Sejarah Taman Nasional Pengelolaan zona pemanfaatan ekosistem mangrove melalui optimasi pemanfaatan sumberdaya kepiting bakau (scylla serrata) di Taman Nasional Kutai provinsi Kalimantan Timur
2.4 Sejarah Taman Nasional
Berkembangnya taman nasional tidak bisa terlepas dari sejarah perkembangan pemikiran lingkungan hidup dan konservasi. Sejarah penetapan kawasan konservasi kawasan dilindungi diawali pada tahun 252 SM, pada saat Raja Asoka dari India secara resmi mengumumkan perlindungan satwa, ikan, dan hutan. Kemudian pada tahun 1084 M, Raja Wiliam I dari Inggris memerintahkan penyiapan The Domesday Book, yaitu suatu inventarisasi tanah, hutan, daerah penangkapan ikan, areal pertanian, taman buru, dan sumberdaya produktif milik kerajaan yang akan digunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan nasional bagi pengelolaan dan pembangunan di negaranya MacKinnon MacKinnon 1986. Konsep taman nasional atau national park mulai berkembang di negara barat ketika Yellowstone ditetapkan sebagai taman nasional di Amerika Serikat pada tahun 1872. Model yellowstone dikelola dengan pendekatan perlindungan alam yang ketat, sehingga tidak diperkenankan kegiatan manusia baik untuk kebutuhan subsisten maupun untuk pemanfataan sumberdaya alam demi tujuan komersial, meskipun terdapat beberapa kelompok suku asli yang sudah mendiami kawasan itu selama beberapa generasi Sangaji et al. dalam Damanik et al. 2006. Sejak saat itu, ide taman nasional menyebar ke negara-negara lain, dan dalam kurun waktu kurang dari 100 tahun sudah ada lebih dari 2.000 taman nasional yang ditetapkan di 136 negara Wiratno et al. dalam Damanik et al. 2006 Di Indonesia, sejarah penetapan kawasan dilindungi sebenarnya telah dimulai sejak jaman penjajahan Belanda, pada saat itu pemerintah telah menetapkan beberapa kawasan dilindungi seperti Cagar Alam CA Arca Domas 1913, CA Junghun di Bandung 1919, CA Tangkuban Perahu 1919, dan CA Rawa Danau di Serang 1921 Dephut 2007. Pemikiran konservasi, termasuk taman nasional, mulai berkembang sekitar tahun 1970-an. Lima taman nasional pertama dengan luas total 1.430.948 ha ditetapkan oleh Menteri Pertanian pada tanggal 6 Maret 1980, yaitu Taman Nasional TN Gunung Leuser, TN Gunung Gede-Pangrango, TN Ujung Kulon, TN Baluran, dan TN Komodo Wiratno et al. dalam Damanik et al 2006. Selanjutnya pada tahun 1982, saat Kongres Taman Nasional dan Kawasan Lindung Sedunia III yang berlangsung di Bali, pemerintah Indonesia mendeklarasikan 11 Taman Nasional dengan luas 3.287.063 ha, yaitu TN Kerinci Seblat, TN Bukit Barisan Selatan, TN Kep. Seribu,, TN Bromo-Tengger-Semeru, TN Meru Betiri, TN Tanjung Puting, TN Kutai, TN Bali Barat, TN Lore Lindu, TN Bogani Nani Warta Bone, dan TN Manusela Wiratno et al. dalam Damanik et al. 2006.2.5 Konsep Keterpaduan
Parts
» Tujuan Penelitian Hipotesis Kerangka Pendekatan Penelitian
» Klasifikasi S. serrata Morfologi S. serrata
» Karakter dewasa kelamin Bioekologi Kepiting Bakau
» Kepiting bakau sebagai hewan air kehalalan kepiting bakau
» Karakteristik dan Fungsi Ekosistem Mangrove
» Keterkaitan antara Kepiting Bakau dengan Mangrove
» Perkembangan Budidaya Sylvofishery Kepiting Bakau
» Indeks Kesesuaian Habitat Habitat Suitability IndexHSI
» Berpikir Sistem System Thinking
» Umpan Balik Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Scylla serrata
» Pemodelan Dinamika Sistem Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Scylla serrata
» Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
» Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
» Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi
» Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.56Menhut-II2006 Tentang
» Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penelitian
» Pengumpulan Data Primer Pengumpulan Data Sekunder
» Penentuan Jumlah Unit Responden Analisis Pemanfaatan Sumberdaya
» Pengumpulan Data Vegetasi Mangrove Analisis Data Vegetasi Mangrove
» Analisis Hubungan Sebaran Spasial S. serrata dengan Karakteristik Penilaian Daya Dukung Lingkungan
» Analisis Hubungan Panjang dan Bobot Analisis Data Kelompok Ukuran
» Membangun Diagram Kausal dan Diagram Alir Submodel Habitat Mangrove
» Submodel Penangkapan Kepiting Identifikasi Sistem Pengelolaan Kepiting Bakau S. Serrata di TNK
» Submodel Budidaya Pembesaran Submodel Ekonomi Submodel Sosial
» Pemodelan dan Simulasi Sistem Pengelolaan S. serrata
» Letak Geografis dan Topografi TNK
» Geologi dan Iklim Sejarah Perambahan dan Pemukiman di TNK
» Illegal Logging Permasalahan Pengelolaan TNK
» J A Kondisi Sosial Budaya Masyarakat dalam Lokasi TNK
» P Kondisi Sosial Budaya Masyarakat dalam Lokasi TNK
» Kesehatan Aspek Kelembagaan Kondisi Sosial Budaya Masyarakat dalam Lokasi TNK
» Pemahaman Masyarakat terhadap Pengelolaan Hutan Mangrove
» Pasang Surut Laut Ekologi Habitat Mangrove TNK
» Karakteristik Habitat Mangrove Bioekologi S. serrata dan Daya Dukung Habitat Mangrove TNK
» Daya Dukung Habitat Mangrove TNK bagi Budidaya S. serrata
» Permintaan Scylla serrata Kondisi Sosial Ekonomi Pemanfaatan
» Permasalahan Kebijakan Pengelolaan Habitat Mangrove TNK
» Penentuan Zonasi Pemanfaatan Scylla serrata di Ekosistem Mangrove
» Nip ah Sirat Anang P ad Pari Keluang Ruh Kenduung
» Pengembangan Budidaya Sylvofishery S. serrata
» Model pengelolaan sumberdaya S. serrata di habitat mangrove TNK
» Skenario Pengelolaan S. serrata di Habitat Mangrove TNK
» Status Keberlanjutan Pengelolaan Kepiting Bakau Status Keberlanjutan Dimensi Ekologi
» Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi
» Status Keberlanjutan Dimensi Sosial
» Jantan Rekomendasi Penatakelolaan Kawasan Mangrove di TNK
» Klasifikasi S. serrata Bioekologi Kepiting Bakau
» Morfologi S. serrata Bioekologi Kepiting Bakau
» Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
» Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 jo Peraturan Pemerintah
» Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
» Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata
» Keputusan Menteri Kehutanan No.325Kpts-II1995 tentang
» Pengumpulan Data Primer Metode pengumpulan data sosial ekonomi masyarakat
» Penentuan Jumlah Unit Responden
» Pengumpulan Data Vegetasi Mangrove
» Analisis Data Vegetasi Mangrove
» Pengumpulan Data Makrozoobenthos Pengumpulan dan Analisis Data Makrozoobenthos
» Analisis Data Makrozoobenthos Pengumpulan dan Analisis Data Makrozoobenthos
» Pengumpulan Data Kualitas Perairan
» Analisis Data Kualitas Perairan Habitat Mangrove
» Analisis Hubungan Sebaran Spasial S. serrata dengan Karakteristik
» Penilaian Daya Dukung Lingkungan
» Analisis Hubungan Panjang dan Bobot
» Pendugaan Laju Eksploitasi Scylla serrata
» Penghitungan Yield per Rekrut Relatif YR dan Biomass per Rekrut
» Membangun Diagram Kausal dan Diagram Alir
» Submodel Habitat Mangrove Identifikasi Sistem Pengelolaan Kepiting Bakau S. Serrata di TNK
» Submodel Budidaya Pembesaran Identifikasi Sistem Pengelolaan Kepiting Bakau S. Serrata di TNK
» Submodel Ekonomi Submodel Sosial
» Zonasi Pemanfaatan S. serrata di Kawasan Mangrove TNK
» Simulasi dan Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Sumberdaya Scylla
» Sejarah Perambahan dan Pemukiman di TNK Proses Enclave di TNK
» Persepsi Masyarakat terhadap Pemanfaatan S. serrata
» Arus Laut Ekologi Habitat Mangrove TNK
» Gelombang Laut Ekologi Habitat Mangrove TNK
» serrata Keragaan Perikanan Tangkap S. serrata di TNK
» Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Sylofishery S. serrata
» Analisis Usaha Perikanan Tangkap S. serrata
» Nip ah Pengelolaan Perikanan Tangkap S. serrata
» Pari Keluang Pengelolaan Perikanan Tangkap S. serrata
» Ruh Pengelolaan Perikanan Tangkap S. serrata
» Kenduung Pengelolaan Perikanan Tangkap S. serrata
» Status Keberlanjutan Pengelolaan Kepiting Bakau
» Status Keberlanjutan Dimensi Ekologi
» Status Keberlanjutan Dimensi Kelembagaan
Show more