Peningkatan minat dan prestasi belajar IPA materi pembentukan tanah dengan metode penemuan terbimbing pada siswa kelas V semester 2 SDK Totogan tahun pelajaran 2011/2012.

(1)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI PEMBENTUKAN TANAH DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SDK TOTOGAN

TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

Yohanes Babtista Ibnu Pranowo Universitas Sanata Dharma

2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar ipa materi pembentukan tanah dengan metode penemuan terbimbing pada siswa kelas V semester 2 SDK Totogan tahun pelajaran 2011/ 2012, yang ditandai dengan peningkatan rata-rata minat siswa, peningkatan nilai rata-rata siswa dan presentase siswa yang mencapai KKM. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Totogan, Sleman pada tahun pelajaran 2011/ 2012. Dengan jumlah 22 siswa, 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pembentukan tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari dua kali pertemuan, dengan masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan, wawancara, dan tes

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) metode penemuan terbimbing pada mata pelajaran IPA materi pembentukan tanah dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V SDK Totogan tahun pelajaran 2011/ 2012. Kondisi awal minat siswa menunjukkan bahwa nilai rata-rata minat siswa (dalam skala 1-20) adalah 10,409. Pada siklus I nilai rata-rata minat siswa adalah 14,136, sedangkan pada siklus II persentase nilai rata-rata minat siswa meningkat menjadi 16,14. (2) metode penemuan terbimbing pada mata pelajaran IPA materi pembentukan tanah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDK Totogan tahun pelajaran 2011/ 2012. Kondisi awal prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa 29,63% (8 siswa) dari jumlah siswa telah tercapai KKM (70). Pada siklus I, sebanyak 68,18% (15 siswa) mencapai KKM (70) dengan nilai rata-rata 70,03, sedangkan pada siklus II sebanyak 95,45% (21 siswa) mencapai KKM (70) dengan nilai rata-rata 81,19.

kata kunci: minat belajar, prestasi belajar, pembentukan tanah, metode penemuan terbimbing


(2)

ix ABSTRACT

INCREASED INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT OF NATURAL SCIENCE IN SOIL FORMATION TOPIC WITH GUIDED DISCOVERY METHOD FOR FIFTH GRADUATED 2NDSEMESTER OF SDK TOTOGAN

2011/ 2012

Yohanes Babtista Ibnu Pranowo Sanata Dharma University

2012

The research aims to know the increased interest and learning achievement of natural science in soil formation topic with guided discovery method for fifth graduated 2nd semester of SDK Totogan 2011/ 2012, which is indicated by the increase of students interest average, students score average, and percentage of students that reach (KKM). This research was an Classroom Action Research (CAR).

The subjects of this study were fifth grade elementary school students SDK Totogan 2011/2012. The number of students was 22, 10 male students and 12 female students. The objectives of the research were interest and student achievement in science studies with the topic on soil formation. The research was conducted in may 2012. The research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of two meetings, each meeting was 2 x 35 minutes (2 hour lessons). Instruments used in this research were observation, interview, dan tests.

The results of this research are: (1) guided discovery method in natural science on soil formation topic increase student interest in the fifth grade SDK Totogan 2011/2012. The initial condition indicated the average value of student interest (on a scale of 1-20) was 10,409. First cycle the student interest was 14,136 wich was included in high interest criteria. In the second cycle the average percentage of the student interest increased to 16,14. (2) Guided discovery method in natural science on soil formation topic increase student achievement in the fifth grade SDK Totogan 2011/2012. The initial condition of student achievement showed that 29,63% (8 students) reached KKM (70). In first cycle much as 68,18% (15 students) achieved KKM (70) with an average value of 70,03. In second cycle much as 95,45% (21 students) achieved KKM (70) with an average value of 81,19.

keywords: learning interest, learning achievement, soil formation, guided discovery method


(3)

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI PEMBENTUKAN TANAH DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SDK TOTOGAN

TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

YOHANES BABTISTA IBNU PRANOWO 081134102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(4)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI PEMBENTUKAN TANAH DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SDK TOTOGAN

TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

YOHANES BABTISTA IBNU PRANOWO 081134102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan Anugerah-Nya

selama hidupku.

Kedua orang tua ku Bpk. Sukarmin dan Ibu Siti Indarsih yang

senantiasa memberikan dukungan moral dan materiil kepadaku

serta do’a yang tak pernah putus untukku demi kesuksesan dan

kelancaran hidupku.

Adikku yang selalu membantuku dan sebagai penyemangat

hidupku.

Elisa Setyaningtyas yang telah mendampingiku, memberiku

semangat, doa serta dukungan kepadaku sehingga aku mampu

menjalani semua ini

Teman-teman ku yang selalu menjadi tempat curahan hati dan

pemberi semangatku dalam menghadapi rintangan.


(8)

v

MOTTO

Jadilah dirimu sendiri dan banggalah

dengan HASILKARYA SENDIRI

.

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah

pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab

Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu

dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia

akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat

menanggungnya. (1 korintus 10: 13)

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada

pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu

rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,

untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

(yeremia 29: 11)


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Desember 2012 Penulis

Yohanes Babtista Ibnu Pranowo


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yohanes Babtista Ibnu Pranowo

NIM : 081134102

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI

PEMBENTUKAN TANAH DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SDK TOTOGAN TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

Dengan demikian saya memberitahukan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan ke dalam internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya, atau memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 17 Desember 2012 Yang menyatakan

Yohanes Babtista Ibnu Pranowo


(11)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI PEMBENTUKAN TANAH DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SDK TOTOGAN

TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

Yohanes Babtista Ibnu Pranowo Universitas Sanata Dharma

2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar ipa materi pembentukan tanah dengan metode penemuan terbimbing pada siswa kelas V semester 2 SDK Totogan tahun pelajaran 2011/ 2012, yang ditandai dengan peningkatan rata-rata minat siswa, peningkatan nilai rata-rata siswa dan presentase siswa yang mencapai KKM. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Totogan, Sleman pada tahun pelajaran 2011/ 2012. Dengan jumlah 22 siswa, 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pembentukan tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari dua kali pertemuan, dengan masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan, wawancara, dan tes

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) metode penemuan terbimbing pada mata pelajaran IPA materi pembentukan tanah dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V SDK Totogan tahun pelajaran 2011/ 2012. Kondisi awal minat siswa menunjukkan bahwa nilai rata-rata minat siswa (dalam skala 1-20) adalah 10,409. Pada siklus I nilai rata-rata minat siswa adalah 14,136, sedangkan pada siklus II persentase nilai rata-rata minat siswa meningkat menjadi 16,14. (2) metode penemuan terbimbing pada mata pelajaran IPA materi pembentukan tanah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDK Totogan tahun pelajaran 2011/ 2012. Kondisi awal prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa 29,63% (8 siswa) dari jumlah siswa telah tercapai KKM (70). Pada siklus I, sebanyak 68,18% (15 siswa) mencapai KKM (70) dengan nilai rata-rata 70,03, sedangkan pada siklus II sebanyak 95,45% (21 siswa) mencapai KKM (70) dengan nilai rata-rata 81,19.

kata kunci: minat belajar, prestasi belajar, pembentukan tanah, metode penemuan terbimbing


(12)

ix ABSTRACT

INCREASED INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT OF NATURAL SCIENCE IN SOIL FORMATION TOPIC WITH GUIDED DISCOVERY METHOD FOR FIFTH GRADUATED 2NDSEMESTER OF SDK TOTOGAN

2011/ 2012

Yohanes Babtista Ibnu Pranowo Sanata Dharma University

2012

The research aims to know the increased interest and learning achievement of natural science in soil formation topic with guided discovery method for fifth graduated 2nd semester of SDK Totogan 2011/ 2012, which is indicated by the increase of students interest average, students score average, and percentage of students that reach (KKM). This research was an Classroom Action Research (CAR).

The subjects of this study were fifth grade elementary school students SDK Totogan 2011/2012. The number of students was 22, 10 male students and 12 female students. The objectives of the research were interest and student achievement in science studies with the topic on soil formation. The research was conducted in may 2012. The research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of two meetings, each meeting was 2 x 35 minutes (2 hour lessons). Instruments used in this research were observation, interview, dan tests.

The results of this research are: (1) guided discovery method in natural science on soil formation topic increase student interest in the fifth grade SDK Totogan 2011/2012. The initial condition indicated the average value of student interest (on a scale of 1-20) was 10,409. First cycle the student interest was 14,136 wich was included in high interest criteria. In the second cycle the average percentage of the student interest increased to 16,14. (2) Guided discovery method in natural science on soil formation topic increase student achievement in the fifth grade SDK Totogan 2011/2012. The initial condition of student achievement showed that 29,63% (8 students) reached KKM (70). In first cycle much as 68,18% (15 students) achieved KKM (70) with an average value of 70,03. In second cycle much as 95,45% (21 students) achieved KKM (70) with an average value of 81,19.

keywords: learning interest, learning achievement, soil formation, guided discovery method


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari betul, bahwa penulisan sikripsi ini tidak dapat selesai jika tidak ada bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ. S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo M.Si., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingannya yang sangat berguna selama penelitian ini.

5. Ibu C. Tri Utami, selaku Kepala Sekolah SDK Totogan, Sleman yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas V SD Kanisius Totogan, Sleman.

6. Ibu Katarina Sri Murwani, selaku Guru Kelas V SDK Totogan, Sleman yang telah memberikan waktu, bantuan, dan masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis.

7. Bapak Ibu guru serta karyawan atau karyawati SDK Totogan yang telah memberikan bantuan sehingga proses penelitian menjadi lancar.

8. Siswa-siswi kelas V SDK Totogan, Sleman yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.


(14)

xi

9. Ayah, Ibu, dan Adikku yang tercinta yang telah memberikan doa, semangat dan kasaih sayang sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

10. Elisa Setyaningtyas yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan selalu menghibur sehingga penulis selalu bersemangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman kelompok PPL Rista, Ambar, yang telah memberikan bantuan, semangat, dan dorongan untuk menyelesaikan penelitian ini. 12. Teman-teman angkatan 2008 kelas VIII A Niko, Alex, Wisnu, Vetri,

Dimas, Vektor, Dwi, Budi, dll terimakasih atas dukungan yang diberikan. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerima sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan peneliti lain.

Yogyakarta, 17 Desember 2012 Penulis

Yohanes Babtista Ibnu Pranowo NIM. 0811134102


(15)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Pemecahan Masalah ... 4

E. Batasan Pengertian ... 4

F. Tujuan Penelitian... 4

G. Manfaat Penelitian ... 5


(16)

xiii

A. Minat Belajar... 6

B. Prestasi Belajar ... 10

C. Metode Penemuan Terbimbing ... 12

D. Ilmu Pengetahuan Alam ... 17

E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 22

F. Kerangka Berpikir ... 24

G. Hipotesis Tindakan... 25

BAB III. METODE PENELITIAN... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Setting Penelitian ... 27

C. Rencana Tindakan ... 28

D. Instrumen Penelitian... 33

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 43

G. Analisis Data ... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 49

2. Hasil Minat Siswa... 60

3. Prestasi Belajar Siswa... 64

B. Pembahasan ... 68

1. Minat Siswa ... 68

2. Prestasi belajar ... 72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 77


(17)

xiv

B. Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA ... 80


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Penelitian... 28

Tabel 2. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 33

Tabel 3: Rubrik Pengamatan Minat... 34

Tabel 4: Indikator Aspek Afektif ... 36

Tabel 5: Indikator Aspek Psikomotorik ... 36

Tabel 6: Panduan Wawancara Siswa... 37

Tabel 7: Panduan Wawancara Guru... 37

Tabel 8: Rincian Pemberian Skor... 38

Tabel 9: Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran... 40

Tabel 10 : Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 40

Tabel 11: Kisi-Kisi Uji Coba Soal Siklus 1 ... 41

Tabel 12: Kisi-Kisi Uji Coba Soal Siklus 2 ... 42

Tabel 13: Koefisien Reliabilitas ... 43

Tabel 14: Kriteria Keberhasilan Minat Siswa ... 45

Tabel 15: Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar ... 45

Tabel 16: Hasil Uji Normalitas Minat Kondisi awal dengan siklus I ... 61

Tabel 17: Hasil Uji Normalitas Minat Siklus I dengan Siklus II ... 62

Tabel 18: Hasil Uji t Minat Kondisi Awal dengan Siklus I ... 62

Tabel 19: Hasil Uji t Minat Siklus I dengan Siklus II ... 63

Tabel 20: Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa... 66

Tabel 21: Hasil Uji t satu Sampel Hasil Belajar Siswa ... 67


(19)

xvi

Tabel 23: Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa... 71

Tabel 24: Rangkuman Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 72

Tabel 25: Kriteria Minat Belajar siswa ... 72

Tabel 26: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II... 75


(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Penelitian Model Kemmis & Mc Taggart ... 26

Gambar 2. Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 61

Gambar 3. Peningkatan Rata-rata Nilai Kelas ... 65

Gambar 4. Pencapaian KKM Kondisi Awal ... 65

Gambar 5. Pencapaian KKM Siklus I ... 65

Gambar 6. Peningkatan Pencapaian KKM Siklus II ... 66


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Prestasi Kondisi Awal ... 82

Lampiran 2. Silabus... 83

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 86

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 102

Lampiran 5. Bahan Ajar ... 113

Lampiran 6. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus... 119

Lampiran 7. Soal Evaluasi ... 121

Lampiran 8. Validitas Soal Evaluasi ... 130

Lampiran 9. Reliabilitas Soal Evaluasi ... 133

Lampiran 10. Taraf Kesukaran Soal Evaluasi ... 143

Lampiran 11. Instrumen dan Pedoman Penilaiam ... 146

Lampiran 12. Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... 148

Lampiran 13. Catatan Lapangan ... 154

Lampiran 14. Data Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 164

Lampiran 15. Data Hasil Belajar Siswa ... 165

Lampiran 16. Contoh Hasil Kerja Siswa ... 167

Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian ... 177

Lampiran 18. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian Di SD ... 178


(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar mengajar, karena guru sebagai orang terdepan dalam pendidikan. Guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar (Aqib, 2002: 22). Peran startegis guru dalam proses pembelajaran ini memiliki dampak pada kompetensi yang akan dicapai siswa baik itu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kompetensi siswa akan berkembang secara optimal tergantung bagaimana guru mampu memposisikan diri serta kedudukan siswanya di dalam pembelajaran. Posisi guru yang dimaksud adalah Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator (Wina Sanjaya, 2006: 19).

Guru setelah memahami posisinya diharapkan mampu menciptakan suatu pembelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA, karena IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Iskandar, 2001: 2), sehingga perlu kajian secara sistematis dan mendalam agar hasil belajar atau prestasi belajar siswa juga meningkat. Pembelajaran IPA jika didominasi dengan metode ceramah dan tanpa mempergunakan media maka dapat membosankan bagi siswa, karena siswa hanya


(23)

membayangkan suatu peristiwa yang dijelaskan oleh guru yang terkadang penjelasan tersebut sulit untuk dibayangkan dan memerlukan benda yang nyata untuk dilihat siswa, apabila demikian akhirnya membuat minat anak tehadap mata pelajaran tersebut rendah dan hasilnya prestasi belajar anak juga menurun.

Mata pelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006: 70). Mata pelajaran IPA merupakan pelajaran yang menyajikan materi dalam bentuk proses, produk dan sikap, dan ini akan sulit dipahami oleh siswa jika guru hanya mengajarkan konsep-konsep saja, hal ini terbukti dari pendapat rata-rata siswa, menganggap pelajaran IPA sulit, yang berakibat pada penurunannya prestasi siswa pada mata pelajaran tersebut.

Berdasarkan wawancara dan observasi dengan guru kelas V SD Kanisius Totogan dalam mata pelajaran IPA bahwa metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah diselingi tanya jawab serta pemberian tugas. Hasil observasi didalam kelas saat pelajaran berlangsung kebanyakan siswa tidak memperhatikan guru dan hanya diam saja mendengarkan ceramah guru tanpa ada rasa ketertarikan dan semangat untuk belajar, dari hasil wawancara dengan siswa sebagian besar siswa merasa bosan dengan cara mengajar guru. Hasilnya siswa kurang paham dengan materi yang sedang dipelajari, hal tersebut terbukti dari prestasi


(24)

belajar siswa kelas V SD Kanisius Totogan tahun 2010/2011 pada mata pelajaran IPA materi Pembentukan Tanah 70,37 % siswa tidak lulus dari KKM yang ditentukan yaitu 70.

Melihat fakta tersebut peneliti akan memperbaikinya dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Metode penemuan terbimbing dipilih karena mampu mengajak siswa untuk bereksperimen dengan obyek secara langsung sehingga mereka mampu menemukan pengetahuan mereka sendiri dengan bimbingan dari guru, oleh karena itu peneliti berharap siswa akan lebih tertarik pada materi pembentukan tanah dan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajarnya.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Bumi dan alam semesta dalam mata pelajaran IPA cukup luas cakupannya, maka dari itu penelitian ini dibatasi pada kompetensi dasar mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

2. Tindakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan metode penemuan terbimbing dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan?


(25)

2. Apakah penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan?

D. Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya minat belajar dan prestasi belajar IPA materi pembentukan tanah pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2011/ 2012 akan diatasi dengan menggunakan metode penemuan terbimbing.

E. Batasan Pengertian

Berikut ini merupakan batas pengertian yang peneliti ambil yaitu sebagai berikut:

1. Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin Syah, 2008: 151). 2. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar, Djamara dalam Purnomo (2008: 370).

3. Metode penemuan terbimbing sebagai metode belajar-mengajar yang memberikan peluang diperhatikannya proses dan hasil kegiatan belajar siswa (Moedjiono, 1993: 87).

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. untuk mengetahui bagaimana penerapan metode penemuan terbimbing dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan.


(26)

2. untuk mengetahui apakah penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di SD Kanisius Totogan ini menurut peneliti memiliki beberapa manfaat, yaitu :

1. Bagi siswa

Dengan penelitian ini diharapkan minat dan prestasi belajar siswa meningkat.

2. Bagi guru

Jika hasil penelitian ini dirasakan dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih baik, maka diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru agar dapat menerapkan metode penemuan terbimbing sebagai usaha memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran.

3. Bagi lembaga (sekolah)

Apabila penelitian ini membantu dalam proses kegiatan belajar mengajar yang lebih baik, sekolah disarankan untuk lebih menfasilitasi guru agar lebih kreatif sehingga mutu pendidikan menjadi meningkat.


(27)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat

1. Pengertian minat

Muhibbin Syah (2008: 151) mendefinisikan minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

Ahmadi (1991: 79) menyebutkan bahwa, tidak adanya minat

seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar.

Winkel (1984: 158), minat merupakan kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Slameto (2003: 180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.

2. Ciri-ciri minat

Hurlock (1995:117), menyatakan ciri-ciri minat antara lain sebagai berikut:


(28)

Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Dengan demikian perkembangan fisik dan mental seorang siswa akan tumbuh bersamaan dengan minat siswa tersebut.

b. Minat bergantung pada kesiapan belajar

Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental. Sebagai contoh mereka tidak dapat mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk permainan bola tersebut.

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak, karena lingkungan anak kecil sebagian besar

terbatas pada rumah. Minat mereka “tumbuh dari rumah.” Dengan

bertambah luasnya lingkup sosial, mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin memiliki minat yang sama pada olahraga seperti teman sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.


(29)

e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya mereka dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka.

f. Minat berbobot emosional

Bobot emosional-aspek afektif dari minat menentukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat, dan bobot emosional yang menyenangkan memperkuatnya

g. Minat itu egosentris

Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris, misalnya minat anak laki-laki pada matematika, sering berlandaskan keyakinan bahwa kepandaian itu bidang matematika di sekolah akan merupakan langkah penting menuju kedudukan yang menguntungkan dan bergengsi di dunia usaha.

3. Cara mengukur minat

Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian non-tes. Masidjo (1995: 59) mengemukakan bahwa non-tes merupakan rangkaian pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang kurang distandarisasikan, dimana yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar yang


(30)

dapat diamati secara konkret dari individu atau kelompok. Penilaian non-tes dapat berupa pengamatan (observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket, dan wawancara.

Selain pengamatan (observasi), minat siswa dapat dilihat dengan menggunakan wawancara. Masidjo (1995: 72) menyatakan bahwa wawancara merupakan suatu proses tanya jawab sepihak antara pewawancara dengan yang diwawancarai, yang dilaksanakan sambil bertatap muka, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud memperoleh jawaban dari wawancara. Wawancara tentang kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan kepada guru dan sebagian siswa setelah pelajaran selesai pada setiap akhir siklus.

4. Indikator minat belajar

Safari (2003: 60), ada beberapa indikator minat belajar yaitu sebagai berikut :

a. Perasaan senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran ekonomi misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan ekonomi. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.

b. Ketertarikan siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa


(31)

berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

c. Perhatian siswa

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, maka dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

d. Keterlibatan siswa

Ketertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian belajar

Belajar menurut Syah (2008: 59) merupakan key term, (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.

Skinner dalam Syah (2008: 64) mendefinisikan belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlaku secara progresif. Proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila apabila ia diberi penguatan (reinforcer).

Chaplin dalam Syah (2008: 64) merumusankan belajar dibagi menjadi dua, rumusan pertama berbunyi: belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan


(32)

dan pengalaman. Rumusan kedua mengatakan: belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

Sependapat dengan definisi belajar diatas, Syah (2008: 64) mengutarakan pengertian belajar sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

2. Pengertian prestasi belajar

Djamara dalam Purnomo (2008: 370) menyebutkan, prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Dari uraian tersebut dapat dibuat pengertian bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.

Winkel (1984: 64), prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai. Untuk mengetahui hasil dari usaha dalam pembelajaran perlu diukur secara langsung dengan menggunakan tes atau evaluasi, untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.

Mulyono dalam Purnomo (2008: 381), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dari pelajaran-pelajaran yang diterima atau


(33)

kemampuan menguasai pelajaran yang diberikan oleh guru, yang selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Secara global (Syah, 2008: 137-138), faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:

a. faktor internal, yakni keadaan kondisi jasmani di tandai dengan kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dan rohani (psikologis) siswa baik itu tingkat kecerdasan/ intelegensi, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.

b. faktor eksternal, yakni kondisi di lingkungan sekitar siswa baik itu lingkungan sosial (lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga) maupun non sosial (gedung sekolah rumah, cuaca, dll).

c. faktor pendekatan pembelajaran, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

C. Metode Penemuan Terbimbing

1. Metode penemuan

Sund dalam Roestiyah (2001: 20) menyatakan penemuan adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan,


(34)

membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.

Gilstrap dalam Moedjiono (1993: 86) menyatakan istilah metode penemuan didefinisikan sebagai suatu prosedur yang menekankan belajar secara individual, manipulasi objek atau pengaturan atau pengkondisian objek, dan eksperimentasi lain oleh siswa sebelum generalisasi atau penarikan kesimpulan dibuat. Metode ini membutuhkan penundaan penjelasan tentang temuan-temuan penting sampai siswa menyadari sebuah konsep.

Gage & Berliner dalam Moedjiono (1993: 86) mengutarakan bahwa dalam metode penemuan, para siswa memerlukan penemuan konsep, prinsip dan pemecahan masalah untuk menjadi miliknya lebih daripada sekedar menerimanya atau pendapatnya dari seseorang guru atau sebuah buku. Dari penjelasan yang dikemukakan oleh Gage & Berliner tentang metode penemuan, dapat ditandai adanya keaktifan siswa dalam memperoleh keterampilan intelektual, sikap, dan keterampilan psikomotorik.

Gilstrap dalam Moedjiono (1993: 86) menyatakan metode penemuan merupakan komponen dari suatu bagian praktek pendidikan yang seringkali diterjemahkan sebagai mengajar heuristik, yakni suatu jenis mengajar yang meliputi metode-metode yang dirancang untuk


(35)

meningkatkan rentangan keaktifan siswa yang lebih besar, berorientasi pada proses, mengarahkan diri sendiri, mencari sendiri, dan refleksi yang sering muncul sebagai kegiatan belajar. Gage dan Berliner dalam Moedjiono (1993: 88) mengemukakan bahwa: “metode penemuan dapat digunakan secara individual atau kelompok”.

2. Metode penemuan terbimbing

Moedjiono (1993: 87) menyatakan metode penemuan terbimbing sebagai metode belajar-mengajar yang memberikan peluang diperhatikannya proses dan hasil kegiatan belajar siswa, digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar dengan tujuan:

a. meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam memperoleh dan memproses perolehan belajar.

b. mengarahkan para siswa sebagai pelajar seumur hidup.

c. mengurangi ketergantungan kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi yang diperlukan oleh para siswa.

d. melatih para siswa mengeksplorasi atau memanfaatkan lingkungannya sebagai sumber informasi yang tidak akan pernah tuntas digali.

3. Keunggulan metode penemuan terbimbing

Marzano dalam Widdiharto (2004: 6) mengemukakan kelebihan dari metode penemuan terbimbing adalah sebagai berikut:


(36)

b. menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-temukan).

c. mendukung kemampuan problem solving siswa.

d. memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

e. materi yang disajikan dapat mencapai tingkat kemampuan yang lebih tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.

4. Kelemahan metode penemuan terbimbing

Kelemahanteknik penemuan seperti yang diutarakan Widdiharto (2004: 6) sebagai berikut:

a. untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.

b. tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini, di lapangan beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.

c. tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. umumnya topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan metode penemuan terbimbing.

5. Langkah-langkah Metode Penemuan Terbimbing

Berdasarkan langkah-langkah pemakaian metode penemuan yang disarankan oleh Gilstrap, dkk dalam Moedjiono (1993: 88-89)


(37)

memberikan langkah-langkah pemakaian metode penemuan sebagai berikut:

a. mengidentifikasi kebutuhan siswa.

b. pemilihan pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengetahuan, dan generalisasi yang akan dipelajari.

c. pemilihan bahan dan masalah atau tugas-tugas yang akan dipelajari.

d. membantu memperjelas mengenai tugas atau masalah yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa.

e. mempersiapkan tempat dan alat-alat untuk penemuan.

f. mengecek pemahaman siswa tentang masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugasnya dalam pelaksanaan penemuan. g. memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan

penemuan dengan melakukan kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data.

h. membantu siswa dengan informasi atau data yang diperlukan oleh siswa untuk kelangsungan kerja mereka, bila siswa menghendakinya.

i. membimbing para siswa menganalisis sendiri dengan pertanyaan mengarahkan dan mengidentifikasi proses yang digunakan.

j. membesarkan hati dan memuji siswa yang ikut serta dalam proses penemuan.


(38)

k. membantu siswa merumuskan kaidah, prinsip, ide, generalisasi, atau konsep berdasarkan hasil penemuannya.

D. Ilmu Pengetahuan Alam

1. Hakikat IPA

Srini M. Iskandar (2001: 1) mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam. Ilmu pengetahuan alam menawarkan cara-cara untuk dapat memahami dan mempelajari kejadian-kejadian yang ada di alam dan supaya dapat hidup di dalam alam. Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu pengetahuan tentang kejadian bersifat kebendaan dan pada umumnya didasarkan atas hasil observasi, eksperimen dan induksi (Iskandar, 2001: 17 ). Sri Sulistyorini (2007: 39) menuliskan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengertian yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dari sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Hakekat ilmu pengetahuan alam adalah sebagai produk, proses dan sikap (Sulistyorini, 2007: 9-10).


(39)

Ilmu pengetahuan alam sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks. Dalam pengajaran IPA seorang guru dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang paling otentik dan tidak akan habis digunakan.

b. IPA sebagai proses

Proses di sini adalah proses mendapatkan IPA. Ilmu pengetahuan alam disusun dan diperoleh melalui metode ilmiah, jadi yang dimaksud proses IPA adalah metode ilmiah. Sepuluh keterampilan proses meliputi : (1) observasi; (2) klasifikasi; (3) interpretasi; (4) prediksi; (5) hipotesis; (6) mengendalikan variable; (7) merencanakan dan melaksanakan penelitian; (8) inferensi; (9) aplikasi; (10) komunikasi.

c. IPA sebagai pemupukan sikap

Makna “sikap” pada pengajaran IPA dibatasi pengertiannya pada “sikap ilmiah terhadap alam sekitar”. Ada sembilan aspek sikap dari ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia SD atau MI, yaitu : (1) sikap ingin tahu; (2) sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru; (3) sikap kerja sama; (4) sikap tidak putus asa; (5) sikap tidak berprasangka; (6) sikap mawas diri; (7) sikap bertanggung jawab; (8) sikap berpikir bebas; (9) sikap kedisiplinan


(40)

diri. Sikap ilmiah ini dapat dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan di lapangan.

2. Pembelajaran IPA di SD

Sri Sulistyorini (2007: 40) mengemukakan tujuan pembelajaran IPA SD yaitu:

a. memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME berdasarkan keberadaaan, keindahan, dan keteraturan dan ciptaannya.

b. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d. mengembangkan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. meningkatkan kesadaran dalam berperan serta dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam.

f. meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dengan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar melanjutkan pendidikan ke SMP.


(41)

3. Kompetensi Dasar

Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran wajib untuk siswa kelas 5. Penelitian ini mengambil standar kompetensi bumi dan alam semesta yang diajarkan pada semester 2 khususnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan karena prestasi belajar siswa banyak yang dibawah KKM.

Tanah sangat penting, karena tanah mendukung kehidupan pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Tanah terbentuk dari batuan yang telah lapuk dan hancur.

a. Batuan: menurut proses pembentukannya, batuan dapat digolongkan atas tiga golongan, yaitu: batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf (Indrianti, 2010: 172-175).

1) Batuan beku

Batuan beku terbentuk dari magma yang membeku. Batuan yang sudah ada di alam ini dapat berubah akibat pengaruh perubahan suhu dan pelapukan, yang termasuk batuan beku, antara lain: batu granit, batu basal, batu obsidian, dan batu apung.

2) Batuan sedimen atau batuan endapan

Batuan endapan atau batuan sedimen merupakan batuan yang terjadi karena pelapukan dari batuan yang sudah ada. Contoh batuan sedimen (endapan), antara lain batuan


(42)

konglomerat, batuan breksi, batu pasir, batu serpih, dan batu kapur atau batu gamping.

3) Batuan metamorf atau batuan malihan

Batu marmer berasal dari batu kapur yang mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk batu marmer disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain karena suhu dan tekanan yang sangat tinggi, pengaruh air, dan perubahan kimia yang terjadi di dalam kerak bumi. Batuan yang mengalami perubahan bentuk disebut batuan metamorf. Contoh batuan metamorf antara lain batu marmer (pualam), batu tulis, batu sabak, batu kuarsa, dan batu genes

b. Pelapukan batuan: pelapukan batuan disebabkan oleh perubahan suhu dan kegiatan alam lain. Macam-macam pelapukan ada tiga, yaitu: pelapukan fisika, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologi. 1) Pelapukan fisika

Pelapukan fisika dapat disebabkan oleh perubahan suhu. Suhu yang turun naik secara berulang-ulang akan mengembangkan dan mengerutkan batuan yang ada. Akibatnya batuan akan terkikis atau pecah berkeping-keping. Pelapukan fisika juga dapat terjadi karena terpaan angin dan hujan, serta tarikan gaya gravitasi. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan muka bumi yang disebabkan adanya erosi (Indriati, 2010: 177).


(43)

2) Pelapukan kimiawi

Pelapukan kimiawi terjadi akibat adanya reaksi kimia antara udara, air, dan mineral yang ada di dalam batuan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CaCO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst (Sulistyowati, 2009: 113).

3) Pelapukan biologi

Pelapukan biologis disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup, yaitu manusia, tumbuhan, dan hewan. Berbagai kegiatan makhluk hidup dapat mempercepat terjadinya pelapukan.

Contoh pelapukan biologi antaralain: akar tumbuhan dapat menembus dan menghancurkan batuan, dalam waktu lama akar tumbuhan itu akan melapukkan batuan. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan (Maryanto, 2009: 146).

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini peneliti mencoba untuk memaparkan hasil penelitian yang judulnya hampir sama dengan judul peneliti pilih.


(44)

1. Berdasarkan skripsi penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Kusuma Sanjai denga judul ”Penerapan Metode Guided Discovery untuk Meningkatkan Minat Belajar IPA pada Siswa Kelas IVA SD Negeri Sidomulyo Magelang Tahun Ajaran 2010/ 2011”, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan minat belajar IPA siswa kelas 4A SDN Sidomulyo, Magelang. Data yang diperoleh adalah minat belajar siswa pada pra siklus adalah 55%, kemudian pada siklus I naik menjadi 66%, dan pada siklus II naik menjadi 78 %.

2. Berdasarkan skripsi yang disusun oleh Chotidjah Hidayati dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Ngawonggo

01 Kecamatan Tajinan melalui Model Pembelajaran Penemuan

Terbimbing”, dapat dipaparkan bahwa hasil penerapan model penemuan terbimbing terjadi peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat pada Hasil belajar siswa pada Pra siklus nilai rata-rata adalah 55,68, dan pada siklus I nilai rata-rata naik menjadi 67,81, dan pada siklus II nilai rata-rata naik menjadi 71,56.

Dilihat dari hasil penelitian yang pertama dengan satu variabel yaitu minat belajar dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dan hasilnya terjadi kenaikan pada setiap siklusnya, dan pada penelitian yang kedua dengan satu variabel yaitu hasil belajar dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dan hasilnya terjadi kenaikan pada setiap siklusnya, maka disimpulkan bahwa kedua penelitian diatas dinyatakan berhasil.


(45)

Mengacu pada keberhasilan kedua penelitian diatas dengan menggunakan metode penemuan terbimbing, peneliti mencoba menggabungkan kedua variabel diatas menjadi satu penelitian di tempat lain.

F. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA identik dengan praktikum atau praktik langsung dilapangan, dalam belajar IPA khususnya mengenai materi tentang pembentukan tanah dapat diajarkan dengan menggunakan macam-macam tipe pembelajaran sehingga siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan adalah metode penemuan terbimbing. Metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam memperoleh informasi, mengarahkan siswa untuk terus belajar sehingga ketergantungan terhadap guru semakin berkurang.

Pembelajaran proses pembentukan tanan dengan metode penemuan ini, siswa diajak untuk melakukan pengamatan batuan serta siswa dituntut dapat mengidentifikasi ciri-ciri batuan yang mereka amati baik itu secara individu maupun secara berkelompok (diskusi). Kegiatan percobaan juga dilakukan siswa sebagai salah satu cara siswa menemukan sendiri pengetahuan mereka mengenai pelapukan baik itu secara fisika, kimia serta biologi, dengan demikian peneliti yakin, bahwa dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.


(46)

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

1. Penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan minat belajar IPA materi pembentukan tanah pada siswa kelas V semester 2 SDK Totokan tahun pelajaran 2011/ 2012.

2. Penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi pembentukan tanah pada siswa kelas V semester 2 SDK Totokan tahun pelajaran 2011/ 2012.


(47)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yaitu menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto, 2007: 3).

Penelitian ini menggunakan model menurut Kemmis & Mc Taggart. (Arikunto, 2007:16).

Gambar 1: Bagan Penelitian model Kemmis & Mc Taggart

Siklus 1

Siklus 2

1. Perencanaan, yaitu merupakan rancangan kegiatan dalam melakukan suatu tindakan yang akan dilakukan pada setiap siklus. Perencanaan

Perencanaan

Refleksi Observasi

Tindakan

Refleksi Observasi

Tindakan

Revisi Perencanaan


(48)

yang matang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah pembelajaraan.

2. Tindakan, yaitu melakukan kegiatan yang telah direncanakan. Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan (acting) dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.

3. Observasi, yaitu merekam atau mengamati segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.

4. Refleksi, yaitu merenungkan secara intens apa yang telah terjadi dan tidak terjadi, serta menjajaki alternatif-alternatif solusi yang perlu dikaji, dipilih dan dilaksanakan untuk dapat mewujudkan apa yang dikehendaki, sehingga dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya.

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Totogan Desa Madurejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.

2. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah Siswa SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2011/2012 kelas V yang berjumlah 22 siswa. Terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.


(49)

Obyek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar IPA materi pembentukan tanah.

4. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 yakni bulan Januari-Juli 2012.

Tabel 1: Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 Observasi pra

penelitian

2 Penyusunan

Proposal √ √ √

3 Permohonan ijin

penelitian √

4 Pengumpuln data √ √

5 Pengolahan data √ √

6 Penyusunan

laporan √ √

7 Ujian skripsi √

8 Revisi √

9 Pembuatan artikel √

C. Rencana Tindakan

Rencana penelitian menggunakan dua siklus, dimana setiap siklus mencakup empat langkah, yaitu: 1. perencanaan (planning), 2. tindakan (acting), 3. pengamatan (observing), 4. refleksi (reflecting). Keempat langkah tersebut bersifat spiral dan dipandang sebagai satu siklus.

1. Persiapan

a. permintaan izin kepada Kepala Sekolah SDK Totogan b. menyusun Silabis, RPP, LKS dan Bahan Ajar


(50)

d. menyusun rubrik penilaian tes dan non tes.

e. menyiapkan media pembelajaran yaitu LKS dan dan alat peraga. f. melakukan wawancara dan pengamatan di kelas. Pengamatan di

kelas bertujuan untuk memberikan gambaran awal mengenai aktivitas belajar siswa sedangkan wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dari guru tentang hasil belajar siswa.

2. Rencana tindakan setiap siklus

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Siklus I (2 pertemuan)

Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, dimana setiap pertemuan beralokasikan 2 jp (2 x 35 menit).

2) Perencanaan tindakan

Peneliti mempersiapkan silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan membagi siswa dalam kelompok.

3) Pelaksanaan tindakan I

a) menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.


(51)

b) membentuk kelompok kecil secara heterogen 5-6

siswa

c) mengemukakan problema yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penemuan. d) diskusi pengarahan tentang cara pelaksanaan

penemuan atau pemecahan problema yang telah ditetapkan.

e) pelaksanaan penemuan berupa kegiatan penyelidikan atau percobaan untuk menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan.

f) siswa melakukan analisis data hasil temuan. g) memberi kesempatan siswa melaporkan hasil

penemuannya.

h) meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya.

i) mengadakan tes atau evaluasi pembelajaran (siklus I pertemuan ke-2)

4) Observasi

a) mengobservasi minat belajar siswa dengan lembar pengamatan yang telah tersedia pada siklus I b) melaksanakan ulangan atau tes untuk mengukur

keberhasilan siswa pada siklus I 5) Refleksi


(52)

a) mengevaluasi apa yang dilakukan pada pelaksanaan siklus 1, tentang apa yang berhasil, kendala, dan hambatan yang dihadapi siswa.

b) membandingkan hasil ulangan atau tes dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

c) merencanakan perbaikan berdasarkan hasil ulangan atau tes dan observasi untuk dilakukan pada siklus ke II

b. Siklus II

1) Siklus II (2 pertemuan)

Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, dimana setiap pertemuan beralokasikan 2 jp (2 x 35 menit).

2) Perencanaan tindakan

Peneliti mempersiapkan silabis dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan melanjutkan pembelajaran pada siklus I, sehingga pemahaman siswa lebih mendalam dan diakhiri dengan ulangan atau tes di akhir siklus II.


(53)

a) menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

b) mengingatkan kembali tentang pembentukan tanah yang sudah dipelajari

c) membentuk kelompok kecil secara heterogen 4-5

siswa

d) mengemukakan problema yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penemuan.

e) diskusi pengarahan tentang cara pelaksanaan penemuan atau pemecahan problema yang telah ditetapkan.

f) pelaksanaan penemuan berupa kegiatan penyelidikan atau percobaan untuk menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan.

g) siswa melakukan analisis data hasil temuan.

h) memberi kesempatan siswa melaporkan hasil penemuannya.

i) meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya.

j) mengadakan tes atau evaluasi pembelajaran (siklus II pertemuan ke-2)


(54)

a) mengobservasi minat belajar siswa dengan lembar pengamatan yang telah tersedia pada siklus II

b) melaksanakan ulangan atau tes untuk mengukur keberhasilan siswa pada siklus II

5) Refleksi

Refleksi yang dilakukan peneliti adalah:

a) mengevaluasi apa yang dilakukan pada pelaksanaan siklus II, tentang apa yang berhasil, kendala, dan hambatan yang dihadapi siswa.

b) membandingkan hasil ulangan atau tes dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk memutuskan apakah siklus dilanjutkan atau tidak.

D. Instrumen Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian yang diambil, penelitian ini memiliki dua peubah (variabel) yaitu minat dan prestasi belajar. Pengamatan minat dilaksanakan saat pembelajaran dan akhir pembelajaran, sedangkan untuk mengetahui prestasi siswa dilaksanakan dengan tes yang dilakukan setelah pembelajaran.

Tabel 2: Pengumpulan Data dan Instrumen

No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen

1 Minat a. Ekspresi perasaan senang b. Perhatian

siswa dalam

Jumlah siswa yang terlibat

Pengamatan, wawancara dengan guru dan siswa

Rubrik pengamatan dan


(55)

belajar c. Ketertarikan

siswa pada materi dan guru

d. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran 2 Prestasi belajar a. Rata-rata nilai ulangan b. Persentase

jumlah siswa yang

mencapai KKM

Nilai tes dan non tes siswa

Tes tertulis Lembar tes atau

ulangan siswa

1. Rubrik Pengamatan

Peneliti bersama kelompok mahasiswa yang melakukan penelitian tindakan kelas yang sama mengenai minat, bersama-sama merancang rubrik pengamatan minat berdasarkan indikator-indikator minat. Rubrik pengamatan minat digunakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan minat dari siklus I hingga siklus II.

Tabel 3: Rubrik Pengamatan Minat

No Indikator Deskriptor Tampak (√) atau Tidak

(-)

Skor

1. Ekspresi

perasaan senang

a. Siswa mengikuti pelajaran dengan antusias

b. Siswa tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru

c. Siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai d. Siswa menyiapkan


(56)

buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai

e. Siswa duduk dengan tenang siap untuk belajar

2. Perhatian siswa dalam belajar

a. Siswa aktif bertanya di dalam kelas

b. Siswa aktif menjawab pertanyaan

c. Siswa menyimak penjelasan guru dengan seksama

d. Siswa tidak tertidur di dalam kelas.

e. Siswa tidak mengobrol atau tidak mengganggu teman lain ketika belajar.

3. Ketertarikan

siswa pada

materi dan guru

a. Siswa giat membaca buku pelajaran (sesuai mapel)

b. Siswa menanyakan kesulitan yang dialami kepada guru

c. Siswa membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru d. Siswa mengerjakan

tugas dari guru

e. Siswa membawa buku atau sumber lain dalam belajar.

4. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran

a. Siswa aktif

menyampaikan

pendapat dalam diskusi b. Siswa mau membantu

teman lain yang mengalami kesulitan c. Siswa bekerja dalam

kelompok

d. Siswa maju ke depan mengerjakan tugas e. Siswa mengajukan diri


(57)

pertanyaan spontan dari guru.

Jumlah keseluruhan =

Keterangan : Pengamatan minat dilakukan untuk setiap siswa, dengan cara memberi tanda (√) biladeskriptor tampak, dan pemberian tanda (-) bila deskriptor tidak tampak pada perilaku siswa. Penilaian indikator tergantung pada deskriptor yang tampak. Setiap deskriptor bernilai 1, sehingga jumlah skor maksimal setiap indikator adalah 5.

Indikator prestasi belajar siswa yang berupa aspek afektif dan psikomotorik yang disusun peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 4: Indikator Aspek Afektif

NO INDIKATOR

1 Teliti dalam melakukan pengamatan batuan

2 Jujur dalam melaporkan hasil pengamatan

3 Teliti dalam melakukan percobaan pelapukan batuan

4 Jujur dalam melaporkan hasil percobaan

5 Bekerjasama dalam memyimpulkan hasil diskusi

Tabel 5: Indikator Aspek Psikomotorik

NO INDIKATOR

1 Membuktikan dengan percobaan bahwa batuan mengalami pelapukan fisika

2 Membuktikan dengan percobaan bahwa batuan mengalami pelapukan kimia

3 Membuktikan dengan percobaan bahwa batuan mengalami pelapukan biologis

4 Membuktikan ciri-ciri batuan melalui proses pengamatan

2. Paduan wawancara

Pengumpulan data mengenai minat didukung menggunakan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru dan 3 siswa. Siswa


(58)

yang diwawancarai ditentukan berdasarkan kriteria tingkat siswa yang berniat, kurang berniat dan tidak berniat. Kegiatan wawancara dilaksanakan di setiap akhir siklus I dan II. Adapun panduan wawancara yaitu sebagai berikut :

Tabel 6: Panduan Wawancara Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu merasa senang mengikuti kegiatan pembelajaran IPA yang diajarkan menggunakan metode penemuan terbimbing? mengapa ? 2. Apakah perhatian kamu sudah berfokus

mengikuti kegiatan pembelajaran IPA yang diajarkan menggunakan metode penemuan terbimbing? mengapa ? 3. Apakah kamu berkemauan untuk

mengembangkan diri dalam mengikuti pelajaran IPA yang diajarkan menggunakan metode penemuan terbimbing? mengapa ?

4. Apakah kamu terlibat penuh dalam kegiatan pembelajaran IPA yang diajarkan menggunakan metode penemuan terbimbing? berilah contoh keterlibatan !

Tabel 7: Panduan Wawancara Guru

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah siswa merasa senang mengikuti kegiatan pembelajaran IPA yang Ibu ajarkan menggunakan metode penemuan terbimbing? mengapa ?

2. Apakah perhatian siswa sudah berfokus mengikuti kegiatan pembelajaran IPA yang Ibu ajarkan menggunakan metode penemuan terbimbing? mengapa ?

3. Apakah siswa berkemauan untuk mengembangkan diri dalam mengikuti pelajaran IPA yang Ibu ajarkan


(59)

menggunakan metode penemuan terbimbing? mengapa ?

4. Apakah siswa terlibat penuh dalam kegiatan pembelajaran IPA yang Ibu pimpin menggunakan metode penemuan terbimbing? Berilah contoh keterlibatan !

3. Tes tertulis (soal evaluasi)

Tes obyektif yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif siswa adalah soal pilihan ganda yang dikembangkan oleh peneliti sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing yang mengacu pada kisi-kisi yang kemudian di uji validitas dan reliabilitas soal tersebut, kemudian ditentukan taraf kesukaran setiap itemnya.

Soal tes obyektif pilihan ganda yang hendak diujikan sejumlah 20 nomor di setiap akhir siklus, yang masing-masing nomor memiliki bobot 1 (satu). Setiap nomor memiliki ketentuan yaitu : skor 1 = jika jawaban benar; skor 0 = jika jawaban salah.

Tabel 8: Rincian Pemberian Skor

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas

Validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Langkah yang harus dilakukan agar instrumen memiliki validitas yang tinggi adalah dengan cara uji

No Jenis soal Jumlah Soal Skor Maksimal Tiap Soal

Jumlah Skor

1. Pilihan ganda 20 1 20


(60)

coba instrumen (Trianto, 2010: 269). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2007: 72).

Validitas suatu tes ialah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995: 242). Validasi tes diuji menggunakan pendekatan empiris yaitu diujikan dilapangan kemudian dihitung menggunakan progam SPSS 15. Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis validitas yaitu validitas konstruk dan validitas isi menurut Azwar (2009: 131). Validitas konstruk dan validitas isi dapat ditempuh melalui expert judgement yaitu bertanya kepada ahli sehingga suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Adapun beberapa instrument yang divaliditas dengan cara expert judgement yaitu rubrik pengamatan minat, panduan wawancara dengan guru dan beberapa siswa, dan perangkat pembelajarn setiap siklus. Peneliti bersama dan teman satu kelas membuat lembar validasi perangkat pembelajaran dengan bimbingan dosen pembimbing.

a. Validasi perangkat pembelajaran

Peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang berupa: silabis, RPP, LKS, bahan. Perangkat pembelajaran yang peneliti susun kemudian divalidasi oleh beberapa ahli yaitu dosen pendidikan biologi dan PGSD USD, Kepala Sekolah dan Guru SDK Totogan, serta Guru SDN 1 Canan Klaten.


(61)

Tabel 9: Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran

No Perangkat Pembelajaran

Ahli Hasil

Penilaian Rat-rata

1 Silabus Dosen Pendidikan Biologi USD 4,5

Dosen PGSD USD 4

Kepala SDK Totogan 4,22

Guru Kelas V SDK Totogan 4,56 Guru Kelas V SDN 1 Canan Klaten 4,22 Rata-Rata 4,3

2 RPP Dosen Pendidikan Biologi USD 4,71

Dosen PGSD USD 4

Kepala SDK Totogan 3,86

Guru Kelas V SDK Totogan 4,24 Guru Kelas V SDN 1 Canan Klaten 4,19 Rata-Rata 4,2

3 LKS Dosen Pendidikan Biologi USD 4,25

Dosen PGSD USD 4,25

Kepala SDK Totogan 4,25

Guru Kelas V SDK Totogan 4,75 Guru Kelas V SDN 1 Canan Klaten 4,63 Rata-Rata 4,43 4 Bahan Ajar Dosen Pendidikan Biologi USD 4,8

Dosen PGSD USD 4,8

Kepala SDK Totogan 4,6

Guru Kelas V SDK Totogan 5 Guru Kelas V SDN 1 Canan Klaten 4,8

Rata-Rata 4,8 Tabel 10: Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran

Rentang Skor Kriteria

4,2–5 Sangat baik

3,4–4,1 Baik

2,6–3,3 Cukup

1,8–2,5 Tidak baik


(62)

Berdasarka hasil perhitungan rata-rata validitas perangkat pembelajaran yaitu silabus, RPP, LKS dan bahan ajar di atas diperoleh rata-rata silabus 4,3 termasuk dalam kriteria sangat baik. rata RPP yaitu 4,2 termasuk dalam kriteria sangat baik. Rata-rata LKS yaitu 4,43 termasuk dalam kriteria sangat baik. Sedangkan rata-rata bahan ajar yaitu 4,8 termasuk dalam kriteria sangat baik. Dari rata-rata perangkat pembelajaran di atas dapat diperoleh nilai 4,43. Hasil rata-rata selurruh perangkat pembelajaran termasuk dalam kriteria sangat baik, maka perangkat pembelajaran ini layak digunakan untuk penelitian.

b. Validitas instrumen soal

Validasi instrumen soal ditempuh secara empiris dan diujikan di lapangan. Perhitungan validasi dibantu dengan progam SPSS 15. Peneliti mengujikan instrumen soal kepada 24 siswa kelas VI SDK Totogan karena siswa tersebut telah mempelajari materi pembentukan tanah pada saat duduk di kelas V. Hasil perhitungan validasi soal evaluasi atau tes uji coba siklus 1 adalah 20 item valid dan siklus 2 adalah 22 item valid, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 hal 132

Tabel 11: Kisi-kisi soal sebelum uji coba untuk siklus 1

No Indikator Nomor soal Total item

Valid 1. Menyebutkan

jenis-jenis batuan

1, 2, 6, 7, 12, 24, 35

4 2. Menjelaskan ciri-ciri 3, 4, 11, 15, 20, 21, 3


(63)

batuan 30, 33 3. Menyebutkan

pengertian pelapukan

5, 10, 13, 14, 18, 23,

27, 31, 38 5

4. Mendeskipsikan 3 jenis pelapukan

8, 9, 16, 17, 19, 22,

25, 28, 29, 32, 37, 40 6 5. Menyimpulkan batuan

dapat mengalami proses pelapukan

26, 34, 36, 39 2

jumlah 20

Tabel 12: Kisi-kisi soal sebelum uji coba untuk siklus 2

No Indikator Nomor soal Total item

Valid 1. Membedakan antara

pelapukan biologis, pelapukan kimiawi dan pelapukan fisika

1, 2, 4, 12, 16, 17, 20, 22, 25, 28, 31,

32, 35, 38, 39

8 2. Memahami faktor

penyebab pelapukan batuan dalam proses pembentukan tanah

3, 5, 9, 10, 15, 18, 21, 24, 30, 33, 36,

40

7 3. Menyimpulkan 3 jenis

pelapukan yang terjadi pada batuan

6, 7, 8, 11, 13, 14, 19, 23, 26, 27, 29,

34, 37

7

jumlah 22

2. Reliabilitas

Reliabilitas berarti keajegan. Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Reliabilitas menunjukkan bahwa data yang akan diambil akan tetap sama meski diambil dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas menunjukkan apakah suatu tes itu konsisten atau tidak, jadi data tidak berubah dalam perjalanan waktu; diukur hari ini atau besok, hasilnya tetap sama (Paul Suparno, 2007: 69). Koefisien reliabilitas dapat


(64)

dinyatakan dalam suatu bilangan dari negatif sampai 1,00. Koefisien tersebut ialah sebagai berikut (Arikunto, 2007: 276).

Tabel 13: Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Reliabilitas

Kualifikasi

0,91 - 1,00 Sangat tinggi

0,71 - 0,90 Tinggi

0,41 - 0,70 Cukup

0,21 - 0,40 Rendah

0 - 0,20 Sangat rendah

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Split Half atau belah dua dengan bantuan progam Ms Excel 2007. Hasil penghitungan reliabilitas tes siklus I yaitu sebesar 0,921 yang termasuk dalam kriteria sangat tinggi, sedangkan pada siklus II dihasilkan nilai reliabilitas yaitu 0,799 yang termasuk dalam kriteria tinggi. Item yang valid dan reliabel tidak perlu di uji kembali, sehingga item tersebut dapat digunakan pada siklus 1 dan siklus 2, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 hal 133

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Jadi, observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu pengecapan (Trianto, 2010; 266-267).


(65)

2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah kegiatan yang menuntut peneliti mengadakan pembicaraan terencana terhadap siswa atau subyek yang diteliti, dengan pertanyaan lisan yang telah disiapkan untuk mendapatkan data yang diinginkan. Sasaran interview bisa bersifat individu (personal) atau bisa juga kelompok (Suparno, 2007: 50)

3. Rekaman video dan foto

Video atau audiotapes biasanya digunakan untuk merekam non-verbal. Misalnya: sikap, gaya dan reaksi siswa terhadap sesuatu yang dibuat guru atau persoalan yang muncul. Juga, berfungsi untuk merekam apa yang dikatakan, diungkapkan, dan diteriakkan oleh siswa (Suparno, 2007: 58-59). Peneliti mempergunakan video atau foto untuk melihat minat siswa terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. 4. Tes

Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat dan kemampuan dari subyek peneliti. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang berupa tes obyektif (Trianto, 2010: 264).

G. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik analisa data deskriptif kuantitatis. Analisis deskriptif kuantitatif yaitu suatu


(66)

teknik pengolahan data yang bertujuan untuk melukiskan dan menganilisis kelompok data yang berupa angka.

1. Kriteria keberhasilan minat dan prestasi belajar

Kriteria Keberhasilan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA yang harus dicapai siswa kelas V semester genap SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2011/2012 adalah 70. Sedangkan penyusunan indikator keberhasilan untuk penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti menentukan kriteria keberhasilan pada setiap akhir siklus I dan siklus II. Kriteria berhasil jika hasil yang telah dicapai siswa melebihi kriteria yang sudah peneliti tetapkan baik di akhir siklus I ataupun siklus II. Kriteria keberhasilan yang peneliti tentukan yaitu sebagai berikut:

Tabel 14: Kriteria Keberhasilan Minat Siswa

No Peubah Indikator Jumlah siswa yang terlibat Kondisi awal Akhir siklus 1 Akhir siklus 2

1. Minat Rata-rata seluruh minat siswa

10,409 14 15

Kriteria keberhasilan yang diharapkan peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 15: Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar

No Peubah Indikator Jumlah siswa yang terlibat Kondisi awal Akhir siklus 1 Akhir siklus 2 1 Prestasi belajar siswa 1. Rata-rata nilai ulangan 2. Persentase


(67)

jumlah siswa yang

mencapai KKM

29,63 % 60 % 80 %

2. Cara mengukur peningkatan minat dan prestasi belajar a. Peningkatan minat

Peneliti hendak menganalisis minat siswa dengan menggunakan rubrik pengamatan minat tiap siswa didukung dengan panduan wawancara. Panduan wawancara digunakan pada saat wawancara dengan guru kelas V SD Kanisius Totogan dan beberapa siswa yang dipilih peneliti bersama guru dengan mempertimbangkan kriteria siswa yang nampak berminat, kurang berminat, dan tidak berminat.

Minat siswa dapat dinyatakan dengan skor dari hasil pengamatan dengan bantuan rubrik pengamatan minat. Analisis minat siswa dilakukan dengan membandingkan kondisi awal minat siswa, kondisi minat siswa di akhir siklus I, dengan kondisi minat siswa di akhir siklus II sesuai dengan tabel kriteria di atas yang diharapkan peneliti dapat tercapai. Peningkatan minat dapat dihitung dengan langkah sebagai berikut.

1)menghitung skor minat setiap siswa pada rubrik pengamatan minat per siklus dengan rumus:

2) menghitung rata-rata minat siswa tiap siklus


(68)

3) uji normalitas K-S menggunakan SPSS 15, untuk mengetahui normal atau tidaknya data minat belajar siswa 4) uji–t berpasangan menggunakan SPSS 15 untuk

mengetahui signifikasi atau tidaknya peningkatan minat siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II.

b. Peningkatan prestasi belajar

Analisis data diskriptif digunakan untuk menganalis data prestasi belajar siswa yang dinyatakan dengan skor hasil tes atau evaluasi. Skor hasil tes dapat membandingkan kondisi awal, akhir sklus 1 dan akhir skilus 2 sesuai dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan diatas. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

1) Peningkatan prestasi belajar Kognitif

a) penilaian Jawaban Skor

Benar 1

Salah 0

b) menghitung jumlah skor setiap siswa

c) menghitung nilai setiap siswa, dengan rumus:

No. Nilai Rumus

1. Kognitif Jumlah skor setiap siswa x 5 Rata-rata minat siswa = jumlah skor minat seluruh siswa per siklus


(69)

2. Afektif Jumlah nilai total x 5 3. Psikomotorik Jumlah nilai total x 5

d) Menghitung nilai final per siklus dengan rumus

e) menghitung nilai rata-rata per siklus

keterangan: ∑N = jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa

n = jumlah seluruh siswa f) menghitung presentase siswa yg mncapai

KKM

g) menguji normalitas K-S menggunakan SPSS 15 untuk mengetahui normal atau tidaknya data hasil belajar siswa

h) one sample t-test menggunakan SPSS 15, untuk mengetahui signifikasi atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus I.

Persentase = x 100%

Nilai rata-rata (N) =

n N

(nilai kognitif x 7) + (nilai afektif x 1,5) + (nilai psikomotorik x 1,5) 10


(70)

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

a. Siklus I

Siklus I dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 14 Mei 2012 dan 21 Mei 2012 dengan sub materi jenis-jenis batuan serta jenis-jenis pelapukan batuan. Siklus ini siswa diminta untuk membentuk 4 kelompok heterogen, yaitu: 2 kelompok terdiri dari 5 siswa dan 2 kelompok lainnya terdiri dari 6 siswa yang tujuannya agar siswa mampu menemukan pengetahuan mereka sendiri melalui kegiatan berdiskusi dan presentasi. Kegiatan refleksi, siswa diajak untuk merefleksikan apa saja yang telah dilakukanya ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran, kemudian pada evaluasi siswa mengerjakan soal pilihan ganda secara individu.

1) Perencanaan

Dalam perencanaan siklus I, peneliti menyusun rubrik pengamatan minat, panduan wawancara kepada guru, dan panduan wawancara kepada sebagian siswa untuk menilai minat siswa dalam pembelajaran IPA. Tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabis, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar


(71)

Kerja Siswa (LKS), soal evaluasi. dan rubrik penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk menilai prestasi belajar siswa, kemudian peneliti juga menyiapkan alat peraga sebagai media inti pembelajaran siswa.

2) Pelaksanaan a) Pertemuan 1

Pertemuan 1 pada siklus I dilaksanakan tanggal 14 Mei 2012 selama 2 jp (2 x 35 menit). Sebelum pembelajaran dimulai, guru menyiapkan ruang kelas dan alat-alat peraga. Kegiatan awal, siswa dan guru mengucapkan salam, kemudian berdoa. Guru menanyakan kabar, presensi kehadiran siswa, kemudian guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran, serta tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.

Kegiatan inti, siswa membentuk kelompok secara heterogen dengan menghitung 1 sampai 4 sehingga menjadi 4 kelompok, dan setiap kelompok mengirimkan perwakilannya untuk mengambil 3 buah batuan yang berbeda, kemudian kembali kekelompoknya masing-masing. Guru membagikan LKS sebagai dasar kegiatan yang akan dilakukan siswa. Siswa diminta untuk melihat ciri-cirinya baik dengan dilihat, diraba, serta


(72)

membandingkan satu dengan yang lainnya, siswa juga diminta untuk menyimpukan jenis batuan yang mereka dapatkan. Guru memanggil setiap kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka kedepan kelas. Selesai mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi, kemudian semua alat peraga dikumpulkan di depan kelas dan guru menerangkan tetang materi yang dipelajari siswa agar siswa lebih paham serta untuk memberi penjelasan pada materi yang dianggap sulit oleh guru. Siswa diberi penguatan atau peneguhan dari guru mengenai jenis-jenis batuan serta jenis-jenis-jenis-jenis pelapukan batuan.

Kegiatan akhir, siswa diajak untuk membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari, siswa diminta mengerjakan soal evaluasi siklus I pertemuan 1. Siswa melakukan refeleksi secara tertulis dengan mengisi lembar refleksi yang ada di dalam LKS. Isi dari refleksi tersebut adalah mengenai bagaimana perasaan siswa setelah mempelajari pembelajaran tersebut, kesulitan-kesulitan yang masih dialami oleh siswa dan menanyakan apa yang akan dilakukan oleh siswa setelah mempelajari materi tersebut. Guru memberikan pekerjaan rumah pada akhir pelajaran kepada siswa untuk merangkum atau meringkas materi yang sudah di pelajari pada pertemuan pertama,


(73)

tujuannya adalah supaya siswa lebih memahami lagi materi yang diberikan oleh guru, kemudian dilanjutkan salam penutup dari guru.

b) Pertemuan 2

Pertemuan 2 pada siklus I dilaksanakan tanggal 21 Mei 2012 selama 2 jp (2 x 35 menit). guru menyiapkan

ruang kelas dan alat pembelajaran lainnya terlebih dahulu.

Kegiatan awal siswa dan guru mengucapkan salam, berdoa, menanyakan kabar, presensi kehadiran siswa. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama karena materi yang akan dipelajari masih bersangkutan dengan materi yang sebelumnya, kemudian guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan serta tujuan dari kegiatan tersebut.

Kegiatan inti, siswa kembali di bagi dalam 4 kelompok kecil, namun anggota kelompoknya berbeda dengan dengan tujuan agar siswa mampu berkerja sama dengan semua teman satu kelasnya. Guru membagikan LKS sebagai dasar kegiatan yang akan dilakukan siswa selama pembelajaran. Siswa selama berdiskusi diharapakan mampu membedakan antara pelapukan fisika, kimia, serta biologi baik itu melalui gambar dan pengertiannya, dalam LKS tersebut siswa dituntut mampu memgambarkan salah satu


(74)

proses pelapukan yang terjadi pada batuan. Selesai siswa berdiskusi, kemudian secara bergantian guru memanggil setiap kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, dan kelompok lain memberikan pertanyaan maupun tanggapan dari hasil presentasi tersebut dan LKS dikumpulkan didepan. Siswa diberi penguatan atau peneguhan dari guru dan dilanjutkan mengerjakan soal siklus I untuk penilaian kognitif siswa.

Kegiatan akhir, siswa diajak untuk membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Siswa melakukan refeleksi secara tertulis dengan mengisi lembar refleksi yang ada di dalam LKS, kemudian siswa diberi tindak lanjut untuk meringkas materi yang sudah dipelajari

dari pertemuan tersebut, dan dilanjutkan salam penutup dari guru. Peneliti melakukan wawancara kepada 3 siswa yang dipilih secara acak setelah selesai pembelajaran.

3) Observasi

Pembelajaran siklus I berlangsung peneliti melihat ada 2 siswa yang sulit sekali untuk diajak belajar baik itu saat guru menerangkan maupun saat dibuat kelompok, namun sebagian besar siswa sangat senang dengan cara guru mengajar. Guru sudah mampu menguasi kelas sehingga siswa mampu berdiskusi dengan baik, serta aktif dalam kelompoknya. Guru


(1)

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

177 Lampiran 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

Gambar 1: Perwakilan setiap kelompok untuk meng Gambar 2: Siswa sedang mengamati batuan dan berdiskusi

Gambar 3: Siswa sedang presentasi hasil di Gambar 4: Guru sedang membagi siswa dalam kelompok kecil Lampiran 19

mengambil batuan Gambar 2: Siswa sedang mengamati batuan da

l diskusi Gambar 4: Guru sedang membagi siswa dalam ke Lampiran 19

179

Gambar 1: Perwakilan setiap kelompok untuk mengambil batuan n dan berdiskusi

Gambar 3: Siswa sedang presentasi hasil diskusi lam kelompok kecil

Lampiran 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

Gambar 5: Siswa sedang berdiskusi Gambar 6: guru sedang mendampingi siswa yang sedang berdiskusi

Gambar 7: Siswa sedang melakukan percobaan pelapuka sekolah

Gambar 8: Siswa sedang mengerjakan LKS skusi Gambar 6: guru sedang mendampingi siswa y

pukan di halaman Gambar 8: Siswa sedang mengerjakan LKS

180

Gambar 5: Siswa sedang berdiskusi a yang sedang berdiskusi

Gambar 7: Siswa sedang melakukan percobaan pelapukan di halaman sekolah


Dokumen yang terkait

Hubungan pembelajaran fisika menggunakan media komik dengan minat belajar siswa pada konsep zat dan wujudnya di SLTP Negeri 1 Jember siswa kelas I Cawu 1 tahun pelajaran 2000/2001

0 8 97

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamulang

0 3 117

Pengaruh metode penemuan terbimbing terhadap hasil belajar matematika

1 13 188

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

Peningkatan minat dan hasil belajar IPA melalui penggunaan media pembelajaran lectora siswa kelas V SDN Timuran Tahun 2016/2017

2 4 13

Pengaruh metode simulasi melalui media gambar terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas VIII semester II di MTS Raudhatul Jannah Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 16

Pengaruh metode simulasi melalui media gambar terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas VIII semester II di MTS Raudhatul Jannah Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

74 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Pengaruh metode simulasi melalui media gambar terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas VIII semester II di MTS Raudhatul Jannah Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015 - Digital Library

0 1 18