54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Lokasi Penelitian
RA Guppi Legundi  terletak  di  dusun Legundi,  Desa Planjan, Kecamatan Saptosari,  Kabupaten  Gunung  Kidul.  RA  ini    merupakan  sekolah  untuk  jenjang
anak  usia  dini  di  bawah    Yayasan  Gabungan  Usaha  Perbaikan  Pendidikan  Islam sehingga setiap kegiatannya berbasis agama Islam. Di RA Guppi Legundi terdapat
satu gedung yang terdiri dari beberapa ruang, di antaranya 1 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, dan 1 kamar mandi. Sedangkan kelas  yang dimaksud di RA
Guppi  Legundi  ini  yaitu kelas untuk kelompok usia 5-6 tahun atau Kelompok B dengan jumlah siswa sebanyak 15 anak yang terdiri dari 9 anak perempuan dan 6
anak  laki-laki.  Selain  itu,  tenaga  pendidik  di  RA  Guppi  Legundi  berjumlah  2 orang  ustadzah,  masing-masing  ustadzah  bertugas  sebagai  Guru  kelas  sekaligus
Kepala Sekolah dan sebagai guru pendamping.
2. Kemampuan Membaca Permulaan saat Pra Tindakan
Sebelum  penelitian   tindakan kelas ini dilakukan,  peneliti terlebih dahulu mencari  data  saat  Pra  Tindakan  pada  anak  kelompok  B  RA  Guppi  Legundi.  Hal
ini  bertujuan  agar  peneliti  dapat    mengetahui    kondisi  awal  yang  nantinya digunakan  untuk  membandingkan  hasil  pengamatan  setelah  tindakan  penelitian
dilakukan.  Tujuannya  agar  permasalahan  dan  kendala    yang  terdapat  di  kelas dapat  diperbaiki  dengan  mengetahui  peningkatan  kemampuan  membaca
55
permulaan  pada  anak.  Pada  saat  Pra  Tindakan  peneliti  melakukan  pengamatan pada  saat  berlangsungnya  proses  kegiatan    pembelajaran  di  dalam  kelas.  Dari
observasi  Pra  Tindakan  tersebut  diperoleh    data  bahwa  pembelajaran  yang diselenggarakan  di  Kelompok  B  RA  Guppi  Legundi  masih  belum  efektif,
terutama  pada  kegiatan  pembelajaran  yang  digunakan  untuk  menstimulasi kemampuan membaca permulaan.
Berdasarkan  data  yang  diperoleh,  sebagian  besar  anak  belum  mencapai beberapa  aspek  indikator  membaca  permulaan  yang  diantaranya  meliputi
mengucapkan  bunyi  huruf,  membedakan  bentuk  huruf,  menyebutkan  benda dengan huruf awal  yang sama, dan melafalkan kata dengan jelas dan tepat.  Hasil
pengamatan dari proses kegiatan pembelajaran membaca permulaan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3. Rekapitulasi Data Kemampuan Membaca Permulaan pada Pra Tindakan
Total  skor  kemampuan  membaca  permulaan anak
Jumlah anak  Persentase jumlah anak
Anak yang memperoleh skor 1-4
4 26.67
Anak yang memperoleh skor 5-8
7 46.67
Anak yang memperoleh skor 9-12
3 20.00
Anak yang memperoleh skor 13-16
1 6.67
Jumlah 15
100
Keterangan : Total Skor  1-4 : Belum Berkembang BB
Total Skor  5-8: Mulai Berkembang MB Total Skor  9-12 : Berkembang Sesuai Harapan BSH
Total Skor  13-16 : Berkembang Sangat Baik BSB
Dari  data  tabel  tersebut  diketahui  bahwa  anak  yang  telah  mencapai indikator membaca permulaan dengan kriteria Berkembang Sangat Baik adalah 1
anak  atau  sebanyak  6,67,  sedangkan  anak  pada  kriteria    Berkembang  Sesuai
56
Harapan  sebanyak  3  anak  atau  20.00.  Selanjutnya  anak  pada  kriteria  Mulai Berkembang sebanyak 7 anak atau 46.67, sedangkan 4 anak atau 26.67 berada
pada kriteria Belum Berkembang. Adapun  data  perkembangan  kemampuan  membaca  permulaan  anak  pada
saat Pra Tindakan lebih terperinci lagi diperlihatkan pada tabel berikut :
Tabel 4. Data Perkembangan Membaca Permulaan Anak pada Pra Tindakan
No  Indikator Kriteria
Jumlah Anak Persentase
Mengucapkan bunyi huruf
BB 5
33.33 MB
7 46.67
BSH 2
13.33 BSB
1 6.67
Membedakan bentuk huruf
BB 5
33.33 MB
6 40.00
BSH 3
20.00 BSB
1 6.67
Menyebutkan huruf awal yang sama
BB 4
26.67 MB
8 53.33
BSH 2
13.33 BSB
1 6.67
Melafalkan kata dengan jelas dan tepat
BB 11
73.33 MB
2 13.33
BSH 1
6.67 BSB
1 6.67
Dari  data  di  atas  diketahui  bahwa  kemampuan  anak  dalam  mengucapkan bunyi    huruf    sebagian  besar  pada  kriteria  Mulai  Berkembang  sebanyak  7  anak
atau  46.67.  Selanjutnya  kemampuan  membedakan  huruf  sebagian  besar  pada kriteria  Mulai  Berkembang  sebanyak  6  anak  atau  40.00,  kemampuan
menyebutkan  huruf  awal  yang  sama  sebagian  besar  pada  kriteria  Mulai Berkembang  sebanyak  8  anak  53,33.  Sedangkan  kemampuan  melafalkan  kata
dengan jelas dan tepat sebagian besar pada kriteria Belum Berkembang sebanyak 11 anak atau 73,33.
57
Dari data pengamatan  yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian anak masih  belum  mencapai  indikator  dari  Kompetensi  Dasar  pada  pedoman
pembelajaran  di  RA.  Beberapa  anak  masih  kesulitan  dalam  mengenal  dan menguasai huruf  yang membentuk kata, seperti anak sulit membedakan huruf b,
d, p, m, n, p, q, dan  u serta anak masih sulit mengenal huruf  w dan y. Selain itu sebagian  anak  masih  belum  lancar  dalam  melafalkan  kata,  ditunjukkan  dengan
anak  melafalkan  kata  secara  lirih,  ragu-ragu,  bahkan  beberapa  masih  ada  anak yang salah melafalkan kata seperti huruf r dilafalkan menjadi
“el” atau”ey”. Pada  kegiatan  pembelajaran  membaca  guru  menstimulasi  anak  dengan
kegiatan  yang monoton, yaitu guru menggambar benda sesuai tema pada hari itu yaitu  tanaman,  anak  ditunjukkan  gambar  pohon  jagung  dengan  cara  guru
menggambar  pada  papan  tulis  di  depan  kelas.  Setelah  itu  ditulis  bagian-bagian dari  pohon  di  samping  gambar.  Anak-anak  memperhatikan  guru  dari  belakang
bangku  masing-masing  kemudian  guru  membimbing  anak  membaca  bagian- bagian  pohon  tersebut  dengan  mengeja  huruf  yang  membentuk  kata.  Setelah  itu
guru bertanya kepada anak dengan menunjuk huruf  yang ditulis di papan, namun sebagian besar anak masih bingung dan tidak jelas. Banyak anak yang mengeluh
karena  tulisan  kurang  besar  dan  tidak  terlihat  karena  guru  hanya  menggunakan spidol  hitam,  ditambah  lagi  papan  silau  karena  pantulan  sinar  matahari.  Pada
akhirnya anak berebut maju ke depan kelas sehingga mengakibatkan kelas gaduh, beberapa anak menjadi jenuh dan tidak semangat  untuk mengikuti pembelajaran.
Dari uraian kegiatan tersebut  menunjukkan stimulasi  yang diberikan oleh guru  belum  tepat,  khususnya  pada  media  yang  digunakan  dalam  pembelajaran.
Media  spidol  dan  papan  tulis  belum  mampu  menarik  antusiasme  anak  dalam
58
mengikuti  pembelajaran  membaca permulaan. Pembelajaran juga masih berpusat pada  guru.  Guru  tersebut  berperan  aktif  dalam  kegiatan  sedangkan  peran  anak
sebagai pasif. Dari  permasalahan  yang  terdapat  di  kelompok  B  RA  Legundi  maka
diperlukan  solusi  untuk  memperbaiki  pembelajaran  membaca  permulaan  agar kemampuan  anak  dapat  meningkat.  Peneliti  dan  guru  berkolaborasi  dengan
memanfaatkan media yang dapat menarik anak yaitu dengan menggunakan media kartu  kata  bergambar.  Diharapkan  dengan  penggunaan  media  kartu  kata
bergambar  ini  dapat  menciptakan  pembelajaran  yang  menyenangkan,  anak kemudian  tertarik  dan  termotivasi  sehingga  kemampuan  anak  meningkat  sesuai
indikator membaca permulaan.
3. Hasil Pengamatan Kemampuan Membaca Permulaan setelah Tindakan