saja sebelum diberikan posttest kelompok eksperimen diberi perlakuan yang berbeda dari kelompok kontrol.


(46)

kelas eksperimen dan kelas control. Kelas eksperimen diambil dari kelas IVA dan kelas control adalah kelas IVB. Masing-masing kelas akan diberi treatment yang berbeda-beda. Pretest akan dikerjakan masing–masing kelas untuk melihat kemampuan awal siswa, yang diberikan sebelum treatment.

Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi treatment dengan menggunakan media gambar. Kelas control tidak diberi treatment apapun tetapi tetap melakukan pembelajaran seperti biasa dengan metode lain. Pada akhir pertemuan, siswa diberikan posttest dengan soal yang sama seperti waktu pretest

untuk mengetahui perbedaan dari pembelajaran menggunakan media gambar.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Bagian ini membahas tentang waktu dan tempat penelitian. Waktu penelitian terdiri dari waktu penelitian secara keseluruhan dan waktu pengambilan data. Tempat penelitian merupakan sekolah yang digunakan untuk kegiatan selama penelitian.

1. Waktu penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan. Waktu pengambilan data sudah diputuskan sendiri oleh peneliti, tetapi tetap disesuaikan dengan jadwal pelajaran sekolah. Pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dilaksanakan secara bergantian hari. Hal ini dikarenakan sistem mengajarnya satu hari penuh karena sudah menggunakan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013.

Proses pembelajaran dalam rangka pengambilan data baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol semuanya dilakukan oleh peneliti. Pengambilan


(47)

data dilakukan pada tanggal 29 September 2014 sampai dengan 8 Oktober 2014. Pertemuan pertama selama 1 jam pelajaran untuk pretest, jam pelajaran berikutnya mulai mengajar memakai media gambar untuk kelas eksperimen dan metode ceramah untuk kelas kontrol. Data lebih lengkap tentang waktu pengambilan data dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Waktu pengambilan data

Kelas Hari Tanggal Pertemuan Kegiatan Alokasi

Waktu E k sp er ime n

Senin 29 September

2014 I

Pretest 1JP Selasa 30 September

2014

II

Pembelajaran 1 menggunakan media gambar bentuk puzzle

6JP

Kamis 2 Oktober

2014 IV

Pembelajaran 3 dan 4 menggunakan media gambar

6JP

Senin 6 Oktober

2014 VI

Pembelajaran 1 menggunakan media gambar

6JP

Rabu 8 Oktober

2014 VIII

Posttest 1JP

Kon

tr

ol

Senin 29 September

2014 I

Pretest 1JP Rabu 1 Oktober

2014 III

Pembelajaran 2 menggunakan ceramah

6JP

Jumat 3 Oktober

2014 V

Pembelajaran 5 menggunakan ceramah

6JP

Selasa 7 Oktober

2014 VII

Pembelajaran 2 menggunakan ceramah

6JP

Rabu 8 Oktober

2014 VIII

Posttest 1JP

Total 40 JP

Tabel 3.1 memperlihatkan tentang waktu pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti untuk kegiatan penelitian. Waktu pengambilan data antara kelas


(48)

eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara bergantian hari. Hal ini disebabkan setiap satu pembelajaran harus dilakukan dalam waktu satu hari atau 6 jam pelajaran. Jumlah seluruh jam pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 jam pelajaran 8 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 6 jam pelajaran, dimana setiap jam pelajaran terdiri dari 210 menit dan setiap pertemuan membutuhkan waktu 70 menit. Jumlah 8 kali pertemuan tersebut terdiri dari dua kali pretest dan posttest, tiga kali pertemuan untuk eksperimen, dan tiga kali pertemuan untuk kontrol.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung di SD Negeri Nogotirto, yang terletak di Karangtengah, Nogotirto, Sleman, Yogyakarta. Sekolah ini berada di tengah-tengah pemukiman penduduk dan di tepi jalan raya yang tidak begitu ramai sehingga dapat dikatakan strategis untuk sekolah di lingkungan pinggiran kota.

D. Variabel Penelitian dan Data Penelitian

Penelitian ini memiliki empat variabel yaitu variabel bebas, terikat, moderator, dan kontrol. Variabel adalah segala sesuatu berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, sehingga dapat ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 60).

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah digunakannya atau tidak digunakannya media gambar. Variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik kelas yang dimanipulasikan oleh peneliti untuk menerangkan hubungannya


(49)

dengan fenomena yang diobservasi (Sanjaya, 2013: 95). Variabel bebas atau

independence variable (dalam Noor, 2011: 49) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Variabel terikat (dependent variable) adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, akibat dimunculkan atau tidak dimunculkannya ketika peneliti mengganti variabel bebas (Sanjaya, 2013: 95). Variabel terikat yaitu faktor utama yang ingin dijelaskan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain (Robbins, 2009: 23).

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini peneliti, jam pelajaran, dan materi pembelajaran. Variabel kontrol adalah variabel yang dikontrol oleh peneliti untul menetralisasi pengaruhnya (Sarwono, 2006: 56). Variabel yang tidak dikontrol akan mempengaruhi gejala atau fenomena yang sedang diteliti.

Peneliti yang mengajar pada kelompok eksperimen sama dengan peneliti yang mengajar pada kelompok kontrol. Peneliti bertukar hari dengan guru untuk mengajar, sehingga antara kelas eksperimen dan kontrol sudah terbiasa diajar oleh peneliti. Siswa dapat belajar seperti biasa, walaupun peneliti bergantian dengan guru kelas.

Jumlah jam pelajaran pada penelitian ini adalah sama. Masing-masing kelompok diberi perlakuan dengan waktu 5 kali pertemuan atau 22 jam pelajaran, 18 jam pelajaran untuk perlakuan dan 4 jam pelajaran untuk pretest dan posttest. Setiap pertemuan terdiri dari 6 jam pelajaran atau selama 210 menit. Waktu


(50)

pelaksanaan pada penelitian ini dilakukan dengan bergantian hari, misal kelas eksperimen hari senin maka kelas kontrol hari selasa dan dilakukan dari awal jam pelajaran hingga usai jam pelajaran.

Materi dalam kurikulum 2013 terbagi dalam beberapa tema. Tema dalam penelitian ini adalah tema selalu berhemat energi yang terbagi dalam empat subtema. Subtema tersebut terbagi dalam enam pembelajaran. Materi pelajaran pada penelitian ini mengambil subtema 2 dan 3 tentang pemanfaatan energi dan gaya gerak. Materi kelas eksperimen yaitu subtema 2 pembelajaran 1, 3 dan 4, dan subtema 3 pembelajaran 1. Materi kelas kontrol yaitu subtema 2 pembelajaran 2 dan 5, dan subtema 3 pembelajaran 2. Soal untuk pretest dan posttest dibuat sama untuk kelompok kontrol dan eksperimen, baik jumlahnya maupun bentuk soalnya. Semua hal yang dapat membuat adanya kontaminasi akan dikontrol dalam penelitian ini. Hal yang membedakan karena adanya penggunaan media gambar pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan media gambar.

4. Variabel Moderator

Variabel moderator adalah variabel yang mempunyai pengaruh yang kuat antara variabel terikat dan variabel bebas. Kesimpulannya variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dan dependen (Noor, 2011: 50). Variabel moderator dalam penelitian ini adalah rata-rata skor pretest.


(51)

E. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV di SD Negeri Nogotirto, Karangtengah, Nogotirto, Sleman, Yogyakarta. Seluruh siswa kelas IV berjumlah 56 siswa, dengan rincian 28 siswa kelas IVA dan 28 siswa kelas IVB. Populasi adalah keseluruhan subyek yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala atau peristiwa yang terjadi sebagai sumber (Nawawi, 2004: 4).

Sampel dapat diartikan sebagian dari populasi atau kelompok kecil yang diamati (Furchan, 2005: 193). Ali (1985: 54) menyebutkan bahwa sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang akan diteliti dengan menggunakan teknik atau metode tertentu (dalam Taniredja & Mustafidah, 2011: 34). Sampel pada penelitian ini terdiri dari sampel kelompok kontrol dan sampel kelompok eksperimen. Sampel eksperimen dalam penelitian ini adalah semua kelas IVA dan sampel kontrol dari penelitian ini adalah semua siswa kelas IVB. Pemilihan antara kelas yang menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan undian untuk menghindari adanya bias. Pembagian kelas di sekolah ini dilakukan secara merata tidak berdasarkan pretasi atau nilai siswa. Setiap kelas terdiri dari bermacam-macam siswa yang memiliki kemampuan berbeda dalam hal belajar. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberikan perlakuan berupa pembelajaran yang tidak menggunakan media gambar. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi perlakuan berupa pembelajaran yang menggunakan media gambar.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah convenience random sampling. Convenience sampling dapat diartikan sebagai teknik pengambilan


(52)

sampel berdasarkan kemudahan (Voegtle, Marguerite, Dean, 2006: 145). Babbie (dalam Creswell, 2012: 220) berpendapat bahwa convenience sampling dapat diartikan sebagai teknik sampling yang di dalamnya responden dipilih berdasarkan kemudahan saja. Unsur kemudahan yang ada dalam penelitian ini adalah peneliti mengambil sampel sekaligus melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah dasar tempat penelitian, yaitu SD Negeri Nogotirto.

Unsur random dalam penelitian ini terletak pada cara penentuan sampel kontrol dan sampel eksperimen. Pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di populasi (Sugiyono, 2011: 82). Anggota sampel yang ada sudah ditentukan dari pihak sekolah, sehingga peneliti hanya menentukan kelas mana yang akan menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara membuat undian dan mengambilnya secara acak. Teknik random sampling

dimaksudkan untuk mengurangi bias dalam penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini dengan dua teknik pengumpulan data, yaitu dokumentasi dan wawancara. Dokumentasi dan wawancarayang digunakan akan dijelaskan pada bagian ini.

1. Dokumentasi

Peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa. Dokumentasi adalah pencarian data mengenai variabel yang


(53)

berupa catatan, notulen, prasasti, transkrip, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 201). Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen sebagai data penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011: 240). Bentuk dokumen dalam penelitian ini adalah hasil pengerjaan soal

pretest dan soal posttest yang dikerjakan siswa dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data yang diperoleh tersebut kemudian diolah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar.

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2011: 231). Achmadi Abu dan Cholid Narbuko (2007: 83) juga berpendapat bahwa wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka dengan mendengarkan secara langsung informasi yang disampaikan. Wawancara dengan responden dilakukan dalam situasi yang santai. Wawancara dibuka dengan perkenalan, kemudian pertanyaan-pertanyaan diajukan. Proses tanya jawab, pewawancara menyimak jawaban dan mencatat jawaban dari responden secara singkat supaya proses wawancara tidak terputus.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur (Sugiyono, 2014: 194). Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti telah mengetahui tentang informasi apa yang akan diperoleh. Peneliti telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang


(54)

alternatif jawabannya telah disiapkan dalam wawancara terstruktur ini. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan hanya garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, karena berusaha ingin mendapatkan informasi awal dan mendalam tentang responden.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam sebuah penelitian adalah untuk mengumpulkan data suatu penelitian dengan cara melakukan tindakan pengukuran (Widoyoko, 2012: 51). Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen yaitu tes dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen non tes digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.

1. Tes

Tes adalah cara yang dapat digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan berupa soal uraian dan soal pilihan ganda. Output

dari tes yaitu dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.


(55)

atau soal obyektif yang sudah divalidasi, terdiri dari 10 soal dengan empat pilihan jawaban. Instrumen tes yang digunakan untuk pretest dan posttest adalah sama. Soal pretest diberikan sebelum siswa menerima pembelajaran, dengan tujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa. Soal posttest diberikan setelah siswa menerima pembelajaran, dengan tujuan untuk mengatahui hasil belajar siswa. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 .

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest

No Indikator Soal Nomor Soal Jumlah Soal

1. Menjelaskan manfaat bentuk energi

dalam kehidupan sehari-hari 2, 3 2

2. Membedakan perubahan energi dari

berbagai sumber energi 5, 7, 8 3

3. Menyebutkan cara penghematan energi

dalam kehidupan sehari-hari 4, 6, 9 3

4. Menjelaskan bentuk energi dalam

kehidupan sehari-hari 1, 10 2

Jumlah seluruh soal 10

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa semua indikator telah terwakili walaupun dengan bobot yang berbeda-beda. Soal pretest dan posttest terdiri dari 10 soal pilihan ganda (lampiran 4). Sepuluh soal tersebut mencakup empat indikator. Dua soal untuk indikator pertama, tiga soal untuk indikator kedua, tiga soal untuk indikator ketiga, dan dua soal untuk indikator empat.

2. Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran dan pedoman wawancara. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian disiapkan oleh peneliti. Perangkat pembelajaran


(56)

untuk kelompok eksperimen terdapat penggunaan media gambar (lampiran 2). Perangkat pembelajaran untuk kelompok kontrol tidak terdapat penggunaan media gambar (lampiran 3).

Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui bagaimana kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kedua kelompok. Tabel 3.3 menunjukkan pedoman wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data tambahan sehingga membantu dalam membahas hasil penelitian.

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Kisi-Kisi Pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah Ibu dapat menjelaskan apa itu kurikulum 2013?

2. Apakah Ibu merasa kesulitan dalam menerapkan kurikulum 2013 pada kegiatan pembelajaran?

3. Seberapa efektifkah kurikulum 2013 menurut Ibu? 4. Bagaimana dengan administrasi kurikulum 2013?

5. Aspek apa saja yang Ibu lihat dalam menilai siswa dengan menggunakan kurikulum 2013?

6. Apakah terdapat penurunan atau peningkatan hasil belajar siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 (dilihat pada setiap mata pelajaran)?

7. Seberapa sering ibu menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar?

8. Media pembelajaran seperti apa yang biasanya ibu gunakan dalam media pembelajaran?

9. Apakah ibu pernah/ sering menggunakan media gambar dalam kegiatan pembelajaran?

10. Seberapa efektif penggunaan media gambar dalam kegiatan pembelajaran? 11. Apakah siswa merasa terbantu (pemahaman) dengan menggunakan media

gambar?

12. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar?

Tabel 3.3 menunjukkan pedoman wawancara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi yang mendalam dari guru kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Lembar wawancara memuat duabelas pertanyaan


(57)

mengenai kurikulum 2013 dan media pembelajaran. Hasil wawancara berupa deskripsi atau tulisan, sehingga tidak menggunakan skala nilai tertentu (lampiran 9). Hasil wawancara digunakan sebagai dasar untuk membahas hasil penelitian.

H. Teknik Pengujian Instrumen

Bagian ini menjelaskan tentang teknik pengujian instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian yang terdiri dari uji validitas instrumen, uji reliabilitas instrumen, dan indeks kesukaran soal. Uji validitas digunakan untuk menguji instrumen pembelajaran yang berupa silabus dan RPP dan uji validitas untuk instrumen penelitian berupa soal tes prestasi. Uji reliabilitas dan indeks kesukaran digunakan untuk menguji nstrumen penelitian atau soal tes prestasi.

1. Uji Validitas Instrumen

Azwar (2013, 173) menjelaskan bahwa validitas adalah ketepatan instrumen dalam melakukan fungsinya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus dinyatakan valid terlebih dahulu, sehingga benar-benar dapat digunakan untuk mengukur variabel. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur (Noor, 2012: 132). Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 121). Penelitian ini menggunakan tiga jenis validitas pengukuran yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. a. Validitas Isi

Validitas isi dalam penelitian ini digunakan untuk instrumen pembelajaran dan soal tes prestasi. Validitas isi merupakan validitas yang menunjukkan sejauh


(58)

mana isi suatu tes dapat mengukur hal apa yang mau diukur (Azwar, 2007: 45). Validitas isi digunakan karena peneliti ingin mengetahui apakah isi instrumen dan tes telah disusun sesuai dengan ketentuan atau belum. Validitas isi dilakukan melalui proses expert judgement oleh 16 ahli yaitu 14 dosen, 1 kepala sekolah, dan 1 guru. Validitas soal tes prestasi dilakukan pada 2 sekolah yang berbeda yaitu SD Negeri Tegalrejo dan SD Negeri Kaliurip. Siswa SD Negeri Tegalrejo berjumlah 31 orang dan siswa SD Negeri Kaliurip berjumlah 20 orang. Pemilihan 2 sekolah tersebut dikarenakan agar tidak terjadi bias.

Peneliti memilih 12 dosen ahli untuk menguji validitas dari perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi. Pemilihan dosen tersebut disesuaikan dengan jumlah mata pelajaran dalam sub tema 2 dan 3 yaitu 6 (bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, dan SBdP), sehingga setiap mata pelajaran diuji validitasnya oleh 2 dosen ahli. Peneliti memilih 1 dosen ahli dalam bidang kurikulum untuk menguji validitas dari perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi dan 1 dosen ahli dalam bidang media. Guru dan kepala sekolah yang peneliti pilih untuk validasi perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi adalah guru yang tidak mengajar saat penelitian. Pemilihan tersebut karena guru dan kepala sekolah lebih memahami kebutuhan siswa. Hal tersebut dimaksudkan agar perangkat pembelajaran dan soal tes dapat disesuaikan dengan kondisi siswa.

Instrumen yang divalidasi oleh para ahli adalah tes soal prestasi, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ahli diminta untuk menilai dan memberi komentar instrumen dengan mengisi rubrik peneilaian. Rentang skor


(59)

penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 5 yaitu menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2014: 134-135). Ahli dapat memberi penilaian “sangat baik” dengan

bobot skor 5, “baik” dengan bobot skor 4, “kurang baik” dengan bobot skor 3, “tidak baik” dengan bobot skor 2, dan “sangat tidak baik” dengan bobot skor 1. Peneliti menggunakan skor 3 sebagai batasan dalam mengambil keputusan apakah instrumen pembelajaran akan direvisi atau tidak. Kriteria yang peneliti buat tentang hasil validitas isi berdasarkan kelayakan instrumen dan skor rata-rata pada rubrik penilaian dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Hasil Validasi

Rerata

Kuantitatif Komentar Kelayakan Instrumen Keputusan ≥ 3 Positif 1 Layak digunakan tanpa perbaikan Tidak revisi

(TR)

≥ 3 Negatif 2 Layak digunakan dengan diperbaiki Revisi (R) < 3 Positif 3 Kurang layak digunakan Revisi (R) < 3 Negatif 4 Tidak layak digunakan Revisi (R) Tabel 3.4 menunjukkan kriteria hasil validasi, apabila rata-rata skor dari ahli pada setiap komponen penilaian lebih dari atau sama dengan 3 dan kelayakan instrumen layak digunakan tanpa perbaikan, maka peneliti memutuskan untuk tidak melakukan revisi pada komponen penilaian tersebut. Komponen penilaian pertama adalah kelengkapan komponen silabus, bila keenam belas ahli memberikan skor pada komponen tersebut dengan rata-rata 3 dan kelayakan instrumen layak digunakan tanpa perbaikan, maka peneliti tidak melakukan revisi pada komponen kelengkapan silabus. Apabila rata-rata lenih atau sama dengan 3 tetapi layak digunakan dengan diperbaiki, maka peneliti memutuskan revisi komponen tersebut.


(1)

Homogenitas dan Independent T-Test Posttest

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Posttest 1 28 71,07 17,499 3,307 2 28 81,79 19,447 3,675

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means F Sig. t df

Posttest

Equal variances assumed 1,581 ,214 -2,167 54 Equal variances not

assumed -2,167 53,410

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means Sig.

(2-tailed)

Mean Difference Std. Error Difference

Posttest

Equal variances assumed ,035 -10,714 4,944 Equal variances not assumed ,035 -10,714 4,944

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Posttest Equal variances assumed -20,626 -,802 Equal variances not assumed -20,629 -,800


(2)

Paired T-Test Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretestkontrol 67,50 28 14,044 2,654 Posttestkontrol 71,07 28 17,499 3,307

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretestkontrol &

Posttestkontrol 28 ,328 ,089

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower

Pair 1 Pretestkontrol -

Posttestkontrol -3,571 18,502 3,497 -10,746

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed) 95% Confidence

Interval of the Difference

Upper


(3)

Paired T-Test Eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretesteksperimen 68,57 28 17,788 3,362 Posttesteksperimen 81,79 28 19,447 3,675

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretesteksperimen &

Posttesteksperimen 28 ,404 ,033

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower

Pair 1 Pretesteksperimen - Posttesteksperimen

-13,214 20,377 3,851 -21,116

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed) 95% Confidence

Interval of the Difference

Upper

Pair 1 Pretesteksperimen -


(4)

(5)

(6)

CURRICULUM VITAE

Radmilla Zena Harlinda Dias merupakan anak pertama

dari dua bersaudara. Lahir di Purworejo, 20 Desember

1992. Peneliti telah menyelesaikan pendidikan taman

kanak-kanak pada tahun 1999 di TK Rahayu Kaliurip.

Peneliti menempuh jenjang Sekolah Dasar selama

enam tahun di SD Negeri Kaliurip dan dinyatakan

lulus pada tahun 2005. Jenjang Sekolah Menengah

Pertama diselesaikan selama tiga tahun dan dinyatakan lulus pada tahun 2008 di

SMP Negeri 19 Purworejo. Tahun 2011 peneliti dinyatakan lulus setelah

menempuh selama tiga tahun pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri

6 Purworejo. Pada tahun 2011 peneliti menempuh pendidikan tinggi dengan

mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu

Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Selama menempuh bangku perkuliahan, peneliti mengikuti berbagai kegiatan

untuk mengembangkan

soft skill

. Tahun 2011 peneliti mengikuti kegiatan Inisiasi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma atau INFISA. Pada tahun

2012, peneliti mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan

II. Peneliti telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka pada tahun yang

sama. Peneliti juga telah lulus mengikuti tes penguasaan Bahasa Inggris Aktif