Pengertian Persepsi Guru Terhadap Program Pendidikan Profesi guru

8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teoretik

1. Pengertian Persepsi Guru Terhadap Program Pendidikan Profesi guru

a. Pengertian Persepsi Pada umumnya manusia adalah makhluk sosial dan makhluk individual, sehingga di dalam masyarakat sering terdapat berbagai perbedaan pandangan antar individu. Perbedaan yang ada tersebut tergantung dari kita bagaimana kita menangkap gejala-gejala yang ada di luar diri kita dengan indra yang kita miliki. Sehingga persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsang objek, kualitas, hubungan antar gejala amupun peristiwa sampai rangsang tersebut disadari dan dimengerti oleh setiap individu. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi persepsi, yaitu: 1 Perhatian yang selektif 2 Ciri-ciri rangsang 3 Nilai-nilai dan kebutuhan individu 4 Pengalaman terdahulu Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kotemporer Salim, 1991: 1146 persepsi dapat diartikan sebagai pandangan dari seseorang atau banyak orang akan hal yang didapat atau diterima. Menurut Sugihartono 9 2007: 8 persepsi merupakan proses untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan stimulasi yang masuk dalam alat indera. Nursalam 1998: 49 berpendapat persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Sedangkan Daviddof 1981: 232 mendefinisikan persepsi sebagai proses untuk mengorganisir dan menghubungkan data-data indera kita untuk mengembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita termasuk sadar akan diri sendiri. Pendapat ini sejalan dengan Thoha 1938:141 yang menyatakan persepsi adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat pengideraan, penglihatan, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Sehingga persepsi dapat diartikan sebagai proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus dapat diperoleh dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Persepsi yang ada dalam diri seseorang akan memengaruhi minat orang tersebut terhadap suatu hal. Sama halnya dengan bagaimana persepsi guru saat ini. Bila profesi guru dipandang bergengsi maka banyak orang yang akan berminat menjadi seorang guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 b. Guru 1 Pengertian Guru Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia guru adalah seorang pengajar yang mentranfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pada seorang pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Selain pengertian di atas dapat juga guru diartikan bahwa guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. 2 Profesi Guru Guru merupakan suatu pekerjaan profesional, suatu profesi yang menuntut keahlian tertentu, karena sifatnya membutuhkan persyaratan dasar, keterampilan teknis dan sikap kepribadian, oleh sebab itu guru harus memiliki kualifikasi profesional sehingga mampu mengemban tugas dengan baik dan profesional, oleh karena itu sekolah harus melihat kualitas Guru, kinerja Guru yang tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 dilandasi dengan adanya kedisiplinan sarana dan fasilitas yang mendukung, penguasaan bidang studi, pemahaman peserta didik penerapan pembelajaran yang mendidik, dan pengembangan kepribadian dan keprofesionalan. Profesi merupakan suatu pekerjan yang dalam pekerjaan atau tugasnya menuntut suatu keahlian. Keahlian yang dimiliki oleh setiap individu diperoleh dari lembaga pendidikan yang secara khusus mempelajari hal tersebut. Profesi guru yang belakangan ini makin banyak diminati oleh sebagian besar masyarakat menyebabkan banyak Sarjana Non- Kependidikan memilih profesi guru karena lowongan pekerjaan sebagai guru yang masih banyak. Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Namun profesi guru hanya dapat diperoleh di lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang lulusannya menyiapkan calon guru. 3 Pendidikan Profesi Guru Pasal 31 ayat 3 UUD 1945 yang telah diamandemen, menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Untuk melaksanakan ketentuan tersebut pemerintah telah melakukan berbagai usaha, termasuk menerbitkan Undang-undang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 Sistem Pendidikan Nasional UURI Nomor 20 2003, Undang- Undang Guru dan Dosen UU RI Nomor 142005 dan berbagai peraturan perundangan lainnya, yang melihat peranan strategis guru dan dosen dalam peningkatan mutu pendidikan. Guru dipandang sebagai jabatan profesional dan karena itu seorang guru harus disiapkan melalui pendidikan profesi. Kewajiban menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru PPG mengharuskan adanya pedoman atau aturan pelaksanaannya agar kegiatan pendidikan profesi itu dapat segera dilaksanakan dengan sebaik- baiknya. Hal ini dirasakan semakin mendesak mengingat kebutuhan tenaga guru yang nyata di lapangan mengharuskan PPG dilaksanakan dengan segera agar pengangkatan guru baru dapat dilakukan sesuai dengan ketetapan yang ada. a Pengertian pendidikan profesi guru Dengan adanya UU guru dan Dosen No 14 tahun 2005 menjadi penanda bahwa profesi guru tidak hanya sebagai pengabdian saja dengan jaminan yang sangat minim. Seharusnya dengan adanya UU ini diharapkan supaya keprofesionalan dan kualitas seorang guru lebih ditingkatkan. Oleh kerena itu diadakan pendidikan profesi guru yang akan dimulai pada tahun 2009 ini. Pendidikan ini dilakukan selama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 satu tahun yang terbuka untuk sarjana kependidikan dan non- kependidikan, yang lulusannya akan mempunyai sertifikat sebagai bukti guru yang profesional. Menurut UU No 202003 tentang SPN pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian maka Pendidikan Profesi Guru PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S1 Kependidikan dan S1D-IV non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat pendidik sesuai UU No. 142005 pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah b Landasan penyelenggaraan pendidikan profesi guru i. UURI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. ii. UURI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen iii. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 14 iv. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. c Tujuan pendidikan profesi guru Mengacu pada UU No. 202003 Pasal 3, tujuan umum pendidikan profesi guru adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan khusus Pendidikan Profesi Guru adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta melakukan penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 d Penyelenggaraan pendidikan profesi guru Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam undang-undang dan peraturan yang ada maka pada dasarnya ada dua bentuk penyelenggaraan PPG, yaitu: i. PPG pasca S1 kependidikan yang masukannya berasal dari lulusan S1 kependidikan dengan struktur kurikulum subject specific paedagogy pendidikan bidang studi dan PPL Kependidikan. ii. PPG pasca S1D-IV non kependidikan yang masukannya berasal dari lulusan S1D-IV non- kependidikan, dengan struktur kurikulum matakuliah akademik kependidikan paedagogical content, subject specific paedagogy pendidikan bidang studi, dan PPL Kependidikan e Sistem rekruitmen dan seleksi mahasiswa Rekruitmen calon mahasiswa merupakan kunci utama keberhasilan program PPG. Rekruitmen mahasiswa harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut: i. Penerimaan calon harus disesuaikan dengan permintaan nyata di lapangan dengan menggunakan prinsip supply and demand sehingga tidak ada lulusan yang tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 mendapat pekerjaan. Hal ini dapat mendorong calon yang baik memasuki PPG. ii. Mengutamakan kualitas calon mahasiswa dengan menentukan batas kelulusan minimal menggunakan acuan patokan. Ini berarti bahwa calon mahasiswa hanya akan diterima jika memenuhi persyaratan lulus minimal dan bukan berdasarkan alasan lain. Hanya calon terbaik yang dapat diterima. iii. Untuk memenuhi prinsip a dan b di atas maka penerimaan mahasiswa baru perlu dilakukan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan di daerah sebagai stakeholders. Kerjasama ini perlu dilakukan menyangkut jumlah calon, kualifikasi dan keahlian sesuai dengan mata pelajaran yang dibina dan benar- benar diperlukan. iv. Agar mendapatkan calon yang berkualitas tinggi maka proses penerimaan harus dilakukan secara fair, terbuka dan bertanggung jawab. Rekruitmen atau penerimaan mahasiswa baru dapat dilakukan dengan: i. Seleksi administrasi: 1 Ijazah relevan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan dari program studi yang 17 terakreditasi, 2 Transkrip nilai dengan indeks prestasi kumulatif minimal 2,75, 3 Surat keterangan kesehatan, 4 Surat keterangan kelakuan baik, dan 5 Surat keterangan bebas napza. ii. Seleksi penguasaan bidang studi melalui tes penguasaan bidang studi yang akan diajarkan. iii. Tes Potensi Akademik. iv. Tes penguasaan kemampuan bahasa Inggris English for academic purpose . v. Penelusuran minat dan bakat melalui wawancara dan observasi kinerja disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan. vi. Tes kepribadian melalui wawancarainventory. Keberhasilan rekruitmen ini amat tergantung kepada kerjasama antara LPTK penyelenggara PPG dan Direktur Jenderal Pendidikan Tingggi pada satu pihak dengan Dinas PendidikanPemda pada pihak lain untuk memegang teguh prinsip akuntabilitas pengadaan tenaga kependidikanguru. f Struktur kurikulum pendidikan profesi guru Berdasarkan perbedaan kompetensi lulusan S1 Kependidikan dan S1D-IV Non-Kependidikan maka struktur kurikulumnya dapat dibedakan menjadi sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 i. Struktur kurikulum kompetensi lulusan S1 kependidikan: • Pemantapan dan pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran bidang studi yang mendidik subject specific paedagogy atau pendidikan bidang studi • PPL kependidikan. ii. Struktur Kurikulum Pendidikan Profesi Guru pasca S1D- IV non-kependidikan meliputi: • Kajian tentang teori pendidikan dan pembelajaran • Kajian tentang peserta didik, • Pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran bidang studi yang mendidik Subject specific pedagogy atau pendidikan bidang studi • Pembentukan kompetensi kepribadian pendidik • Matakuliah Kependidikan dan PPL kependidikan. g Beban belajar Beban belajar mahasiswa program PPG untuk menjadi guru pada satuan pendidikan ditentukan sebagai berikut: i. TKRATKKh1 atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang sarjana S1 atau diploma empat D-IV kependidikan untuk TKRATKKh atau bentuk lain yang 19 sederajat adalah 18 delapan belas sampai dengan 20 dua puluh satuan kredit semester. ii. SDMISDKh atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang sarjana S1 atau diploma empat D-IV kependidikan untuk SDMISDKh atau bentuk lain yang sederajat adalah 18 delapan belas sampai dengan 20 dua puluh satuan kredit semester. iii. TKRATKKh atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang sarjanadiploma empat D-IV kependidikan selain untuk TKRATKKh atau bentuk lain yang sederajat adalah 36 tiga puluh enam sampai dengan 40 empat puluh satuan kredit semester. iv. SDMISDKh atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang sarjanadiploma empat D-IV kependidikan selain untuk SDMISDKh atau bentuk lain yang sederajat adalah 36 tiga puluh enam sampai dengan 40 empat puluh satuan kredit semester. v. TKRATKKh atau bentuk lain yang sederajat dan pada satuan pendidikan SDMISDKh atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang sarjana psikologi S1 adalah 36 tiga puluh enam sampai dengan 40 empat puluh satuan kredit semester. 20 vi. SMPMTsSMPKh atau bentuk lain yang sederajat dan satuan pendidikan SMAMASMAKhSMKMAK atau bentuk lain yang sederajat, baik yang berlatar belakang sarjana S1 atau diploma empat D-IV kependidikan maupun sarjana S1 atau diploma empat D-IV non- kependidikan adalah 36 tiga puluh enam sampai dengan 40 empat puluh satuan kredit semester. vii. Untuk lulusan S1 Kependidikan dan S1D-IV non- kependidikan yang tidak linear dengan mata pelajaran yang akan diampu, harus mengikuti program matrikulasi yang kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan yang didasarkan atas hasil asesmen kompetensi. Matrikulasi adalah program yang dipersyaratkan bagi peserta didik yang sudah dinyatakan lulus seleksi PPG untuk memperkuat kompetensi akademik bidang studi danatau kompetensi akademik kependidikan yang akan membantu mereka mengikuti pendidikan profesi guru. c. Status Kepegawaian Guru Di Indonesia status kepegawaian seorang guru dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu Pegawai Negri Sipil PNS, Guru Tetap Yayasan GTY, dan Guru Tidak Tetap GTT. 21 d. Tingkat Pendidikan Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Mulyono, 1990:204, pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok. Siagian 1984:175 menyatakan definisi pendidikan sebagai keseluruhan proses, teknik, dan metoda belajar- mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jalur pendidikan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1 Pendidikan Formal Yaitu jalur pendidikan yang dilaksanakan secara terencana dan terorganisir yang mengarahkan pembelajaran anak untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang menunjang perkembangan. Jenjang pendidikan formal antara lain: a Pendidikan Dasar Yaitu jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibtidaiyah MI atau bentuk lain yang sederajat serta 22 Sekolah Menengah Pertama SMP dan Madrasah Tsanawiyah MTs, atau bentuk lain yang sederajat. b Pendidikan Menengah Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, Sekolah Menengah Kejuruan SMK dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK, atau bentuk lain yang sederajat. c Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. 2 Pendidikan Nonformal Pendidikan nonformal diselenggarakann bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah danatau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta 23 pengembangan sikap dan kepribadian professional, misalnya dapat berbentuk kursus-kursus. 3 Pendidikan Informal Kegiatan pendidikan yang tidak terencana dan tersusun secara tegas dan sistematis yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan, berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. LPTK mempunyai empat macam program pendidikan guru Sahertian, 1994:68, yaitu: a Program non-gelar program diploma dengan rincian sebagai berikut: i. Program Diploma D1 dengan lama studi 1-2 tahun ii. Program Diploma 2 D2 dengan lama studi 2-3 tahun iii. Program Diploma 3 D3 dengan lama studi 3-5 tahun b Program gelar yang melalui jenjang sarjana S1, dengan lama studi 4-7 tahun. c Program Pasca Sarjana S2, dengan lama masa studi 6-9 tahun d Program doctor S3, dengan lama masa studi 8-11 tahun. e. Masa Kerja Guru Masa kerja adalah masa dimana guru melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang dapat dari pemerintah, danatau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan. Sebagaimana dinyatakan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 tanya jawab tentang sertifikasi guru 2007:11. Masa kerja dihitung selama seseorang menjadi guru. Bagi PNS masa kerja dihitung dari diterbitkannya surat keterangan melaksanakan tugas berdasarkan SK CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja dihitung selama guru mengajar yang dibuktikan dengan surat keputusan dari sekolah berdasarkan surat pengangkatan yayasan.

2. Pengertian Kompetensi Guru

Dokumen yang terkait

Persepsi guru terhadap sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan, status, dan masa kerja guru : studi kasus guru-guru SMA N1 Bantul, SMA N1 Sedayu, SMA N1 Kasihan di Kabupaten Bantul.

0 1 106

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan, status kepegawaian, dan lama menjalani profesi guru : studi kasus pada guru-guru di Yayasan Kanisius Yogyakarta.

0 19 203

Persepsi guru terhadap program sertifikasi bagi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, masa kerja, beban mengajar, dan status guru ; studi kasus guru-guru SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Sleman.

0 0 203

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan, status kepegawaian, dan lama menjalani profesi guru : studi kasus pada guru-guru SD, SMP, dan SMA di Yayasan BOPKRI Yogyakarta.

5 25 210

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 184

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 208

PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, DAN STATUS GURU

0 4 201

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 201

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, DAN MASA KERJA GURU

0 0 104

PERSEPSI GURU SMA TERHADAP PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU YANG TERBUKA BAGI SARJANA NON-KEPENDIDIKAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MASA KERJA

0 0 160