5. Masalah-masalah yang berhubungan dengan perkembangan sosial
Dalam proses hubungan sosial dengan teman sebaya dan juga orang dewasa lainnya remaja tentu pernah mengalami masalah-masalah
yang dapat menghambat proses sosialisasinya, seperti:
a. Keinginan untuk Hidup Sesuai dengan Orang Lain
Para remaja pada masa ini memiliki keinginan yang kuat untuk mengikuti dan menyesuaikan dirinya dengan kelompoknya. Mereka
akan berusaha untuk menghindarkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kelompoknya. Mereka akan patuh terhadap cita-cita, sikap-
sikap kebiasaan serta aturan-aturan yang berlaku dalam kelompok agar tetap serasi dengan kelompoknya.
Adanya penyimpangan-penyimpangan
didalam laju
pertumbuhan merupakan sumber ketegangan psikologis bagi individu yang kurang matang. Ketegangan-ketegangan ini akan tampak
didalam hubungan sosialnya. Individu yang cepat mengalami kematangan akan lebih cenderung dihadapkan pada masalah sosial.
Misalnya, karena badannya lebih besar, teman-teman dalam kelompoknya cenderung mengharapkan hal-hal tertentu dari individu
ini yang berhubungan dengan aktivitas sosial. Terkadang karena kurang memiliki pengalaman walaupun badannya besar, ia menjadi
kurang mampu memenuhi apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan kelompok inilah yang dapat
menyebabkan ketegangan sosial.
b. Masalah dalam Sosialisasi
Masalah-masalah sosial sering dialami oleh anak wanita daripada anak laki-laki. Lingkungan kehidupan sosial yang sempit,
kekurangan teman, keinginan akan pakaian baru, merupakan masalah yang sering dialami oleh para remaja. Disamping itu penghargaan dari
masyarakat, ingin mencari teman, ingin diterima dalam kelompok merupakan kebutuhan-kebutuhan yang nyata bagi remaja. Kegagalan
dalam memenuhi kebutuhan ini akan menimbulkan hal-hal yang tidak menguntungkan bagi para remaja.
c. Tuntutan dan Harapan Budaya
Hal yang dianggap wajar dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu, belum tentu demikian dalam lingkungan masyarakat lain.
Adanya perbedaan dalam sikap, kebiasaan serta norma-norma sosial lainnya akan menimbulkan kesulitan dan kebingungan bagi remaja.
Demikian juga tentang harapan yang diharapkan masyarakat terhadap remaja juga berbeda-beda, sehingga para remaja harus belajar tentang
peranan masing-masing menurut usia dan taraf kematangannya.
C. Bimbingan Pribadi Sosial Sebagai Upaya untuk Mengatasi Perilaku Konformitas pada Remaja
1. Pengertian Bimbingan
Rochman Natawidjaja Winkel dan Hastuti, 2006: 29 mendefinisikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya, sehingga individu sanggup mengarahkan diri dan bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan
tuntutan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian individu dapat merasakan kebahagiaan hidupnya serta memberikan sumbangan yang
berarti. Yusuf dan Nurihsan 2010: 5 mendefinisikan bimbingan merupakan
terjemahan dari kata guidance. Guidance berasal dari kata guide yang berarti mengarahkan, memandu dan mengelola. Moegandi Winkel dan
Hastuti, 2006: 29 menjelaskan bahwa bimbingan dapat diartikan sebagai 1 suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk
memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk kepentingan pribadinya; 2 suatu usaha
untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri; 3 suatu pelayanan kepada individu,
agar individu dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan memuaskan di dalam lingkungan dimana individu berada; 4 suatu proses pemberian bantuan kepada individu dalam hal: memahami
sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih serta menyusun rencana sesuai dengan konsep
dirinya sendiri dan tuntutan lingkungan.