Pola Konsumsi Klasifikasi fungsi wilayah, terdiri dari 3 kolom, yaitu kode dan

C. Editing Data

Agar terhindar dari kemungkinan kesalahan yang dapat menimbulkan kekeliruan interpretasi, terlebih dahulu harus dilakukan editing. Editing data ini merupakan tahap perbaikan terhadap data yang dihasilkan dari suatu proses entry data. Editing data bertujuan untuk memperbaiki kesalahan data yang diakibatkan oleh kesalahan entry atau recoding terhadap data pada saat proses manajemen data. Lakukan entry ulang pada data yang salah untuk variabel dasar atau recoding untuk variabel hasil recoding dengan memeriksa kembali data pada kuesioner.

4.5.2. Analisis Data.

Analisis data dilakukan apabila semua data yang dimasukkan ke komputer telah melalui proses editing. Data harus dianalisa secara statistik agar dapat diambil kesimpulan dan dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan kebijakan pangan. Software Analisis Konsumsi Pangan Wilayah Kabupatenkota mempermudah kegiatan analisis data. Analisis survei konsumsi pangan merupakan penjelasan deskriptif data software yaitu :

A. Pola Konsumsi

Analisis pola konsumsi penduduk berupa penjelasan pola konsumsi baik secara kuantitas maupun kualitas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Secara Kuantitas: pola konsumsi ditinjau dari volume pangan yang dikonsumsi dan konsumsi zat gizi yang terdapat dalam suatu pangan. Kedua hal tersebut digunakan untuk melihat apakah pangan sudah dapat memenuhi kebutuhan yang layak untuk hidup sehat. Kebutuhan tersebut dikenal sebagai Angka Kecukupan Gizi AKG sesuai dengan rekomendasi panel ahli dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi WKPNG, 2004. Angka Kecukupan Energi dan Zat Gizi AKEG yang merupakan terjemahan dari Rekommended Dietary Allowances RDA adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh setiap hari untuk dapat hidup sehat bagi hampir semua populasi. Penetapan angka kecukupan energi individu seharusnya memperhatikan beberapa faktor seperti, umur, jenis kelamin, berat badan maupun tingkat aktivitas. Dalam menilai kuantitas konsumsi pangan penduduk digunakan Parameter Tingkat Konsumsi EnergiTKE dan Tingkat Konsumsi ProteinTKP. Secara Kualitas: penilaian pola konsumsi lebih ditujukan kepada keanekaragaman pangan, semakin beragam dan seimbang komposisi pangan yang dikonsumsi akan semakin baik kualitas gizinya. Untuk menilai keanekaragaman pangan digunakan pendekatan Pola Pangan Harapan PPH. Berdasarkan data konsumsi pangan secara teori dapat dihitung komposisi konsumsi pangan dan skor mutunya yang menggambarkan situasi konsumsi pangan aktual pada tahun yang bersangkutan. Terdapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 9 sembilan langkah untuk menghitung skor dan komposisi PPH aktual susunan PPH, sebagai berikut : 1. Pengelompokan Pangan Menjadi 9 Kelompok a. Padi-padian meliputi beras dan olahannya, jagung dan olahannya, gandum dan olahannya; b. Umbi-umbian meliputi ubi kayu dan olahannya, ubi jalar, kentang, talas, dan sagu termasuk makanan berpati; c. Pangan hewani meliputi daging dan olahannya, ikan dan olahannya, telur, serta susu dan olahannya; d. Minyak dan lemak meliputi minyak kelapa, minyak sawit, margarin, dan lemak hewani; e. Buahbiji berminyak meliputi kelapa, kemiri, kenari, dan coklat; f. Kacang-kacangan meliputi kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang polong, kacang mete, kacang tunggak, kacang lain, tahu, tempe, tauco, oncom, sari kedelai, kecap; g. Gula meliputi gula pasir, gula merah, sirup, minuman jadi dalam botolkaleng; h. Sayur dan buah meliputi sayur segar dan olahannya, buah segar dan olahannya, dan emping; i. Lain-lain meliputi meliputi aneka bumbu dan bahan minuman seperti terasi, cengkeh, ketumbar, merica, pala, asam, bumbu masak, terasi, teh dan kopi. 9 kelompok pangan tersebut untuk mengisi kolom b tabel 1. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

2. Konversi Bentuk, Jenis, dan Satuan Pangan

Pangan yang dikonsumsi rumah tangga terdapat dalam berbagai bentuk, jenis dengan satuan yang berbeda. Oleh karena itu perlu dilakukan konversi ke dalam satuan dan jenis komoditas yang samayang disepakati yaitu dengan menggunakan daftar konversi ukuran rumah tanggaDKURT, sehingga diperoleh berat pangan yang dikonsumsi dalam satuan gram lampiran 4. Contoh : a. Jika rumah tangga mengkonsumsi dengan satuan URT ukuran rumah tangga, misalnya 5 butir telur ayam dan 3 potng tempe, maka berat telur dan tempe dalam satuan gram diperoleh setelah dilakukan konversi satuan. Satu 1 butir telur ayam = 60 gr dan satu 1 potong tempe = 25 gr.

b. Jika rumah tangga mengkonsumsi komoditas jagung dalam

berbagai bentuk, yaitu jagung basah dengan kulit, jagung kering dengan kulit dan jagung pipilan. Bila jenis komoditas pangan yang disepakati adalah jagung pipilan maka jagung basah dengan kulit, jagung kering dengan kulit perlu dirubah menjadi jagung pipilan jagung giling.

c. Jika rumah tangga mengkonsumsi 1 piring nasi 1 12 gls beras

sama dengan 100 gr beras. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber