26 f.
Emosi anak dapat diketahui dari gejala tingkah lakunya. Tingkah laku yang menujukkan emosinya misalnya melamun, gelisah,
menghisap jari, memperlakukan mainannya dengan kasar, dan sebagainya.
g. Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya. Misalnya:
seorang anak memperlihatkan rasa malu-malu di tempat yang masih asing, kemudian ketika anak sudah tidak merasa asing lagi rasa
malunya akan berkurang bahkan hilang.
Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan multimedia diharapkan mampu mengontrol emosi siswa
untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Multimedia pembelajaran interaktif subtema Usaha Pelestarian Lingkungan dalam
pengembangan ini dipilih oleh peneliti supaya siswa mampu bertindak lebih aktif beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga siswa dapat
memiliki kecenderungan bergerak yang lebih aktif dari apa yang mereka pelajari.
3. Karakteristik Siswa Aspek Sosial
Perkembangan sosial merupakan kemampuan berprilaku yang mempengaruhi perkembangan anak. Menurut Hurlock 1995: 250
perkembangan sosial berarti, “Perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai
dengan tuntutan.
Menjadi orang
yang mampu
bermasyarakat sozialized memerlukan tiga proses. Diantaranya adalah belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial, memainkan peran
sosial yang dapat diterima, dan perkembangan sifat sosial.” Adapun pendapat Ahmad Susanto 2011: 111 mengenai
perkembangan sosial yakni, “Pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan
27 diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri
menjadi satu kesa tuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.”
Anak usia sekolah dasar tidak bisa dihindarkan dari kegiatan sosial di lingkungan sekitar bahkan lingkungan sekitar mempunyai
pengaruh dalam perkembangan anak. Selain itu, perkembangan emosional tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang
sering disebut dengan perkembangan tingkah laku sosial. Sejak awal kehidupan anak, kehidupan sosial dan emosi selalu terlibat setiap kali
anak berinteraksi dengan orang lain. Menurut Rita Eka Izzaty, dkk. 2008: 114, perkembangan sosial
anak dapat dilihat dari cara mereka bermain, dan bergaul dengan teman sebaya, yakni sebagai berikut:
a. Kegiatan bermain: anak pada masa kanak-kanak akhir sudah masuk
sekolah, sehingga waktu bermain lebih berkurang. Bermain sangat penting bagi anak, karena akan memberikan sebuah pengalaman
sosial, yakni berinteraksi dengan berbagai karakter anak lainnya. Pada masa ini, anak-anak cenderung menyukai permainan yang
berkelompok, seperti bermain sepak bola, volley, dan sebagainya. Bermain yang sifatnya menjelajah. Selain itu, anak juga menyukai
permainan yang sifatnya konstruktif, seperti membangun atau membentuk sesuatu dari tanah liat.
b. Teman sebaya: pengaruh teman sebaya sangat besar bagi
perkembangan sosial anak, baik bersifat positif atau negatif. Pengaruh positif yang diperlihatkan, teman sebaya akan memberikan
pelajaran bagaimana cara bergaul dimasyarakat. Sebaliknya teman sebaya juga memungkinkan membawa pengaruh negatif, seperti
membolos sekolah, mencuri, dan sebagainya. Ada kecenderungan bahwa anak laki-laki memiliki teman sebaya yang lebih luas
daripada anak perempuan. Pada masa ini, kegiatan kelompok sebaya mulai timbul. Integritas dengan kelompoknya cukup tinggi, ada
ketertarikan satu sama lain, sehingga mereka merasa perlu untuk selalu bersama-sama. Hal ini yang mengakibatkan anak selesai
pulang sekolah, sering langsung bermain dengan temannya, baik kegiatan belajar, melihat pertunjukkan, bermain, dan sebagainya.
28 .
Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan
multimedia diharapkan
mampu memperoleh
kemampuan untuk menyesuaikan diri. Multimedia pembelajaran dapat memberikan interaksi siswa pada materi subtema Usaha Pelestarian
Lingkungan. Penggunaan multimedia dimaksudkan untuk memberikan pengalaman sosial siswa dalam berinteraksi dengan alam dan
lingkungan sekitar, dan juga dapat memungkinkan membawa pengaruh positif terhadap perilaku anak. Sehingga siswa dapat memainkan peran
sosial yang dilakukan. Sesuai karakteristik utama siswa kelas V SD yaitu perkembangan
kognitif, emosional,
dan sosial
menjadi sorotan
peneliti untuk
mempertimbangkannya dalam mengembangkan produk, agar produk yang digunakan dapat berdampak positif dengan menyesuaikan perkembangan
siswa. Pada perkembangan kognitif, konten produk harus lebih ditekankan pada contoh dan gambar yang sudah akrab dengan siswa dari hal yang bersifat
sederhana ke yang bersifat kompleks, penyajian konten singkat dan terorganisir dengan baik, dan berikan latihan-latihan soal yang sekiranya siswa pernah atau
sering melakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pada perkembangan emosional, konten produk harus menggunakan bahasa yang komunikatif, hal
ini dilakukan untuk menjaga emosi senang atau bahagia dalam belajar. Sedangkan pada perkembangan sosial, konten produk diselingi dengan
penugasan yang melibatkan dua siswa atau lebih, hal ini berguna untuk melatih siswa berinteraksi atau bersosialisasi.
29 Dalam pengembangan multimedia pembelajaran disesuaikan dengan
karakteristik belajar siswa kelas V SD yaitu pemikiran siswa yang masih menghubungkan benda-benda konkret dalam kehidupan sehari-hari yang
ditampilkan melalui multimedia pembelajaran yang dirancang. Pengembangan multimedia pembelajaran ini memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
dalam pembelajaran sesuai dengan perkembangan kognitif, emosional, dan sosial. Multimedia pembelajaran interaktif yang dirancang pada penelitian
pengembangan ini berupa multimedia interaktif digunakan sebagai pendamping guru dalam menyajikan materi subtema Usaha Pelestarian
Lingkungan sesuai karakteristik siswa.
C. Media Pembelajaran