PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

(1)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Kondisi Ketenagakerjaan dan Dampaknya terhadap

Pembangunan Ekonomi di Kelas XI SMA Negeri 1 Sukabumi) Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

Nissia Putri Rahayu 0901566

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share dan Round Table terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi

Memahami Kondisi Ketenagakerjaan dan Dampaknya terhadap Pembangunan Ekonomi di Kelas XI SMA Negeri 1 Sukabumi)

Oleh:

Nissia Putri Rahayu

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Nissia Putri Rahayu 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Kondisi Ketenagakerjaan dan Dampaknya terhadap

Pembangunan Ekonomi di Kelas XI SMA Negeri 1 Sukabumi) Bandung, November 2013

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Dr. Dadang Dahlan, M.Pd NIP. 19571205 198203 1 002

Pembimbing II

Leni Permana, M.Pd NIP. 19760318 200112 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Dr. Ikaputera Waspada, MM NIP. 19610420 198703 1 002


(4)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA


(5)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share dan Round Table terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi

Memahami Kondisi Ketenagakerjaan dan Dampaknya terhadap Pembangunan Ekonomi di Kelas XI SMA Negeri 1 Sukabumi) Dibawah bimbingan: Dr. Dadang Dahlan M.Pd;Leni Permana, M.Pd

Oleh

Nissia Putri Rahayu 0901566

Penelitian tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan round table ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, penelitian ini menggunakan tiga kelas. Pada setiap pertemuan di setiap kelasnya diberikan perlakuan yang berbeda menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan round table serta metode ceramah sebagai variabel kontrol.

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen ), dengan subjek terdiri dari tiga kelas yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2 dan XI IPS 3. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis dan dalam bentuk soal pilihan ganda. Pengolahan data dilakukan dengan uji mann-whitney u menggunakan SPSS 21.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas XI IPS1, XI IPS 2 dan XI IPS 3 yang menggunakan model yang berbeda pada setiap pertemuan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan round table. Dari penelitian tersebut dinyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan round table lebih sesuai diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa daripada metode ceramah. Sehingga model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan round table dinyatakan efektif dan dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi standar kompetensi memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi.

Kata Kunci : Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Pembelajaran Kooperatif, Teknik Think Pair Share, Teknik Round Table.


(6)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The Influence of Using Cooperative Learning Model, with Think Pair Share and Round Table Technique on Critical Thinking Students Ability (Experimental Study on Economic Subjects Competency Standards Understanding the Employment Conditions and Their Impact on Economic

Development in XI Class SMA Negeri 1 Sukabumi)

Under the Guidance of : Dr. Dadang Dahlan M.Pd;Leni Permana, M.Pd By

Nissia Putri Rahayu 0901566

The research about the influence of using learning cooperative learning model, with think pair share and round table technique, that used to find the deference of the in creasing critical thingking of students. Otherwise, this reaserch uses three class. Learning cooperative model with think pair share, round table technique and speech method as a control variable, has given to each learning.

The methode used is Quasi experiment, with three class as follows : XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, as the subjects. Writen and multiple choice test is used to collect the data. To process the data, the researcher uses mean-whithney u test with SPSS 21.0.

The result show there are any deferences in stundests critical thingking abillity among experiment class XI IPS 1, XI IPS 2 and XI IPS 3 wich used deferent method at each learning. Based on the reasearch, the researcher concludes that critical thingking of student can be increased by using cooperative learning model with think pair share and round table technique. That reasearch, cooperative learning model with think pair share and round table technique, is more appropiate then speech method. So, it`s more effective and can be used as alternative learning model in economy subject with compentence standard is students understand about employeement condition and the effect to economy development.

Keywords : critical thinking students abillity, cooperative learning, think pair share technique, round table technique.


(7)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 1.3.1 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.2 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis Error! Bookmark not defined.

2.1.1.1 Indikator Kemampuan Berpikir KritisError! Bookmark not defined. 2.1.2 Model, Metode, dan Teknik PembelajaranError! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Metode Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.3 Teknik Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Error! Bookmark not defined.

2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif .... Error! Bookmark not defined. 2.1.3.3 Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran KooperatifError! Bookmark not defined.

2.1.3.4 Aspek-aspek Pembelajaran KooperatifError! Bookmark not defined. 2.1.3.5 Teori yang Melandasi Pembelajaran KooperatifError! Bookmark not defined.

2.1.4 Langkah-Langkah dalam Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share dan Round Table Error! Bookmark not defined.


(8)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2.1.6 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Operasionalisasi Variabel... Error! Bookmark not defined. 3.5 Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.6 Uji Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Daya Beda ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.10 Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.11 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.11.1 Uji Normalitas... Error! Bookmark not defined. 3.11.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.12 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Deskripsi Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Deskripsi Kelas Eksperimen I... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Deskripsi kelas Eksperimen II ... Error! Bookmark not defined. 4.1.5 Deskripsi Kelas Eksperimen III ... Error! Bookmark not defined. 4.1.6 Deskripsi Pembelajaran di Kelas Eksperimen .... Error! Bookmark not

defined.

4.1.7 Deskripsi Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.7.3 Uji Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined. 4.1.7.4 Uji Daya Beda ... Error! Bookmark not defined. 4.1.8 Kemamapuan Berpikir Kritis Siswa ... Error! Bookmark not defined. 4.1.8.1 Kelas Eksperimen I ... Error! Bookmark not defined. 4.1.8.2 Kelas Eksperimen II ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.1.8.3 Kelas Eksperimen III... Error! Bookmark not defined. 4.1.9 Perbandingan Kelas Eksperimen I, II, dan III ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.10 Uji Data ... Error! Bookmark not defined. 4.1.10.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.10.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.11 Hasil Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1).

Kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa dapat mencerminkan kecerdasan dan keterampilan. Menurut Schriven dalam Fisher (2009: 10) berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.

Dengan adanya kemampuan berpikir kritis, dapat mendorong siswa untuk merespon suatu masalah dan menemukan solusi terbaik untuk masalah tersebut. Kemampuan berpikir kritis harus dikembangkan sejak dini khususnya oleh sekolah yang merupakan institusi dalam proses belajar mengajar antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Sekolah sebagai lembaga formal dalam pendidikan merupakan sarana yang paling tepat agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang dimilikinya.

Kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan dalam setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk pada mata pelajaran ekonomi di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mempunyai tujuan sebagai berikut. (Depdiknas, 2006):

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan negara.

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.


(11)

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan negara.

4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Berdasarkan tujuan mata pelajaran ekonomi tersebut, maka siswa sebagai peserta didik diharapkan mampu memiliki kemampuan berpikir kritis. Namun menurut fakta di lapangan, kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi masih rendah.

Berikut adalah frekuensi dan persentase jumlah siswa pada satu kelas di kelas XI berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Sukabumi.

Tabel 1.1

Frekuensi dan Presentase Hasil

Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Sukabumi

No Rentang Nilai Berpikir

Kritis Siswa Kategori

Frekuensi (orang)

Presentase (%)

1 85-100 Sangat Tinggi 3 7,5

2 75-84 Tinggi 7 17.5

3 65-74 Sedang 8 20

4 55-64 Rendah 10 25

5 54 ke bawah Sangat Rendah 12 30

Jumlah 40 100

Sumber : Hasil Ulangan Akhir Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah berdasarkan hasil ulangan semester yang telah dilakukan sekolah kepada 40 orang siswa di kelas XI. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada rentang 54 kebawah yaitu kategori sangat rendah dengan frekuensi 12 orang dan persentase 30%. Kemudian siswa yang mendapat rentang nilai 55 – 64 yaitu kategori rendah sebanyak 10 orang dengan persentase 25% kemudian rentang nilai 65 – 74 dengan kategori sedang, diperoleh sebanyak 8 orang siswa dengan persentase 20% . Rentang nilai 75 – 84 dengan kategori tinggi, diperoleh siswa sebanyak 7 orang dengan persentase 17,5%, sedangkan


(12)

rentang nilai yang paling tinggi diperoleh sebanyak 3 orang siswa dengan persentase 7,5%.

Rendahnya kemampuan berpikir kritis di SMA Negeri 1 Sukabumi disebabkan oleh proses pembelajaran yang berjalan searah (teacher centered) serta siswa dituntut untuk menghapal pelajaran. Rendahnya kemampuan berpikir saat ini cenderung diakibatkan oleh rendahnya penanaman kebiasaan kemampuan berpikir kritis yang seharusnya dibentuk sejak dini. Sehingga siswa cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukabumi, bahwa kegiatan pembelajaran masih banyak guru yang tidak menggunakan metode-metode pembelajaran, sehingga proses pembelajaran yang tidak menarik bagi siswa sehingga hasilnya kurang maksimal dalam kemampuan berpikir kritis. Kenyataan di lapangan siswa juga hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut, jika menemui masalah dikehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki, siswa kurang mampu menyelesaikannya. Hal ini dikarenakan siwa kurang paham dalam materi pelajaran tersebut serta proses pembelajaran yang tidak dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mengatasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka salah satu usaha yang dapat ditempuh adalah dengan penggunaan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Hertz-Lazarowitz (Huda, 2012: 21) menjelaskan tentang penelitian mengenai interaksi, bahwa ketika ada tugas yang membutuhkan kerjasama tingkat tinggi, 78 persen interaksi yang muncul pada umumnya juga melibatkan cara berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis, menyintesis dan mengevalusi informasi. Singkatnya bahwa jenis tugas sangat menentukan intensitas dan cara berinteraksi dengan orang lain dalam hal ini antara satu siswa dengan siswa lainnya.

Pembelajaran kooperatif melalui yang diambil yaitu dengan menggunakan teknik think pair share dan round table. Pembelajaran kooperatif dengan menggunakan teknik think pair share dan round table diharapkan siswa mampu


(13)

bekerjasama dengan siswa lain dan dapat mengerti dengan materi yang disampaikan.

Menurut Trianto (2011: 132) model kooperatif teknik think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Sedangkan untuk pemilihan model round table ini menurut Budiwati dan Permana (2010: 89) karena aktivitas utama dalam teknik round table ini mencakup analisis, sintesis dan evaluasi, sedangkan kegiatan analisis, sintesis dan evaluasi termasuk tahapan berpikir kritis.

Dari latar belakang masalah di atas maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul : PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Kondisi Ketenagakerjaan dan Dampaknya terhadap Pembangunan Ekonomi di Kelas XI SMA Negeri 1 Sukabumi)

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dengan kelas XI IPS 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table?

2) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table dengan kelas kontrol XI IPS 3 yang menggunakan metode ceramah?

3) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dengan kelas kontrol XI IPS 3 yang menggunakan metode ceramah?


(14)

4) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table dengan kelas kontrol XI IPS 2 yang menggunakan metode ceramah?

5) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol XI IPS 2 yang menggunakan metode ceramah dengan kelas XI IPS 3 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share?

6) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table dengan kelas XI IPS 3 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share?

7) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol XI IPS 1 menggunakan metode ceramah dengan kelas XI IPS 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share ?

8) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas XI IPS 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dengan kelas XI IPS 3 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table?

9) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol XI IPS 1 yang menggunakan metode ceramah dengan kelas XI IPS 3 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1) Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dengan kelas XI IPS 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table.

2) Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table dengan kelas kontrol XI IPS 3 yang menggunakan metode ceramah.


(15)

3) Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dengan kelas kontrol XI IPS 3 yang menggunakan metode ceramah.

4) Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table dengan kelas kontrol XI IPS 2 yang menggunakan metode ceramah.

5) Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol XI IPS 2 yang menggunakan metode ceramah dengan kelas XI IPS 3 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share.

6) Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table dengan kelas XI IPS 3 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share.

7) Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol XI IPS 1 menggunakan metode ceramah dengan kelas XI IPS 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share .

8) Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas XI IPS 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dengan kelas XI IPS 3 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table.

9) Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol XI IPS 1 yang menggunakan metode ceramah dengan kelas XI IPS 3 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1) Bagi siswa yaitu dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan round table, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta dapat melatih kerjasama, kepemimpinan dan keberanian siswa dalam pembelajaran.


(16)

2) Bagi guru yaitu sebagai alternatif mengajar dikelas menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan round table sehingga kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi dapat meningkat.

3) Bagi sekolah yaitu dapat memberikan manfaat bagi pengembangan kualitas pembelajaran ekonomi yang ditunjukan oleh keberhasilan prestasi siswa dalam peningkatan kemampuan berpikir kritisnya.


(17)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

35 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Sukabumi pada tahun pelajaran 2013-2014. Kemudian terpilih tiga kelas yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3 untuk diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share, round table dan metode ceramah. 3.2Metode Penelitian

Pada metode kuasi eksperimen ini penulis mengharapkan dapat mengungkapkan perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang menggunakan model pembelajaran model pembelajaran kooperatif teknik think pair share, round table dan metode ceramah sebagai variabel kontrol.

3.3Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah counterbalanced design. Dalam desain ini, terdapat tiga kelompok yang dipilih, kemudian diberi post test untuk mengetahui perbedaan antar kelompok yang diberikan perlakuan. Secara bagan bisa digambarkan seperti gambar berikut:

Group 1 X1 O X2 O X3 O

Group II X2 O X3 O X1 O

Group III X3 O X1 O X2 O

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber:Fraenkel, 1993: 253)

Keterangan :

X1 : Pemberian perlakuan menggunakan model kooperatif teknik think pair share.


(18)

X 2 :Pemberian perlakuan menggunakan model kooperatif teknik round table.

X3 : Pembelajaran menggunakan metode ceramah Group I : Kelas XI IPS 1

Group II : Kelas XI IPS 2 Group III : Kelas XI IPS 3 3.4 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel, yaitu model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan round table sebagai variabel bebas, sedangkan kemampuan berpikir kritis sebagai variabel terikat. Adapun bentuk operasionalisasi variabelnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Konsep Variabel Definisi Operasional Sumber Data

Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain dan adanya partisipasi dari siswa. Teknik ini memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas. (Lie,2008:57) Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share

Langkah – langkah penerapan teknik think pair share:

1) Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan

memberikan tugas kepada semua kelompok.

2) Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.

3) Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya. 4) Kedua pasangan bertemu

kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat.

(Lie, 2008: 58)

Responden Model pembelajaran kooperatif yang terdiri dengan membentuk kelompok-kelompok kecil, setiap anggota memiliki kemampuan yang berbeda-beda, kemudian memecahkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Round Table

Langkah-langkah dalam penerpan pembelajaran kooperatif teknik round table adalah:

1) Siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. 2) Setiap anggota memegang

selembar kertas yang berisi pertanyaan yang berbeda-beda, selanjutnya pertanyaan tersebut dianalisa dan dicari solusi


(19)

persoalan, menganalis dan mengevaluasi. (Budiwati dan Permana,2010: 88) permasalahannya.

3) Dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, lembar jawaban atas pertanyaan itu diberikan pada anggota yang lainuntuk dianalisis dan dievaluasi.

4) Begitu seterusnya, sampai semua pertanyaan ituselesai dijawab dan dianalisis.

5) Dilakukan diskusi kelas untuk mengemukakan,

mempertahankan, hasil pekerjaannya, dengan giliran bicara sesuai arah perputaran jarum jam.

(Budiwati dan Permana, 2010: 89)

Berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. (Fisher, 2009: 10)

Kemampuan Bepikir Kritis

Indikator dari berfikir kritis, yaitu: 1. Memberikan penjelasan

sederhana

- Memfokuskan pertanyaan - Menganalisis argumen - Bertanya dan menjawab

pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan menantang 2. Membangun keterampilan

dasar

- Mempertimbangkan

kredibilitas (kriteria) sumber - Mengobservasi dan

melaporkan hasil observasi 3. Inference

(menyimpulkan) - Membuat deduksi dan

mempertimbangkan deduksi - Membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

- Membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan

4. Membuat penjelasan lebih lanjut

- Mendefinisikan,

mempertimbangkan definisi - Mengidentifikasi asumsi 5. Strategi dan taktik

- Memutuskan suatu tindakan - Berinteraksi dengan orang

lain

(Budiwati dan Permana, 2010: 90)


(20)

3.5Instrumen Penelitian

Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan instrumen tes dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 30 butir soal. Tes yang dilakukan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa sebagai hasil penerapan model pembelajaran.

Tes disusun berdasarkan indikator dari kemampuan berpikir kritis. Adapun langkah-langkah sistematis dari penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan pembelajaran.

b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian

Kisi – kisi tertulis menggambarkan penyebaran jumlah pokok uji yang akan dibuat untuk pokok bahasan dan jenjang tertentu. Pembuatan kisi-kisi tertulis sebagai rancangan tes harus merujuk pada kompetensi dasar, indikator pembelajaran, sub materi pokok uji dan jumlah soal.

c. Menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi. d. Melakukan uji coba instrumen

e. Melakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. f. Menggunakan soal untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. 3.6 Uji Instrumen Penelitian

3.6.1 Validitas

“sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan”. (Arikunto,2009: 64). Pengujian validitas item dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi point biserial dengan rumus berikut:

r pbis =

p

(Sudijono, 2011: 185)

Keterangan:


(21)

Mp = Skor rata-rata hitung untuk butir yang dijawab betul Mt = Skor rata-rata dari skor total

Sdt = Standar deviasi skor total

p = Proporsi yang menjawab betul pada butir yang diuji validitasnya q = Proporsi yang menjawab salah pada butir yang diuji validitasnya

Interpretasi koefisien korelasi yang digunakan sebagai berikut: 0,20 < rxy : Korelasi sangat rendah

0,20 < rxy < 0,399 : Korelasi rendah

0,40 < rxy < 0,699 : Korelasi sedang atau cukup 0,70 < rxy < 0,899 : Korelasi tinggi

0,90 < rxy < 1,00 : Korelasi sangat tinggi

Validitas yang diukur dalam penelitian ini merupakan validitas butir soal atau validitas item, dimana dalam perhitungan uji validitas soal apabila rpbi > r tabel maka item valid, dimana diketahui r tabel 0,361. Dari hasil perhitungan validitas instrument tes maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.2 Uji Validitas Item

No. Soal

Soal Pertemuan ke-1 (r pbi)

Soal Pertemuan ke-2 (r pbi)

Soal Pertemuan ke-3 (r pbi)

r tabel Kriteria

1 0.44 0.50 0.50 0,361 Valid

2 0.38 0.60 0.62 0,361 Valid

3 0.48 0.38 0.35 0,361 Valid

4 0.50 0.49 0.44 0,361 Valid

5 0.38 0.37 0.40 0,361 Valid

6 0.46 0.45 0.42 0,361 Valid

7 0.36 0.42 0.48 0,361 Valid

8 0.36 0.39 0.34 0,361 Valid

9 0.69 0.44 0.48 0,361 Valid

10 0.34 0.40 0.46 0,361 Valid

11 0.50 0.48 0.45 0,361 Valid

12 0.49 0.51 0.40 0,361 Valid

13 0.61 0.60 0.61 0,361 Valid

14 0.50 0.41 0.47 0,361 Valid

15 0.38 0.32 0.38 0,361 Valid

16 0.43 0.32 0.32 0,361 Valid


(22)

No. Soal

Soal Eksperimen ke-1 (r pbi)

Soal Eksperimen ke-2 (r pbi)

Soal Eksperimen ke-3 (r pbi)

r tabel Kriteria

18 0.34 0.35 0.55 0,361 Valid

19 0.59 0.48 0.58 0,361 Valid

20 0.40 0.42 0.36 0,361 Valid

21 0.36 0.42 0.38 0,361 Valid

22 0.31 0.38 0.40 0,361 Valid

23 0.40 0.37 0.44 0,361 Valid

24 0.55 0.68 0.73 0,361 Valid

25 0.33 0.54 0.43 0,361 Valid

26 0.36 0.34 0.38 0,361 Valid

27 0.59 0.61 0.34 0,361 Valid

28 0.37 0.41 0.58 0,361 Valid

29 0.64 0.66 0.66 0,361 Valid

30 0.41 0.42 0.47 0,361 Valid

Sumber : Lampiran B

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan item dalam penelitian ini dinyatakan valid karena memenuhi kriteria rpbi>rtabel, sehingga soal yang valid layak untuk dijadikan alat ukur penelitian selanjutnya.

3.6.2 Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan (Riduwan, 2012: 221). Reabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman – Brown dengan teknik belah dua ganjil genap.

Dengan menggunakan rumus Spearman – Brown, yaitu :

r

11

=

( Arikunto,2006: 93)

Keterangan:

r 11 : koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

: koefisien antara skor-skor setiap belahan tes


(23)

Tabel 3.3

Interpretasi Harga Koefisien Korelasi (r) Harga Koefisien Korelasi (r) Kriteria

Antara 0.8 – 1.0 Sangat Tinggi

Antara 0.6 – 0.8 Tinggi

Antara 0.4 – 0.6 Cukup

Antara 0.2 – 0.4 Rendah

Antara 0 – 0.2 Sangat Rendah

Sumber : Arikunto,2010: 214

Dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.4

Uji Reliabilitas Instrumen

Soal Pertemuan ke-1 Soal Pertemuan ke-2 Soal Pertemuan ke-3

r 11 0,85 0,87 0,91

Kriteria Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Sumber : Lampiran B

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen penelitian soal eksperimen 1 memiliki reliabilitas yang tinggi, dengan angka 0,85, soal eksperimen 2 sebesar 0,87 dan soal eksperimen 3 sebesar 0,91 artinya semua soal dalam penelitian ini merupakan instrumen yang dapat dipercaya.

3.7Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antar penjawab dengan benar dan banyaknya penjawab item (Suharsimi Arikunto, 2006:128). Untuk menghitung tingkat kesukaran (TK) dari masing – masing butir soal tes. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus berikut.

P = B (Arikunto, 2009: 208)

JS Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu JS = Jumlah seluruh peserta tes


(24)

Dengan interpretasi nilai tingkat kesukaran butirnya dapat menggunakan tolok ukur sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat kesukaran

Soal Kriteria

TK < 0,30

0,30 ≤ TK ≤ 0,70

TK > 0,70

Sukar Sedang Mudah Sumber: Arikunto, 2009:208

Perhitungan tingkat kesukaran dilakukan untuk setiap nomor soal. Dari perhitungan uji tingkat kesukaran diperoleh hasil pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.5 Uji Tingkat Kesukaran No.

Soal

Soal Pertemuan ke-1 Soal Pertemuan ke-2 Soal Pertemuan ke-3 Indeks Keterangan Indeks Keterangan Indeks Keterangan

1 0.63 Sedang 0.50 Sedang 0.50 Sedang

2 0.43 Sedang 0.57 Sedang 0.57 Sedang

3 0.53 Sedang 0.53 Sedang 0.53 Sedang

4 0.57 Sedang 0.57 Sedang 0.57 Sedang

5 0.57 Sedang 0.43 Sedang 0.50 Sedang

6 0.50 Sedang 0.47 Sedang 0.47 Sedang

7 0.53 Sedang 0.47 Sedang 0.47 Sedang

8 0.77 Mudah 0.60 Sedang 0.67 Sedang

9 0.40 Sedang 0.53 Sedang 0.53 Sedang

10 0.67 Sedang 0.77 Mudah 0.73 Mudah

11 0.57 Sedang 0.57 Sedang 0.57 Sedang

12 0.67 Sedang 0.67 Sedang 0.70 Sedang

13 0.43 Sedang 0.43 Sedang 0.43 Sukar

14 0.40 Sedang 0.37 Sedang 0.43 Sedang

15 0.50 Sedang 0.47 Sedang 0.47 Sedang

16 0.53 Sedang 0.57 Sedang 0.57 Sedang

17 0.23 Sukar 0.37 Sedang 0.33 Sukar

18 0.67 Sedang 0.67 Sedang 0.70 Sedang

19 0.63 Sedang 0.63 Sedang 0.70 Sedang

20 0.67 Sedang 0.67 Sedang 0.70 Sedang

21 0.57 Sedang 0.53 Sedang 0.53 Sedang

22 0.27 Sukar 0.33 Sedang 0.23 Sukar

23 0.57 Sedang 0.57 Sedang 0.60 Sedang


(25)

No. Soal

Soal Eksperimen ke-1 Soal Eksperimen ke-2 Soal Eksperimen ke-3 Indeks Keterangan Indeks Keterangan Indeks Keterangan

25 0.57 Sedang 0.50 Sedang 0.53 Sedang

26 0.50 Sedang 0.47 Sedang 0.47 Sedang

27 0.47 Sedang 0.53 Sedang 0.57 Sedang

28 0.67 Sedang 0.67 Sedang 0.70 Mudah

29 0.37 Sedang 0.37 Sedang 0.37 Sukar

30 0.53 Sedang 0.53 Sedang 0.53 Sedang

Sumber : Lampiran B

Hasil uji tingkat kesukaran soal pertemuan ke-1 yang membahas materi ketenagakerjaan menunjukkan bahwa soal memiliki tingkat kesukaran sukar, sedang dan mudah. Pada soal pertemuan ke-1 dapat diketahui bahwa 4% termasuk ke dalam kriteria tingkat kesukaran mudah, 90% termasuk kedalam tingkat kesukaran sedang, dan 6% termasuk ke dalam kriteria tingkat kesukaran sukar.

Soal pertemuan ke-2 yang membahas materi pembangunan ekonomi menunjukkan bahwa soal memiliki tingkat kesukaran sedang dan mudah. Pada pertemuan ke-2 dapat diketahui bahwa 7% termasuk ke dalam kriteria tingkat kesukaran mudah dan 93% termasuk kedalam tingkat kesukaran sedang.

Soal pertemuan ke-3 yang membahas materi pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa soal memiliki tingkat kesukaran sukar, sedang dan mudah. Pada soal pertemuan ke-3 dapat diketahui bahwa 10% termasuk ke dalam kriteria tingkat kesukaran mudah, 76% termasuk kedalam tingkat kesukaran sedang, dan 14% termasuk ke dalam kriteria tingkat kesukaran sukar.

3.8 Daya Beda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai atau berkemampuan rendah (SuharsimiArikunto, 2009:211).

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut:

DP = (Arikunto,2009: 213)

Keterangan:

DP = Daya Pembeda


(26)

J B = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Dalam menentukan bagus tidaknya sebuah soal dalam daya pembeda terdapat klasifikasi kriteria daya pembeda. Berikut adalah klasifikasi daya pembeda.

Tabel 3.5

Kriteria Daya Pembeda Soal

Interval Kriteria

DP < 0,20

0,20 ≤ DP < 0,40 0,40 ≤ DP < 0,70

DP ≥ 0,70

DP (-)

Jelek (Poor) Cukup (satisfactory) Baik (good) Baik Sekali (excellent) Semuanya tidak baik Sumber: Arikunto,2009:218

Tabel 3.6

Uji Daya Pembeda Soal No.

Soal

Soal Eksperimen ke-1 Soal Eksperimen ke-2 Soal Eksperimen ke-3

DP Keterangan DP Keterangan DP Keterangan

1 0,47 Baik 0,47 Baik 0,60 Baik

2 0,47 Baik 0,73 Baik Sekali 0,60 Baik

3 0,40 Cukup 0,27 Cukup 0,40 Cukup

4 0,33 Cukup 0,33 Cukup 0,47 Baik

5 0,20 Jelek 0,33 Cukup 0,20 Jelek

6 0,27 Cukup 0,40 Cukup 0,40 Cukup

7 0,07 Jelek 0,40 Cukup 0,27 Cukup

8 0,67 Baik 0,27 Cukup 0,27 Cukup

9 0,40 Cukup 0,40 Cukup 0,40 Cukup

10 0,20 Cukup 0,33 Cukup 0,40 Cukup

11 0,27 Baik 0,20 Cukup 0,20 Jelek

12 0,07 Jelek 0,53 Baik 0,33 Cukup


(27)

No. Soal

Soal Eksperimen ke-1 Soal Eksperimen ke-2 Soal Eksperimen ke-3

DP Keterangan DP Keterangan DP Keterangan

14 0,40 Cukup 0,33 Cukup 0,13 Jelek

15 0,33 Cukup 0,13 Jelek 0,27 Cukup

16 0,40 Cukup 0,33 Cukup 0,47 Baik

17 0,47 Baik 0,33 Cukup 0,60 Baik

18 0,40 Cukup 0,13 Jelek 0,60 Baik

19 0,33 Cukup 0,47 Baik 0,47 Baik

20 0,53 Baik 0,27 Cukup 0,20 Jelek

21 0,47 Baik 0,40 Cukup 0,27 Cukup

22 0,13 Jelek 0,40 Cukup 0,27 Cukup

23 0,60 Baik 0,33 Cukup 0,40 Cukup

24 0,13 Jelek 0,67 Baik 0,73 Baik Sekali

25 0,33 Cukup 0,47 Cukup 0,27 Cukup

26 0,53 Baik 0,40 Cukup 0,47 Baik

27 0,27 Cukup 0,40 Cukup 0,20 Jelek

28 0,40 Cukup 0,40 Cukup 0,47 Baik

29 0,47 Baik 0,47 Baik 0,33 Cukup

30 0,40 Cukup 0,40 Cukup 0,53 Baik

Sumber : Lampiran B

Dari perhitungan daya pembeda soal pertemuan ke-1 dapat diketahui bahwa 37% termasuk kedalam kategori baik, 46% termasuk kedalam kriteria daya pembeda cukup dan 17% termasuk kedalam daya pembeda jelek.

Pada soal pertemuan ke-2 daya beda soal menunjukkan bahwa 23% termasuk kedalam ketegori daya beda baik, 70% termasuk kedalam daya pembeda cukup dan 7% termasuk kedalam daya pembeda jelek.

Soal pertemuan ke-3 dapat diketahui bahwa 37% termasuk kedalam kategori baik, 46% termasuk kedalam kategori cukup dan 17% termasuk kedalam daya pembeda jelek.

3.9 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan yaitu persiapan penelitian pelaksanaan penelitian, pelaporan penelitian.

1. Tahap Persiapan Penelitian, meliputi: a. Menentukan masalah

b. Melakukan prapenelitian untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa.


(28)

Tahapan pelaksanaan penelitian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini. b. Menetapkan meteri pelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian. c. Membuat skenario pembelajaran.

d. Menyusun instrumen tes pilihan ganda berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis.

e. Menetapkan jumlah soal yang akan di jadikan instrumen penelitian yang beracuan pada validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

g. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen penelitian.

h. Mengganti atau membuang soal-soal yang belum valid ataupun soal-soal yang terlalu sukar atau terlalu mudah dengan soal yang lebih baik.

i. Mengadakan uji coba lagi hingga di peroleh instrumen penelitian yang valid dan reliabel.

j. Memilih sampel dengan dilakukan secara homogen berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran ekonomi.

k. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran ekonomi yang bersangkutan.

l. Memberi perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan round table serta kelompok kontrol yaitu metode ceramah.

m. Memberikan post test pada kelompok eksperimen setelah pembelajaran berakhir untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa.

n. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil post test pada masing-masing kelas eksperimen.


(29)

o. Membandingkan hasil post test antara pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan round table serta kelas dengan menggunakan metode ceramah.

3. Pelaporan Penelitian

Membuat interpretasi dan kesimpulan penelitian berdasarkan hipotesis. 3.10 Teknik Pengolahan Data

Data hasil tes objektif siswa yang diperoleh dari hasil post test, diuji dengan beberapa uji statistik untuk melihat apakah hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini diterima atau ditolak.

Adapun teknik pengolahan data kemampuan berpikir kritis siswa adalah sebagai berikut.

a. Menghitung skor mentah dari hasil tes

Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban dari setiap siswa diberi skor, terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap. Skor setiap siswa dapat ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus:

S = R – W

O – 1 (Sudijono, 2011: 303)

Dimana:

S = Skor yang sedang dicari

R = Jumlah jawaban betul, yaitu jawaban yang sesuai dengan kunci jawaban W= Jumlah jawaban salah, yaitu jawaban yang tidak sesuai dengan kunci

jawaban

O= Options atau alternatif 1= Bilangan konstan


(30)

Setelah skor mentah diperoleh, kemudian langkah selanjutnya yaitu mengubah skor mentah menjadi nilai . Menurut Sudijono (2011: 312) bahwa pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu dilakukan dengan mengacu atau mendasarkan diri pada norma atau kelompok. Dapat juga disebut dengan Penilaian ber-Acuan Norma (PAN).

Menurut Sudijono (2011: 322) enilaian beracuan kelompok ini mendasarkan diri pada asumsi sebagai berikut:

1. Bahwa setiap populasi peserta didik yang sifatnya heterogen, akan selalu didapati kelompok “baik”, kelompok “sedang” dan kelompok kurang.

2. Bahwa tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk menentukan osisi relatif (=relative standing) dari para peserta tes dalam hal yang sedang dievaluasi itu, yaitu apakah seorang peserta tes posisi relatifnya berada di “atas”, di “tengah”

ataukah di “bawah”.

Apabila dalam penentuan nilai standar digunakan standar relatif, maka prestasi kelopok itu dicari atau dihitung dengan menggunakan identik rata-rata hitung (=arithmetic mean), dengan rumus sebagai berikut:

M

x

=

(Sudijono, 2011: 327)

Disamping mencari arithmetic mean perlu dipertimbangkan variasi atau variabilitas. Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat homogenitas dan heterogenitas, yaitu dengan menggunakan standar deviasi. Rumusnya adalah:

SDx =

(Sudijono, 2011: 327)

Setelah diperoleh besarnya nilai rata-rata hitung dan besarnya standar deviasi dari hasil tes, selanjutnya skor-skor mentah hasil tes dikonversi atau diubah menjadi nilai standar.


(31)

Ya

3.11 Teknik Analisis Data

Setelah dilakukan pengolahan data dengan mendapatkan nilai dari masing-masing kelas eksperimen, kemudian dilakukan analisis data. Analisis data yang dilakukan yaitu dengan uji normalitas dan uji homogenitas.

Adapun proses dari pengolahan data posttest ditunjukkan dalam gambar 3.1 berikut ini.

Gambar 3.1 Diagram Alur Pengolahan Data

Gambar 3.1 dapat menjelaskan bahwa data post test masing-masing

kelompok diuji normalitasnya. Jika masing-masing kelompok berdistribusi

normal, maka dilanjutkan dengan pengujian homogenitas untuk masing-masing

kelompok. Jika semua kelompok atau salah satu kelompok tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji nonparametrik (Sudjana, 2005: 446)). Uji nonparametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann-Whitney U.

Setelah normalitas dan homogenitas dipenuhi, selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t.

Tidak Kolmogorov Smirnov

Data Kuantitatif

Uji Normalitas

Uji Perbedaan Nonparametrik

Uji Homogenitas

Uji Mann-Whitney U Levene Statistic

Uji t


(32)

3.11.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.

Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji kolmogorov smirnov yang diolah menggunakan SPSS 21.0. kriteria pengujian adalah signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

- Jika level signifikansi (sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal. - Jika level signifikansi (sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. 3.11.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Disamping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data pada sampel, perlu kiranya peneliti melakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. (Arikunto, 2010: 363)

Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas varians adalah sebagai berikut.

H0 : tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

H1 : terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Lavene dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

a) Jika signifikansi (sig) pengujiannya lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak. b) Jika signifikansi (sig) pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka

H0 diterima. 3.12 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t independen dua arah (t-test independen). Uji t-test independen dua arah ini dugunakan untuk


(33)

menguji signifikasi perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolahan data. Apabila data tes pemahaman bedistribusi normal dan homogen, maka untuk mengkaji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji t-test independen sesuai rumus berikut:

t =

√{ }{ }

(Arikunto, 2006:311)

Keterangan :

M = Nilai rata-rata hasil perkelompok N = Jumlah peserta didik

x = deviasi setiap nilai X1 dan X2 y = deviasi setiap nilai Y1 dan Y2

Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua sisi. Adapun caranya :

a. Menentukan derajat kebebasan dk = (N1 – 1) + (N2 – 1)

b. Lihat tabel distribusi t untuk tes dua arah pada taraf signifikan tertentu c. Bila t hitung t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, dan sebaliknya.


(34)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukabumi yang berlokasi di Jl. RH. Didi Sukardi No. 124 Kota Sukabumi. SMA ini didirikan pada tanggal 8 Agustus 1961 dengan nama SMA Pembina dan merupakan SMA yang pertama didirikan di Kota Sukabumi. SMAN 1 Kota Sukabumi awal berdiri berlokasi di Jl. Ir. Juanda dan kemudian pada tahun 1968 pindah ke Jl. RH Didi Sukardi.

Adapun visi dan misi SMA Negeri 1 Sukabumi adalah sebagai berikut : a. Visi Sekolah

Untuk memberikan gambaran mengenai impian masa depan SMA Negeri 1 Sukabumi tertuang dalam Visi “Unggul dan Terpadu Dalam Pengembangan Fikir, Dzikir dan Amal”.

b. Misi Sekolah

Sebagai penjabaran untuk mewujudkan Visi di atas, Misi SMA Negeri 1 Sukabumi adalah :

1) Mengembangkan pendidikan intelektual akademik untuk penguasaan ilmu pengetahuan agar mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dalam berbagai jurusan keilmuan.

2) Mengembangkan pendidikan humanistic yang menegaskan perkembangan kepribadian peserta didik, kecerdasan emosional, nilai-nilai moral, spiritual dan religiositas.

3) Menerapkan serempak pendekatan proses dan hasil pembelajaran yang memberi keterampilan siswa memproses perolehan belajar sehingga mampu belajar mandiri dalam menyerap arus informasi iptek yang makin deras.

4) Dengan proses bermakna yang dialami siswa dalam pembelajaran akan memungkinkan lahirnya hasil pembelajaran yang bermutu.


(35)

Sejak didirikan sampai sekarang SMA Negeri 1 Sukabumi telah memiliki beberapa pemimpin sekolah, yaitu:

Tabel 4.1

Daftar Nama Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sukabumi

No Nama Kepala Sekolah Tahun Periode Kepemimpinan

1 R. Yona Ekaatmaja 1961-1965

2 R. Muhtar 1965-1970

3 Drs. H.A. Riswaya 1970-1980

4 Drs. Wijaya Kusumah 1980-1989

5 Moch. Sobandi 1986-1989

6 Drs. I. Lili Suriatmana 1989-1992

7 Dra. Hj. Entin Sumartini 1992-1996

8 Drs. H. Vredi Kastam Marta, MBA 1996-2002

9 Drs. Pipid Hudaya, M.Si 2002-2007

10 Drs. H. Tatang Asep Mukharam M.Pd 2007-2012

11 H. Moch Effendi, S.Pd, M.Si 2012

12 Drs.Pipid Hudaya, M.Si 2012-2013

13 Rachmat Mulyana, S.Pd.,M.Hum. (2013 s.d sekarang)

Sumber: www.sman1sukabumi.sch.id

SMA Negeri 1 Sukabumi mempunyai tenaga pengajar sebanyak 79 orang. Sebanyak 64 guru sebagai PNS dan 15 orang sebagai guru honorer. Selain tenaga pengajar, pegawai Tata Usaha yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Sukabumi sebanyak 32 orang. Pegawai TU yang berstatus sebagai honorer sebanyak 24 orang dan berstatus PNS sebanyak 8 orang.

Pada tahun pelajaran 2013/2014 SMA Negeri 1 Sukabumi memiliki jumlah siswa sebanyak 1675 siswa. Siswa kelas X terdiri dari 603 siswa yang terbagi kedalam 14 kelas, kelas XI terdiri dari 493 siswa yang terbagi kedalam 12 kelas, dan kelas XII terdiri dari 579 siswa yang terdiri dari 15 kelas.


(36)

Tabel 4.2

Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Sukabumi Tahun Pelajaran 2013/2014 Kelas/program Rombongan

Belajar

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

Kelas X IPA 9 149 229 378

Kelas X IPS 4 77 114 191

Kelas X Bahasa 1 11 23 34

Kelas XI-IPA 9 140 217 357

Kelas XI-IPS 3 55 81 136

Kelas XII-IPA 10 158 253 411

Kelas XII-IPS 5 81 87 168

Jumlah keseluruhan 27 671 1004 1675

Sumber : Arsip SMA Negeri 1 Sukabumi

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Sukabumi untuk menunjang proses pembelajaran, sampai dengan saat ini sudah cukup lengkap. Jumlah ruang kelas yang dimiliki yaitu sebanyak 27 ruang kelas. Kemudian ruang laboratorium IPA yang sudah ada yaitu fisika, biologi, kimia. Di SMAN 1 Sukabumi terdapat 2 masjid untuk menunjang kegiatan keagamaan dan untuk setiap ekstrakurikuler disediakan ruangan tersendiri untuk melakukan latihan atau kegiatan guna mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa.

4.1.2 Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Sukabumi. Kelas yang dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2 dan XI IPS 3. Ketiga kelas tersebut mendapat dua perlakuan yaitu pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan round table serta kelas kontrol menggunakan metode ceramah.

4.1.3 Deskripsi Kelas XI IPS 1

Subjek yang pertama dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPS 1. Pada tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 42 siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa di kelas XI IPS 1. terdapat lebih banyak siswa perempuan dibandingkan dengan siswa laki-laki. Jumlah seluruh siswa perempuan sebanyak


(37)

33 orang perempuan (78,6%) dan siswa laki-laki yang berada di kelas XI IPS 1 yaitu sebanyak 9 orang laki-laki (21,4%). Seperti digambarkan oleh grafik dibawah ini.

Gambar 4.1

Perbandingan Jumlah antara Siswa Laki-laki dan Perempuan di Kelas XI IPS 1

4.1.4 Deskripsi kelas XI IPS 2

Subjek yang kedua dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPS 2. Pada tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 42 siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa di kelas XI IPS 2, terdapat lebih banyak siswa perempuan dibandingkan dengan siswa laki-laki. Jumlah seluruh siswa perempuan sebanyak 23 orang perempuan (51,1%) dan siswa laki-laki yang berada di kelas XI IPS 2 yaitu sebanyak 22 orang laki-laki (48,9%). Seperti digambarkan oleh grafik dibawah ini.

21,40%

76,60%

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00%

Laki-Laki Perempuan


(38)

Gambar 4.2

Perbandingan Jumlah antara Siswa Laki-laki dan Perempuan di Kelas XI IPS 2

4.1.5 Deskripsi Kelas XI IPS 3

Subjek yang ketiga dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPS 3. Pada tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 42 siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa di kelas XI IPS 3, terdapat lebih banyak siswa laki-laki dibandingkan dengan siswa perempuan. Jumlah seluruh siswa laki-laki sebanyak 31 orang laki-laki (66%) dan siswa perempuan yang berada di kelas XI IPS 3 yaitu sebanyak 16 orang perempuan (34%). Seperti digambarkan oleh grafik dibawah ini.

Gambar 4.3

Perbandingan Jumlah antara Siswa Laki-laki dan Perempuan di Kelas XI IPS 3

48,90%

51,10%

47,50% 48,00% 48,50% 49,00% 49,50% 50,00% 50,50% 51,00% 51,50%

Laki-Laki Perempuan

66%

34%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

Laki-Laki Perempuan


(39)

4.1.6 Deskripsi Pembelajaran

Pembelajaran mata pelajaran ekonomi di kelas XI IPS 1 dilaksanakan setiap hari Sabtu pada jam ke 1 dan 2 yaitu pukul 07.00-08.30. Pertemuan yang pertama dilaksanakan pada tanggal 7 September 2013 membahas materi ketenagakerjaan dengan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share. Pertemuan yang kedua dilaksanakan tanggal 14 September 2013 membahas materi pembangunan ekonomi dengan model pembelajaran kooperatif teknik round table. Kemudian Pertemuan ketiga pada tanggal 21 September 2013 membahas materi pertumbuhan ekonomi menggunakan metode ceramah, kelas XI IPS 1 sebagai kelas kontrol.

Pada kelas XI IPS 2 pembelajaran ekonomi dilaksanakan setiap hari Rabu pada jam ke 2 dan 3 yaitu pukul 07.45-09.15. Pada pertemuan yang pertama tanggal 4 September 2013, membahas materi ketenagakerjaan dengan model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif teknik round table. Pada pertemuan yang kedua tanggal 11 September 2013, membahas materi pembangunan ekonomi dengan menggunakan metode ceramah, kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol. Kemudian pertemuan yang ketiga dilaksanakan tanggal 18 September 2013 yang membahas pertumbuhan ekonomi menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share.

Kemudian pembelajaran ekonomi di kelas XI IPS 3, dilaksanakan setiap hari Senin pada jam ke 3 dan 4 yaitu pukul 09.15-10.00. Kemudian diselang waktu istirahat dari pukul 10.00-10.30 dan dilanjut lagi dari pukul 10.30-11.15. Pertemuan yang pertama membahas materi ketenagakerjaan dengan menggunakan metode ceramah, kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol. Pertemuan yang kedua dilaksanakan pada tanggal 9 September 2013 membahas materi pembangunan ekonomi menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share. Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 16 September 2013 membahas materi pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table. Setiap pembelajaran berakhir di kelas XI IPS 1, 2, dan 3 dilaksanakan post test untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa.


(40)

4.1.7 Deskripsi Instrumen Penelitian 4.1.7.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan tingkat ketepatan kemampuan berpikir kritis siswa.

a. Uji Validitas Kelas XI IPS 1

Berikut ini hasil uji validitas kelas XI IPS 1, dapat dilihat dalam tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Item Kemampuan Berpikir Kritis Kelas XI IPS 1

No. Soal

Soal Pertemuan ke-1 (rpbi)

Soal Pertemuan ke-2 (rpbi)

Soal Pertemuan ke-3 (rpbi)

r tabel Keterangan

1 0,63 0,33 0,37 0,312 Valid

2 0,36 0,45 0,36 0,312 Valid

3 0,51 0,45 0,32 0,312 Valid

4 0,42 0,34 0,34 0,312 Valid

5 0,52 0,40 0,35 0,312 Valid

6 0,45 0,40 0,34 0,312 Valid

7 0,37 0,41 0,50 0,312 Valid

8 0,52 0,33 0,42 0,312 Valid

9 0,52 0,46 0,38 0,312 Valid

10 0,58 0,52 0,43 0,312 Valid

11 0,47 0,43 0,34 0,312 Valid

12 0,49 0,35 0,41 0,312 Valid

13 0,32 0,48 0,32 0,312 Valid

14 0,35 0,33 0,36 0,312 Valid

15 0,33 0,36 0,38 0,312 Valid

16 0,49 0,45 0,37 0,312 Valid

17 0,39 0,36 0,33 0,312 Valid

18 0,32 0,40 0,34 0,312 Valid

19 0,38 0,35 0,37 0,312 Valid

20 0,36 0,34 0,34 0,312 Valid

21 0,33 0,34 0,33 0,312 Valid

22 0,38 0,39 0,33 0,312 Valid

23 0,33 0,37 0,44 0,312 Valid

24 0,34 0,37 0,37 0,312 Valid

25 0,32 0,32 0,39 0,312 Valid

26 0,42 0,51 0,42 0,312 Valid

27 0,67 0,65 0,50 0,312 Valid

28 0,39 0,38 0,33 0,312 Valid

29 0,49 0,40 0,34 0,312 Valid

30 0,32 0,34 0,38 0,312 Valid


(41)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa semua item dalam penelitian ini di kelas XI IPS 1 menggambarkan kemampuan berpikir kritis siswa. b. Uji Validitas Kelas XI IPS 2

Berikut ini hasil uji validitas kelas XI IPS 2, dapat dilihat dalam tabel 4.4 dibawah ini.

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Item Kemampuan Berpikir Kritis Kelas XI IPS 2

No. Soal

Soal Pertemuan ke-1 (rpbi)

Soal Pertemuan ke-2 (rpbi)

Soal Pertemuan ke-3 (rpbi)

r tabel Keterangan

1 0,33 0,36 0,33 0,312 Valid

2 0,46 0,34 0,34 0,312 Valid

3 0,39 0,37 0,40 0,312 Valid

4 0,44 0,32 0,42 0,312 Valid

5 0,42 0,31 0,60 0,312 Valid

6 0,33 0,49 0,61 0,312 Valid

7 0,32 0,31 0,35 0,312 Valid

8 0,37 0,38 0,34 0,312 Valid

9 0,43 0,33 0,42 0,312 Valid

10 0,43 0,39 0,62 0,312 Valid

11 0,38 0,49 0,40 0,312 Valid

12 0,33 0,34 0,49 0,312 Valid

13 0,35 0,37 0,40 0,312 Valid

14 0,33 0,36 0,45 0,312 Valid

15 0,38 0,33 0,63 0,312 Valid

16 0,35 0,34 0,34 0,312 Valid

17 0,49 0,35 0,68 0,312 Valid

18 0,34 0,42 0,48 0,312 Valid

19 0,39 0,34 0,33 0,312 Valid

20 0,36 0,38 0,46 0,312 Valid

21 0,35 0,41 0,37 0,312 Valid

22 0,33 0,35 0,32 0,312 Valid

23 0,37 0,57 0,45 0,312 Valid

24 0,33 0,31 0,33 0,312 Valid

25 0,31 0,34 0,39 0,312 Valid

26 0,32 0,43 0,50 0,312 Valid

27 0,41 0,51 0,55 0,312 Valid

28 0,41 0,35 0,33 0,312 Valid

29 0,34 0,55 0,33 0,312 Valid

30 0,33 0,33 0,35 0,312 Valid

Sumber : Lampiran B

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa semua item dalam penelitian ini di kelas XI IPS 2 dinyatakan valid, karena seluruh item soal menggambarkan kemampuan berpikir kritis siswa.


(42)

c. Uji Validitas Kelas XI IPS 3

Berikut ini hasil uji validitas kelas XI IPS 3, dapat dilihat dalam tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Item Kemampuan Berpikir Kritis Kelas XI IPS 3

No. Soal

Soal Pertemuan ke-1 (rpbi)

Soal Pertemuan ke-2 (rpbi)

Soal Pertemuan ke-3 (rpbi)

r tabel Keterangan

1 0,42 0,42 0,35 0,312 Valid

2 0,45 0,37 0,40 0,312 Valid

3 0,48 0,40 0,34 0,312 Valid

4 0,32 0,33 0,37 0,312 Valid

6 0,41 0,32 0,36 0,312 Valid

7 0,37 0,35 0,38 0,312 Valid

8 0,32 0,38 0,35 0,312 Valid

9 0,39 0,34 0,34 0,312 Valid

10 0,45 0,34 0,41 0,312 Valid

11 0,39 0,52 0,46 0,312 Valid

12 0,54 0,37 0,36 0,312 Valid

13 0,39 0,44 0,36 0,312 Valid

14 0,31 0,32 0,33 0,312 Valid

15 0,35 0,37 0,33 0,312 Valid

16 0,41 0,34 0,33 0,312 Valid

17 0,40 0,36 0,34 0,312 Valid

18 0,35 0,35 0,40 0,312 Valid

19 0,41 0,40 0,44 0,312 Valid

20 0,36 0,40 0,41 0,312 Valid

21 0,37 0,35 0,34 0,312 Valid

22 0,34 0,34 0,34 0,312 Valid

23 0,41 0,34 0,37 0,312 Valid

24 0,51 0,33 0,40 0,312 Valid

25 0,47 0,34 0,41 0,312 Valid

26 0,40 0,36 0,38 0,312 Valid

27 0,33 0,32 0,33 0,312 Valid

28 0,32 0,33 0,33 0,312 Valid

29 0,37 0,36 0,35 0,312 Valid

30 0,32 0,32 0,31 0,312 Valid

Sumber : Lampiran B

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item dalam instrumen penelitian ini valid sehingga layak untuk dijadikan sebagai alat ukur kemampuan berpikir kritis siswa.

4.1.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sebuah tes menunjukkan ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat


(43)

penilain tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman – Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap.

a. Uji Reliabilitas Kelas XI IPS 1

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Kelas XI IPS 1

Soal Pertemuan ke-1 Soal Pertemuan ke-2 Soal Pertemuan ke-3

r11 0,84 0,83 0,77

Kriteria Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi

Sumber : Lampiran B

Pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa instrumen penelitian memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya instrumen dapat digunakan lebih dari satu kali dan menghasilkan data yang konsisten.

b.Uji Reliabilitas Kelas XI IPS 2

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas Kelas XI IPS 2

Soal Pertemuan ke-1 Soal Pertemuan ke-2 Soal Pertemuan ke-3

r11 0,68 0,81 0,91

Kriteria Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi

Sumber : Lampiran B

Pada tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa instrumen penelitian memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya instrumen dapat digunakan lebih dari satu kali dan menghasilkan data yang konsisten.

c. Uji Reliabilitas Kelas XI IPS 3

Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas Kelas XI IPS 1

Soal Pertemuan ke-1 Soal Pertemuan ke-2 Soal Pertemuan ke-3

r11 0,80 0,81 0,78

Kriteria Tinggi Sangat Tinggi Tinggi


(44)

Pada tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa instrumen penelitian memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya instrumen dapat digunakan lebih dari satu kali dan menghasilkan data yang konsisten.

4.1.7.3 Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antar penjawab dengan benar dan banyaknya penjawab item (Arikunto, 2006: 128). Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran butir soal tes untuk pilihan ganda lima option dapat menggunakan rumus dibawah ini:

P = B (Arikunto, 2009: 208)

JS

Semakin kecil nilai P, maka soal tersebut semakin sukar, dan sebaliknya semakin besar nilai P maka soal semakin mudah.

a. Uji Tingkat Kesukaran Kelas XI IPS 1

Adapun hasil perhitungan tingkat kesukaran dari instrumen tes dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.9

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Kelas XI IPS 1 No.

Soal

Soal Pertemuan ke-1

Kriteria Soal Pertemuan ke-2 Kriteria Soal Pertemuan ke-3 Kriteria

Indeks Indeks Indeks

1 0,60 Sedang 0,45 Sedang 0,48 Sedang

2 0,58 Sedang 0,65 Sedang 0,73 Mudah

3 0,65 Mudah 0,63 Sedang 0,68 Sedang

4 0,38 Sedang 0,60 Sedang 0,40 Sedang

5 0,73 Mudah 0,88 Mudah 0,55 Sedang

6 0,65 Sedang 0,80 Mudah 0,80 Mudah

7 0,43 Sedang 0,60 Sedang 0,48 Sedang

8 0,60 Mudah 0,85 Mudah 0,75 Mudah

9 0,68 Mudah 0,80 Mudah 0,78 Mudah

10 0,78 Mudah 0,80 Mudah 0,78 Mudah

11 0,50 Sedang 0,83 Mudah 0,60 Sedang

12 0,58 Sedang 0,85 Mudah 0,68 Sedang

13 0,53 Sedang 0,88 Mudah 0,73 Mudah

14 0,43 Sedang 0,63 Sedang 0,55 Sedang

15 0,40 Sedang 0,90 Mudah 0,80 Mudah


(45)

No. Soal

Soal Pertemuan ke-1

Kriteria Soal Pertemuan ke-2 Kriteria Soal Pertemuan ke-3 Kriteria

Indeks Indeks Indeks

17 0,53 Sedang 0,90 Mudah 0,68 Sedang

18 0,40 Sedang 0,58 Sedang 0,63 Sedang

19 0,50 Sedang 0,48 Sedang 0,50 Sedang

20 0,48 Sedang 0,93 Mudah 0,73 Mudah

21 0,33 Sedang 0,73 Sedang 0,53 Sedang

22 0,40 Sedang 0,63 Sedang 0,53 Sedang

23 0,55 Sedang 0,85 Mudah 0,83 Mudah

24 0,40 Sedang 0,65 Sedang 0,55 Sedang

25 0,43 Sedang 0,48 Sedang 0,63 Sedang

26 0,55 Mudah 0,93 Mudah 0,65 Sedang

27 0,80 Mudah 0,85 Mudah 0,70 Sedang

28 0,60 Sedang 0,73 Mudah 0,60 Sedang

29 0,43 Sedang 0,63 Sedang 0,50 Sedang

30 0,23 Sukar 0,65 Sedang 0,70 Sedang

Sumber : Lampiran B

Hasil uji tingkat kesukaran soal pertemuan 1 pada kelas XI IPS 1 menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share pada materi ketenagakerjaan, menunjukkan bahwa 10% termasuk kedalam kriteria tingkat kesukaran mudah dan 86% termasuk kedalam tingkat kesukaran sedang serta 4% termasuk kedalam kriteria tingkat kesukaran sukar. Sehingga dapat disimpulkan hasil uji tingkat kesukaran soal kelas XI IPS 1 pada pertemuan ke-1 didominasi oleh kriteria tingkat kesukaran sedang.

Pada soal pertemuan kedua uji tingkat kesukaran di kelas XI IPS 1 menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table pada materi pembangunan ekonomi, menunjukkan bahwa 60% termasuk kedalam kriteria tingkat kesukaran mudah dan 40% termasuk kedalam kriteria tingkat kesukaran sedang. Hasil uji tingkat kesukaran soal kelas XI IPS 1 pada pertemuan ke-2 didominasi oleh kriteria tingkat kesukaran mudah.

Uji tingkat kesukaran pada soal pertemuan ketiga di kelas XI IPS 1 sebagai kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah pada materi pertumbuhan ekonomi, menunjukkan bahwa 33% dari soal termasuk kedalam kriteria tingkat kesukaran mudah dan 67% termasuk kedalam kriteria yang sedang. Hasil uji tingkat kesukaran soal kelas XI IPS 1 pada pertemuan ke-3 didominasi oleh tingkat kesukaran sedang.


(1)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

97

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis penelitian dan pembahasan yang dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dengan kelas XI IPS 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table.

2. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table dengan kelas kontrol XI IPS 3 yang menggunakan metode ceramah.

3. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dengan kelas kontrol XI IPS 3 yang menggunakan metode ceramah.

4. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table dengan kelas kontrol XI IPS 2 yang menggunakan metode ceramah.

5. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol XI IPS 2 yang menggunakan metode ceramah dengan kelas XI IPS 3 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share.

6. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table dengan kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share.

7. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol XI IPS 1 menggunakan metode ceramah dengan kelas XI IPS 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share.


(2)

98

8. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas XI IPS 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dengan kelas XI IPS 3 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table.

9. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol XI IPS 1 yang menggunakan metode ceramah dengan kelas XI IPS 3 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik round table.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan saran atau rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi guru, sebaiknya menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan round table sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Teknik round table lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Kemudian materi yang cocok diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik round table seperti di kelas X tentang pasar, permintaan penawaran, pelaku ekonomi. Di kelas XI materi lainnya yaitu materi APBN dan APBD serta perdagangan internasional. Di Kelas XII yaitu materi tentang manajemen dan koperasi.

2. Bagi pihak sekolah, agar meningkatkan MGMP tingkat sekolah dalam mata pelajaran ekonomi dalam membahas kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. Dapat juga dilakukan dengan memfasilitasi dan meningkatkan profesionalisme dalam kegiatan pelatihan, seminar, diklat dan yang lainnya. Selain guru di sekolah mampu menerapkan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Bagi siswa, keaktifan belajar siswa sangat penting dalam rangka mendukung keberhasilan belajar di sekolah, siswa harus dapat membangun kesadaran diri tentang pentingnya keaktifan dalam proses pembelajaran. Siswa harus mampu bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan kelompoknya, serta harus saling mengevaluasi kinerja kelompoknya agar semua potensi yang ada dapat


(3)

99

dimanfaatkan secara optimal. Serta potensi kemampuan berpikir kritis dapat berkembang terutama dalam kegiatan diskusi kelompok.

4. Bagi peneliti selanjutnya, agar diadakan penelitian lanjutan dengan cakupan materi yang lebih luas dan dapat pula mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat berkembang.


(4)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Achmad, Arief. (2007). Memahami Berpikir Kritis. Jakarta : Cemerlang.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiwati, Neti dan Permana, Leni. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi UPI.

Djamarah, Bahri dan Syaiful., Zain Aswan. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Feldman, A. Daniel. (2010). Berpikir Kritis, Strategi untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta: Indeks.

Fisher, Alec. (2008). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta:Erlangga.

Fraenkel, R.Jack., Wallen, E .(1993). How to Design and Evaluate Research in Education. United States: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. Hasibuan, J.J dan Moedjiono. (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda. Huda, Miftahul. (2012). Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Isjoni. (2010). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Lie, Anita.(2008).Cooperative Learning,Memperaktikan Cooperative Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia

Mulyasa,E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Rosdakarya:Bandung. Riduwan.,Engkos,Achmad. (2012). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis


(5)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sagala, Syaiful.(2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Sanjaya, Wina. (2010 ). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. (2009). Cooperative Learning,Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.Bandung: Alfabeta.

Suprijono. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta: Kencana.

Weber, E. (1997). Roundtable Learning: Building understanding through enchanced MI strategies. Tucson, AZ: Zephyr Press.

Karya Ilmiah

Astri Srigustini. (2012). Studi komparatif penggunaan model cooperative learning teknik numbered heads together dan round table terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI SMA Negeri 1 Singaparna. Skripsi : Universitas Pendidikan Indonesia.

Julaikha. (2010). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Intruction Melalui Metode Diskusi dan Teknik Two Stay Two Stray terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Eksperimen Kuasi Pada Kelas X SMA Pasundan 8 Bandung). Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahyuni Yulianti. (2012). Studi komparatif penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe jigsay dalam meningkatkan aktifitas dan hasil


(6)

Nissa Putri Rahayu,2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Cilegon. Skripsi : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Internet

Akhmad Sudrajat. (2010). Pentingnya Berpikir Kritis [Online]. Tersedia: http://wordpress.com/2010/09/19/pentingnya-berpikir-kritis.html?m=1. [diakses 2 Mei 2013]

Aulia. (2012). Pentingnya Berpikir Kritis Bagi Siswa [Online]. Tersedia: http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2253994-pentingnya-berpikir-kritis/#ixzz2QxzNeEdj.[diakses 20 April 2013]

Depdiknas. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi [Online]. (2003). Tersedia: sasterpadu.tripod.com/sasstore/ekonomi.pdf. [diakses1 Juni 2013]

Ian Konjo. (2012). Pengertian Pendekatan, Metode, Teknik, Model dan Strategi Pembelajaran [Online]. Tersedia:

http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/pengertian-pendekatan-metode-teknik.html?m=1. [diakses 5 April 2013]

Lilik Subekti. (2011). Esensi Pelatihan Berfikir Kritis Bagi Siswa SMP [Online].

Tersedia: http://groupktibondowoso.blogspot.com/2011/10/esensi-pelatihan-berfikir-kritis.html. [diakses 23 Januari 2013]

Rendik Setiawan. (2012). Masalah Pendidikan di Indonesia [Online]. Tersedia: http://positivego.blogspot.com/2012/11/masalah-pendidikan-di-indonesia.html. [diakses 20 April 2013]

Tansyahabidin. (2012). Kemampuan Berpikir Kritis [Online]. Tersedia:

http://tansyahabidinsyah.blogspot.com/2012/07/kemampuan-berpikir-kritis.html?m=1. [diakses 20 April 2013]

Sumber Jurnal atau Paper

McKown, Major Lyndon “Kyle”. (1997). Improving Leadership Through Better Decision Making: Fostering Critical Thinking. New York: The Research Department Air Command and Staff College.


Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

2 35 47

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

0 12 47

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

1 25 62

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI DI SD MUHAMMADIYAH 12 MEDAN.

0 3 35

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SQUARE DENGAN THINK-PAIR-SHARE.

0 2 24

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI.

2 9 36