BAB III
ELABORASI TEMA
3.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN TEMA
Dalam sebuah tulisan Gunawan Tjahjono, seorang pendidik arsitektur menyebutkan:
“…tema amat membantu mewujudkan suatu sasaran untuk diukur oleh pengamat. Dengan mengajukan tema pernacangan, perancang akan mencoba mendekati angan-angannya.
Dalam keadaan demikian dia lebih mudah menemukan sosok kuat yang meyakinkan dalam pernyataan rancangan.”
Pada dasarnya pemilihan tema Rekreatif adalah untuk menampilkan suatu karakter bangunan yang berfungsi sebagai sebuah sarana olahraga dan wadak bersosialisasi
masyarakat yang ingin berekreasi. Tema ini diharapkan dapat mendukung fungsi seluruh sarana rekreasi maupun
olahraga yang dapat menciptakan daya tarik tersendiri bagi pengunjung sehingga mau untuk bersantai di tempat ini dan memberikan kesenangan maupun manfaat lainnya yang
berkaitan dengan kegiatan yang ada di dalamnya.
3.2 DESKRIPSI TEMA
3.2.1. PENGERTIAN a.
Pengertian Arsitektur
•
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia :
Arsitektur :seni bangunan, gaya bangunan misalnya : Gedung – gedung yang mempunyai sifat khusus
•
Menurut James C. Snyder, Anthony J. Catanesse, dalam buku Pengantar
Arsitektur, bahwa: Arsitektur : lingkungan buatan yang mempunyai bermacam – macam kegunaan
melindungi manusia dan kegiatan – kegiatannya serta hak miliknya dari elemen, dari musuh, dan dari kekuatan – kekuatan adikodrati, membuat tempat, menciptakan
suatu kawasan aman yang berpenduduk dalam dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan sosial dan menonjolkan status.
Universitas Sumatera Utara
•
Menurut Van Romondt :
Arsitektur adalah ruang atau tempat tinggal manusia dengan tenang dan bahagia.
b. Pengertian Rekreatif
Rekreatif merupakan kata sifat yang berasal dari kata dasar Rekreasi yang berarti sifat yang dapat mengespresikan dan menjelaskan aktifitas yang dilakukan pada waktu
luang yang bertujuan untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental dan pikiran dan daya kreasi, baik secara individu atau kelompok.
Rekreatif merupakan kata sifat yang berasal dari kata dasar rekreasi, dan rekreasi ini mempunyai banyak arti antara lain:
Rekreasi berasal dari kata Latin, ‘creature’ yang berarti ‘mencipta’ dan kemudian diberi awalan ‘re-‘, sehingga artinya menjadi: pemulihan daya cipta atau
penyegaran daya cipta. Kegiatan rekreasi biasanya diakukan pada waktu senggang leasure time. Leasure berasal dari kata Latin ‘licere’ yang bearti diperknankan
memikmati saat-saat bebas dari kegiatan rutinrutinitas menurut Seminar Arsitektur FT. Arsitektur UNPAR, Sarana Dalam Lingkungan Urban.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rekreasi adalah:
Penyegaran badan dan pikiran
Sesuatu yang menggembirakan hati seperti hiburan dan piknik. Rekreasi, dari bahasa Latin, ‘re-creare’, yang secara harifah berarti ‘membuat
ulang’, adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang selain
pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan dengan untuk rekreasi adalah parawaisata, olahraga, permainan, dan hobi. sumber: Wikipedia Bahasa Indonesia,
Ensikopledia Bebas
Dari beberapa pengertian mengenai Rekreasi, maka dapat di simpulkan bahwa Rekreasi adalah “ Aktifitas yang dilakukan pada waktu senggang luang yang bertujuan
untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi baik secara individual maupun secara kelompok yang hilang akibat aktifitas rutin
sehari-hari dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda dan
Universitas Sumatera Utara
dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin manusia”.
Jadi, pengertian Arsitektur Rekreatif adalah seni bangunan yang dalam
perancangan dan perencanaannya didasari oleh metode ekspresi rekreasi secara lansung dengan tujuan untuk dapat menjelaskan dan mengaplikasi unsur – unsur penting dari
rekreasi.
Rekreasi terwujud dari beberapa unsur dan sifat yang melibatkan hal-hal berikut ini:
Ada minat, waktu, tingkat sosial dan keuangan yang mendukung. Ada wadah yang menampung kegiatan rekreasi.
Unsur-unsur penting dari rekreasi itu sendiri adalah;
Penyegaran fisik dan mental
Dilakukan pada waktu luang
Merupakan kegiatan yang memberikan kegembiraan, kesenangan dan kepuasan bagi pelaku.
Dapat menyalurkan ekspresi seseorang terhadap kegiatan yang menarik perhatian.
3.2.2 FUNGSI REKREASI
Dalam Introduction to Community Recreation, dari perngertian rekreasi dan ativitasnya dapat disimpulkan bahwa fungsi rekreasi adalah:
1. Penyeimbang dari ketegangan dan kesibukan rutin.
2. Mempercepat berkembangnya intelegensia dan pembentukan kepribadian.
3. Mempertinggi imajinasi, mencari keleluasaan, kelegaan, pendidikan mental, dan
kebebasan. 4.
Mempertinggi keterampilan dan kreativitas, menambah hal baru dalam kehidupan. 5.
Memenuhi rasa ingin tahubertualang.
3.2.3 TUJUAN REKREASI
Tujuan dari kegiatan rekreasi adalah untuk mendapatkan hal-hal yang dianggap dapat memuaskan kebutuhan, antara lain:
Mendapatkan kesenangan dan kepuasan.
Universitas Sumatera Utara
Memulihkan dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
Memupuk dan mengembangkan keterampilan dan kreativitas.
Pembentukan kepribadian.
Menciptakan dan membina hubungan antar manusia
Mengenal dan mempertahankan kelestarian lingkungan hidup
Membina, mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa.
3.2.4 KARAKTERISTIK REKREASI
Karakteristik dari rekreasi itu sendiri adalah: Penyegaran fisik dan mental
Dilakukan pada waktu luang, dilakukan dengan cara sukarela oleh semua orang, baik secara indiviu maupun kelompok.
Merupakan kegiatan yang memberikan kegembiraan, kesenangan dan kepuasan bagi pelaku.
Dapat menyalurkan ekspresi seseorang terhadap kegiatan yang menarik perhatian.
3.2.5 KATEGORI AKTIVITAS REKREASI
Menurut Bovy dan Lawson 1977 dalam a Handbook of Physical Planning, aktivitas rekreasi dikelompokkan dalam 5 kategori:
1. Kegiatan yang dilakukan di dalam dan sekeliling rumah, seperti menonton TV,
membaca, mendengarkan music, berkebun, dan sebagainya. 2.
Kegiatan dengan interaksi social seperti menonton film di bioskop, berbelanja, makan di restoran, kunjungan keluarga , dan sebagainya.
3. Kegiatan yang melibatkan seni budaya kunjungan pameran seni, teater, konser music.
4. Kegiatan olahraga, seperti berenang, bola kaki, voli, golf, dan sebagainya.
5. Kegiatan outdoor tidak resmi, seperti jalan-jalan, piknik, dan sebagainya.
3.2.6 JENIS-JENIS REKREASI
Menurut Patricia Farrel dalam The Process of Recreation Programming dan Ivor Sally dalam Outdoor Recreation and The Urban Environment, bahwa jenis-jenis rekreasi
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Berdasarkan jenisnya rekreasi dibedakan menurut:
1. Sifatnya
Rekreasi dapat bersifat mendidik, olahraga, tontonan, atau permainan. 2.
Objeknya •
Aktif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi, baik secara langsung ataupun tidak langsung, seperti: kolam renang, taman-taman kota, dan
sebagainya. •
Pasif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi tersebut seperti film, sandiwara, dan sebagaianya.
3. Tingkatan umur
Biasanya untuk anak-anak, remaja dan dewasa. 4.
Waktu penyelenggaraan Pagi, siang, atau malam.
5. Tempatnya
Kegiatan di luar ruangan outdoor atau di dalam ruangan indoor. b.
Ditinjau dari segi fasilitas, tempat rekrasi mempunyai 2 kategori: 1.
Fasilitas khusus yang bersifat spesifik Fasilitas khusus hanya ada di tempat itu dan jarang ditemukan di tempat lain.
Fasilitas spesifik ini yang mendorong masyarakat datang untuk mengunjunginya. 2.
Fasilitas pokok yang harus ada.
3.3 INTERPRETASI TEMA
Suatu lingkungan binaan selalu mendapatkan sifat dan suasana dari unsur-unsur penyusunnya, karena masing-masing unsur tersebut akan mempengaruhi lingkungan
binaan melalui ekspedisi sifat unsurnya sampai batas tertentu. Oleh karena itu penggunaan setiap unsur harus diperhatikan, bagaimana hubungan dan ekspresi atau kesan yang
ditimbulkan dari paduan unsur-unsur tersebut sehingga sesuai dengan suasana yang diinginkan.
Hal-hal yang dapat mendukung suasana rekreatif dari lingkungan binaan yang dibentuk adalah :
Skala
Dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan suatu elemen tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menciptakan suasana rekreatif maka skala yang digunakan adalah skala
intim dan skala perkotaan.
Skala intim dapat memberikan suasana akrab dan dekat dengan sesame manusia maupun lingkungannya. Sedangkan skala perkotaan membuat manusia merasa
memiliki atau kerasan pada lingkungan tersebut.
Jika D = jarak, dan H = tinggi, maka : •
Skala intim : 1DH2 •
Skala perkotaan : D?H = 1-2 Disain sebuah ruangan yang menerapkan skala intim akan memberi
kesan nyaman terhadap pengguna, dapat menguasai ruang atau merasa menjadi sesuatu yang penting dalam ruangan tersebut.
Menurut teori Camilo, ukuran suatu plaza minimal sama dengan tinggi bangunan utama dengan plaza, sedangkan maksimum sebaiknya dua kali
tingginya. Bila DH = 2, maka perasaan terlingkup enclosed plaza. Menurut Yoshinobu Ashiara, menyebutkan perbandingan antara tinggi
bangunan dan jarak bangunan : DH = 1, ruang terlalu seimbang
DH 1, ruang terlalu sempit sehingga terasa tertekan DH 1, ruang terasa agak besar
DH 4, pengaruh ruang sudah tidak terasa Warna
Penerapan warna dalam kasus disain adalah untuk memberikan pengaruh psikologis terhadap manusia. Dalam arsitektur rekreatif dibutuhkan penerapan
warna yang memberikan kesan yang bermacam-macam selama hal itu tidak memberi gangguan psikologis terhadap pengguna.
Tekstur Tekstur adalah titik kasar atau halus, titik-titik halus atau kasar yang tidak teratur
pada suatu permukaan. Titik-titik ini dapat berbeda dalam ukuran, warna, bentuk, atau sifat dan karakternya.
Fungsi tekstur dapat memberi kesan pada persepsi manusia melalui penglihatan visual dapat menghilangkan kesan monoton.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk Bentuk adalah jalan untuk mengatur dan mengartikulasikan material di dalam
ruangan, sama halnya dengan tata bahasa menyusun kata-kata ke dalam suatu bahasa. Bentuk juga adalah konsep disain, sedangkan material membentuk ekspresi
dari bentukan tersebut. Pemikiran bentuk di balik disain adalah pemodelan mental yang menjelaskan pemikiran-pemikiran lain untuk memahami penyusunannya.
Dari penampilannya bentuk dapat dibagi dalam : •
Bentuk yang teratur yaitu bentuk geometris, kotak, kubus, kerucut, piramida dsb.
• Bentuk yang lengkung, umumnya bentuk-bentuk alam.
• Bentuk yang tidak teratur
Adapun sifat atau karakter dari setiap bentuk masing-masing memberikan kesan tersendiri seperti :
• Bentuk kubus atau persegi, baik 3 dimensi maupun dua dimensi, memberikan
kesan statis, stabil, formal, mengarah kearah monoton dan massif solid. •
Bentuk bulat atau bola, memberi kesan tuntas, “bulat”, labil bergerak. •
Bentuk segitiga dan yang meruncing memberi kesan aktif, energik tajam dan mengarah.
Arsitektur rekreatif sebagai tema bertujuan untuk memudahkan dalam mengaplikasikan sifat rekreasi itu sendiri pada kasus proyek. Selain itu untuk
menyelaraskan kebutuhan ruang sebagai pemecahan masalah dari perancangan. Adapun maksud dan tujuan rekreasi berdasarkan interpreatasi tema adalah untuk
memecahkan masalah perancangan dengan melakukan pendekatan dari susut sifat dan aktivitas rekreasi yang sesuai dengan tuntutan fungsi. Alasan pemilihan tema adalah :
Memudahkan mengaplikasikan sifat rekreasi itu sendiri pada kasus proyek Untuk mendapatkan suatu wadah dilingkungan binaan yang sesuai dengan unsur dan
nilai rekreasi itu sendiri. Penyelarasan kebutuhan sebagai pemecahan masalah akibat pengguna.
Maksud dan tujuan berdasarkan interpretasi : Menggunakan pemecahan masalah perancangan dengan melakukan pendekatan dari
sudut sifat dan aktivitas rekreasi yang sesuai dengan tuntutan fungsi.
Universitas Sumatera Utara
Untuk dapat menghasilkan perancangan yang berdasarkan tema yang relevan dan sinkron sehingga hasil rancangan yang didasari oleh tema ini mengakomodasi segala
aktivitas yang sesuai karakteristik rekreasi.
Kriteria-kriteria yang diterapkan antara lain: Bangunan yang dapat mengidentifikasikan sifat bangunan yang akan dimasuki, yakni
sebagai bangunan rekreasi. Bangunan yang dapat mewakili sifat rekreasi dan mengakomodasi aktivitas rekreasi
yang akan direncanakan. Tipe bangunan yang mengundang dan dari segi visualnya dapat mencerminkan sifat
rekreasi dan mampu membangkitkan emosi tertentu. Dapat menyelaraskan lingkungan sekitar dan dapat menyeimbangkan image baru.
3.4 LINGKUP KAJIAN TEMA