Manfaat Investasi CSR Bagi Perusahaan

38 5 Menurunya kerentanan gejolak sosial dan resistensi dari komunitas sekitarnya karena diperhatikan serta dihargai perusahaan. 6 Meningkatkan reputasi, goodwill, dan nilai perusahaan dalam jangka panjang.

2. Pendidikan

a. Definisi Pendidikan

UNESCO dalam Mustofa Kamil, 2010: 4 mendefinisikan pendidikan sebagai “Proses belajar mengajar yang terorganisir dan terus menerus yang dirancang untuk mengkomunikasikan perpaduan pengetahuan, skill, dan pemahaman yang bernilai untuk seluruh aktivitas hidup”. Sedangkan pendidikan menurut John Dewey dalam Zahara Indris, 1982: 9 adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dalam Mustofa Kamil, 2010:4, dikemukakan bahwa pedidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan bangsa. Dalam GBHN dalam Zahara Idris, 1982: 10 pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk 39 mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Untuk memahami istilah pendidikan, kriteria yang dikemukakan oleh Peters 1996: 45 dalam Mustofa Kamil, 2010: 4 berikut ini : 1 Pendidikan meliputi penyebaran yang bermanfaat bagi mereka yang terlibat di dalamnya. 2 Pendidikan harus melibatkan pengetahuan dan pemahaman serta sejumlah perspektif kognitif. 3 Pendidikan setidaknya memiliki sejumlah prosedur, dengan asumsi bahwa peserta didik belum memiliki pengetahuan dan kesiapan belajar secara sukarela. Dari beberapa pengertian pendidikan di atas, pada dasarnya pengertian pendidikan yang dikemukakan memiliki kesamaan yaitu usaha sadar, terencana, sistematis, berlangsung terus menerus, dan menuju kedewasaan. Pendidikan merupakan usaha manusia yang dirancang untuk memadukan dan mengembangkan pengetahuan, skill, dan pemahamannya yang bernilai untuk seluruh aktivitas hidup yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan bangsa.

b. Jalur Pendidikan

Secara subtansial, aktivitas pendidikan pada dasarnya tidak hanya berupa pendidikan sekolah, atau cukup dengan dan berhenti sampai pada pendidikan formal. Pendidikan formal lebih diarahkan pada pemenuhan kebutuhan kebutuhan akan penguasaan pengetahuan dan kemampuan dasar 40 yang sangat diperlukan. Sementara untuk memenuhi kebutuhan akan wawasan aktual dan kecepatan praktis, diperlukan juga mekanisme- mekanisme pendidikan di luar sekolah Mustofa Kamil, 2010: 2 Dalam konsep pendidikan seumur hidup, pendidikan formal, informal, dan nonformal saling mengisi dan memperkuat. Philip H. Coombs dalam Zahara Indris, 1982: 58 mengklasifikasikan pendidikan menjadi tiga bagian, yaitu: 1 Pendidikan Informal Pendidikan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir hingga mati, seperti dalam keluarga, pekerjaan, atau dalam pergaulan sehari-hari. 2 Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang teratur, sistematis, dan mempunyai jenjang, dan yang terbagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. 3 Pendidikan Nonformal Pendidikan Nonformal adalah pendidikan semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah, dan terencana di luar kegiatan sekolah. Dalam hal ini tenaga pengajar, fasilitas, cara penyampian, dan waktu yang dipakai serta komponen-komponen lainnya disesuaikan dengan keadaan peserta didik supaya mendapatkan hasil 41 yang memuaskan. Secara rinci fungsi pendidikan nonformal dapat dijabarkan sebagai berikut: a Pendidikan suplemen : kesempatan untuk menambahmeningkatkan