BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengetahuan Remaja Sebelum dan Sesudah Intervensi Metode Ceramah
Pengetahuan remaja tentang HIVAIDS adalah segala sesuatu yang diketahui oleh remaja tentang pengertian HIVAIDS dan ruang lingkup HIVAIDS bagi remaja
dari 15 lima belas indikator pengetahuan dengan alternatif memilih salah satu jawaban yang benar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan intervensi metode ceramah, pada kelompok perlakuan mayoritas remaja berada pada kategori
pengetahuan sedang yaitu sebanyak 26 orang 60,5, remaja dengan kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 12 orang 27,9, dan remaja dengan kategori
pengetahuan kurang yaitu sebanyak 5 orang 11,6. Keadaan ini menunjukkan bahwa remaja masih belum sepenuhnya memahami tentang penyakit HIVAIDS. Hal
ini sesuai dengan penelitian Simanjuntak 2006, bahwa pengetahuan pada remaja tentang HIVAIDS masih berada pada tingkat mengetahui atau mengingat suatu
materi yang pernah didengar sebelumnya, namun mereka belum dapat menjelaskan secara benar atau menginterpretasikan materi yang pernah didapat. Sama halnya
dengan kelompok kontrol mayoritas pengetahuan remaja berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 27 orang 62,8, remaja dengan kategori pengetahuan baik yaitu
sebanyak 10 orang 23,3 dan remaja dengan kategori pengetahuan kurang yaitu sebanyak 6 orang 14,0. Hal ini menunjukkan sebelum dilakukan intervensi kedua
Universitas Sumatera Utara
kelompok responden mempunyai karakteristik pengetahuan tentang HIVAIDS yang hampir setara, keadaan ini sesuai dengan pendapat Arikunto 2006 yang
mengemukakan bahwa salah satu persyaratan penelitian eksperimen adalah mengusahakan kedua kelompok responden dalam kondisi yang sama sehingga
paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan.
Sesudah dilakukan intervensi dengan metode ceramah tentang HIVAIDS kepada remaja pada kelompok perlakuan, terjadi peningkatan pengetahuan. Mayoritas
remaja berada pada kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 31 orang 72,1, remaja dengan kategori pengetahuan sedang sebanyak 11 orang 25,6, dan remaja
dengan kategori pengetahuan kurang yaitu sebanyak 1 orang 2,3. Keadaan ini menunjukkan bahwa intervensi dengan metode ceramah sangat bermanfaat bagi
peningkatan pengetahuan remaja tentang HIVAIDS. Berbeda dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi dengan metode ceramah cenderung
pengetahuan sebelum dan sesudah ceramah adalah sama yaitu berada pada kategori pengetahuan sedang sebanyak 29 orang 67,4, selebihnya remaja berada pada
kategori dengan pengetahuan baik 9 orang 20,9, dan pengetahuan kurang sebanyak 5 orang 11,6.
Dari hasil uji pair t-test juga menunjukkan bahwa remaja pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan pengetahuan remaja sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi metode ceramah yang ditunjukkan oleh perbedaan rata-rata nilai yaitu 9,55 sebelum dilakukan intervensi menjadi 11,58 sesudah dilakukan intervensi dengan
Universitas Sumatera Utara
nilai p= 0,001 0,05 artinya secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan remaja sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan metode
ceramah. Pada kelompok kontrol sedikit mengalami peningkatan yaitu dari 9,62 menjadi 9,74 dengan nilai p= 0,806 namun tidak terdapat perubahan pengetahuan
yang signifikan karena nilai p= 0,05. Keadaan ini menyampaikan informasi kepada peneliti bahwa intervensi dengan metode ceramah efektif meningkatkan
pengetahuan remaja tentang HIVAIDS dan menggambarkan bahwa dalam promosi kesehatan yang juga merupakan proses pendidikan tidak terlepas dari proses belajar,
maka untuk tercapainya tujuan promosi kesehatan yakni perubahan perilaku meliputi perubahan pengetahuan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang salah satunya
adalah faktor metode yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan Notoatmodjo, 2007. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Mulyana 2005, bahwa
tingkat keberhasilan penyampaian makna dari suatu pesan sangat dipengaruhi oleh metode yang tepat dalam penyampaian pesan tersebut.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu sitepu 2008, bahwa penyuluhan kesehatan menggunakan metode ceramah secara signifikan p0,05
meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyakit pneumonia pada balita, yaitu dari 0 sebelum ceramah meningkat menjadi 66,7 setelah ceramah. Penelitian Harahap
2010, menunjukkan bahwa ada perbedaan rerata nilai pengetahuan perawat sebelum dan sesudah intervensi dengan metode ceramah dalam membuang limbah medis
padat yaitu rerata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi pada metode ceramah meningkat sebesar 13,93 menjadi 15,07 p=0,001.
Universitas Sumatera Utara
Konstribusi keterkaitan hubungan antara penceramah dengan tingkat pengetahuan remaja dari hasil uji chi square menunjukkan nilai p = 0,001 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara penceramah dengan tingkat pengetahuan remaja tentang HIVAIDS. Hal ini sesuai dengan pendapat Bloom dalam
Sopah 2001, yang menyatakan bahwa faktor utama yang memengaruhi pengetahuan salah satunya adalah kualitas pembelajaran yang dilakukan menyangkut
model atau metode yang digunakan, semakin baik metode yang digunakan semakin baik pengetahuannya. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode
yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ceramah efektif untuk meningkatkan pengetahuan kepada remaja. Dimana remaja hanya mendengarkan apa
yang disampaikan oleh penceramah sambil memahami informasi yang telah diberikan sehingga informasi yang melalui beberapa indra dapat lebih efektif dipahami. Apalagi
ditunjang seluruh responden belum pernah mendapatkan ceramah tentang HIVAIDS, sehingga sangat menarik untuk diperhatikan oleh remaja.
5.2. Sikap Remaja Sebelum dan Sesudah Intervensi Metode Ceramah