KONFORMITAS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATASStudi Deskriptif pada siswa kelas XII SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 20142015
dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian yang disampaikan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu rumusan masalah berupa pertanyaan sebagai berikut:
1. Seberapa tinggikah perilaku konformitas yang muncul pada siswa kelas
XII SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 20142015 ? 2.
Berdasarkan hasil analisis butir instrumen, butir-butir konformitas mana yang terindikasi tinggi dan banyak dialami oleh siswa kelas XII SMA
Stella Duce 2 Yogyakarta sebagai dasar menyusun usulan topik bimbingan pribadi sosial ?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan tingkat konformitas pada siswa kelas XII di SMA Stella
Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 20142015. 2.
Mengidentifikasikan butir-butir item konformitas yang terindikasi tinggi pada siswa kelas XII SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dalam implikasinya
untuk mengusulkan topik-topik bimbingan pribadi sosial.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling,
khususnya yang berhubungan dengan perilaku konformitas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi guru bimbingan dan konseling dalam rangka memahami perilaku siswa
berkaitan dengan konformitas, serta membantu mengatasi perilaku konformitas di sekolah.
b. Bagi Pendidik Guru dan Orangtua
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pendidik dalam rangka memahami perilaku siswa yang berkaitan
dengan sikap konformitas di sekolah. c.
Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai
tingkat konformitas diri pada remaja khususnya siswa SMA Stella Duce tahun ajaran 20142015.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan kesempatan bagi peneliti untuk berlatih melakukan prosedur penelitian sesuai kaidah-kaidah ilmiah
dan hasil dari penelitian ini dapat menjadi modal bagi peneliti di kemudian hari untuk mendampingi dan memberikan layanan
bimbingan dan konseling, baik secara kelompok maupun individual, khususnya pada kelompok siswa yang berprilaku konformitas.
e. Bagi Peneliti lain
Penelitian ini dapat memberikan data atau informasi tambahan bagi peneliti-peneliti lain yang terinspirasi dan berminat mengkaji
lebih jauh mengenai perilaku konformitas dari berbagai sudut yang berbeda.
E. Definisi Operasional
1. Konformitas
Konformitas adalah suatu bentuk penyesuaian seseorang karena adanya tuntutan dari kelompok sosial untuk menyesuaikan. Konformitas
juga diartikan sebagai kecenderungan seseorang untuk berperilaku agar memenuhi harapan kelompok serta mengikuti norma-norma yang berlaku
dalam kelompok.
2. Siswa SMA sebagai Remaja
Siswa SMA adalah individu yang berusia sekitar 13-17 tahun yang sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Dalam usia ini remaja
akan dihadapkan pada tugas perkembangan yang harus dilalui. Remaja pada tahap ini akan menghabiskan lebih banyak waktunya bersama teman-
teman sebaya atau kelompoknya. Pada masa ini remaja sering kali mengalami kehilangan identitas dirinya karena identitas kelompok akan
lebih mengarahkan identitas pribadi seorang remaja.
3. Bimbingan Pribadi Sosial
Bimbingan pribadi sosial adalah upaya untuk membantu individu dalam memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan
individu dalam mengambil keputusan serta menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan diri sendiri dan juga orang lain.
10
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini diuraikan kajian teoritis yang melandasi kerangka konseptual penelitian ini. Kerangka konseptual penelitian ini antara lain: hakekat
konformitas, karakteristik remaja, dan bimbingan pribadi-sosial.
A. Hakekat Konformitas
1. Pengertian Konformitas
Ada beberapa pengertian konformitas dari beberapa ahli. Menurut Willis Sarwono, 2005 konformitas adalah usaha yang dilakukan oleh
individu secara terus menerus untuk selaras dengan norma-norma yang diharapkan oleh kelompok. Jika persepsi individu tentang norma-norma
kelompok berubah, maka ia akan mengubah tingkah lakunya. Calhoun Santrock 2003: 221 berpendapat bahwa konformitas adalah perubahan
keyakinan atau tingkah laku seseorang agar sesuai dengan lingkungan atau kelompok. Sears,dkk 2004:103 berpendapat bahwa konformitas adalah
penyesuaian individu terhadap persepsi dan penilaian kelompok terhadap suatu hal. Konformitas adalah suatu tuntutan yang tidak tertulis dari
kelompok teman sebaya terhadap anggotanya tetapi memiliki pengaruh yang kuat dan menyebabkan munculnya perilaku-perilaku tertentu dalam
kelompok. Konformitas merupakan perubahan perilaku akibat adanya tekanan dari kelompok Myers 2012: 284, terlihat dari kecenderungan
remaja untuk selalu menyamakan perilakunya dengan kelompok acuan sehingga dapat terhindar dari celaan maupun keterasingan.
Menurut Kartono dan Gulo Kamus Psikologi 2000: 85, konformitas adalah kecenderungan untuk dipengaruhi tekanan kelompok
dan tidak menentang norma-norma yang telah digariskan oleh kelompok. Sedangkan menurut Cialdini Goldstein Taylor, 2009:253 konformitas
merupakan tendensi untuk mengubah keyakinan atau perilaku seseorang agar sesuai dengan perilaku orang lain.
Berdasarkan definisi konformitas dari beberapa ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa konformitas adalah perubahan tingkah laku,
keyakinan, dan persepsi individu terhadap kelompok karena adanya tuntutan atau tekanan yang sifatnya nyata atau sesuatu yang dibayangkan sebagai
tuntutan dalam kelompok. Individu yang menjadi anggota kelompok harus selalu patuh terhadap norma-norma yang telah ditetapkan oleh kelompok,
apabila tidak maka individu tersebut akan menerima ganjaran atau hukuman dari kelompok. Dalam perilaku konformitas individu melakukan sesuatu
berdasarkan perilaku kelompok bukan berdasarkan kesadarannya sebagai pribadi.
2. Aspek-aspek Konformitas
Sears,dkk 2004:85 mengemukakan bahwa konformitas pada remaja memiliki beberapa aspek, yaitu:
a. Kekompakan
Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan seseorang tertarik dan ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya
hubungan individu dengan kelompok acuan disebabkan oleh perasaan