LAKIP – PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

(1)

1.1

PENDAHU

Latar Belakang

Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi se untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pem berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna,bersih dan bertanggungjawab korupsi, kolusi dan nepotisme. Upaya pengembangan tersebut selaras dengan Nomor XI/MPR/1988 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas maupun nepotisme dan Undang-undang No. 28 Tahun 1999 serta Peraturan Pre 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemer Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kab. OKU tahun 2016 disusun sebag bentuk pertanggungjawaban Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas penggunaan anggaran.

Dalam penjelasan mengenai pasal tersebut dirumuskan bahwa asas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil penyelenggaraan Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyar sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan peratur undangan yang berlaku. Berbagai isu yang berkembang di bidang aparat terlepas dari aspek kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, k pengawasan dan akuntabilitas serta pelayanan publik. Inti dari upaya untuk permasalahan terkait dengan aspek tersebut adalah untuk mewujudkan tata yang baik.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini berisi pencapaian kinerja D Kabupaten Ogan Komering Ulu selama tahun 2016. Capaian kinerja (perfor 2016 tersebut dibandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance results) tolak ukur keberhasilan tahunan pelaksanaan organisasi. Analisis atas terhadap rencana kerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah (performance results) bagi perbaikan kinerja yang akan datang.

Untuk mewujudkan suatu tata kepemerintahan yang baik, D Kabupaten Ogan Komering Ulu menyusun Laporan Akuntabilias Kinerja Inst (LKjIP) SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016 satu perwujudan laporan atas kinerja Dinas Kesehatan terhadap anggar diberikan dalam penyelenggaraan kesehatan di Kabupaten Ogan Komering Ul


(2)

2. Sekretaris

Kepala Sub Bagian Kepegawaian Kepala Sub Bagian Keuangan Kepala Sub Bagian Umum 3. Kepala Bidang Program

Kepala Seksi Penyusunan Program & Pendataan Kepala Seksi Pemantauan & Pengendalian Kepala Seksi Evaluasi & Pelaporan

4. Kepala Bidang Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Kepala Seksi Pengamatan & Pencegahan Penyakit

Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Kepala seksi Penyehatan lingkungan 5. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan

Kepala seksi Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat Kepala Seksi Penyuluhan Kesehatan

Kepala Seksi Penelitian & Pelatihan

6. Kepala Bidang Upaya Kesehatan & Kefarmasian Kepala Seksi Kesehatan Keluarga/Gizi

Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar & Rujukan Kepala Seksi Kefarmasian & alat kesehatan

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) 8. Kelompok Jabatan Fungsional 1.2.2

1. 2.

Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan unsur Otonomi Daerah Bidang Kesehatan yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang ber dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Adapun Dinas Kesehatan Kabupaten OGAN KOMERING U tugas sebagai berikut :

Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan ber otonomi dan tugas pembantuan;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugasnya.


(3)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 1.3.

Adapun tujuan dari penyusunan LKjIP adalah sebagai berikut : 1.

2.

1.4

Bab I

-Pembinaan UPTD

Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan bidang kesehatan.

Berpedoman dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusuna Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mak penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Kabupa KOMERING ULU tahun 2016 adalah sebagai berikut ini :

LKjIP Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu ini sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan pemerintah di Kabupaten O Ulu khususnya bidang kesehatan Tahun Anggaran 2016.

Aspek Akuntabilitas Kinerja. Sebagai sarana pertanggungjawaban kinerja Dinas Kesehatan Khususnya bagi lingkungan eksternal org merujuk pada sejauh mana visi, misi dan tujuan/sasaran telah dicapai 2016.

Aspek Manajemen Kinerja. Merupakan sarana evaluasi penc khususnya bagi keperluan internal organisasi dalam hal ini manajem lingkup Dinas Kesehatan guna perbaikan kinerja di masa datang Perumusan Kebijakan teknis bidang kesehatan

Pembinaan dan pelaksana tugas bidang kesehatan.

Sedangkan untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Keseha OGAN KOMERING ULU mempunyai fungsi :

Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data yang terbentuk analisis data untuk penyusunan program kegiatan.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang k Perencanaan stategis pada Dinas Kesehatan.

Pembinaan kepada masyarakat tentang kesehatan.

Pelaksanaan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan lembaga lainny Maksud dan Tujuan LKjIP

Sistematika Penyajian

Pelaksanaan, Pegawasan, pengendalian serta evaluasi dan pelaporan peny bidang kesehatan.

Pelaksanaan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan bidang

Pelaksanaan kebijakan Daerah dan kebijakan teknis bidang peningkatan peran serta masyarakat, pemberantasan penyakit penyehatan lingkungan, obat dan makanan serta penyusunan program Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi kegiatan di lingkungan D .

Penyelenggaraan Kesekretariatan Dinas Kesehatan.

Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek Kesehatan Kabupaten OGAN KOMERING ULU dan struktur or


(4)

Bab IV - Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten OGAN KOMERING ULU dan merupakan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan datang.


(5)

2.1.

2.1.1.

''MEWUJUDKAN MASYARAKAT OKU YANG BERBUDAYA SEHAT DAN BERKEADILAN"

Mandiri adalah gambaran masyarakat yang terus berupaya meni serta secara aktif dalam mencegah, melindingi dan memelihara dirinya, keluar dan lingkungannya agar terhindar dari resiko gangguan kesehatan melalui Upay

Masyarakat yang berbudaya sehat adalah suatu kondisi dim Ogan Komering Ulu yang terus menerus berupaya meningkatkan kualitas l dan sosial melalui pendekatan preventif dan tidak hanya kuratif dengan seluruh potensi masyarakat secara bersama - sama untuk meningkatkan keseha dan lingkungan menuju terwujudnya masyarakat yang berperilaku sehat, hidup yang aman, nyaman dan sehat.

Rencana strategis adalah merupakan suatu proses yang berorient yang dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun dengan m potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Kesehatan Kab. Ogan Komering Ulu tahun 2016-2021 merupakan landasa bagi seluruh aparat pelaksana pada jajaran Dinas Kesehatan dalam melaksanak penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan selama kurun waktu 5 (lima) t

Untuk mewujudkan rencana strategis tersebut perlu ditunjang ol yang rasional. Untuk itu dapat diperhatikan visi dan misi Dinas Keseha Komering Ulu, yaitu:

Visi

Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi um pembangunan kesehatan tahun 2015, potensi, rencana dan permasalahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal, juga peran dan k Kesehatan Kabupetn Ogan Komering Ulu dalam tercapainya 9 agenda pr CITA) yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, terutama NAWA CITA y meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, maka ditetapkan Visi D Kabupaten Ogan Komering Ulu, yaitu :

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KI


(6)

1. 2. 3.

2.2.3. 2.1.3.1

1.

2. 3.

4.

2.1.3.2

1. a.

Meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat

Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular menular.

Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat dalam rangka peran serta swasta dalam upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan peror Menyiapkan dan menyediakan sumber daya kesehatan yang meningkatkan manajemen dan sistem informasi kesehatan.

Tujuan dan Sasaran Tujuan

Dinas Kesehatan Kabupaten OGAN KOMERING ULU dalam misinya menetapkan tujuannya yaitu terselenggaranya pembangunan kabupaten OGAN KOMERING ULU secara berhasil guna dan berdaya guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui :

Meningkatkan akses pelayanan kesehatan ke masyarakat dan mas pelayanan kesehatan, dengan :

Pada tahun 2016 sebagai tahun awal pelaksanaan Renstra tahun Dinas Kesehatan Kabupaten OGAN KOMERING ULU menetapkan sasaran s

Sasaran

Menurunnya angka kematian ibu < 306 per 100.000 kelahiran hidup Menurunnya angka kematian bayi < 24 per 100.000 kelahiran hi

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut diatas, maka D Kabupaten OGAN KOMERING ULU, menetapkan 3 (tiga) misi sebagai berik

Menjamin pelayanan kesehatan masyarakat yang paripurna, mer berkualitas dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Kab. OKU Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat


(7)

d. e. f. g. h. i. j. 2. a. b. c. 3. a. b. c. d. e. f. g. h. 4.

a. Meningkatnya cakupan desa siaga aktif menjadi 85%; b. Meningkatnya cakupan Posyandu Mandiri menjadi 70%; c.

d. e.

Meningkatnya cakupan penjaringan kesehatan pendidikan dasar dan setingkatnya sebesar 90%.

Meningkatnya cakupan tempat-tempat Umum yang memenuhi sy menjadi 100%

Meningkatnya desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis M (STBM) sebesar 80%

Meningkatnya cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB y penyelidikan epidemiologi <24 jam menjadi 100%.

Menurunnya kasus malaria (annual Paracite Index-API) dari 2 1.000 penduduk;

Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 m 0.5 %;

Prevalensi tekanan darah tinggi pada usia ш 18 tahun sebesar 23,4% Prevalensi obesitas pada penduduk usia ш 18 tahun sebesar 15,4%

Meningkatkan cakupan Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 < 15 tahun menjadi >2%;

Meningkatnya pemberdayaan serta kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dengan :

Cakupan pelayanan bayi sebesar 95%

Meningkatnya pengendalian dan pencegahan penyakit menular m menular, dengan :

Prevalensi Tuberkulosis (TB) sebesar 245 per 100.000 penduduk Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) sebesar 28% pada (bawah dua tahun)

Jumlah anak balita gizi buruk tidak lebih dari 1%;

Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan 90%;

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar 80%

Meningkatnya pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan, dengan: Persentase Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi sebesar 90% RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional kelas B sebesar 100% Persentase desa yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada ba 95%

Cakupan pelayanan anak Balita sebesar 100%

Penanganan penderita Demam Berdarah Dengue sesuai protap sebe Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu hamil sebesar 100%


(8)

a. b. c. d.

2.2

1. 1

2 3 4

5 6

- Puskesmas (30.000) - Pustu (10.000) - Poliklinik (3.000) 7

8 9

90% Puskesmas yang memiliki 5 jenis tenaga kesehatan

Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas menjadi 90% Persentase obat yang memenuhi syarat menjadi 94%

INDIKATOR KINERJA 2

Tabel 2.1.

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Kom Tahun 2016

SASARAN STRATEGIS

Persentase kepesertaan SJSN Kesehatan minimal 95%

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Dinas Kesehatan K Komering Ulu tahun 2016 sebagai berikut :

Rencana Kerja

Menurunnya Angka Kematian ibu melahirkan menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup;

Menurunkan angka kematian bayi menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup; Menurunnya angka kematian neonatal menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup; Jumlah anak balita gizi buruk tidak lebih dari 1 %

Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN) sebesar Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk

1

Meningkatnya status kesehatan dan gizi

masyarakat

Bed Occupancy rate (BOR)

Average Leght of Stay (av.LOS 6-8 hari) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan (1 TT/ 1.500 penduduk)


(9)

10 11 12 13 14 15 15 17 18 19 20 21 22 1 2 3 1 2 3 4 5

Rasio Dokter persatuan penduduk (10.000)

Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani

Cakupan pelayanan nifas

Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani

Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan Pelayanan anak balita Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK sebesar 100% Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Rasio tenaga kerja medis persatuan penduduk(1.000)

Jumlah Kecamatan yang memiliki Puskesmas

Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%

Cakupan pemberian PMT pada anak keluarga miskin

Cakupan gizi buruk yaang mendapat perawatan

Meningkatnya cakupan penemuan pasien baru TB-BTA Positif menjadi >70%; Menurunnya kasus malaia (annual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk;

Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi di bawah 0,5%;

Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan

Meningkatnya cakupan Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun menjadi >2; 2.

Meningkatnya pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan

Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi RSUD yang tersertifikasi Rujukan Nasional Kelas B

Persentase Desa yang mencapai UCI (Universal Child Immunization)

3. Meningkatnya pengendalian dan pencegahan penyakit menular maupun tidak menular


(10)

9 - Campak - DT - Tetanus 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 13 14

ш

18 tahun

Prevalensi tekanan darah tinggi menjadi Prevalensi obesitas pada penduduk usia 23,4%

Cakupan Penemuan penderita Kusta Tatalaksana Kasus Rabies

Meningkatnya Tempat Pengolahan Makanan (Uji Petik) yang memenuhi syarat menjadi 100%

Meningkatnya cakupan Penggunaan Air Bersih Rumah tangga menjadi 100% Meningkatnya Cakupan Posyandu Mandiri menjadi 50%;

Meningkatnya PHBS pada tingkat Rumah Tangga menjadi 85%

Meningkatnya desa yang melaksanakan STBM menjadi 100%

Meningkatnya cakupan Tempat- Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 100%

Meningkatnya cakupan desa siaga aktif menjadi 85% Meningkatkan pemberdayaan serta kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat 4.

Rasio Posyandu per satuan Balita menjadi 1 : 50

Meningkatnya cakupan imunisasi bagi anak sekolah dasar :

Cakupan penemuan penderita diare

15 Prevalensi merokok penduduk usia

Meningkatnya cakupan penjaringan kesehatan SD dan setingkatnya menjadi 90%


(11)

10

11

12 -5

1

2

3 4

5

6 7

Puskesmas memiliki minimal 5 jenis tenaga kesehatan menjadi 90%

Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas menjadi 90%

Persentase obat yang memenuhi syarat menjadi 94%

Meningkatnya cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat miskin/tidak mampu

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

Meningkatnya perlindungan finansial, ketersediaan, penyebaran dan mutu obat serta Sumber Daya Kesehatan

Presentase kepesertaan SJSN Kesehatan menjadi 95%

Penyelesaian pelaporan kesehatan tepat waktu

rumah sehat menjadi 90% SPAL Sehat menjadi 90%

Pengelolaan Sampah menjadi 80% Puskesmas yang melaksanakan

manajemen faktor resiko kesehatan lingkungan

Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 100%

Meningkatnya penduduk yang menggunakan sarana sanitasi yang memenuhi syarat

SAB yang MS menjadi 90% Jamban sehat menjadi 90%


(12)

(13)

BAB I

HULUAN

setiap pemerintah cita bangsa. Dalam awaban yang tepat, pembangunan dapat awab serta bebas dari an TAP MPR RI bebas korupsi, kolusi an Presiden Nomor erintah. Laporan sebagai salah satu as dan fungsi atas asas akuntabilitas akhir kegiatan yarakat dan rakyat aturan perundang -atur negara tidak

ketatalaksanaan, uk menyelesaikan ata kepemerintahan

Dinas Kesehatan performance results) ults) 2016 sebagai as capaian kinerja lah celah kinerja Dinas Kesehatan nstansi Pemerintah 2016 sebagai salah garan yang telah Ulu.


(14)

ungan

an unsur pelaksana ang berada di bawah

ULU mempunyai berdasarkan asas suai dengan bidang


(15)

atur Negara Dan usunan Penetapan maka sistematika Kabupaten OGAN ini dimaksudkan en Ogan Komering

awaban atas capaian organisasi, dengan capai selama tahun

pencapaian kinerja emen terkait dalam ehatan Kabupaten uk data base serta

kesehatan

ainnya.

an penyelenggaraan an bidang kesehatan.

pelayanan dan it menular dan am.

Dinas Kesehatan

pek strategis Dinas organisasi;


(16)

aporan Akuntabilitas LU tahun 2016 ini an kinerja dimasa


(17)

AT, MANDIRI

eningkatkan peran uarga, masyarakat

paya Kesehatan dimana masyarakat as lingkungan fisik an memaksimalkan ehatan masyarakat dup di lingkungan orientasi pada hasil memperhitungkan ana strategis Dinas san dan pedoman nakan tugas-tugas a) tahun.

oleh visi dan misi ehatan Kab. Ogan

umum pencapaian n kesehatan serta kontribusi Dinas prioritas (NAWA yang ke-5, yakni Dinas Kesehatan

BAB II

N KINERJA


(18)

enular maupun tidak ta masyarakat dan orangan

memadai serta dalam mewujudkan unan kesehatan di una dalam rangka

akat dan masyarakat ke ahun 2016 - 2021, an sebagai berikut :

an hidup an hidup

Dinas Kesehatan berikut :


(19)

r dan

enuhi syarat kesehatan s Masyarakat

yang dilakukan i 2 menjadi 1 per menjadi di bawah

ш 23,4%

ш

100.000 penduduk

untuk berperilaku enular maupun tidak 100.000 penduduk

pada anak baduta

upan PN) sebesar

hatan, dengan: 90%

100%

ap pada bayi menjadi


(20)

adi 90%

omering Ulu

TARGET Kabupaten Ogan

3

306 per 100.000

24/1000 KH 15/1000 KH

<1% 91%

85% 6,8 hari 1 : 1.500 1 : 20.579

1 : 7.951 1 : 2.072


(21)

90% 100%

95% 1 : 10.000 1 : 10.000

14

100%

100% 95% 80% 90% 80% 90% 90% 100% 100%

45% 1/1000

< 0,5%

100%


(22)

1,29 : 100

80% 5,4% 100% 23,4% < 5 / 100.000

20%

80% 100% 100% 100% 100%

5,4%

30% 65% 35% 20% 40%


(23)

20%

80% 90%

100%

80% 85% 60% 18 Puskesmas

80%

75% 75% 85% 70% 70%


(24)

(25)

2.3

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan

APBD - Pelatihan dan Pendidikan

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

-

- Audit Maternal Perinatal (AMP)

- Penilaian Balita Sehat

- Pembinaan Anak dengan Bantuan Khusus di Panti dan SLB

-

- APBD 2 Program Peningkatan

Pelayanan Kesehatan Lansia

- Pertemuan Pengelola Lansia Puskesmas

APBD

b. 24 per 1.000

kelahiran kehidupan

3 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

- Pertemuan Evaluasi Program Kesehatan Keluarga KET PROGRAM Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Anak dan Balita

2016

1 Menurunnya angka

kematian ibu melahirkan Penetapan Kinerja

IKU Tahun 2016

Tabel 2.2.

Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016 TARGET SASARAN STRATEGIS KEGIATAN NO Anggaran Meningkatnya status

kesehatan dan gizi masyarakat Menurunnya angka kematian bayi 1 306 per 100.000 kelahiran hidup a.


(26)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan

c. - Orientasi Pengenalan

Tanda Bahaya

Kehamilan, Persalinan dan Nifas bagi Kader - Pembekalan Pra Tugas

Bidan di Desa

- Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah

- Pemantapan Sistem rujukan Martenal dan Neotenal

- Stimulasi dan Interventasi Dini

Tumbuh Kembang Anak - Deteksi Dini Kesehatan

Anak Remaja

- Fasilitas Pelayanan KIA - Pelatihan Konselor

Teman Sebaya Bagi Remaja

- Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

- Orentasi Kapasitas Nakes dalam Pelayanan Ibu Hamil Bersalin dan Nifas Menurunnya angka

kematian neonatal

15 per 1.000 kelahiran


(27)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan

KET PROGRAM

2016 IKU Tahun 2016

Tabel 2.2.

Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016

TARGET SASARAN

STRATEGIS

KEGIATAN NO

Anggaran - Pelayanan Kespro, HIV,

Narkoba di LAPAS - Manajemen Pelayanan

KB Puskesmas - Sosialisasi Posyandu

PAUD Terintegrasi

- Peningkatan Kapasitas Bidan Dalam Survellance Kesehatan KIA

- Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Serviks

4 - Pembangunan Puskesmas

- Rehabilitasi

Sedang/Berat Puskesmas

-

- Rehabilitasi

Sedang/Berat Puskesmas Pembantu

-

- Pembangunan Poskesdes dan Poskestren

- Rehabilitasi

Sedang/Berat Poskesdes danPoskestren

Program Pengandaan, Peningkatan dan perbaikan Sarana dan Prasarana

Puskesmas,Puskesmas Pembantu dan


(28)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan - Perencanaan Teknis

Kegiatan Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas, Pustu dan jaringannya - Pelayanan Kefarmasian

- Pengadaan Alkes UPTD Puskesmas

- Pengembangan dan Pemutahiran Data Dasar Standar Pelayanan Kesehatan

- Peningkatan Manajemen dan Pelayanan Kesehatan

- Pengembangan Puskesmas Perawatan - Pengembangan

Puskesmas Non Perawatan Program Standarisasi

Pelayanan Kesehatan 5

e Jumlah anak balita gizi buruk


(29)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan

KET PROGRAM

2016 IKU Tahun 2016

Tabel 2.2.

Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016

TARGET SASARAN

STRATEGIS

KEGIATAN NO

Anggaran - Peningkatan UPTD

Labkesda

Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia, Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vit A, dan Kekurangan Zat Gizi Mikro

- Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin - Evaluasi Pelaporan

Program perbaikan Gizi

- Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi

- Penanggulangan / Penanganan Kelainan Gizi

90% 6 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

f Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN)


(30)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan - Pembinaan Gizi

Masyarakat

- Peningkatan Pemberdayaan

Konsumen / Masyarakat di Bidang obat dan Makanan

- Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya

- Peningkatan Kapasitas Laboratorium Pegawasan Obat dan Makanan - Koordinasi Pembentukan

Gugus Tugas Keamanan PJAS

- Peningkatan Penyelidikan dan Penegakan hukum di Bidang Obat dan Makanan

APBD - Pengadaan Obat dan

Perbekalan Kesehatan 100% 7 Program Pengawasan

obat dan makanan

h Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK

8 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan g Persentase Puskesmas

rawat inap yang mampu PONED


(31)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan

KET PROGRAM

2016 IKU Tahun 2016

Tabel 2.2.

Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016

TARGET SASARAN

STRATEGIS

KEGIATAN NO

Anggaran - Peningkatan Pemerataan

Obat dan Perbekalan Kesehatan

- Pengembangan UPTD Yanfar

i 90%

2

Meningkatnya pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan

a. 90%

b. 100%

c. 95%

- Pemusnahan /Karantina Sumber Penyebab Penyakit

Menular/Jumantik

APBD

- Penanggulangan Penyakit ISPA

Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi

RSUD yang tersertifikasi Rujukan Regional kelas B

Persentase Desa yang mencapai UCI (Universal Child Immunization)

9 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Cakupan Kunjungan

Neonatal Lengkap (KN Lengkap)

3 Meningkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular

a Meningkatnya cakupan pnemuan pasien baru TB-BTA Positif


(32)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan - Penyelenggaraan

Pencegahan dan

Pemberantasan Penyakit Menular oleh Wabah

- Pelayanan Vaksinasi Bagi balita dan Anak Sekolah Dasar

- Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular - Pengadaan vaksin

Penyakit Menular - Pencegahan Penularan

Penyakit

Endemik/Epidemik - Peningkatan Imunisasi - Peningkatan Survellance

Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah

- Peningkatan Kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


(33)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan

KET PROGRAM

2016 IKU Tahun 2016

Tabel 2.2.

Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016

TARGET SASARAN

STRATEGIS

KEGIATAN NO

Anggaran - Pembinaan Ikatan Ahli

Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Kab.OKU - Survellance Penyakit

Tidak Menular (PTM) a.

- Pengelolaan Perencanaan dan SIMAK BMN

- Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluhan Kesehatan

- Pembinaan Perizinan Usaha Masyarakat - Monitoring dan Evaluasi

Perizinan apotik, Toko Obat, dan Pengobatan Tradisional

- Peningkatan Pengetahuan Kader Pos Kesehatan desa/ Poskesdes - Pengembangan Media

Promosi Kesehatan - Pengembangan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat

APBD 10 Program Promosi

Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat

4 Meningkatya Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga

85% Meningkatnya

pemberdayaan masyarakat serta kesadaran

masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat


(34)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan - Pengembangan sistem

Komunikasi, Informasi dan Edukasi

- Pengembangan dan Pengelolaan Program Desa Siaga

- Pengembangan

Kerjasama Lintas Sektor dalam Rangka Promosi Kesehatan

- Optimalisasi Promosi Kesehatan dari Dana Bagi Hasil Penerimaan Pajak Rokok

APBD - Penunjang Pelayanan

Kefarmasian dan Pengadaan Alat Kesehatan - Penyelenggaraan

Penyehatan Lingkungan - Penilaian Tenaga

Kesehatan Teladan dan Puskesmas Bersih Berprestasi

- Pembinaan Manajemen Keuangan Puskesmas 11 Program Upaya

Kesehatan Masyarakat b. Meningkatnya cakupan

desa siaga aktif


(35)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan

KET PROGRAM

2016 IKU Tahun 2016

Tabel 2.2.

Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016

TARGET SASARAN

STRATEGIS

KEGIATAN NO

Anggaran - Sistem Pencatatan dan

Pelaporan Terpadu Puskesmas ( SP2TP) - Jejaringan Kesehatan

Anak Sekolah

- Peningkatan Program Kesehatan UPTD Se-Kab OKU

- Pegawasan Kesehatan Haji

- Peningkatan Kesehatan dan Kebugaran

Masyarakat

- Penyediaan Peralatan Laboratorium Kesehatan Daerah

- Peningkatan Kinerja Puskesmas

- Pertemuan Orientasi Program Kesehatan bagi Kepala Pustu dan Dokter Puskesmas

- Pelayanan Kesehatan Kegiatan P3K Hari-hari Tertentu Kab. OKU Th.2016


(36)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan - Pertemuan Orientasi

Program Kesehatan Indra, Kesehatan Gigi dan Kesehatan Jiwa - Penyusunan Profil

Kesehatan Berbasis Data Terpilih dan Profil SDM Kesehatan

- Manajemen Pemantauan dan Pengendalian Program Kesehatan

- Bimbingan Teknis Terhadap Pelayanan Tenaga Kesehatan Usaha Masyarakat Pemerintah dan Swasta

- Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat - Kajian Validasi Data

Kesehatan

- Kajian Indeks Kepuasan Masyarakat

- Peningkatan Kapasitas Tenaga Perencanaan Puskesmas


(37)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan

KET PROGRAM

2016 IKU Tahun 2016

Tabel 2.2.

Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016

TARGET SASARAN

STRATEGIS

KEGIATAN NO

Anggaran - Pembinaan dan Penilaian

Kinerja Profesi Tenaga Kesehatan Kab.OKU

- Pengembanagn Sistem Informasi Kesehatan - Pengelolaan Aplikasi

Keuangan

- Pendampingan Akreditasi Puskesmas

- Pembinaan Posyandu dalam Wilayah Kab.OKU

- Pembinaan PKBI Cabang Kab. OKU

- Peningkatan Kesehatan Kerja Pada Kelompok Informal

- Akreditasi Puskesmas - Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK)

APBD - Pengadaan Kendaraan

Dinas/Operasional - Pemeliharaan

Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional d Meningkatnya cakupan

Posyandu Mandiri menjadi 50%

60% 12 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur


(38)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan - Pemeliharaan

Rutin/Berkala Gedung Kantor

- Pemasangan Instalasi Listik dan Jaringannya

- Workshop

Pertanggungjawaban Keuangan Bendahara Puskesmas

- Pemantapan Manajemen Akreditasi Puskesmas - Pelatihan Manajemen

Pengelolaan Keuangan UPTD Se-Kab OKU - Pelatihan Penyusunan

Rencana Kerja Puskesmas

- Peningkatan Penggerak Pendonor Darah Pemula - Pembentukan SIMPEG

Dinas Kesehatan - Sosialisasi Pembinaan

Manajemen Publik Bidang Kesehatan 80% 13 Program Peningkatan

Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Meningkatnya cakupan penjaringan kesehatan SD dan tingkatnya.


(39)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan

KET PROGRAM

2016 IKU Tahun 2016

Tabel 2.2.

Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016

TARGET SASARAN

STRATEGIS

KEGIATAN NO

Anggaran - Penyusunan Laporan

Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

- Pemutakhiran Rencana Strategis Program Kesehatan

- Penyusunan LKPJ dan LPPD Dinas Kesehatan - Penyusunan, Pencatatan

dan Pelaporan Keuangan - Inventarisasi Aset di

Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. OKU dan Puskesmas

- Monitoring dan Evaluasi Pelaporan Kesehatan - Penyusunan Kajian dan

Analisa Data Program Kesehatan

f. 15 Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran

- Penyediaan Jasa surat menyurat

- Penyd.jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Program Peningkatan

Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 14

Rasio Posyandu per satuan Balita


(40)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan - Penyed. Jasa Perbaikan

Peralatan kerja

- Penyd. Alat tulis Kantor

- Penyd. Barang cetak dan penggandaan

- Penyd. Komponen Instalasi

Listrik/Penerangan bangunana Kantor - Penyediaan Peralatan

rumah tangga

- Penyd. Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan

- Penyd. Makanan Dan Minuman Rapat dan Harian

- Penyd. Peralatan dan perlengkapan Kantor - Penyd. Jasa Administrasi

Keuangan

- Rapat-rapat koordinasi dan Konsultasi Ke luar Daerah


(41)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan

KET PROGRAM

2016 IKU Tahun 2016

Tabel 2.2.

Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016

TARGET SASARAN

STRATEGIS

KEGIATAN NO

Anggaran - Rapat-rapat koordinasi

dan Konsultasi Ke Dalam Daerah

- Penyd. Jasa Teknis - Penyd. Reagent/ Penyd.

Labkesda 16

APBD

g. 100% 17 Program Pengembangan

Lingkungan Sehat

- Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat - Penyelenggaraan

Percepatan sanitasi permukiman

- Peningkatan Jamban Sehat bagi Keluarga Miskin

APBD

h. 100% 18 Program Lingkungan

Sehat Perumahan dan Pemukiman

- Peningkatan Akses Aman Air Minum dan sanitasi Berbasis Masyarakat

APBD Program Pengembangan

wawasan Kebangsaan

Meningkatnya cakupan temapt-tempat Umum yang Memenuhi syarat kesehatan

Meningkatnya cakupan Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi syarat


(42)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan

i. 98%

APBD 90% 19 Program Pelayanan

Kesehatan Penduduk Miskin

- Pelayanan Kesehatan Kulit Kelamin

- Pelayanan Kesehatan akibat Lumpuh Layu

APBD 20 Program Kemitraan

Peningkatan Pelayanan Kesehatan

- Jaminan Sumsel Sehat Semesta

- Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Melalui BPJS Untuk 16 UPTD Puskesmas

- Pengelolaan Jaminan Sumsel Semesta Sementara

- Pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Meningkatnya cakupan Penggunaan Air Bersih Rumah Tangga

Meningkatnya cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin/Tidak Mampu 5 Meningkatnya

perlindungan finansial, ketersediaan, penyebaran dan mutu obat serta Sumber Daya Kesehatan


(43)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan

KET PROGRAM

2016 IKU Tahun 2016

Tabel 2.2.

Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016

TARGET SASARAN

STRATEGIS

KEGIATAN NO

Anggaran - Kemitraan Bidan dan

Dukun Dalam rangka Pelaksanaan Program Desa Siaga

- Pertemuan Bendahara Jaminan Sumsel Semesta

- Pencatatan dan Pelaporan Ibu Hamil

- Pembentukan Puskesmas PKRT dan KIE Kespro Catin

- Sosialisasi ANC Terpadu - Pelatihan Kelas Ibu

Hamil

- Validasi Data Program KIA desa / Poskesdes dan Puskesmas Kab. OKU

- Sosialisasi Kelas Balita - Peningkatan Kapasitas

dan Peran Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat


(44)

Setelah Perubahan Sebelum Perubahan - Pertemuan Peningkatan

Kapasitas Nakes Dalam Pelayanan Kesehatan Bayi Terintegrasi

- Kesehatan Inteligensi - Inspeksi Visual Asam

Asetat (IVA) - Jaminan Persalinan

(Jampersal)


(45)

-3.1. Pengukuran Capaian Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2016 merupakan LKjIP tahun pertama dari pelaksanaan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2016 – 2021 dan disusun berdasarkan kontribusi capaian kinerja setiap bidang yang ada. Proses penyusunan LKjIP tahun 2016 masih banyak mengalami hambatan yaitu kendala dalam pengumpulan data kinerja berupa laporan tahunan kegiatan program dari unit pelayanan dasar maupun keterlambatan proses verifikasi data pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan tahun 2016 dari masing-masing pengelola kegiatan yang disebabkan perubahan SOTK Dinas Kesehatan dan tidak berfungsinya Tim Penyusunan LKjIP akibat efisiensi anggaran dalam lingkungan Dinas Kesehatan. Untuk meminimalkan kendala diatas, akan dilakukan perubahan strategi maupun jadwal dalam proses pengumpulan data capaian program dan sistem pengukuran kinerja pada seluruh bidang di lingkunganDinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu khususnya Bagian Program, Informasi dan Hubungan Masyarakat.

1. Metode Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi sebagai berikut :

1) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semangkin rendahnya kinerja,digunakan rumus:

Realisasi

Capaian Indikator Kinerja = x 100 % Rencana

2) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atausemakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus :

Rencana-(Realisasi-Rencana) Capaian Indikator Kinerja = x 100 %

Rencana

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehinga keberhailan sasaran berdaasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapatdilihat dengan jelas .Selain membandingkan rencana dan realisasi, pengukuran kinerja juga dilakukan dengan membandingkan realisasi tahun ini dengan realisasi tahun lalu serta membandingkan realisasi dengan tahun ini dengan target pada akhir tahun pelaksanaan Renstra.

2. Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran

Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan untuk masing-masing indikator kinerja pada tingkat sasaran. Penyimpulan dilakukan dengan menggunakan skala

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA


(46)

Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu telah ditetapkan dan digunakan dalam mengukur pencapaian sasaran.Indikator tersebut tercantum dalam Renstra, Renja, maupun Penetapan Kinerja. Target pencapaian Indikator kinerja tersebut ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja setiap tahun secara definitif. Sedangkan pengukuran kinerja atas keberhasilan sasaran diukur pada tiap akhir tahun dengan formulir pengukuran Kinerja.Pengukuran Kinerja sasaran sekaligus menggambarkan pencapaian kinerja indikator kinerja utama.

Nilai capaian kinerja sasaran dicerminkan oleh capaian kinerja dari indikator kinerja sasaran.Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu berkewajiban melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi.

Analisis capaian kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan hasil Kinerja dari SKPD Dinas Kesehatan dan UPTD Puskesmas beserta jaringannya. Data hasil program/kegiatan yang telah dilaksanakan dilapangan baik itu pada Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu serta Poskesdes direkapitulasi pada masing-masing penanggung jawab kegiatan di tingkat bidang pada Dinas Kesehatan. Dari hasil pengolahan data hasil pencapaian kegiatan pelayanan maka ditarik kesimpulanberdasarkan penetapan indikator kinerja.

Sesuai dengan Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2016 terdiri dari 59 indikator kinerja program untuk mencapai5 sasaran strategi.Capaian kinerja (perfomance results) selama tahun 2016mempunyai 33 indikator kinerja yang mencapai atau lebih dari 100 % serta 10 indikator yang belum mencapai target.

Capaian untuk masing-masing sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sasaran : 1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Sasaran ini memiliki 22 ( dua puluh dua ) indikator kinerja yaitu dengan uraian sebagai berikut :

Table 3.1

Matrik Capaian Kinerja Sasaran

Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

% CAPAIAN KINERJA

1 2 3 4 5

Meningkat-nya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat

1 Menurunnya angka kematian ibu melahirkan menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup;

306/100.000 KH

76,2/100.000 KH

175,09

2 Menurunnya angka kematian bayi menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup;

24/1000 KH


(47)

neonatal menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup;

4 Jumlah anak balita gizi buruk tidak lebih dari 1 %;

≤1% 0,06% 104

5 Persentase ibu bersalin yang ditolongoleh Nakes terlatih (cakupan PN) sebesar 95%

91% 89,1% 97,9

6 Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu persatuan penduduk

- Puskesmas (30.000)

- Pustu (10.000)

- Poskesdes/Poskestal (3000) 1:20.579 1:7.951 1:2.072 1:19.435 1:7.950 1:2.133 94,44 99,98 102,9

7 Bed Occupancy Rate ( BOR) 85% 50% 82,35

8 Average Legth of stay (ALOS 6-8 hari)

6.8 hari 4 hari 58,82 9 Penyelenggaraan Pelayanan

Kesehatan (1 TT/1.500 penduduk)

1:1.500 1 : 1.118 74,53 10 Rasio Dokter persatuan

penduduk (10.000) 1:10.000 1:3.644 274,29

11 Rasio tenaga kerja paramedis persatuan penduduk (10.000)

1:10.000 1: 441,15 204,41 12 Jumlah kecamatan yang

memiliki Puskesmas

14 13 92,86

13 Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%;

4 2 50

14 Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK sebesar 100%

3 3 100

15 Cakupan kunjungan ibu hamil

K4 95 77,7 81,79

16 Cakupan Komplikasi kebidanan

yang ditangani 80 67,79 84,74

17 Cakupan Pelayanan Nifas 90 86 95,56

18 Cakupan Neonatus dengan

komplikasi yang ditangani 80 57,3 71,63

19 Cakupan kunjungan bayi 90 90,6 100,66

20 Cakupan pelayanan anak balita 90 83,9 93,22 21 Cakupan pemberian MP-ASI

pada anak keluarga miskin 100 100 100

22 Cakupan gizi buruk yang


(48)

-15 indikator yang memiliki capaian kinerja dengan kategori sangat berhasil (x ≥ 85 %) 1. Menurunnya Angka Kematian Ibu Melahirkan menjadi 306 per 100.000

Kelahiran Hidup.

Peningkatan kesehatan ibu telah menjadi salah satu komitmennegara-negara di dunia.Salah satu indikator yang menggambarkan besaran masalahkesehatan ibu di suatu wilayah adalah Angka Kematian Ibu (AKI). AKI mencerminkan resiko yang di hadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi olehkeadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan serta kejadian sebagai komplikasi pada kehamilan maupun kelahiran, serta kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Selain menunjukkan capaian status kesehatan penduduk, AKI juga mengindikasikan kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan.Angka kematian ibu juga digunakan sebagai indikator MDG’s yang bukan saja harus digunakan tahun 2016 tetapi juga sebagai alat untuk monitoring pencapaian atau posisi kematian ibu tiap tahunnya melalui pencapaian goal kelima SDG’s yaitu peningkatan kesehatan ibu dengan salah indikator globalnya adalah penurunan kematian ibu sampai dengan 3/4 dari standar nasional 306 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidensil) selama kehamilan, melahirkan maupun dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.Perhitungan AKI di setiap kabupaten sangat sulit dilakukan karena jumlah kelahiran hidup tidak mencapai 100.000 kelahiran hidup. Untuk mengurangi bias perhitungan AKI yang direkomendasikan WHO dalam 100.000 KH maka digunakan rasio kematian ibu. Jumlah kematian ibu di Kab.OKU selama tahun 2016 sebanyak 6 orang dari 7.873 kelahiran hidup (KH).Berdasarkan asumsi, maka AKI di Kab. OKU tahun 2016 adalah 76,2 per 100.000 KH. Angka tersebut jauh dibawah angka nasional yang sebesar 306/100.000 namun tidak menutup kemungkinan adanya ”missed opportunities" terhadap kematian yang tidak terlaporkan. Pencapaian target penurunan kasus kematian ibu melahirkan dalam RPJMD Kab. OKU 2016 – 2021 sebanyak 7 kasus kematian sedangkan kasus kematian ibu tahun 2016 ditemukan sebanyak 6 kematian yang disebabkan oleh perdarahan (2 kasus), hipertensi selama kehamilan (1 kasus), gangguan sistem peredaran darah (1 kasus) dan penyebab lain-lain sebanyak 2 kasus sehingga untuk indikator capaian kinerja mencapai 175,09% atau termasuk dalam kategori sangat berhasilsesuai penjelasan grafik berikut ini :


(49)

Grafik 3.1.

Distribusi Kasus Kematian Ibu Berdasarkan Penyebab Kematian Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016

2. Menurunnya angka kematian bayi menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 Kelahiran Hidup pada tahun yang sama. Angka Kematian Bayi merupakan gambaran status kelangsungan hidup di suatu wilayah yang dipengaruhi oleh status kesehatan anak serta didukung olehadanya status pelayanan kesehatan anak yang optimal. Angka kematian Bayi merupakan aspek penting dalam menilai keberhasilan pembangunan kesehatan.

Kesehatan bayi di Kabupaten OKU terus membaik yang ditunjukkan dengan angka kematian bayi yang masih dibawah angka nasional. Kasus kematian bayi tahun 2016 sebanyak 79 kasus dengan perhitungan Angka Kematian Bayi sebesar 9,02/1.000KH. Angka tersebut lebih rendah dari target nasional dan target SPM 2016 sebesar 24 per 1000KH sehingga pencapaian kinerja sebesar 162,42%.

3. Menurunnya angka kematian neonatal menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup Sebagian besar penyebab kematian bayi di Kab. OKU tahun 2016 adalah masalah yang terjadi pada bayi usia 8 – 28 hari. Sekitar 75% kematian bayi tersebut terjadi pada bulan pertama kehidupannya dan 76% diantaranya berada pada minggu pertama kehidupannya. Penyebab kematian pada masa neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan ibu selama hamil, kesehatan janin selama di dalam kandungan dan proses pertolongan persalinan yang diterima ibu/bayi. Angka kematian neonatal di Kab. OKU memiliki capaian kinerja 156%, dimana target 2016 sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup dan realisasi sebesar 6,6 per 1000 KH. Dapat dilihat bahwasanya angka kematian neonatal Kab. OKU sebesar 30% angka nasional. Hal ini dibantu dengan penentuan Kab.OKU sebagai Kabupaten Fokus dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita dengan lima Puskesmas Prioritas yaitu : Puskesmas Tanjung Agung, Lubuk Batang, Peninjauan, Sukaraya dan Tanjung Legkayap.Untuk akselerasi penurunan angka kematian tersebut, pada tahun 2017 akan ditambah

2

1 1

2

Perdarahan

Hipertensi Kehamilan

Gangguan Sistem Peredaran Darah Lain - Lain


(50)

Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 3 bulan) yang ada di wilayah kerja pada ukuran waktu tertentu. Gizi buruk adalah status gizi berdasarkan indeks berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) dengan nilai Z-Score -3 SD. Jumlah anak balita gizi buruk di Kab. OKU tahun 2016 sebanyak 18 orang. Berdasarkan batasan Capaian Indikator SPM bahwa gizi buruk diharapkan berada di bawah 1%.Realisasi persentase gizi buruk di Kab. OKU tahun 2016 sebesar 0,06% dengan capaian kinerja sebesar 104% dengan kategori sangat berhasil dalam upaya peningkatan surveilans gizi masyarakat.

Keberhasilan pelaksanaan program gizi oleh Dinas Kesehatan dan jaringannya berkat kerjasama dengan semua pihak yang terlibat.Dukungan pemerintah daerah yang secara konsisten berkomitmen terhadap penanggulangan dan pencegahan gizi buruk juga mempengaruhi status gizi balita. Disamping itu, meningkatnya peran serta masyarakat melalui posyandu yang setiap tahun bertambah jumlahnya sangat membantu memantau keadaan tumbuh kembang anak di wilayah kerja masing-masing.

5. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN) sebesar 95%.

Linakes adalah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang profesional (dengan kompetensi kebidanan) dimulai lahirnya bayi, pemotongan tali pusat sampai keluarnya plasenta. Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi di masa persalinan. Hal ini antara lain disebabkan karenapertolongan persalinan yang tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan yaitu oleh dukun beranak.

Cakupan pertolongan persalinan oleh kesehatan Kab. OKU pada tahun 2016 sebesar 89,1%, target tersebut lebih rendah dibandingkan target indikator kinerja tahun 2015 sebesar 90% sehingga pencapaian kinerja sebesar 97,9% Pencapaian tersebut mengindikasikan bahwa adanya perbaikan surveilans KIA terkait persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan dengan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan serta belum menetapnya bidan di beberapa desa perifer dalam wilayah Kab.OKU sehingga terdapat persalinan yang tidak ditangani oleh tenaga yang berkompetensi.Kemitraan bidan dan dukun mendorong peran dukun beranak tidak lagi menolong persalinan tetapi sebagi pendamping bidan pada saat menolong persalinan.Disamping itu, hal ini didorong juga oleh peran aktif kader Poskesdes yang melakukan pendataan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dengan menempelkan stiker P4K pada rumah yang memiliki ibu hamil). Upaya di atas merupakan alternatif penyelesaian untuk meningkatkan persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.


(51)

6. Rasio Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poliklinik persatuan penduduk Rasio Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Poliklinik (Poskesdes/Poskestal) adalah perbandinganjumlah sarana kesehatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu per satuan penduduk, dimana Puskesmas per 30.000 penduduk; Pustu per 10.000 penduduk dan Poskesdes per 3.000 penduduk. Puskesmas, Pustu dan Poliklinik (dalam hal ini adalah Poskesdes) merupakan sarana kesehatan strata pertama dimana berperan sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar tingkat pertama.

Tahun 2016 jumlah Puskesmas di Kabupaten OKU sebanyak 18 Puskesmas, terdiri dari 12 Puskesmas non perawatan 6 puskesmas perawatan. Jika dibandingkan dengan target rasio Puskesmas per satuan penduduk (1 : 19.435) maka capaian rasio Puskesmas persatuan penduduk sebesar 94,44% (di kabupaten OKU direncanakan 19 Puskesmas). Akan tetapi mengingat penyebaran penduduknya yang tidak merata dan kondisi wilayah perbukitan yang mengakibatkan jarak tempuh dari desa ke Puskesmas cukup jauh sehingga masih diperlukan penambahan jumlah Puskesmas dalam rangka mendekatkan akses pelayanan kesehatan pada masyarakat. Untuk saat ini dengan adanya 18 Puskesmas, maka rasio Puskesmas persatuan penduduk tahun 2016 adalah 1:19.435.

Jumlah Puskesmas pembantu di Kabupaten OKU sebanyak 44 Pustu yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan, jika dibandingkan dengan target rasio Pustu per satuan penduduk sebesar 1:10.000, maka target tersebut sebesar 99,98%. Rasio Puskesmas Pembantu per satuan penduduk tahun 2016 adalah 1: 7.950, mengingat belum semua bangunan Puskesmas Pembantu dalam kondisi baik sehingga masih dibutuhan upaya rehabilitasi.Jumlah Poskedes di Kabupaten OKU sebanyak 167 poskesdes, terdiri dari 126 unit bangunan milik pemerintah, 4 unit bangunan PNPM, 36 di rumah bidan/masyarakat dan 1 unit bangunan CSR PT Semen Baturaja. Bangunan Poskesdes yang ada jika dibandingkan dengan target rasio Poskesdes per satuan penduduk (1:2.072), maka target tersebut sudah tercapai yaitu 102,9% dimana rasio Poskesdes per satuan penduduk tahun 2016 adalah 1:2.133, hanya saja tidak semua bangunan Poskesdes tersebut dalam kondisi baik, sehingga masih perlu direhabilitasi agar menjadi layak huni melalui dana APBD, APBN (Dana Desa) maupun CSR.

7. Rasio Dokter persatuan penduduk (10.000)

Jumlah seluruh dokter di Kabupaten OKU sebanyak 96 orang baik di RSUD Ibnu Sutowo maupun di Puskesmas, dengan rincian sebagai berikut:

- Dokter umum di RSUD sebanyak 63 orang, terdiri dari 25 orang dokter spesialis dan 38 orang dengan kualifikasi dokter umum.

- Dokter di Puskesmas sebanyak 33 orang, terdiri dari 7 orang dokter PNS dan 26 orang dokter PTT

Jika dibandingkan dengan target rasio dokter per satuan penduduk tahun 2016 sebesar (1:10.000), maka rasio dokter per satuan penduduk di Kabupaten OKU sebesar 1:3.644 sudah melampaui target capaian kinerja sebesar 274,29% hanya penyebarannya yang tidak merata. Dokter umum banyak terdistribusi di Puskesmas dalam wilayah perkotaan (rata – rata 3 sampai 4 dokter per Puskesmas) sedangkan Puskesmas di luar wilayah perkotaan rata – rata sudah memiliki dokter dengan


(52)

bidan yang bekerja di rumah sakit dan Puskesmas/jaringannya baik itu tenaga PNS, PTT dan Honor Daerahterhadap jumlah penduduk.Pada tahun 2016, ditargetkan 1 per 10.000penduduk untuk kabupaten Ogan Komering Ulu artinya 1 tenaga paramedis melayani 10.000 penduduk dalam wilayah kerjanya. Sedangkan realisasi pada tahun 2016, jumlah tenaga Paramedis adalah 1:441,15 atau 204,41%. Artinya pada tahun 2016, 1 orang tenaga paramedis melayani 441penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu atau ada 25 orang tenaga paramedis per 10.000 jumlah penduduk. Maka jika rasio tenaga paramedis dibandingkan dengan jumlah penduduk dalampencapaian kinerja untuk rasio tenaga kerja paramedis sudahjauh melebihi target yang ditetapkan. Yang perlu dipertimbangkan ke depan adalah status tenaga paramedis yang masih PTT Pusat, PTT Daerah, Honor Daerah maupun Tenaga Kerja Sukarela yang masih memerlukan pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil Daerah agar pelayanan yang diberikan dapat disertai dengan pertanggungjawaban yang sepadan.

9. Jumlah Kecamatan yang memiliki Puskesmas ( 100%)

Pada tahun 2015 jumlah Kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu sebanyak 13 Kecamatan (terdapat pemekaran Kecamatan Peninjauan yaitu Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya terhitung September 2015) dengan jumlah Puskesmas 18 unit. Kecamatan yang memiliki lebih dari satu Puskesmas adalah Kecamatan Baturaja Timur (4 Puskesmas) meliputi Puskesmas Sukaraya, Sekar Jaya, Kemalaraja dan Tanjung Baru; Kecamatan Peninjauan ( 2 Puskesmas) yaitu Puskesmas Lubuk Rukam dan Puskesmas Peninjauan serta Kecamatan Semidang Aji (2 Puskesmas) adalah Puskesmas Pengaringan dan Ulak Pandan. Jika dibandingkan jumlah Puskesmas dengan Jumlah Kecamatan yang ada ( 18 Puskesmas : 14 Kecamatan), maka target minimal ada 1 Puskesmas per Kecamatan belum tercapai yaitu sebesar 92,86% mengingat di wilayah Kecamatan Lubuk Batang diusulkan pembangunan Puskesmas Gunung Meraksa mengingat daya tempuh beberapa desa ke Puskesmas Lubuk Batang untuk kasus – kasus emergensi membutuhkan waktu yang relatif lama (lebih dari 20 menit). Rencana pembangunan Puskesmas Gunung Meraksa tersebut diagendakan pada tahun 2019 melalui Dana Alokasi Khusus Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan.

10. Persentase RS Kab/kota yang melaksanakan PONEK sebesar 100%

Rumah sakit di Kabupaten Ogan Komering Ulusampai dengan bulan Desember 2016 sebanyak 3 Rumah sakit, terdiri dari 1 rumah sakit pemerintah ( RSUD Dr.Ibnu Sutowo), 1 rumah sakit Tentara ( RS Tk.IV Dr. Noesmir) dan 1 rumah Sakit Swasta ( RS. St Antonio). Dimana ketiga rumah sakit tersebut telah melaksanakan PONEK (100%). Pencapaian indikator kinerja untuk Rumah Sakit


(53)

11. Cakupan pelayanan nifas

Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan dimana organ reproduksi mengalami pemulihan untuk kembali normal. Akan tetapi, pada umumnya,organ-organ reproduksi akan kembali normal dalam waktu tiga bulan pasca persalinan. Kunjungan nifas bertujuan untuk deteksi dini komplikasi dengan melakukan kunjungan minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu:1 ) kunjungan nifas pertama pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari;2) kunjungan nifas kedua di lakukan pada minggu ke-2 setelah persalinan; 3) kunjungan nifas ketiga dilakukan pada minggu ke-6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan bersamaan kunjungan neonatus di Posyandu (Kemkes RI,2009). Dalam masa nifas, ibu akan memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi umum, (tekanan darah, nadi respirasi, dan suhu), pemeriksaan lochia dan pengeluaran pervaginam lainya, pemeriksaan payudaran serta anjuran ASI ekslusif 6 bulan, pemberian kapsul vitamin A 200.00 IU sebanyak 2 kali ( 2x24 jam) serta pelayanan KB pasca persalinan. Perawatan nifas yang tepat akan memperkecil risiko kelainan atau bahkan kematian pada ibu nifas.

Yang dimaksuddengan cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Cakupan pelayanan nifas di Kab. OKU tahun 2016 sebesar 86% yang dengan capaian indikator kinerja pelayanan nifas sebesar 95,56%. Pencapaian target tersebut menunjukkan semakin tinggi kesadaran ibu nifas untuk memeriksakan kesehatannya dan sudah semakin baiknya akses pelayanan ibu bersalin maupun nifas di sarana kesehatan. Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa petugas kesehatan makin proaktif dalam melakukan pelayanan pada ibu nifas dalam upaya memperkecil risiko kelainan bahkan kematian pada ibu nifas melalui kunjungan rumah.

12. Cakupan kunjungan bayi

Kunjungan bayi adalah kunjungan anak usia kurang dari satu tahun (29 hari-11 bulan)yang mendapatkan pelayanan kesehatan oleh dokter, bidan atau perawat disarana kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi imunisasi dasar lengkap, stimulasi deteksi dini tumbuh kembang dalam penyuluhan perawatan kesehatan bayi.Cakupan kunjungan bayi di Kab. OKU tahun 2016 sebesar 90,6% dengan capaian indikator kinerja sebesar 100,66%. Capaian tersebut telah melebihi target Kabupaten maupun target nasional (90%). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa petugas kesehatan semakin proaktif melakukan pemantauan kesehatan pada bayi melalui Kunjungan Neonatus sebanyak 3 kali (KN Lengkap) sebesar 90,6% dari 8.395 jumlah bayi yang dilahirkan guna menurunkan Angka Kematian Ibu(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

13. Cakupan pelayanan anak balita

Yang dimaksud dengan cakupan pelayanan kesehatan balita adalah cakupan anak balita ( 12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauanpertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun , pemberian kapsul vitamin A 2x setahun dan pemberian imunisasi dasar lengkap. Secara keseluruhan, cakupan kunjungan balita di Kab. OKU tahun 2016


(54)

14. Cakupan gizi buruk yang mendapat perawatan (100%)

Kekurangan gizi terutama pada anak-anak balita dapat menyebabkan meningkatnya risiko kematian, terganggunya pertumbuhan fisik dan perkembangan mental maupunkecerdasannya.Dalam beberapa hal dampak kekurangan gizi bersifat permanen yang tidak dapat diperbaiki walaupun pada usia berikutnya kebutuhan gizinya terpenuhi. Kekurangan gizi biasanya biasanya terjadi secara tersembunyi dan sering terlewatkan dari pengelihatan atau pengamatan biasa.

Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan pada tahun 2016 sebesar 100% dengan jumlah balita gizi buruk sebanyak 18 orang dengan penyebaran kasus sebagai beriku : Puskesmas Tanjung Agung (4 kasus), Puskesmas Kemalaraja (2 kasus), Puskesmas Tanjung Baru (2 kasus) dan Puskesmas Ulak Pandan sebanyak 10 kasus gizi buruk. Cakupan perawatan gizi 100% artinya semua balita gizi buruk yang ditemukan pada tahun bersangkutan telah mendapat perawatan sesuai standar.Faktor yang mempengaruhi pencapaian target ini adalah :

a) Tersedianya pendidikan gizi, pelayanan gizi dan tata laksana gizi buruk yang baik di fasilitas kesehatan

b) Terdeteksinya kasus gizi buruk secara dini oleh kader posyandu / kader desa

15. Cakupan Pemberian Makanan Tambahan pada anak keluarga miskin

Capaian kinerja indikator pemberian makanan tambahan pada anak keluarga miskin pada tahun 2016sebesar 100%dengan indikasi gizi kurang sebanyak 100 orang. Namun jumlah anak di atas 2 tahun pada keluarga miskin tidak tersedia datanya sehingga cakupan PMT pada keluarga miskin tidak dapat dihitung. Pemberian makanan tambahan dimonitoring secara berkala oleh petugas kesehatan Puskesmas untuk meminimalkan kesalahan penerima makanan tambahan. Angka ini menunjukkan kesinambungan program Pemberian Makanan Tambahan pada keluarga miskin dengan sasaran anak usia > 2 tahun. Faktor yang mendukung tercapainya kinerja ini adalah :

a) Keluarga miskin yang mempunyai anak dengan kondisi gizi buruk akan diberikan bantuan PMT berupa susu, roti dan vitamin

b) Adanya penyuluhan dan pendidikan gizi ke masyarakat

c) Peran aktif kader Posyandu dalam penemuan balita bawah garis merah (BGM).


(55)

- 6 indikator yang capaian kinerjanya yang termasuk kategori cukup berhasil ( 55

˂ x ≤ 85% )

1. Bed Occupancy Rate (BOR)

BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).Pada tahun 2016, persentase pemakaian tempat tidur (BOR) RS. Dr Ibnu Sutowo Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah 70%, artinya berada diatas parameter ideal dari BOR, ini menunjukkan adanya peningkatan kasus yang memerlukan perawatan tenaga medis. Hal ini dapat disebabkan karena sarana tempat tidur di RS Daerah sudah sangat memadai sebanyak 246 Tempat Tidur , hal juga dapat dilihat dari realisasi rasio tempat tidur per penduduk pada tahun 2016 sebesar 1 TT : 1.837 penduduk (standar : 1 TT : 1.500 penduduk) sehingga RS Dr Ibnu Sutowo perlu melakukan peningkatan mutu pelayanan dan memperketat peranan”Gate-keeper” Puskesmas dalam menyaring kasus yang perlu dirujuk ke unit pelayanan yang lebih tinggi. Jika dilihat dari pengukuran capaian kinerja, indikator BOR masih mencapai 70% dari target yang ditetapkan sebanyak 85% dengan nilai capaian kinerja sebesar 82,35%. Peningkatan mutu pelayanan, pengembangan sarana, penambahan prasarana maupun peralatan kesehatan perlu dilakukan sedini mungkin sebagai upaya kompetitif dengan Rumah Sakit Swasta dalam rangka menuju pengembangan RSUD H. Dr. Ibnu Sutowo sebagai rumah sakit rujukan regional.

2. Average Lenght of Stay ( av. LOS 6-8 hari) yakni 4 hari

ALOS atau rata-rata rawat inap adalah rerata lama hari dirawatnya seorang pasien. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisien dan mutu pelayanan, apabila diterapkanpada diagnose tertentu untuk perwatan lebih lanjut. Idealnya rata-rata rawat inap antara 6-9 hari kecuali pada penyakit kronis. Manfaat perlunya pengukuran ALOS yaitu untuk mengetahui jumlah hari perhitungan, kapasitas tempat tidur terpakai, jumlah pasien keluar (hidup + mati), jumlah hari perawatan, efisiensirumah sakit dilihatdari output.

Untuk tahun 2016 , ALOS kabupaten Ogan Komering Ulu memiliki capaian kinerja indikator sebesar 58,82% ( cukup berhasil ), dimana rata-rata rawat inap pada tahun 2016 selama 4 hariyang meliputi rerata lama hari dirawat di Rumah Sakit di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jika dibandingkan dengan ideal rata-rata rawat inap (6-9 hari) maka pencapaian ALOS ini masih dibawah ideal, dan juga masih dibawah target tahun 2016 ( 6,8 hari). Secara umum, ALOS mengalami peningkatan dibandingkan capaian kinerja tahun lalu yang mencapai 55,88%.

3. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan (1 TT/ 1.500 penduduk)

Jumlah tempat tidur RSUG Dr. Ibnu Sutowo sebanyak 246 buah, dan jumlah tempat tidur di Puskesmas sebanyak 67 buah sehingga jumlah seluruhnya 313 buah. Jika dibandingkan dengan target rasio tempat tidur persatuan penduduk


(56)

4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang dilakukan oleh Bidan, Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan baikyang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat Tanda Register (STR).

Indikator yang digunakan untuk menggambarkan keberhasilan program pelayanan kesehatan ibu atau hasil pelayanan antenatal adalah cakupan akses ibu hamil terhadap kesehatan yang diukur dengan K1 serta cakupan pelayanan kesehatan yang diukur dengan K4.

Cakupan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang mendapat pelayanan ibu hamil sesuai standar dengan memenuhi kriteria 10 T yaitu :

a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan; b) Ukur tekanan darah;

c) Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas / LILA); d) Ukur tinggi puncak Rahim (fundus uteri);

e) Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin;

f) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan;

g) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan; h) Tes laboratorium : tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah (Hb),

pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya), pemeriksaan protein urin (bila ada indikasi); yang pemberian pelayanannya disesuaikan dengan trimester kehamilan;

i) Penanganan kasus sesuai kewenangan; j) Temu wicara (konseling)

Dengan indikator K4 ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap dimana indikator ini untuk menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil disuatu wilayah dan menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA.

Cakupan K4 tahun 2016 di Kab. OKU sebesar 77,77%. pencapaian ini masih lebih rendah dari target K4 tahun 2016 yaitu sebesar 95%. Walaupun belum mencapai target 2016 indikator ini telah memiliki capaian kinerja dengan kategori berhasil yaitu 81,79%. Perlu dianalisis penyebab ibu hamil belum berkunjung untuk pemeriksaan K4, apakah persoalan sosialisasi, akses, sudah memeriksa sendiri atau tidak mau mendapat pelayanan skrining. Dinas Kesehatan harus memiliki strategi untuk menjangkau seluruh ibu hamil agar seluruhnya memperoleh pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar.


(57)

5. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani

Ibu hamil risti/komplikasi adalah ibu hamil dengan keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian bagi ibu maupun bayinya. Sedangkan yang dimaksud dengan cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif yang sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan (Polindes/Poskesdes, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB,RSU,RSU PONEK). Dalam pelaksanaan pelayanan antenatal, diperkirakan sekitar 20% diantara ibu hamil risiko tinggi yang dilayani bidan di Puskesmas tergolong dalam kasus Risti/komplikasi yang memerlukan pelayanan kesehatan rujukan. Kasus- kasus komplikasi kebidanan antara lain Hb 8 g%,

tekanan darah tinggi (sistole 140 mmHg, diastole 90 mmHg), ketuban pecah

dini, perdarahan per vaginam, oedema nyata, eklampsia, letak lintang usia

kehamilan 32 minggu, letak sungsang pada primigravida , infeksi berat/sepsis

dan persalinan premature. Akibat yang dapat di timbulkan dari kondisi tersebut antara lain bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) , keguguran, persalinan macet, janin mati dalam kandungan ataupun kematian ibu hamil. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara professional kepada ibu (terutama ibu hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi. Pada tahun 2016 capaian penanganan komplikasi kebidanan di Kab.OKU sebesar 67,79%, nilai tersebut belum mencapai target SPM sebesar 80%. Walaupun belum mencapai target nasional, namun indikator tersebut memiliki capaian kinerja dengan kategori cukup berhasil yaitu 84,74%.

6. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani

Neonatal risti/komplikasi adalah keadaan neonatus dengan penyakit maupun kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan ataupun kematian beserta kecacatan seperti asfiksia,hipotermi, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan, kelainan congenital termasuk klasifikasi kuning pada MTBS. Dalam pelayanan neonatus, sekitar 15 % diantara neonatus yang dilayani bidan di Puskesmas tergolong dalam kasus risti/komplikasi yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

Pada tahun 2016, cakupan penanganan neonatal komplikasi sebesar di Kab. OKU di temukan 57,30%. Capaian tersebut belum memenuhi target target nasional tahun 2016 (80%). Walaupun belum mencapai target nasional, namun telah memiliki capaian kinerja 71,63%. Untuk meningkatkan target, maka berbagai kegiatan dilakukan seperti peningkatan keterampilan bidan dalam penanganan bayi dengan komplikasi, pengadaan alat bantu penanganan bayi komplikasi serta persiapan Puskesmas PONED sebagai Puskesmas rujukan di Kab. OKU yang siap melayani ibu hamil dan neonatal komplikasi serta penataan penanganan kasus komplikasi lebih lanjut dengan merujuk ke rumah sakit.


(58)

dengan benar dan cepat, maka komplikasi dapat dihindarkan dan tranfusi darah tidak diperlukan.

Target Dinkes Kab.Ogan Komering Ulu adalah terdapat empat Puskesmas rawat inap yang mampu PONED. Namun sampai ini hanya 2 Puskesmas PONED yang aktif. Tidak tercapainya target tersebut karena adanya tim yang telah dilatih PONED pindah tugas ke instansi lain maupun belum memadainya peralatan PONED di Puskesmas sehingga kasus emergensi dasar tetap dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan yang lebih tinggi. Yang termasuk Puskesmas mampu PONED yaitu Puskesmas Peninjauan, Puskesmas Karya Mukti, Puskesmas Pengandonan dan Puskesmas Batumarta II. Pukesmas PONED yang aktif adalah Puskesmas Peninjauan dan Puskesmas Batumarta II hal ini berbeda dengan data sebelumnya, dimana Puskesmas PONED yang aktif adalah Puskesmas Pengandonan dan Batumarta II.Ketidak-aktifan Puskesmas Pengandonan sebagai Puskesmas PONED disebabkan karena ruangan pelayanan PONED sedang direnovasi dalam waktu yang cukup lama (hampir 2 tahun), banyak peralatan PONED yang sudah rusak dan tenaga kesehatan yang tidak memenuhi spesifikasi teknis sebagai Puskesmas PONED.

Jika dihitung persentase Puskesmas mampu PONED dengan jumlah seluruh puskesmas perawatan. Maka persentase sebesar 33,33% akan tetapi jika dibandingkan dengan target satu Kabupaten harus memiliki empat Puskesmas PONED maka persentasenya sebesar 50%.

Sasaran : 2 Meningkatnya pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan

Sasaran ini memiliki 3 (tiga) indikator kinerja dengan uraian sebagai berikut : Tabel 3.2

Matrik Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

% CAPAIAN KINERJA

1 2 3 4 5

Meningkatnya pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan

1 Puskesmas yang tersertifikasi

akreditasi 90% 22,22% 24,69

2 RSUD yang tersertifikasi

Rujukan nasional kelas B 20% 10% 50 3 Persentase Desa yang menca-


(59)

Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan tahun 2016 terdapat perubahan sasaran strategis. Pada sasaran strategis kedua ini terdapat 3(tiga) indikator kinerja dengan 2 (dua) indikator baru dan merupakan program nasional yang perlu didukung oleh Pemerintah Daerah hingga tahun 2020. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat terdapat 1 indikator yang memiliki capaian kinerja dengan kategori sangat berhasil ( x ≥ 85 %) dan 2 indikator yang termasuk kategori tidak berhasil (x ≤55 %), dengan penjelasan sebagai berikut :

-1 indikator yang memiliki capaian kinerja dengan kategori sangat berhasil (x ≥ 85 %) 1. Persentase Desa yang mencapai Universal Child Imunization/UCI (95%)

Desa yang mencapai Universal Child Immunization ( UCI) Adalah Desa/kelurahan dimana 95% dari jumlah bayi yang ada didesa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.

Harapan untuk seluruh desa menjadi UCI menjadi prioritas program imunisasi guna menekan angka kesakitan dan kematian bayi. Untuk tahun 2016 desa UCI masih sebesar 95,5%, melebihi target nasional (95%) sehingga perlu mempertahankan upaya pelayanan imunisasi berupa sweepingterutama kedaerah-daerah sulit/talang. Hal ini telah mendapatkan perhatian lanjut dengan peningkatan sarana prasarana berupa transport box maupun vaccine carrier untuk pelayanan ke lapangan, bimbingan teknis dan pertemuan koordinasi tingkat puskesmas sehingga dapat memperbaiki capaian di tahun berikutnya sesuai target yang ditentukan agar pencapaian kinerja dapat meningkat hingga 100,53% dengan kriteria sangat berhasil.

-2 indikator yang memiliki capaian kinerja dengan kategori tidak berhasil 1. Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi (90%)

Sesuai amanat Peraturan Menteri Kesehatan nomor 71 tahun 2013tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional, dipersyaratkan bagi pemberi pelayanan kesehatan primer (dalam hal ini Puskesmas) memiliki kewajiban untuk mengikuti akreditasi (penilaian) dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan. Penilaian Puskesmas meliputi beberapa aspek, diantaranya manajemen Puskesmas, sarana, prasarana, alat, sumber daya manusia, keuangan, obat dan mutu.

Dinas Kesehatan pada tahun 2015 telah menyusun RoadmapAkreditasi Puskesmas yang akan dilaksanakan mulai tahun 2016 hingga tahun 2019. Pada tahun 2016 telah dilakukan akreditasi pada empat Puskesmas dengan hasil sebagai berikut :

 Puskesmas Tanjung Agung memperoleh nilai dasar  Puskesmas Kemalaraja memperoleh nilai madya  Puskesmas Lubuk Batang memperoleh nilai madya  Puskesmas Penyandingan memperoleh nilai dasar.

Dari total 18 Puskesmas yang ada saat ini, baru empat Puskesmas di atas yang telah mengikuti akreditasi sehingga capaian kinerja untuk indikator Puskesma yang tersertifikasi masih sangat rendah sebesar 24,69%. Pada tahun 2017 telah dipersiapkan lima Puskesmas yang akan mengikuti akreditasi yaitu : Puskesmas Pengaringan, Peninjauan, Karya Mukti, Mendingin dan Tanjung Lengkayap yang sudah menjalani proses pendampingan oleh Tim Akreditasi Dinas Kesehatan Kab.OKU.


(60)

Muara Enim, OKU Selatan, OKU Timur dan Lampung Selatan. Perencanaan pengembangan Rumah Sakit Daerah ini direncanakan mulai tahun 2016 – 2019. Pada tahun 2016 penyusunan dokumen Studi Kelayakan, Master Plan, Block Plan, DED dan Analisa Dampak Lingkungan belum dapat dilaksanakan sesuai jadwal. Kegiatan pra pengembangan yang dilaksanakan berupa sosialisasi dengan pemangku kepentingan terkait aspek teknis, pendanaan dan dokumen pengembangan pembangunan rumah sakit tersebut. Pencapaian untuk indikator ini hanya sekitar 50%. Pada tahun 2017 telah direncanakan untuk penyempurnaan penyusunan dokumen Rumah Sakit Dr.H. Ibnu Sutowo berupa : Studi Kelayakan, Master Plan dan Block Plan.

Sasaran : 3 Meningkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular Sasaran ini memiliki 15 (lima belas) indikator kinerja dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 3.3

Matrik Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

% CAPAIAN KINERJA

1 2 3 4 5

Meningkat nya Pengendali an Penyakit Menular dan Tidak Menular

1 Meningkatnya cakupan penemuan

pasien baru TB menjadi > 70% 45% 39,29% 87,31 2 Menurunnya kasus malaria ( annual

paracite index-API) dari 2 menjadi 1 per 1000 penduduk;

1/1000 0,01/1000 199 3 Terkendalinyaprevelensi HIV pada

populasi dewasa dari 0,2 menjadi di bawah 0,5%

<0,50% 0,60% 40 4 Meningkatnya cakupan imunisasi

dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari 100%;

100% 100,18 % 100,2 5 Meningkatnnya cakupan Acute

Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk 15 tahun

menjadi 2 ≥2

per 100.000

15 per 100.000

-6

6 Penderita DBD yang ditangani 100 100 100

7 Meningkatnnya cakupan desa / kelurahan mengalami KLB yang


(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

DINAS KESEHATAN

TAHUN 2016

Jl. Jend. A. Yani Km. 6 Kemelak Telp. (0735)-320223 Fax (0735)-324462


(2)

(3)

ii

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel

Ikhtisar Eksekutif

Hal.

i

ii

iii

iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

1.2

Struktur Organisasi & Tugas Pokok dan Fungsi

1.3

Maksud dan Tujuan LKjIP

1.4

Sistematika Penyajian

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis

2.2 Rencana Kerja

2.3 Penetapan Kinerja

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Pengukuran Capaian Kinerja

3.2 Evaluasi dan Analisis Indikator Kinerja

3.3 Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja

3.4 Akuntabilitas Keuangan

BAB IV PENUTUP

LAMPIRAN

1.

Rencana Strategis (RS)

2.

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016

3.

Pengukuran Kinerja (PK) Tahun 2016

4.

Indikator Kinerja Utama Tahun 2016

5.

Penetapan Kinerja DInas Kesehatan Tahun 2016

1

1

2

3

3

5

5

8

12

32

32

33

67

71

73

DAFTAR ISI


(4)

iii

Tabel 2.1

Tabel 2.2

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tabel 3.4

Tabel 3.5

Tabel 3.6

Tabel 3.7

Rencana kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu

Tahun 2016

Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun

2016

Matrik Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi

Masyarakat

Matrik Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemerataan dan Mutu

Pelayanan Kesehatan

Matrik Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Pengendalian Penyakit

Menular dan Tidak Menular

Matrik Capaian Kinerja Sasaran Meningkatkan Pemberdayaan serta

Kesadaran Masyarakat untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Matrik Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Perlindungan Finansial,

Ketersediaan, Penyebaran dan Mutu Obat serta Sumber Daya Kesehatan

Matrik Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja dengan Target pada Akhir

Tahun 2016

Akuntabilitas Keuangan

Hal.

8

12

33

45

47

56

62

67

71

DAFTAR TABEL


(5)

iv

LaporanAkuntabilitasKinerjaIntansiPemerintah (LKjIP)

DinasKesehatanKabupatenOganKomeringUlutahun

2016inimerupakanwujudpertanggungjawabanpelaksanaanPerencanaanStrategis

(Renstra)tahunpertama, yang berisiinformasitentangkeberhasilanmaupunkegagalanpencapaiansasaran yang telahditetapkan, termasukhambatan yang dihadapidanpemecahanmasalahnya.

RenstraKabupatenOganKomeringUlumerupakansuaturencanajangkamenegahtahun 2016 - 2021 yang sangatmenentukandalammeningkatkankinerjaDinasKesehatandanmemuat 1 (satu) pernyataanVisi, 3 (tiga) pernyataanMisi yang diemban,serta 4 (empat) tujuan yang harusdicapaipadaakhirtahun 2016melalui 5 sasaranstrategis.

SesuaiRencanaKerjaTahunan (RKT) yang telahdisusununtuktahun 2016terdapat 5sasaranstrategis, 10kebijakan, 20 program yang harusdicapai / dilaksanakan, dengandukungananggaran DPA-SKPD DinasKesehatanKabupatenOganKomeringUluTahun 2016 yang tersediasebesar Rp. termasukbelanjapegawai.

PercapaianKinerjaSasaran

PengukuranPencapaianKinerjadari 59indikator yang ada, 33indikator yang termasukkategorisangatberhasil, 10indikatortermasukkategoriberhasil, dan 6indikatortermasukcukupberhasil. Tetapiada 10indikatorkinerja yang termasukkatagoritidakberhasilyakni 1) PersentasePuskesmasRawatInap yang mampu PONED (target 100%);2) Puskesmas yang tersertifikasiakreditasi; 3) RSUD yang tersertifikasiRujukannasionalkelas B; 4) Terkendalinyaprevalensi HIV/AIDS padapopulasidewasandari 0,2 menjadi di bawah 0,5%; 5) Cakupan Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 pendudukdibawah 15 tahun; 6)Cakupandesa/kelurahanmengalami KLB yang dilakukanpenyelidikanepidemiologi< 24 jam; 7)Cakupanpenemuanpenderitakusta< 5 per 100.000 penduduk; 8) Prevalensitekanandarahtinggimenjadi 23,4%; 9) Prevalensimerokokpendudukdibawahusia 15 tahunsebesar 5,4% dan 10)Meningkatnyacakupantempatpengolahanmakanan yang memenuhisyaratkesehatan.

RencanadanRealisasiAnggaran

Anggaran yang tersediauntukDinasKesehatanKabupatenOganKomeringUlutahun 2016sebesar Rp. terdiridari:BelanjaLangsung Rp. danBelanjaTidaklangsung Rp.

RealisasiAnggaranpadaTahunAnggaran 2016secaraumummencapai94% atauRp. denganrincian: persentaserealisasibelanjalangsungsebesar91,71% atauRp. danbelanjatidaklangsungmencapaiRp. atau 97,58%.


(6)

i

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016 dapat terselesaikan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran. LKjIP Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. LKjIP Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016 merupakan pertanggungjawaban awal pelaksanaan Perencanaan Strategis (RENSTRA) Tahun Pertama (periode 2016 – 2021) serta memuat informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi. LKjIP ini juga memberikan gambaran hasil yang dicapai berdasarkan kinerja semua program yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu didukung oleh 17 UPTD Puskesmas serta jaringannya pada masing-masing Kecamatan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam proses penyusunan laporan ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan ini di masa yang akan datang.

Akhirnya kami berharap semoga laporan LKjIP Dinas Kesehatan Tahun 2016 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dipergunakan untuk perbaikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Baturaja, Maret 2017

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu

H.Suharmasto, SKM, M. EPID NIP. 195904141981111001