Perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam tema berbagai pekerjaan kelas IV sekolah dasar

(1)

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF

DALAM TEMA BERBAGAI PEKERJAAN KELAS IV

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Guru Sekolah Dasar

Oleh : Hendri Setiawan NIM : 111134069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

DALAM TEMA BERBAGAI PEKERJAAN KELAS IV

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Guru Sekolah Dasar

Oleh : Hendri Setiawan NIM : 111134069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan dan segala kenikmatan yang berlimpah dalam setiap proses yang telah peneliti tempuh

2. Bapak Judaeni dan Ibu Maryanti yang selalu mendoakan dan memberi semangat

3. Kakak Anik Pratiwi dan Feri 4. Yang tercinta Astri Perwitasari

5. Teman-teman kelompok skripsi payung 6. PGSD kelas C 2011

7. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011


(6)

MOTTO

Fa inna ma’al ‘usri yusra(n).

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(Q.S. Alam Nasyrah: 5)

Sesulit apa pun cobaan dan hambatan dalam berjuang pasti ada jalan

keluarnya”


(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skrispi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Maret 2017

Peneliti

Hendri Setiawan


(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Hendri Setiawan

Nomor Mahasiswa : 111134069

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Atas Penerapan Paradigma Pedagogi Relektif Dalam Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV Sekolah Dasar

beserta perangkat yang diperlukan, dengan demikian saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpannya,

mengalihkannya, dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 23 Maret 2017 Yang menyatakan

Hendri Setiawan


(9)

ABSTRAK

Setiawan, H. (2017). Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Atas Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV Sekolah Dasar. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya model pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah dasar. Penelitian ini juga dilatarbelakangi adanya teori bahwa penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif.

Penelitian ini adalah penelitian quasi experimental dengan desain

nonequivalent control group. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas IV SD N Candirejo 1 dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IVA sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B sebagai kelompok kontrol. Data

penelitian ini diperoleh dari hasil pretest dan postest dilakukan dengan

menggunakan 11 soal pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Prosedur analisis penelitian ini terdiri dari uji prasyarat analisis (normalitas dan

homogenitas), dan uji hipotesis menggunakan independent t-test yang didukung

dengan penggunaan Microsoft Excel dan Statistical Product and Service Solutions

(SPSS).

Hasil analisis data menunjukkan rata-rata skor posttest kelompok kontrol

lebih rendah (Mean = 64,86; Standar Error of Mean = 2,389) dibandingkan

dengan skor posttest kelompok eksperimen (Mean = 75,77; Standar Error of Mean

= 2,847). Perbedaan ini signifikan dengan perhitungan independent t-test

menunjukkan tingkat/derajat singnifikansi 0,005 (≤0,05). Dapat dikatakan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar siswa atas penerapan paradigma pedagogi reflektif.

Kata Kunci : Prestasi belajar, Paradigma Pedagogi Reflektif


(10)

ABSTRACT

Setiawan, H. (2017). The Differences of Students’ Achievement Over Reflective Pedagogical Paradigm Implementation in Various Themes of the 4th Grade in Elementary School. Yogyakarta.UniversitasSanata Dharma.

The background of the study was caused by the lack of learning model in

improving the students’ achievement in elementary school. Besides, there was a

theory that the implementation of reflective pedagogical paradigm learning model

is adequate to improve the students’ achievement. The objective of this study was

to know the differences of students’ achievement over Reflective Pedagogical

Paradigm implementation.

The type of the research applied in this study was a quasi experimental which the design was nonequivalent control group. The population of the research

was all the 4th grade students of SD N Candirejo 1. The sample of the research

was divided into experimental group and control group. The experimental group

was the 4th A and the control group was the 4th B. The collected data were

obtained from the pretest and posttest that were done by 11 multiple choices that have been tested for the validity and reliability. The procedure of research analysis was the prerequisite test analysis (normality and homogeneity), and the hypothesis test was using independent t-test that was supported by Microsoft Excel andStatistical Product and Service Solutions

(SPSS).

The study reports that the mean score of the posttest in the control group was lower (Mean = 64,86; Standart Error of Mean = 2,389) than the posttest score in the experimental group (Mean = 75,77; StandartError of Mean = 2,847). There was significance with the independent t-test shows the significant level

0,005 (≤ 0,05). It can be said that there was significant difference in the students’

achievement over the Reflective Pedagogical Paradigm implementation.

Keywords: learning achievement,reflective pedagogical paradigm.


(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Skrispi yang berjudul “ PERBEDAAN PRESTASI

BELAJAR SISWA ATAS PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM TEMABERBAGAI PEKERJAAN KELAS IV SEKOLAH DASAR “ ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Apri Damai Sagita Krissandi, M.Pd Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4. Drs. YB. Adimassana, M.A Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, masukan dan arahan selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Th. Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan arahan selama proses penyusuna skripsi ini

6. Para Dosen ahli yang telah memberikan konstribusi dalam penelitian ini. 7. Sahil, M.Pd Selaku Kepala Sekolah SD N Candirejo 1 Borobudur


(12)

8. Titik Robiyatun, S.Pd.SD Selaku guru kelas IVA SD N Candirejo 1 Borobudur yang telah memberikan dukungan serta izin pada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas IVA

9. Pardi, S.Pd.SD Selaku guru kelas IVB SD N Candirejo 1 Borobudur yang telah memberikan dukungan serta izin pada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas IVB

10. Siswa kelas IV A dan IV B SD N Candirejo 1 Borobudur yang bersedia bekerjasama dalam penelitian ini

11. Kedua orang tua, Bapak Judaeni dan Ibu Maryanti yang telah memberikan dukungan dan doa yang tiada henti dalam segala kondisi

12. Kakak Anik Pratiwi dan Feri yang telah mendukung dan memberikan semangat kepada peneliti

13. Yang tercinta Astri Perwitasari yang selalu memberikan semangat, doa dan motivasi kepada peneliti

14. Kelompok bermain K3U Ichwan, Yoga, Andi, Roni, Danang, Mita, Ninik, Nurul, Alun, Ummy, dan Dista yang selalu memberikan semangat dan doa 15. Teman kolaboratif Fransisca Romana Eka Ratnasari, Anggun Nisa Dwi

Taurizky, Rita Arum Kusuma, dan Artya Yogi Pramana yang selalu memberikan bantuan, semangat dan doa

16. Teman- teman kelas C angkatan 2011 yang memberikan semangat dan dukungan untuk peneliti

17. Segenap pihak yang telah membantu, peneliti tidak dapat menyebutkan satu persatu


(13)

Peneliti mengharap adanya saran, masukan, maupun kritik demi perbaikan skripsi ini agar menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 23 Maret 2017

Peneliti

Hendri Setiawan


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5


(15)

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Pustaka... 8

a. Prestasi Belajar ... 8

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 8

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 9

1. Faktor Internal ... 9

2. Faktor Eksternal ... 10

c. Fungsi Prestasi Belajar ... 10

b. Paradigma Pedagogi Reflektif ... 12

a. Langkah-langkah Paradigma Pedagogi Reflektif ... 14

b. Kekuatan dan Kelemahan PPR... 17

c. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)... 18

c. Kurikulum 2013 ... 20

a. Pengertian Kurikulum 2013 ... 20

b. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 22

c. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 ... 27

d. Pembelajaran Tematik ... 29

a. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 29

b. Landasan Pembelajaran Tematik ... 29

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 31

d. Kelebihan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik ... 32

B. Penelitian yang Relevan ... 34


(16)

C. Kerangka Berpikir ... 37

D. Hipotesis Penelitian... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Jenis Penelitian... 41

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 43

C. Populasi dan Sampel ... 46

D. Variabel Penelitian dan Data Penelitian... 47

1. Variabel Bebas ... 48

2. Variabel Terikat ... 48

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48

1. Dokumentasi ... 49

2. Wawancara ... 49

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 51

1. Tes ... 51

2. Non Tes ... 52

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 54

1. Uji Validitas Instrumen ... 54

a. Validitas Isi ... 55

b. Validitas Muka ... 59

c. Validitas Konstruk ... 60

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 66

3. Indeks Kesukaran (IK) ... 68

H. Teknik Analisis Data ... 70


(17)

1. Null Hypothesis ... 71

2. Mengorganisasi Data ... 72

a. Data Coding ... 72

b. Data Editing ... 72

c. Data Entry ... 73

d. Data Cleaning ... 73

3. Menentukan Taraf Signifikansi ... 73

4. Uji Prasyarat Analisis Skor Pretest dan Posttest ... 74

a. Uji Prasyarat Analisis Skor Pretest... 74

1) Uji Normalitas Skor Pretest... 74

2) Uji Homogentitas Skor Pretest ... 76

3) Uji Independent t-test Skor Pretest... 78

b. Uji Prasyarat Analisis Skor Posttest ... 79

1) Uji Normalitas Skor Posttest ... 79

2) Uji Homogenitas Skor Posttest ... 81

3) Uji Hipotesis Skor Posttest ... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 85

A. Deskripsi Penelitian ... 85

B. Hasil Penelitian ... 88

1. Hasil Uji Prasyarat Skor Pretest... 92

a. Hasil Uji Normalitas Skor Pretest ... 92

b. Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest ... 98 c. Hasil Uji Independent t-test Skor Pretest ...

xvi


(18)

2. Hasil Uji Prasyarat Skor Posttest ... 102

a. Hasil Uji Normalitas Skor Posttest ... 102

b. Hasil Uji Homogenitas Skor Posttest ... 109

c. Independent t-test ... 110

C. Pembahasan ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 119

A. Kesimpulan ... 119

B. Keterbatasan Penelitian ... 120

C. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 121

LAMPIRAN... 124


(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 22

Tabel 2.2 Dampak Pengembangan Kurikulum 2013 ... 25

Tabel 2.3 Penyempurnaan Perumusan Kurikulum 2013... 26

Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data ... 44

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ... 52

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara ... 54

Tabel 3.4 Kriteria Hasil Validasi RPP ... 56

Tabel 3.5 Hasil Validasi RPP... 57

Tabel 3.6 Hasil Validasi Soal Pretest dan Posttest ... 59

Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Uji Validitas Empiris... 61

Tabel 3.8 Perbandingan r Hitung dan r Tabel ... 64

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas... 65

Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Reliabilitas... 67

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Reliabilitas ... 68

Tabel 3.12 Kategori Indeks Kesukaran Soal ... 69

Tabel 3.13 Indeks Kesukaran Setiap Butir Soal... 70

Tabel 4.1 Daftar Kegiatan saat Penelitian ... 87

Tabel 4.2 Diskripsi Hasil Pretest dan Posttest... 88

Tabel 4.3 Skor Pretest dan Posttest ... 90

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest Kelompok Kontrol ... 93

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest


(20)

Kelompok Eksperimen ... 96

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest ... 99

Tabel 4.7 Hasil Uji Independent t-test ... 101

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Kontrol... 103

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Eksperimen 106 Tabel 4.10 Hasil Uji Perhitungan Uji Homogenitas Skor Posttest ... 110

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Independent t-test ... 112

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Independent t-test ... 112


(21)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Langkah-Langkah Paradigma Pedagogi Reflektif ... 14

Gambar 2.2 Skema Penelitian yang Relevan ... 36

Gambar 2.3 Diagram Kerangka Berpikir ... 39

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 42

Gambar 3.2 Rumus Korelasi ... 62

Gambar 3.3 Rumus Cronbach’s Alpha ... 66

Gambar 3.4 Rumus Indeks Kesukaran ... 69

Gambar 3.5 Rumus Kolmogorov Sminorv ... 75

Gambar 3.6 Rumus Lavene’s Test... 77

Gambar 3.7 Rumus Kolmogorov Sminorv ... 80

Gambar 3.8 Rumus Independent t-test... 83

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 91

Gambar 4.2 Histogram Skor Pretest Kelompok Kontrol ... 95

Gambar 4.3 P-P Plot Skor Pretest Kelompok Kontrol ... 95

Gambar 4.4 Histogram Skor Pretest Kelompok Eksperimen ... 97

Gambar 4.5 P-P Plot Skor Pretest Kelompok Eksperimen ... 97

Gambar 4.6 Histogram Skor Posttest Kelompok Kontrol ... 105

Gambar 4.7 P-P Plot Skor Posttest Kelompok Kontrol ... 105

Gambar 4.8 Histogram Skor Posttest Kelompok Eksperimen... 107

Gambar 4.9 P-P Plot Skor Posttest Kelompok Eksperimen ... 108


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Surat Permohonan Izin dan Bukti Telah Melakukan

Penelitian ... 124 Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen ... 126 Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol ... 189 Lampiran 4 Hasil Validasi RPP ... 223 Lampiran 5 Hasil Validasi Soal ... 235 Lampiran 6 Soal Validitas Konstruk ... 238 Lampiran 7 Soal Pretest dan Posttest ... 241

Lampiran 8 Contoh Hasil Pekerjaan Pretest dan Posttest

Siswa Eksperimen ... 243

Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan Pretest dan Posttest

Siswa Kontrol ... 246 Lampiran 10 Hasil Wawancara ... 248 Lampiran 11 Hasil Uji Validitas Muka ... 249 Lampiran 12 Hasil Refleksi Siswa ... 250

Lampiran 13 Keterangan Penilaian Conscience/Afektif... 254

Lampiran 14 Tabulasi Soal Validitas Konstruk ... 256

Lampiran 15 Tabulasi Data Mentah Pretest dan Posttest

Eksperimen... 267

Lampiran 16 Tabulasi Data Mentah Pretest dan Posttest

Kontrol ... 269


(23)

Lampiran 17 Analisis skor Pretest dan Posttest kelompok kontrol dan Eksperimen ... 271 Lampiran 18 Foto-foto... 295


(24)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab satu ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Model pembelajaran di sekolah khususnya SD masih belum terlaksana secara maksimal. Alasannya adalah tingkat antusias siswa masih kurang sehingga penggunaan model dan Rencana Pelaksanaan Pembelejaran (RPP) kurang maksimal dalam proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran di dalam kelas masih kurang dimanfaatkan oleh guru. Dalam hal ini model pembelajaran yang akan diterapkan adalah paradigma pedagogi reflektif (PPR). PPR adalah sebuah model pembelajaran yang lebih menekankan pada refleksi, guna menunjang hasil belajar yang diharapkan. Terdapat tiga tujuan dalam

model pembelajaran PPR, yaitu competence, conscience, dan compassion.

Competence adalah kemampuan untuk meningkatkan kompetensi antara

siswa dengan didampingi oleh guru. Concscience adalah kemampuan

untuk melatih kepekaan antara siswa dengan guru, dan compassion adalah

kemampuan untuk menumbuhkan sikap tenggang rasa dengan sesama. Penulis menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), dengan tujuan siswa bisa memahami dan mengikuti


(25)

pembelajaran sesusai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Model yang penulis gunakan sudah dipertimbangkan terlebih dahulu, karena penerapan PPR cukup efektif membantu pemahaman siswa dalam belajar. Pemahaman seorang siswa begitu penting guna menunjang proses belajar mengajar di dalam kelas. Pemahaman merupakan kemampuan yang umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Menurut Poesprodjo (1987), pemahaman adalah bukan kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam diri pada situasi atau dunia orang lain. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya di dalam orang lain. Proses pemahaman merupakan syarat mendasar suatu kegiatan belajar mengajar, apabila proses memahami saja masih rendah, maka akan mempengaruhi proses belajar mengajar.

Perkembangan yang dihadapi siswa dalam jenjang sekolah dasar anatara lain mengatur beraneka kegiatan siswa belajarnya dengan bersikap tanggung jawab, bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima oleh seorang serta teman-teman sebaya, cepat mengembangkan bekal

kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung,

mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan (value), dan membentuk kata hati (Winkel, 2007). PPR ini diterapkan dalam pembelajaran tematik dengan metode penelitan ekpserimen dengan metode quasi eksperimen guna mengetahui tingkat perkembangan siswa. Quasi eksperimen merupakan bentuk pembelajaran eksperimen dengan


(26)

membandingkan dua kelompok atau dua kelas, yaitu sebuah kelompok eksperimen dengan pengukuran yang berulang atau pemberlakuan kelompok kontrol yang tidak ekuivalen dengan kelompok eksperimen karena ketiadaan randomisasi. Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik memiliki kesamaan dalam memberikan pengalaman yang bermakna. Ketiga model pembelajaran ini akan diterapkan di kelas IV dengan jumlah 2 kelas.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Candirejo 1 Magelang, yang merupakan SD inti di wilayah magelang. Lebih lanjut peneliti melakukan tahap wawancara dengan guru kelas IV terlebih dahulu. Melalui wawancara tersebut peneliti mendapatkan informasi bahwa di kelas IV mengalami permasalahan prestasi belajar beberapa siswa yang masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Selanjutnya peneliti melakukan observasi langsung untuk mengetahui situasi dan proses belajar di dalam kelas.

Mengetahui latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dilakukan penelitian menggunakan metode eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik. PPR bertujuan untuk menumbuh kembangkan kepribadian siswa, siswa dapat menarik kesimpulan, serta memberikan pengalaman mengenai nilai-nilai kemanusian. Sebagai hasil pemberian pengalaman mengenai nilai-nilai kemanusiaan siswa dapat merefleksikan pengalaman yang kemudian dapat mewujudkannya dalam


(27)

bentuk aksi dan menerapkan dalam kehidupan berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh.

Melalui penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang dilakukan pada siswa kelas IV di SDN Candirejo, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat menunjukkan perbedaan prestasi belajar dengan model pembelajaran yang digunakan sebelumnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : Perbedaan Prestasi Belajar Siswa atas Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Dalam Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV Sekolah Dasar.

B. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak menjadi terlalu luas, maka perlu ditetapkan adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah ini disesuaikan dengan kemampuan penulis, baik dari segi waktu, tenaga dan biaya. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Penelitian ini hanya permasalahan pada perbedaan peningkatan prestasi

belajar siswa atas penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran yang menggunakan kurikulum 2013. Peneliti mengambil materi pembelajaran dengan tema 4

“Berbagai Pekerjaan” subtema 3 “Pekerjaan Orangtuaku”.

2) Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas IV SDN Candirejo 1 Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015.


(28)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut : “Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar

pada siswa kelas IV SDN Candirejo 1 atas penerapan model pembelajaran

berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif pada tema “ Berbagai Pekerjaan?”

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Candirejo 1 atas penerapan model pembelajaran berbasis Paradigma

Pedagogi Reflektif pada tema “ Berbagai Pekerjaan”.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik bersifat teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan mengikuti proses pelajaran. Meningkatkan hasil belajar siswa agar sesusai dengan kriteria kelulusan minimal (KKM).

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru


(29)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru utnuk menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Menambah pengetahuan bagi guru tentang strategi dan metode belajar mengajar pada pembelajaran tematik.

b. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan memupuk rasa percaya diri pada siswa sehingga menjadi lebih berkembang. Penerapan model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada pembelajaran tematik, siswa SD memperoleh prestasi belajar yang diharapkan.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata kepada peneliti untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang lebih tentang penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

F. Definisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

PPR adalah sebuah model pembelajaran yang menyediakan solusi dan proses pendampingan peserta didik dengan tujuan memberikan


(30)

pengembangan hidup sesuai dengan nilai-nilai kehidupan, aksi dan pengalaman. Dalam hal ini peserta didik diberikan pengalaman yang dibagi menjadi dua yaitu pengalaman langsung yang bersumber dari pengalaman peserta didik, dan pengalaman tidak langsung berupa melihat, membaca dan mendengar.

2) Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah kemampuan belajar siswa yang telah diukur melalui tes dan penilaian.

3) Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam suatu tema.


(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini akan dibahas berupa landasan teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

A. Kajian Pustaka

- Prestasi Belajar

.2 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hal-hal menyangkut pengetahuan yang berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Pendapat dikemukakan oleh Mulyasa (2013:189) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar. Seseorang yang memiliki prestasi belajar yang baik, maka mempunyai potensi hasil belajar yang baik. Selanjunya Arifin (2009:12) menjelaskan prestasi belajar merupakan suatu masalah yang besifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang retang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Sudjana (2004:23) menyatakan bahwa diantara ketiga ranah ini yakni kognitif, rafektif, dan psikomotorik, maka ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh para guru di sekolah untuk mengetahui hasil pemahaman siswa. Hasil pengukuran belajar inilah yang akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan


(32)

pengajaran yang telah dicapai. Pengukuran hasil belajar harus mencakup karakteristik penilaian sebagai berikut:

1) Penilaian untuk domain sikap yang meliputi keimanan, akhlak mulia, percaya diri dan bertanggung jawab.

2) Penilaian untuk domain pengetahuan memiliki pengetahuan factual dan konseptual, teknologi, seni, budaya dan wawasan kebangsaan.

3) Penilaian untuk domain keterampilan ini mencakup kemampuan berpikir efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. 4) Penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap

proses dan hasil belajar siswa.

.3 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Masalah yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu (a) cara guru mengajar; (b) sarana dan prasarana sekolah; (c) lingkungan keluarga dan sosial; dan (d) sikap peserta didik. Winkel (1991:200) menyebutkan terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu itu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut uraian faktor internal maupun faktor eksternal:

 Faktor Internal Belajar

Permasalahan belajar pada faktor internal ini berasal dari kepribadian siswa baik fisik maupun mental. Dari individu siswa,


(33)

masalah-masalah belajar yang dapat muncul berhubungan dengan karakteristik siswa, sikap, minat, motivasi dan rasa

percaya diri pada siswa. Faktor-faktor tersebut dapat

mempengaruhi proses belajar yang berakibat meningkat atau menurunnya hasil belajar. Untuk dapat memahami kesulitan proses belajar yang disebabkan faktor internal, hendaknya guru atau orang tua memahami dengan baik pemecahan masalah pada individu peserta didik.

 Faktor Eksternal Belajar

Proses belajar disamping ditentukan oleh faktor-faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, turut dipengaruhi juga oleh faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal adalah kondisi yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa berasal dari luar. Faktor-faktor eksternal tersebut ialah faktor guru, lingkungan (keluarga dan sosial), sarana dan prasarana, dan kurikulum sekolah. Pada berbagai kegiatan pembelajaran lain kita dapat melihat berbagai contoh nyata, tidak sedikit siswa yang sebelumnya memiliki prestasi belajar yang rendah mampu merubah menjadi lebih baik. Karena guru mampu merencanakan kegiatan belajar dengan baik.

.4 Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Arifin (2009:12), prestasi belajar semakin terasa penting karena mempunyai beberapa fungsi utama antara lain:


(34)

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas penegtahuan yang telah dikuasai siswa.

2) Prestasi belajar sebagai pemuasan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inivasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator internal dan eksternal dari suatu

instuti pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

belajar dalam dijadikan indikator tingkat pruduktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

5) Pretasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah diperoleh dari proses


(35)

pembelajaran melalui penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan dengan nilai. Di dalam prestasi belajar terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yakni faktor internal (faktor diri) dan faktor eksternal yang digolongkan kedalam faktor sosial dan non sosial . Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar ,fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.

- Paradigma Pedagogi Reflektif ( PPR )

Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan pola pikir (paradigma) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang berkemanusiaan (pedagogi reflektif). PPR terdiri dari tiga kata yaitu, paradigma, pedagogi, dan reflektif dari ketiga kata tersebut masing-masing kata akan memiliki arti yang berbeda. Paradigma menurut Kamus Umum Bahasa Indonenesia adalah pola pikir/metode yang melekat pada fasilitator/guru. Menurut tim redaksi Kanisius (2008:39) dalam dunia pendidikan maksud dari paradigma sendiri merupakan pendekatan atau model pembelajaran sedangkan pedagogi adalah cara pendidik atau fasilitator mendampingi para peserta didik selama bertumbuh dan berproses. Pedagogi adalah suatu cara pendidik untuk mendampingi para peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya (Subagya, 2010:22). Pengertian


(36)

dari reflektif merupakan langkah pengalaman, refleksi, dan aksi menawarkan bermacam-macam cara dalam membentuk pribadi siswa. Melalui pola pikir tersebeut siswa diharapkan mampu merefleksikan secara keyakinan sendiri (Tim Redaksi Kanisius, 2008:40).

PPR merupakan model pembelajaran dengan mengintegrasikan pengetahuan, pengalaman, dan sikap yang perlu di peroleh siswa selama proses pembelajaran dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan sehingga siswa mampu merefleksikannya. PPR terdapat

tiga indikator yaitu aspek 3C (competence, conscience, dan

compassion). Competence merupakan kemampuan penguasaan

kompetensi secara utuh yang disebut juga dengan kemampuan kognitif (Subagya, 2010). Berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal dalam proses belajar mengajar dapat dipengaruhi oleh peserta didik cenderung ramai, senang mengobrol dengan teman, serta kurang mendengarkan pendidik dalam menerangkan materi ajar saat pembelajaran. Sehingga peserta didik cenderung tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas maka akibatnya prestasi belajar peserta didik kurang memuaskan. Penalaran eksplorasi, kreativitas, dan kemandirian sangat diperlukan untuk mencapai kualitas yang unggul.

Conscience merupakan kemampuan afektif yang secara khusus

mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani (Subagya, 2010). Kemampuan afektif ini bertujuan untuk menentukan pilihan-pilihan


(37)

yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah peserta didik kurang teliti dalam mengerjakan soal, kurang disiplin, dan kurangnya kerapian dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pendidik.

Compassion adalah aspek psikomotor yang berupa tindakan

konkret maupun batin disertai rasa bagi sesama (Subagya, 2010).

Berkaitan dengan compassion, peserta didik kurang berminat untuk

mengambil bagian ketika bekerja sama menyelesaikan tugas kelompok, peserta didik kurang peduli dalam menolong teman yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, dan peserta didik kurang peduli dalam memelihara lingkungan sekitarnya. Tujuan pada aspek ini mengajak peserta didik menjadi manusia yang sanggup mencintai dan dicintai, sehingga membentuk peserta didik menjadi pemimpin pelayanan.

a. Langkah-Langkah Paradigma Pedagogi Reflektif

Berikut ini adalah dinamika model pembelajaran PPR menurut Subagyo (2010:65).

KONTEKS

EVALUASI PENGALAMAN

AKSI REFLEKSI


(38)

Berdasarkan gambar 2.1 penjelasan langkah-langkah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah sebagai berikut:

1) Konteks

Konteks untuk menumbuhkembangkan nilai kemanusiaan yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan

materi pelajaran. Guru sebagai fasilitator melakukan

penyesuaian antara materi dan metode pembelajaran di dalam kelas. Guru juga perlu memyemangati mereka agar memliki nilai seperti persaudaraan, solidaritas, tanggungjawab dan sosial budaya.

2) Pengalaman

Pengalaman untuk menumbuhkembangkan

persaudaraan, solidaritas, tanggungjawab, dan sosial budaya adalah tahapan paling efektif. Melalui pengalaman siswa dapat mengalami sendiri nilai yang ingin dikembangkan terhadap bahan yang dipelajari. Pengalaman nilai dapat berupa pengalaman langsung dan juga dapat berupa pengalaman secara tidak langsung. Pengalaman tidak langsung misalnya dengan mempelajari suatu kejadian. Ketika guru memberikan siswa pengalaman melalui sebuah cerita, siswa dapat berimajinasi melalui sugesti cerita yang diberikan oleh guru.


(39)

3) Refleksi

Refleksi adalah sebuah proses melihat kembali

pengalaman yang telah dijalankan. Istilah refleksi dipakai dalam arti menyimak kembali bahan studi tertentu, pengalaman, ide, atau reaksi spontan supaya dapat menangkap maknanya lebih mendalam. Jadi refleksi adalah suatu proses yang memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi. Melalui refleksi siswa meyakini makna nilai yang terkandung dalam pengalamannya. Diharapkan siswa dapat membentuk pribadi mereka sesuai dengan nilai yang terkandung.

4) Aksi

Melalui pengalaman dan refleksi siswa diajak untuk mendalami nilai dan mencari makna hidup dengan sebuah aksi. Aksi merupakan sikap atau perbuatan secara langsung yang ingin dilakukan siswa dengan keyakinannya sendiri. Kegiatan aksi dipakai untuk menunjuk pertumbuhan batin seseorang berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan. Dengan membangun niat dan sikap atas keyakinannya sendiri siswa membentuk pribadinya dan nilai-nilai yang direfleksikannya. 5) Evaluasi

Evaluasi merupakan sebuah kegiatan mengevaluasi atau mengoreksi hal-hal yang telah terjadi atau dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru memberikan


(40)

evaluasi atas perkembangan kepribadian siswa. Evaluasi pembelajaran sangat baik digunakan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terdapat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan mengetahui kekurangan tersebut maka guru dapat mengambil langkah untuk memperbaikinya.

b. Kekuatan dan Kelemahan PPR

Model Paradigma Pedagogi Reflektif juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Menurut Tim Redaksi Kanisius (2008:57) PPR memiliki tiga kelebihan yaitu (1) murah meriah, dapat diterapkan dalam semua bidang studi tanpa menambah sarana dan prasarana; (2) PPR dapat diterapkan pada semua kurikulum: KTSP, Kurikulum 2013, KBK, bahkan pada kurikulum mana pun; (3) cepat kelihatan hasilnya, terlihat jelas siswa akrab satu sama lain, solider, dan saling menghargai. Secara ringkas kelebihan-kelebihan merapkan PPR di sekolah adalah tidak menghambat kurikulum baru, mengajarkan dan melatih nilai-nilai kemanusiaan, dan menjadikan sekolah lebih unggul.

Selain kelebihan, PPR juga memiliki kekurangan yaitu: (1) pendidik kurang dapat memeberikan perhatian secara menyeluruh pada peserta didik, karena jumlah peserta didik yang banyak. Guru dituntut untuk bersabar dalam mengajar dan


(41)

tidak memilih milih siswa dalam pendampingan di dalam kelas, dan (2) pendidik tidak mudah menjalankan metode PPR karena butuh dukungan penuh dari jajaran sekolah.

Melalui uraian tersebut, Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu model pembelajaran yang menekankan refleksi dalam rangka menemukan nilai-nilai hidup dalam proses pendidikan dan dapat digunakan untuk pijakan hidup. Tujuan dari PPR dibagi menjadi dua bagian yaitu bagi para pendidik dan bagi siswa. Bagi pendidik diharapkan guru semakin dapat memahami dan mendampingi perkembangan peserta didik selama proses belajar mengajar. Bagi siswa diharapkan menjadi manusia secara intelektual berkompeten, terbuka untuk perkembangan, dan religius. Pelaksanaan model pembelajaran

PPR pun memiliki kelebihan dan kekurangan dalam

pelaksanaannya. Kelebihan PPR adalah dapat diterapkan di semua kurikulum dengan menerapkan semangat berbadi dalam proses pembelajaran. Kelemahan PPR adalah kesulitan dalam memberikan perhatian secara menyeluruh kepada setiap siswa.

c. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

PPR menggunakan kata pedagogi bukan pendidikan. Hal ini didasari untuk menekankan bahwa pendidikan adalah pendampingan dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa. Oleh karena itu perlu disadari bahwa pola pikir PPR adalah


(42)

membentuk pribadi, dengan memberi siswa pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan dan merefleksikan pengalaman tersebut (Tim Redaksi Kanisius, 2008:60). Menurut Tim PPR Kanisius (2010:24), tujuan PPR merupakan pembentukan pribadi manusia secara penuh dan lebih mendalam. Proses pembentukan yang menuntut keunggulan untuk mencapai bakat dan kemampuannya. Pembentukan karakter pribadi diharapkan sedemikian rupa sehingga siswa nantinya akan berkomitmen

memperjuangkan kehidupan bersama berdasarkan nilai

kemanusiaan. PPR menekankan refleksi sebagai unsur pokok yang harus ada di dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah model pembelajaran yang menerapakan nilai-nilai Kemanusiaan. Ciri khusus dari model pembelajaran ini adalah adanya 3C

(Competence, Conscience, Compassion) dalam pembuatan

indikator. Pembuatan perencanaan pembelajaran pada model PPR memiliki tahapan-tahapan yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Model pembelajaran PPR ini selain mengembangkan kemampuan siswa pada ranah kognitif, tetapi juga meningkatkan kemapuan siswa pada ranah afektif dan psikomotorik. Peserta didik tidak hanya pandai dari segi


(43)

kognitifnya saja, tetapi juga perilaku dan psikomotoriknya juga berkembang secara baik.

- Kurikulum 2013

.2 Pengertian Kurikulum 2013

Pemerintah melalui kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan pada tahun 2013 mengganti kurikulum baru sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP tahun 2006 yang diberi nama kurikulum 2013. Muzamiroh (2013) berpendapat bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tetapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006. Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran yang berbasis saintifik dengan lima langkah pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran dalam kurikulum

sebelumnya menggunakan tiga langkah. Dalam kurikulum

sebelumnya, (KTSP), ada tiga langkah dalam metode

pembelajarannya, yaitu elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi. Sedangkan dalam Kurikulum 2013 ada lima langkah, yaitu mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

Pada dasarnya pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari srategi meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu bentuk pengembangan kurikulum yang akhir-akhir ini menjadi perhatian


(44)

adalah pengintegrasian kurikulum yang ahsilnya disebut sebagai kurikulum terpadu. Mneurut Frazee dan Rudnitski (1995), kurikulum

terpadu (integrated curriculum) pada dasarnya mengintegrasikan

sejumlah disiplin (mata pelajaran) melalui keterkaitan di antara tujuan, isi, ketrampilan, dan sikap. Tujuan dari kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 mencakup beberapa ranah sebagai berikut :

1) Ranah sikap : agar peserta didik tahu secara langsung mengapa hal tersebut bisa terjadi.

2) Ranah keterampilan : agar peserta didik tahu bagaimana melakukan melalui tindakan, bukan hanya sekedar teori.

3) Ranah pengetahuan : agar peserta didik tahu apa yang akan dipelajari lebih luas dan lebih lanjut.

4) Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 ini, merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dan memadukannya melalui kehidupan sehari-hari untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Melalui kurikulum 2013 ini, guru diharapkan mampu untuk lebih


(45)

kreatif, berwawasan luas, mampu mengaplikasikan materi dengan kehidupan sehari-hari, dan memotivasi siswa.

.3 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, tidak terlepas dari perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya. Hal ini menutut perlunya perbaikan sistem pendidikan yaitu penyempurnaan kurikulum. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari tujuan meningkatkan mutu pendidikan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengungkapkan bahwa perubahan dan pengembangan

pada kurikulum memiliki tujuan untuk memperbaiki dan

mengembangkan kurikulum sebelumnya supaya sesuai dengan perkembangan global.

Elemen perubahan kurikulum 2013 menurut Abdul Madjid (2014:35) meliputi: 1) standar kompetensi lulusan; 2) standar proses; 3) standar isi; dan 4) standar penilain. Adapun penjelasan lebih terperinci berupa tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Elemen Deskripsi

SD

Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft

skills dan hard skills yang meliputi aspek

kompetensi sikap, ketrampilan, dan

pengetahuan.


(46)

Elemen Deskripsi SD Mata Pelajaran

(isi)

mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan (isi)

Kompetensi dikembangkan melalui:

Tematik Integratif dalam semua mata pelajaran. Struktur Kurikulum (Mata Pelajaran dan alokasi waktu) (isi)

a. Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial, dan budaya.

b. Pembelajaran dlaksanakan dengan pendekatan sains.

c. Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6.

d. Jumlah jam bertaambah 4 JP/ minggu

akibat perubahan pendekatan

pembelajaran.

Proses

Pembelajaran

Standar proses yang semula terfokus pada

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi

dilengkapi dengan mengamati, menanya,

mengolah, menalar, menyajikan,

menyimpulkan, dan mencipta.

Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan.

Tematik dan terpadu.


(47)

Elemen Deskripsi SD

Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan), yaitu pencapaian hasil belajar

didasarkan pada posisi skor yang

diperolehnya terhadap skor ideal

(maksimal).

Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL.

Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

Ekstrakurikuler

a. Pramuka (wajib) b. UKS

c. PMR

d. Bahasa Inggris

Sumber: Pembelajaran Tematik Terpadu

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik menjadi lebih aktif dalam belajar. Pada setiap pengembangan kurikulum dapat berdampak pada tingkat perkembangan peserta didik. Berikut dampak pengembangan kurikulum 2013:


(48)

Tabel 2.2 Dampak Pengembangan Kurikulum 2013 No. Entitas

Pendidikan

Perubahan yang diharapkan

1. Peserta Didik 1. Lebih produktif, kreatif, inovatif,

afektif

2. Lebih bergairah dan senang di sekolah dan belajar

2. Pendidik dan

Tenaga

1. Lebih bergairah dalam mengajar 2. Lebih mudah dalam memenuhi

ketentuan 24jam per minggu

3. Manajemen

Satuan Pendidikan

1. Lebih mengedepankan layanan pembelajaran termasuk bimbingan dan penyuluhan 2. Antisipasi atas semaraknya

variasi kegiatan pembelajaran

4. Masyarakat

Umum

1. Memperoleh lulusan sekolah yang kompeten

2. Kebutuhan pendidikan dapat dipenuhi oleh sekolah

3. Dapat meningkatkan kesejahteraannya

5. Negara dan

Bangsa

1. Meningkatkan reputasi internasional dalam bidang pendidikan

2. Meningkatkan daya saing

3. Berkembangnya peradaban bangsa


(49)

Berdasarkan pemaparan tentang pengembangan kurikulum yaitu kurikulum 2013 dapat dijelaskan bahwa sesungguhnya kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Berikut tabel yang menjelaskan hal tersebut:

Tabel 2.3 Penyempurnaan Perumusan Kurikulum No. KBK 2004/KTSP 2006 Kurikulum 2013

1. Standar Kompetensi

Lulusan diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan

2. Standar isi dirumuskan

berdasarkan Tujuan Mata

Pelajaran (Standar

Kompetensi Lulusan

Mata Pelajaran) yang

dirinci menjadi Standar

Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3. Pemisah antara mata

pelajaran pembentuk sikap, pembentuk ketrampilan, dan

pembentuk pengetahuan

Semua mata pelajaran harus berkonstribusi terhadap pembentukan sikap,

ketrampilan, dan pengetahuan 4.

Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai

5. Mata pelajaran lepas satu

dengan yang lain, seperti sekumpulan mata

Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)


(50)

pelajaran terpisah

Sumber: Kemendikbud, 2013

Dari penjelasan tabel-tabel di atas menunjukkan bahwa kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum KBK (2004) dan KTSP (2006). Penyempurnaan kurikulum 2013 mempunyai beberapa perbedaan dengan kurikulum KBK (2004) dan KTSP (2006). Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kurikulum 2013 berdasarkan pada kebutuhan siswa, sedang kurikulum KBK dan KTSP diturunkan dari Standar Isi. Selain itu, perbedaan yang tedapat pada Kurikulum 2013 yaitu mata pelajaran terintregrasi dengan mata pelajaran lainnya, sedangkan KBK dan KTSP mata pelajaran masih terpisah- pisah.

.4 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memiliki kelibihan dari kurikulum sebelumnya. Menurut Kurniasih dan Sani (2014:40) kelebihan dari Kurikulum 2013 yaitu: (1) siswa dituntut aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah; (2) adanya penilaian dari semua aspek, penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, dan sikap; (3) munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti; (4) adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan


(51)

pendidikan nasional; (5) kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan; (6) guru berperan sebagai fasilitator.

Kurikulum 2013 memiliki beberapa kekurangan. Menurut Kurniasih dan Sani (2014:40) kekurangan tersebut yaitu: (1) guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan Kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas; (2) banyak guru belum siap dengan Kurikulum 2013; (3) kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan saintifik; (4) kurangnya ketrampilan guru untuk merancang RPP; (5) guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik; (6) terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya agar sesuai dengan perkembangan global. Kurikulum mengalami perkembangan berdasarkan landasan filosifis, landasan teroritis, landasan yuridis. Kelebihan Kurikulum 2013 adalah siswa menjadi aktif dalam memperoleh pengetahuan, sedangkan kekurangan Kurikulum 2013 adalah guru kurang begitu siap dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.


(52)

- Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman berharga pada siswa (Depdiknas, 2006:5). Trianto (2009:84) juga mengutarakan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran. Pada hakekatnya pembelajaran tematik merupakan bagian dari pembelajaran terpadu.

Selanjutnya, Mulyasa (2013:170) berpendapat bahwa

pembelajaran tematik merupakan pembelajaran dengan

menyuguhkan proses pembelajaran berdasarkan tema untuk dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya. Dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran tematik dalam proses pembelajaran

menggunakan tema untuk mengaitkan materi beberapa mata pelajaran. Tema sendiri adalah pokok pikiran atau gagasan yang menjadi pokok pembicaraan.

b. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan pembelajaran tematik menurut Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2006:5) ada 3 yaitu landasan filosofis, landasan


(53)

psikologis, dan landasan yuridis. Landasan filosofis ini dipengaruhi oleh 3 aliran filsafat yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Aliran progresivisme menekankan proses pembelajaran pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana alamiah, dan memperhatikan pengalaman peserta didik. Aliran konstruktivisme menekankan pada pengalaman

langsung dalam proses pembelajaran. Aliran humanisme

memandang peserta didik dari keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

Landasan psikologis berkaitan dengan tahap perkembangan peserta didik. Peserta didik diawal usia SD masih berpikir kongkret, holistik (memandang secara keutuhan), dan hierarkis (tahap perkembangan berpikir dari yang sederhana ke kompleks). Psikologi perkembangan ini diperlukan untuk menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa sesuai dengan tingkat perkembangan penyampaian materi pembelajaran. Landasan yuridis merupakan landasan hukum atau kebijakan yang mendukung dalam pelaksanan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Undang-undang yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik diantaranya adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyatakan bahwa setiap anak berhak

memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka


(54)

dengan minat dan bakatnya (Pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan

pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan

kemampuannya (Bab V pasal 1-b).

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik menurut Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2006:4) adalah (1) berpusat pada peserta didik dan guru menjadi fasilitator; (2) memberikan pengalaman langsung dan nyata sebagai dasar pemahaman hal-hal abstrak; (3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; (4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; (5) bersifat fleksibel.

Sejalan dengan Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Majid (2014:84) menyatakan bahwa karakteristik pembelajaran tematik adalah (1) berpusat pada siswa; (2) memberikan pengalaman jelas; (3) pemisah antar mata pelajaran tidak begitu jelas; (4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; (5) bersifat fleksibel, sehingga guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran yang lainnya; dan (6) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.


(55)

d. Kelebihan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik

Menurut Trianto (2009:88-89) pembelajaran tematik memiliki kelebihan, yaitu (1) waktu yang tersedia banyak, sehingga materi tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran; (2) hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami.; (3) pendidik dapat membantu peserta didik memperluas kesempatan belajar keberbagai aspek kehidupan; (4) pendidikan bebas membantu peserta didik melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang; (5) peserta didik bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, dari pada hasil belajar.

Selain memiliki kelebihan, pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan. Menurut Trianto (2009:90-91), keterbatasan dari pembelajaran tematik dapat dilihat dari penilaian yang dilakukan oleh guru. Guru harus melakukan penilaian secara menyeluruh, sehingga guru dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi berasal dari guru yang berbeda. Keterbatasan dari pembelajaran tematik lainnya adalah guru dituntut untuk memiliki wawasan yang luas dan mencari informasi dari berbagai hal. Jika tidak memiliki wawasan yang luas maka pembelajaran tematik sulit terwujud.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan


(56)

tema untuk mengaitkan berberapa mata pelajaran. Pembelajaran tematik diharapkan dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Pada pembelajaran tematik guru dituntut untuk memiliki wawasan yang luas dan mencari banyak informasi dari berbagai hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Pembelajaran tematik memiliki kelebihan, yaitu waktu yang tersedia banyak dan tidak dibatasi, pembelajaran dapat diajarkan secara logis dan alami. Keterbatasan pembelajaran tematik adalah guru harus melakukan penilaian secara menyeluruh, sehingga guru dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain apabila materi berasal dari guru lain, selain itu guru harus memiliki wawasan yang luas.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan tentang penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik sudah pernah dilakukan oleh banyak pihak. Peneliti menuliskan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian yang telah peneliti lakukan, sehingga dapat menunjang dalam penelitian ini. Ketiga penelitian tersebut yaitu penelitian milik Aspraningrum, Emawati, dan Johan.

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Aspraningrum (2011) dengan

judul penelitian “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam

Pembelajaran untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion

(3C) Peserta Didik Kelas II.A SD Kanisius Demangan Baru Semester II


(57)

menggunakan model pembelajaran tematik berpola Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas, dengan mengambil sampel siswa kelas IIA SD Kanisius Demangan Baru. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek 3C peserta didik kelas 2A SD Kanisius Demangan Baru mengalami peningkatan setelah menerapkan PPR dalam pembelajaran.

Peneitian yang kedua diakukan oleh Emawati (2012) dengan judul

penelitian “Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Pendekatan Paradigma

Pedagogi Reflektif Pada Siswa kelas V Semester 2 SD BOPKRI Demangan

III Tahun Pelajaran 2010-2011”. Penelitian ini menggunakan rancangan

penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan PPR pada mata pelajaran IPS kelas V materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari KKM yang ditentukan yaitu 60, pada siklus I ada 64% atau 16 siswa dari 25 siswa yang mencapai nilai KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada sikus I yaitu 61. Nilai tertinggi pada siklus I yaitu 81 dan nilai terendahnya 29. Pada siklus II ada 88% atau 22 dari 25 yang mencapai nilai diatas KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II yaitu 75. Nilai tertinggi pada siklus II yaitu 90 dan nilai terendahnya 56. Hal ini membuktikan bahwa dengan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar khususnya dalam mata pelajaran IPS. Penelitian tersebut memiliki


(58)

relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini meneliti tentang prestasi belajaar siswa dengan menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Johan (2011) dengan judul

penelitian mengenai “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam

Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan 3C (Competence, Conscience,

dan Compassion) Peserta Didik Kelas III”. Jenis penelitian dalam skripsi ini

adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model pembelajaran menggunakan model pembelajaran tematik berpola PPR. Berdasarkan hasil penelitan

diketahui bahwa competence, conscience, dan compassion peserta didik

mengalami peningkatan setelah menerapkan PPR dalam pembelajaran tematik. Pada pra penelitian skor competence peserta didik pada mata pelajaran Matermatika sebesar 78,97 sedangkan pada akhir siklus I sebesar 79,35 dan pada siklus II menjadi 90,9. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada pra penelitian sebesar 76,03 pada siklus I yaitu 81,3 dan pada siklus II

sebesar 98. Conscience, dan compassion pun mengalami peningkatan yaitu

pada akhir siklus I skor conscience sebesar 78,7 dan pada akhir siklus I

sebesar 75,7 dan pada akhir siklus II menjadi 90. Hal ini membuktikan bahwa dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran

temati dapat meningkatkan 3C (competence, conscience, dan compassion)

sehingga dapat peningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti karena dalam penelitian tersebut menerapkan


(59)

Paradigma Pedagogi Reflektif yang dapat meningkatkan 3C sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Literatur map dari penelitian yang relevan dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini.

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

dalam Pembelajaran Pendekatan Paradigma dalam Pembelajaran

untuk Meningkatkan

Competence,

Pedagogi Reflektif Pada Siswa kelas V

Tematik untuk Meningkatkan 3C

Conscience, dan

Compassion (3C)

Competence,

Conscience, dan

Peserta Didik Kelas II Compassion Peserta

Aspraningrum (2011) Emawati (2012) Didik Kelas III

Johan (2011)

Perbedaan Prestasi Belajar Siswa atas Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

(PPR) dalam Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV Sekolah Dasar


(60)

Gambar 2.2 menjelaskan tentang penelitian penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik dan prestasi belajar siswa. Hasil dari ketiga penelitian menunjukkan keberhasilan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap prestasi belajar siswa. Peneliti kemudian tertarik untuk melakukan penelitian penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa.

Selain persamaan dalam penerapan pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) terdapat perbedaan yang membedakan ketiga penelitian yang dilakukan peneliti lain dengan penelitian peneliti. Ketiga penelitian tersebut mengggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK), sedangkan peneliti menggunakan metode eksperimental. Berdasarkan keberhasilan penggunaan pendekatan PPR peneliti kemudian ingin melakukan penelitian menggunakan penerapan pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

Penerapan dengan menggunakan model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) telah banyak digunakan untuk mengembangkan prestasi belajar siswa. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan suatu pola pikir yang memiliki keunggulan yaitu menumbuh kembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani/ kemausiaan. Dalam menumbuh kembangkan pribadi tersebut, siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaaan, kemudian


(61)

siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut. Melalui dinamika pola pikir dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) siswa diharapkan mengalami sendiri (bukan mendapat informasi karena diberi tahu). Melalui refleksi diharapkan siswa yakin sendiri (bukan karena patuh kepada). Melalui aksi siswa berbuat dari kemauannya sendiri.

Pengalaman yang diberikan dalam model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah pengalaman persaudaraan yang disampaikan berdasarkan kerja sama kelompok. Tujuannya menumbuhkembangkan persaudaraan, solaidaritas antarteman dan saling menghargai yang merupakan aspek-aspek kekristianian/kemanusiaan. Langkah tersebut dipilih karena PPR berdasarkan kerjasama kelompok lebih mudah dipahami guru-guru, lebih mudah dilaksanakan dan lebih cepat tampak hasilnya. Pengembangan pelaksanaan PPR terletak pada dasar dan tujuannya. Landasannya antara lain adalah materi pembelajaran yang tujuannya adalah kekristianian/kemanusiaan yang lebih luas dari pada sekedar persaudaraan.

Berdasarkan beberapa penelitian yang relevan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui bahwa penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dan dapat mengembangkan prestasi belajar siswa. Penerapan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan dan sikap batin peserta didik agar mampu melihat antara korelasi


(62)

ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan sesama dan lingkungan, sehingga peserta didik memiliki motivasi untuk bertindak atas dasar pengetahuan yang dialaminya dan pada akhirya peserta didik mampu mengembangkan prestasi belajar.

Diagram dari uraian tersebut adalah sebagai berikut : Kelas

Kontrol Eksperimen

Tidak diberi penerapan PPR

Diberi penerapan PPR

Hasil Prestasi Belajar : 1. Hasil kurang

memuaskan 2. Siswa kurang

aktif

3. Siswa kurang bekerjasama dalam kelompok

Hasil Prestasi Belajar 1. Prestasi belajar lebih

meningkat

2. Siswa menjadi aktif 3. Siswa mampu

bekerjasama

Gambar 2.3. Diagram Kerangka Berpikir

Hasil prestasi belajar tersebut terdapat perbedaan antara kelas yang diberi perlakuan PPR dengan kelas yang tidak diberi perlakuan PPR. Karena


(63)

penerapan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan uji signifikan pada prestasi belajar siswa atas penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

(PPR) dalam tema “Berbagai Pekerjaan”

Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest

dan skor posttest pada kelompok eksperimen (Ho: µ1 = µ2).

Ha : ada perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan


(64)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini akan membahas tentang jenis penelitian, desain penelitian, jadwal pengambilan data, variabel, populasi dan sampel, insrtumen penelitian, uji validitas reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu quasi

experimental. Quasi experimental merupakan percobaan atau eksperimen

yang memiliki perlakuan dan pengukuran namun tidak menggunakan penempatan secara acak. Pemilihan jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Penelitian dilakukan secara berkelompok dan individu antara kelas kontrol dan eksperimen. Kelompok pada penelitian ini tidak memungkinkan dilakukan pemilihan secara acak

(random). Menurut Widi (2010:76) penelitian eksperimen merupakan

penelitian yang dilakukan dengan menggunakan perlakuan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Desain penelitian yang akan

diterapkan adalah dengan menggunakan nonequivalent pretest-posttest

control-group design. Nonequivalent pretest-posttest control-group design

merupakan desain eksperimen yang memiliki dua kelompok, di mana

kelompok pertama mendapat perlakuan (treatment) dan kelompok kedua


(65)

merupakan pengendali (control). Untuk melihat perbedaan menggunakan perbandingan hasil observasi pada kelompok pertama dengan hasil observasi pada kelompok kedua.

Creswell (2012: 242), mengungkapkan bahwa nonequivalent pretest-

posttest control-group design merupakan desain penelitian yang

membandingkan dua kelompok, masing-masing kelompok tersebut sama- sama diberikan pretest dan posttest. Desain penelitian Nonequivalent

Control Group Design dipilih bertujuan untuk mengetahui perbedaan

prestasi belajar antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen

setelah diberikan pretest dan posttest. Desain penelitian nonequivalent

control-group design digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2

O3 O4

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2014: 116)

Keterangan:

O1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen

O2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen

X : Pemberian perlakuan

O3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol

O4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok kontrol

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa desain penelitian dalam penelitian ini seperti yang telah digambarkan. Kelompok eksperimen ditunjukkan tanda


(66)

O1 dan O3 kelompok kontrol dan eksperimen sama-sama diberi soal pretest

untuk melihat kemampuan awal siswa. O2 dan O4 kelompok kontrol dan

eksperimen sama-sama diberi soal posttest untuk melihat kemampuan akhir

siswa. Pemberian posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

sama, hanya saja sebelum diberikan posttest kelompok eksperimen diberi perlakuan yang berbeda dari kelompok kontrol.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil dua kelas yang akan diteliti

yaitu kelas eksperimen dan kelas control. Kelas eksperimen diambil dari

kelas IVA dan kelas control dari kelas IVB. Masing-masing kelas akan diberi

treatment yang berbeda-beda. Pretest akan dikerjakan masing–masing kelas

untuk melihat kemampuan awal siswa, yang diberikan sebelum treatment.

Tahap penelitian ini kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi

treatment dengan menggunakan menerapkan model pembelajaran Paradigma

Pedagogi Reflektif (PPR). Kelas control tidak diberi treatment apapun tetapi

tetap melakukan pembelajaran seperti biasa dengan metode lain. Pada akhir

pertemuan, siswa diberikan posttest dengan soal yang sama seperti waktu

pretest untuk mengetahui perbedaan dari pembelajaran dengan mengerapkan

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Candirejo, yang beralamat di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai pada bulan Oktober 2014. Waktu


(67)

pengambilan data disesuaikan dengan jadwal pelajaran sekolah. Pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dilaksanakan secara bergantian. Hal ini dikarenakan sistem mengajarnya satu hari penuh karena sudah menggunakan kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013.

Pengambilan data dilakukan pada hari Senin, 13 Oktober 2014 sampai dengan Selasa, 4 November 2014. Pertemuan pertama pada tanggal 13

Oktober 2014 selama 1 jam pelajaran digunakan untuk pretest secara

bersamaan pada kelas eksperimen dan kontrol. Pertemuan II-IV, peneliti mulai mengajar menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran ceramah untuk kelas kontrol. Minggu pertama peneliti mengajar pada kelas kontrol dan minggu kedua peneliti mengajar pada kelas eksperimen. Waktu pengambilan data dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data Kelas Hari Tanggal Perte-

muan Kegiatan Alokasi Waktu Ko n tr ol

Senin 13

Oktober 2014

I

Pretest 2JP

Selasa 14 Oktober

2014 II

Pembelajaran 1 tidak

menggunakan pendekatan PPR

6JP

Rabu 15

Oktober 2014 III Pembelajaran 2 tidak menggunakan 6JP


(68)

T

pendekatan PPR Kamis 16

Oktober

2014 IV

Pembelajaran 3 tidak

menggunakan pendekatan PPR

6JP

Jumat 17

Oktober

2014 V

Posttest 2JP E k sp er im en

Kamis 30 Oktober 2014

I

Pretest 2JP

Jumat 31

Oktober 2014 II Pembelajaran 1 menggunakan pendekatan PPR 6JP

Sabtu 1

November 2014 III Pembelajaran 2 menggunakan pendekatan PPR 6JP

Senin 3

November 2014 IV Pembelajaran 3 menggunakan pendekatan PPR 6JP

Selasa 4

November 2014

VI

Posttest 2JP

Total

a 44JP

Tabel 3.1 menunjukkan tentang jadwal pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti. Dalam tahap pengambilan data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara bergantian. Total jam pelajaran pada penelitian 44 jam pelajaran yang dibagi menjadi 10 kali pertemuan, setiap


(69)

kelompok waktu pertemuan adalah 5 kali pertemuan atau 22 jam pelajaran, 18 jam pelajaran untuk penelitian dan 4 jam pelajaran untuk

pretest dan posttest. Setiap pertemuan terdiri dari 6 jam pelajaran atau

selama 210 menit, 1 jam pelajaran selama 35 menit.

Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013 yang terbagi dalam beberapa tema. Dalam penelitian ini tema yang digunakan adalah tema 4 (Berbagai Pekerjaan) terbagi dalam enam subtema. Subtem tersebut terbagi dalam enam pembelajaran. Materi pembelajaran yang

diambil adalah subtema 3 “Pekerjaan Orang Tuaku”. Materi kelas

eksperimen yaitu pembelajaran 2, 3, dan 4. Materi untuk kelas kontrol juga sama dengan kelas eksperimen yaitu pembelajaran 2, 3, dan 4. Soal untuk

pretest dan posttest dibuat sama untuk kelompok kontrol dan eksperimen,

baik jumlahnya maupun bentuk soalnya.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD N Candirejo 1 Borobudur Magelang Jawa Tengah. Jumlah keseluruhan siswa kelas IV berjumlah 44 siswa, dengan pembagian 22 siswa kelas IVA dan 22 siswa kelas IVB. Nawawi (2004:4), mengemukakan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala atau peristiwa yang terjadi sebagai sumber.

Menurut Sugiyono (2012:91), sampel dapat diartikan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi atau kelompok kecil


(70)

yang diamati. Pada penelitian ini sampel terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sampel eksperimen dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IVA dan sampel kontrol dari penelitian ini adalah semua siswa kelas IVB. Pembagian kelas di sekolah ini dilakukan secara merata tidak berdasarkan prestasi atau nilai siswa. Setiap kelas terdiri dari bermacam-macam siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda dalam hal belajar. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi perlakuan berupa penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan

sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:117). Pengambilan anggota sampel dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Persyaratan tersebut berdasarkan pada ciri-ciri populasi sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa.

D. Variabel Penelitian dan Data Penelitian

Unsur dalam penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Sugiyono (2014:60), berpendapat bahwa variabel merupakan segala sesuatu berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti


(1)

Hasil Perhitungan Validitas Konstruk Perbandingan r Hitung dan r Tabel

No r hitung Taraf Sig. 5% Keterangan

1 0,178 0,361 Tidak Valid

2 0,391 0,361 Valid

3 0,247 0,361 Tidak Valid 4 0,359 0,361 Tidak Valid 5 0,150 0,361 Tidak Valid 6 0,102 0,361 Tidak Valid

7 0,422 0,361 Valid

8 0,405 0,361 Valid

9 0,452 0,361 Valid

10 0,269 0,361 Tidak Valid 11 0,342 0,361 Tidak Valid 12 0,295 0,361 Tidak Valid 13 0,383 0,361 Valid 14 0,470 0,361 Valid 15 0,168 0,361 Tidak Valid 16 0,151 0,361 Tidak Valid 17 0,284 0,361 Tidak Valid 18 0,206 0,361 Tidak Valid 19 0,241 0,361 Tidak Valid 20 0,188 0,361 Tidak Valid 21 0,269 0,361 Tidak Valid 22 0,490 0,361 Valid 23 0,080 0,361 Tidak Valid


(2)

302

24 0,236 0,361 Tidak Valid 25 -0,017 0,361 Tidak Valid 26 0,020 0,361 Tidak Valid 27 0,603 0,361 Valid 28 0,470 0,361 Valid 29 0,363 0,361 Valid 30 0,498 0,361 Valid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

LAMPIRAN 18 FOTO PENELITIAN


(4)

304 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

BIOGRAFI

Hendri Setiawan, Laki-Laki, lahir di Pemalang 30 April 1992. Anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Judaeni dan Ibu Maryanti. Tinggal di dusun Duwet III RT74/33 Banjarharjo Kalibawang Kulonprogo Yogyakarta. Pendidikan pertama ditempuh di SD N Duwet pada tahun 1999 dan kemudian pada tahunn 2005 melanjutkan di SMP N 2 Tempel dan setelah lulus meneruskan di SMA N 1 Seyegan pada tahun 2008. Pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Menempuh pendidikan di PGSD mempersiapkan penulis untuk menjadi calon pendidik yang profesional, hal tersebut dibuktikan dengan adanya English Club (EC) yang di ikuti penulis selama 4 semester . Kemudian pada semester 2 penulis mengikuti kegiatan Khursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) dan kemudian diterjunkan di sekolah dasar untuk mengajar pramuka. Pada semester 3 penulis diterjunkan di Sekolah Dasar untuk memberikan bimbingan belajar di kelas atas dan dialanjutkan mengajar bimbingan belajar di kelas bawah pada semester 4. Semester 5 penulis mengikuti Program Pengakraban Lingkungan I (Probaling I) untuk magang kepada guru, dan pada semester 6 penukis mengikuti Program Pengakraban Lingkungan II (Probaling II) untuk magang kepada Kepala Sekolah. Terakhir pada semester 7 mengikuti kegiatan Program Pengalaman Lapangan


(6)

(PPL). Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menyusun skripsi berjudul “ Perbedaan Prestasi Belajar atas Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV Sekolah Dasar”.