5.9 Pengaruh Faktor Tingkat Kesedaran Terhadap Laju Kesembuhan
Penderita Typhus Abdominalis yang Dirawat Inap di RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2014
Berdasarkan penelitian didapat bahwa penderita Typhus Abdominalis yang masuk ke RSUD Dr.Pirngadi rata-rata memiliki kesadaran yang compos mentis
yaitu sebanyak 82 orang 84,5 sedangkan selebihnya yaitu sebanyak 15 orang 15,5 memiliki kesadaran yang apatis. Median laju kesembuhan pasien Typhus
Abdominalis yang compos mentis adalah 5 hari sedangkan yang apatis adalah 6 hari.
Hasil analisis Kaplan Meier dengan uji Log Rank menunjukkan bahwa variabel tingkat kesadaran memiliki nilai P = 0,139 0,05 yang berarti tidak ada
pengaruh tingkat kesadaran terhadap laju kesembuhan penderita Typhus Abdominalis.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dinyatakan dalam Pedoman Pengendalian Demam Tifoid berdasarkan KEPMENKES RI No.364 tahun 2006,
bahwa pada penderita Typhus Abdominalisumumnya terdapat gangguan kesadaran yang kebanyakan berupa penurunan kesadaran ringan. Sering didapatkan
kesadaran apatis dengan kesadaran seperti berkabut tiroid. Bila klinis berat, tak jarang penderita sampai samnolen dan koma atau dengan gejala-gejala psychosis
organic Brain Syndrome. Ketidaksesuaian hasil penelitian terhadap pernyataan KEPMENKES RI
tersebut dikarenakan peneliti hanya mengambil data tingkat kesadaran berdasarkan diagnosis dokter pada saat pertama kali pasien datang dan di
Universitas Sumatera Utara
anamnesa di minggu pertama pasien mengalami demam tifoid, sedangkan ada kemungkinan yang dimaksud kurangnya kesadaran pasien tersebut adalah pada
minggu kedua atau ketiga pasien mengalami demam tifoid.
5.10 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Kesembuhan Penderita Typhus Abdominalisyang Dirawat Inap di RSUD Dr.Pirngadi Medan
Tahun 2014
Berdasarkan uji Log Rank pada analisis Kaplan Meier, variabel yang secara signifikan berpengaruh terhadap laju kesembuhan penderita Typhus
Abdominalis yang dirawat inap di RSUD Dr.Pirngadi Medan tahun 2014 adalah variabel komplikasi dananemia. Bedasarkan hasil dari regresi cox untuk pemilihan
kandidat, variabel-variabel independen yang menjadi kandidat adalah umur, komplikasi, trombosit, anemia dan tingkat kesadaran. Namun pada pengujian
asumsi proportional hazard hanya variabel komplikasi yang memenuhi asumsi PH.
Selanjutnya dilakukan analisis permodelan dengan memasukkan variabel- variabel yang kandidat yang memenuhi asumsi PH yaitu variabel komplikasi dan
memasukkan variabel kandidat yang tidak memenuhi asumsi PH namun secara klinis penting yaitu variabel anemia. Kemudian dilakukan analisis multivariat
dengan permodelan secara interaksi dan permodelan secara stratifikasi. Pemilihan model berdasarkan uji likelihood didapatkan hasil 4,104 3,8 sehingga terpilih
model interaksi sebagai model terbaik. Persamaan model akhir regresi cox yang didapat yaitu
Ht = H
t e
1,234 Komplikasi
Universitas Sumatera Utara
Dari persamaan model tersebut dapat disimpulkan bahwa risikopenderita Typhus Abdominalis yang disertai dengan komplikasi dapat mengalami event 1,2
kali lebih besar dari penderita yang tidak disertai dengan komplikasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan dalam KEPMENKES No
364 tahun 2006 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid yang menyatakan bahwa dengan adanya komplikasi yang menyertai penyakit Typhoid Fever dapat
memengaruhi kesembuhan seseorang, karena tubuh menjadi lebih ekstra dalam melawan penyakit.
5.11 Keterbatasan Penelitian 5.11.1 Keterbatasan Data Sekunder