Jenis-jenis Keterampilan Berbicara Hakikat Keterampilan Berbicara

9 b Pengaturan Tempat Idealnya ada ruang-ruang kecil yang cukup ahnya menampung sejumlah anggota kelompok 5-7 orang, sehingga masing-masing kelompok dengan leluasa bekerja sama diskusi bersama tanpa gangguan dari kelompok lain. Mereka supaya memilih sendri ketua kelompok mereka secara musyawarah. Jika ruangan-ruangan kecil tidak ada adpat disiasati agar mereka mencari tempat yang dirasa kondusif untuk berdiskusi. Diberikan kesempatan secara bebas untuk menentukan tempat agar mereka dapat melaksanakan berdiskusi kelompok dengan sebaik-baiknya. c Pelaksanaan Diskusi Kelompok Sebelum mereka menuju tempat-tempat untuk diskusi kelompok, guru menjelakan dahulu permsalahan yang perlu didiskusikan. Paling tidak guru harus menjelaskan terlebih dahulu tema yang mereka akan diskusikan, sehingga mereka telah memahami permasalahan yang harus mereka diskusikan. Siswa juga harus diberi tahu, agar mereka memilih ketua kelompok dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk diskusi kelompok, dan setelah diskusi kelompok, masing-masing segera kembali ke kelas, untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka secara bergantian.sedangkan kelompok yang belumsudah menyajikan hasil diskusi kelompok mereka berperan sebagai audien yang bertugas memberikan sanggahan pertanyaan, atau mungkin saran atau masukan kepada kelompok penyaji. Kelompok penyaji diberikan waktu secukupnya untuk menyajikan hasil diskusi kelompok mereka, misalnya paling lama 7 menit. Dalam hal ini guru bisa bertinak sebagai moderator. Adapun hamabatan dalam diskusi antaralain. 1 Hambatan dari peserta didik. Mengingat bahwa peserta didik berlatar belakang yang bermacam-macam ada yang rajin dan ada yang malas, ada yang pendiam dan ada yang banyak bicara dan sebagainya. 2 Hambatan dari materi. Harus ada waktu bagi ketua kelompok beserta ketuanya untuk membahas dan mendiskusikan terlebih dahulutentang bagian tema yang harus mereka sajikan, sehingga mereka ada kemantapan dan penguasaan terhadap tema yang menjadi tanggung jawabnya. 10 3 Hambatan dari media, sarana prasarana. Penataan ruangan diupayakan sedemikian rupa agar semua siswa dapat melihat siswa lain, juga tempat duduk pemimpin diskusi, biasa melihat semua peserta diskusi, sehingga lebih komunikatif. Beberapa upaya guru agar diskusi berhasil Ada beberapa yang harus dilakukan dan diupayakan gutu, agar diskusi berhasil dengan baik, yaitu: 1 Masalahnya harus kontroversial, artinya mengandung pertanyaan dari peserta didik. 2 Guru harus menetapkan dirinya sebagai pemimpin diskusi. 3 Guru hendaknya memperhatikan pembicaraan agar fungsi guru sebagai pemimpin diskusi dapat dilaksanakan sebagai mana mestinya. 11 5. Manfaat diskusi 1 Diberikan bila siswa telah memliki konsep atau pengalaman terhadap bahan yang akan didiskusikan, oleh karean itu sebelum diskusi guru hendaknya telah memberikan penjelasan tentang bahan yang akan didiskusikan. 2 Memperdalam pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa. 3 Melatih siswa mengidentifikasi dan memecahkan masalah. 4 Melatih siswa mengahadapi masalah secara berkelompok, berpikir bersama memecahkan masalah yang mereka hadapi. 6. Kelemahan metode diskusi 1 Tak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung pada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya. 2 Memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang bhelum poernah dipelajari sebelumnya. 3 Jalanya diskusi dapat dikuasai didominasi oleh beberapa siswa yang menonjol. 4 Tidak semua topik dapat dijadikan poko diskusi, tetapi hanya beberapa hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. 11 Ibid., h. 30 11 5 Diskusi yang mendalam perlu waktu yang banyak. 6 Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran mereka, biasanya sulit untuk membatasi pokokmasalahnya. 7 Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan pendapatnya. 8 Jumlah siswa didalam kelas yang teralalu besar akan mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya. 7. Usaha mengatasi kelemahan metode diskusi 1 Murid-murid dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil, misalnya lima orang murid setiap kelompok. 2 Agar tidak menimbulkan “kelompok-isme”, ada baiknya bila untuk setiap diskusi dengan topik atau problema baru selalu dibentuk lagi kelompok- kelompokbaru dengan cara melakukan pertukaran anggota-anggota kelompok. 3 Topik-topik atau problema yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat diambil dari buku-buku pelajaran murid, dari surat-surat kabar, dari kejadian sehari-hari di sekitar sekolah. 4 Mengusahakan penyesuaian dengan berat topik yang dijadikan pokok diskusi. 5 Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan, baik yang tersedia di sekolah maupun yang terdapat di luar sekolah. 12 Panel adalah suatu bentuk diskusi yang dihadapkan sejumlah partisipan atau pendengar. Suatu kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandanganya dari berbagai segi mengenai suatu masalah. Diskusi ini melibatkan sekelompok kecil peserta yang melakukan pembicaraan informal tentang suatu topik tertentu yang sebelumya telah dislidiki dengan teliti oleh para peserta diskusi. 1 Menentukan topik dan tujuan Sebelum seminar dialaksanakan, perlu ditentukan terlebih dahulu topik atau masalah yang akan diseminarkan. 12 Ibid., h. 34-37 12 2 Penentuan waktu dan tempat Waktu seminar sebaiknya dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa sejarah atau nasional, umpamanya : Bulan bahasa, Hari Ibu, Hari Pendidikan Nasiaonal. Jika seminar itu bersekala kecil penentuan waktu perlu diperhatikan, sehingga dapat dihadiri oleh beberapa peserta. 3 Persiapan fasilitas Segala kebutuhan dan kelancran seminar sebaiknya dipersiapkan sebaik- baiknya. b. Pidato Pidato adalah berbicara didepan umum, jika bersifat ilmiah disebut ceramah. Teks pidato adalah bahan tertulis yang digunakan untuk berpidato, bila dibuat sendiri oleh pemidato disebut naskah pidato. Manfaat teks pidato antara lain: a Dapat menyampaikan gagasan dengan tertib, teratur dan lancar. b Dapat menyampaikan gagasan dengan bahasa yang baik dan benar. c Dapat menghindari kealpaan. d Memiliki bukti autentik bila sewaktu-waktu diperlukan Cara menyusun teks pidato yaitu: a Bagian awal Berisi ucapan salam, ucapan penghormatan kepada hadirin, ucapan puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penegasan bahwa persoalan yang disampaikan memang penting, penyampaian latar belakang masalah. Dan tanpa menonjolkan subjektivitas. b Bagian isi atau tubuh teks, berisi suatu ulasan yang ingin disampaikan si pemidato. c Simpulan, berisi ringkasan mengenai sesuatu yang telah disampaikan. Berdasarkan tujuanya, pidato tidak ditunjukan untuk mengarahkan audien untuk memahami sungguh-sungguh masalah yang disampaikan. Pidato bertujuan 13 menyampaikan ide berkenaan dengan suatu isu kepada hadirin, dalam masa yang sama meyakinkan para hadirin tersebut melalui cara pembawaan pidato. Pemidato mestilah memahami tujuan pidato ini terlebih dahulu. Pidato adalah berbicara dimuka umum dengan tujuan memberikan tambahan ilmu pengetahuan atau untuk mengajak para pendengar berpikir atau bertindak seperti dinasehatkan oleh orang yang berpidato. Maksud dan tujuan pidato dibagi menjadi dua yaitu: a Maksud umum 1 Mendorong Tujuan sebuah komposisi dikatakan mendorong bila pembicara berusaha untuk memberi semangat, membangkitkan kegairahan atau menekan perasaan yang kurang baik, serta menunjukan rasa hormat dan pengabdian. Reaksi-reaksi yang diharapkan adalah menimbulkan ilham atau membangkitkan emosi para pendengar. 2 Meyakinkan Bila pembeicara berusaha untuk mempengaruhi keyakinan atau sikap mental atau intelektual para pendengar, maka komposisi itu bertujuan untuk meyakinkan. Komposisi ini biasanya disertai dengan bukti-bukti, faktor-faktor dan contoh-contohyang kongkrit. 3 Berbuat atau Bertindak Berbuat atau bertindak dilakukan apabila pembicara menghendaki berbagi macam tindakan atau reaksi fisik dari para pendengar. 4 Memberitahukan Memberitahukan adalah bila pembicara ingin menyampaikan sesuatu pada pendengar agar mereka mengerti tentang suatu hal. 5 Menyenangkan Humor merupakan alat yang penting dalam penyajian pidato atau ceramah. b Maksud khusus Tujuan khusus dapat diartikan sebagai suatu tanggapan khusus yang 14 diharapkan dari para pendengar setelah pembicara menyelesaikan uraiannya. Tujuan khusus itu merupaka suatu hal yang diharapkan untuk dikerjakan atau dirasakan, diyakini, dimengerti atau disenangi oleh para pendengar. c. Ceramah Ceramah adalah suatu cara keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan atau masalah secara lisan. Seperti halnya dalam pidato, dalam ceramah pun alat utama dalam keterampilan berbicara. 13 Ceramah juga dapat diartikan bahwa pidato dihadapan para pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya. Pidato dan ceramah merupakan suatu sarana komunikasi yang berfungsi menyampaikan suatu informasi secara langsung, tetapi antara pidato dan ceramah memiliki beberapa perbedan, yaitu pidato disampaikan untuk suatu tujuan yang penting sedangkan pada ceramah disampaikan pada pengajaran. Dalam ceramah memiliki ciri khas, yaitu: a Ada sesuatu yang dijelaskan atau diinformasikan untuk memperluas pengetahuan para pendengar, biasanya disampaikan pada orang yang memiliki keahlian atau dianggap ahli dalam bidang atau disiplin ilmu tertentu. b Terdapat komunikasi dua arah antara pembicara dan pendengar, yaitu berupa dialog, tanya jawab, diskusi dan sebagainya. c Dapat digunakan alat bantu untuk memperjelas uraian, seperti over head projector OHP, lembar peragaan, gambar, dan sebagainya 14 . Ada respons dari pendengar mengenai materi yang disampaikan dalam ceramah. Selain memiliki ciri khas dalam ceramah, ceramah atau metode ceramah juga memiliki keunggulan a Kelemahan Metode Ceramah Materi yang disampaikan tidak terlalu banyak, hanya poin-poin khusus saja. Dapat memberi semangat para pendengar untuk belajar karena hanya menyediakan alat pendengaran dan pemahaman saja. 13 Midar G. Arsad Mukti, Loc.Cit., h.67 14 Midar G. Arsad Mukti, Loc.Cit., h.67 15 b Kelemahan Metode Ceramah Karena jumlah pendengar relatif banyak, penceramah cenderung mengalami kesulitan untuk mengetahui sejauh mana si pendengar dapat memahami materi yang disampaikan. Dalam metode ceramah ini siswa cenderung hanya menjelaskan penjelasaan penceramah, tanpa ada timbal balik. c Perbedaan antara Pidato dan Ceramah Pada ceramah terdapat komunikasi dua arah antara pembicara dan pendengar, sedangkan pidato bersifat satu arah. Pidato bertujuan mempengaruhi pendengar, meyakinkan para pendengar, sedangkan ceramah bertujuan untuk menjelaskan atau memperluas pengetahuan para pendengar. Pidato disampaikan secara resmi, sedangkan ceramah disampaikan tidak secara resmi. Pidato bertujuan untuk menyampaikan gagasan atau informasi, sedangkan cermah bertujuan untuk menambah wawasan atau pengetahuan.

3. KarakteristikKeterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara mempunyai karakteristik yang tidak sama dengan keterampilan lainya karakteristik tersebut adalah: a. Penyajian Lisan a Peranan Pidato Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang. Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat menguasai massa dan berhasil memasarkan gagasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang lain. Dalam sejarah umat manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan ini, yang dapat mengubah sejarahyang dapat mengubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa. 15 Hitler dalam keahliannya berbicara atau berpidato menyeret bangsanya ke kedalam api peperangan dengan menimbulkan kesengsaraan yang sekian besarnya 15 Gorys Keraf, Komposisi, Flores: Nusa Indah, 2004, hal.358 16 kepada umat manusia. Tetapi disamping itu dapat pula dicatat pengaruh tokoh- tokoh penting, yang sanggup membawa kedamaian manusia berkat kemahiran bicaranya. Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan lebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaliknya keahlian berbicara menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaannya yang sudah diperolehnya beratus-ratus tahun lamanya. b Metode Penyajian Oral Persiapan-persiapan yang diadakan pada waktu menyusun sebuah komposisi untuk disampaikan secara lisan pada umumnya sama dengan persiapan sebuah komposisi tertulis. Perbedaannya terletak dua hal: pertama, dalam penyajian lisan perlu diperhatikan gerak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan hadirin, sedangkan komposisi tertulis tidak diperhatikan. Kedua, dalam penyajian lisan tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus didahulukan mana yang harus diabaikan, ia harus mendengar seluruh uraian itu. Dalam komposisi menulis pembaca bebas memilih mana yang dianggapnya paling menarik, sedangkan bagian lain dapat ditunda. Berhubungan dengan penyajian lisan ini, dikenal empat macam metode penyajian lisan, yaitu: 1 Metode Impromptu serta-merta: metode impromptu adalah metode penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat. 2 Metode Menghafal: metode ini merupakan lawan dari metode tadi di atas 3 Metode Naskah: metode ini jarang dipakai, kecuali dalam pidato resmi atau pidato-pidato. 4 Metode Ekstemporan tanpa persiapan naskah: metode ini sangat dianjurkan karena merupakan jalan tengah. Dalam kenyataan metode-metode di atas dapat digabungkan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Paling sering adalah menggabungkan antara metode naskah dengan metode ekstemporan. c Menentukan Maksud dan Topik Setiap tulisan selalu menentukan topik tertentu yang ingin disampaikan pada hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau 17 pendengar reaksi itu akan lebih jelas kalau diketahui pula bahwa ada maksud tertentu yang akan dicapai oleh pembicara atau pengarang. Suatu uraian yang disajikan secara lisan harus pula menetapkan suatu topik yang jelas melalui topik tadi. Oleh karena itu topik pembicaraan dan tujuannya merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainya. Topik dan tujuan pertama-tama merupakan persoalan dasar dari tema uraian dan wujud dari tema itu sediri, dan kedua, topik dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi. d Menganalisis Situasi dan Pendengar Sering kali pembicara terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan sebegitu pentingnya sehingga lupa memperhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar belakang kehidupan mereka, serta bagaimana situasi yang ada pada waktu presentasi oralnya berlangsung. Ada beberapa topik yang dapat dipakai untuk menganalisis pendengar yangakan dihadapi. Pembicara umumnya telah diberitahui pendengar mana yang akan hadir dalam pertemuan tersebut. Sebab itu sebelum iya menganalisis pendengar berdasarkan beberapa topik khusus, ia harus mulai dengan data-data umum. e Penyesuaian Diri Bagaimana setiap pembicara akan merasa kekhawatiran sebelum menyampaikan uraiannya. Pembicara yang berpengalaman akan menghadapi situasi dengan melakukan dua hal: pertama, ia akan menyiapkan dan mempelajari topik pembicaraan dengan sebaik-baiknya, dan kedua, mengadakan kosentrasi kepada kebutuhan pendengar, sehingga nilai informasinya tidak diragukan. Atau dengan kata lain pembicara menyesuaikan dirinya sebaik-baiknya dengan kebutuhan dan situasi yang ada pada pendengar sendiri. f Penyusunan Bahan Seperti sudah dikemukakan diatas penyusunan bahan melalui tiga tahap yaitu mengumpulkan bahan, membuat kerangka karangan, dan menguraikan 18 secara mendetail. Dalam hubungan ini tidak akan diadakan uraian lebih lanjut mengenai ketiga tahap itu, karena prosedur tekniknya sama dengan komposisi tertulis. g Penyajian Lisan Penyajian lisan merupakan puncak dari seluruh persiapan yang dilakukan melalui langkah di atas, khususnya latihan oral. Latihan oral ini dianggap begitu penting sehingga pada zaman klasik yunani latin, para orator biasanya mengadakan latihan intensif sebelum menyampaikan pidatonya di depan suatu massa. Namun latihan-latihan pendahuluan langkah ketujuh tetap diperlukan untuk membiasakan diri dan menemukan cara dan gaya yang tepat. b. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Secara singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu. 16 Gaya bahasa merupakan gaya bahasa yang retorik, yaitu penggunaan kata- kata dalam bicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa yunani rhetor yang berarti orator atau ahli pidato. Ada sekitar 60 buah gaya bahasa yang termasuk kedalam empat kelompok masing-masing akan dibahas dalam bab-bab berikut: a Metafora Suatau gaya bahasa seringkali menambahkan kekuatan pada suatu kalimat. Metafora misalnya, dapat menolong seoarang pembicara melukiskan suatu gambaran yang jelas melalui komparasi atau kontras. Metafora ialah pemakain kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan Poerwadarminta, 1976 : 648. Metafora ialah sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat, padat, dan tersusun rapi. 16 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, Bandung: Angkasa, 2009, h. 4

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 WIRUN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 65

PPENINGKA Peningkatan Keterampilan Berbicara Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Strategi Modeling The Way Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas V SDN 3 Candisari Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 12

PPENINGKA Peningkatan Keterampilan Berbicara Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Strategi Modeling The Way Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas V SDN 3 Candisari Tahun Ajaran 2015/2016.

0 3 16

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Strategi Modeling The Way Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas V SDN 3 Candisari Tahun Ajaran 2015/2016.

0 3 4

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VCD PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VCD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BAWAK KECAMATAN C

0 0 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Ngering Jogonalan Klaten Tahun 2012.

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Ngering Jogonalan Klaten Tahun 2012.

0 3 12

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN 3 KEDUNGREJO PURWODADI.

0 0 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI KELAS IV SD

0 0 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SD NEGERI KELEYAN 4, SOCAH, BANGKALAN

0 1 14