Pengertian Belajar dan Pembelajaran IPA

27 menyediakan sumber belajar supaya siswa dapat mengamati serta memahami objek secara langsung. Dengan demikian siswa dapat menemukan konsep dan membangunnya dalam struktur kognitifnya. Sekolah dasar merupakan awal dari proses kegiatan wajib belajar dan proses belajarnya pun paling lama, oleh sebab itu untuk pencapaian hasil belajar yang optimal maka guru harus memperhatikan karakteristik siswa sekolah dasar. Pada dasarnya setiap guru harus bisa memahami alasan suatu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolahnya begitu juga dengan guru IPA, guru IPA harus benar-benar mengetahui tentang kegunaan-kegunaan yang dapat diperoleh dari pembelajaran IPA. Pada saat ini guru IPA telah memperkenalkan penggunaan pendekatan daur belajar untuk mengajarkan IPA, daur belajar mengikuti pola tertentu sebagai model dalam konsep pembelajaran. Adapun daur belajar yang mendorong perkembangan konsep IPA sebagai berikut: a. Eksplorasi, yaitu anak mengalami mengindera obyek secara langung. Pada langkah ini anak memperoleh informasi baru yang adakalanya bertentangan dengan konsep yang telah dimilikinya. b. Generalisasi, yaitu menarik kesimpulan dari beberapa informasi pengalaman yang tampaknya bertentangan dengan yang telah dimiliki anak. c. Deduksi, yaitu mengaplikasikan konsep yang baru generalisasi itu pada situasi dan kondisi baru, Usman Samatowa, 2006: 13. 28 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsep pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan daur belajar dapat meningkatkan perkembangan yang baik dengan cara pengalaman langsung. Oleh karena itu proses berpikir anak SD akan berkembang dengan melalui tahap-tahap daur belajar yang dapat mendorong perkembangan berpikirnya sehingga anak mampu menganalisis objek IPA dari pemahaman umum hingga pemahaman khusus.

3. Sumber Belajar Untuk Pembelajaran IPA di SD

Penyediaan sumber belajar IPA bertitik tolak dari asumsi yang menyatakan bahwa: laksana sidik jari, setiap anak itu berbeda satu sama lain. Oleh karena itu setiap hasil belajar anak akan mencapai optimal jika anak diberi kesempatan belajar sesuai dengan minat dan kecepatan mereka masing-masing, dan kebebasan untuk melakukan sendiri terhadap kegiatan belajar, baik secara individu mupun secara berkelompok serta memberikan kesempatan untuk mempertangung jawabkan sendiri proses dan hasil pekerjaannya. Semua kesempatan tersebut dapat terwujud melalui suatu sarana atau sumber belajar. Sumber belajar IPA adalah sarana belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran IPA dan dapat digunakan oleh peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Menurut Zainuddin sumber belajar dapat berupa manusia dan non manusia. Sumber belajar yang berupa manusia, misalnya orang tua, tenaga ahli, teknisi atau seniman. Sedangkan sumber belajar non manusia, yaitu laboratorium, 29 bengkel, atau sanggar, perpustakaan, kebun sekolah, museum, kebun binatang, cagar alam, daerah pertanian dan perkebunan serta semua unsur- unsur yang terkandung di dalamnya sebagai satu kesatuannya Hendro Darmodjo Jenny R.E. Kaligis, 1993: 96. Association For educational Communications and Technology AECT dan Banks dalam Kokom Komalasari 2013: 108 menyatakan bahwa POBATEL pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan merupakan sumber belajar yang dapat dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan. Sumber belajar POBATEL merupakan suatu sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar POBATEL pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan merupakan bagian dari sumber belajar IPA yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran IPA.

C. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Usia siswa di sekolah dasar berkisar 6-12 tahun. Pada masa ini anak sudah matang untuk belajar dan pada masa ini disebut masa sekolah, sebab pada masa ini anak telah menyelesaikan tahap pra sekolahnya yaitu taman kanak-kanak. Pada saat ini kenyataannya telah timbul gerakan dalam pendidikan di sekolah dasar yang menginginkan disatukannya pendidikan pra-sekolah dengan pendidikan sekolah dasar. hal ini menunjukkan bahwa sejak usia dini anak telah mampu mengembangkan kemampuan kognitifnya akan tetapi strateginya berbeda dengan anak usia

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS V SD NEGERI 3 JARAKAN SEWON BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 232

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN JARAKAN SEWON, BANTUL.

0 4 215

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IIIB SD NEGERI PANGGANG, SEDAYU, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 245

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V A SEKOLAH DASAR NEGERI CEPIT, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015.

0 0 152

KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM MEMODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 123

PENGARUH RELASI SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-GUGUS 3 KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL.

0 1 93

KEMAMPUAN MENULIS DONGENG SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI JARAKAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL.

0 0 89

HUBUNGAN INTENSITAS BERMAIN GAME ONLINE DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI JARAKAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA.

5 8 119

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IPA DENGAN TIPE CLIS (CHILDREN’S LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRAPYAK WETAN SEWON BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 1 189

PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA.

0 0 278