Proses pengumpulan data. Jika rumah tangga mengkonsumsi komoditas jagung dalam Jika rumah tangga mengkonsumsi 1 piring nasi 1 12 gls beras

4.4. Proses pengumpulan data.

Proses pengumpulan data memerlukan personal yang handal, artinya sebelum berangkat ke lapangan perlu dilatih dan dibekali tentang teknik survei konsumsi pangan, dalam proses ini yang diperlukan adalah tenaga pengumpul dataenumerator harus dapat memperoleh jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi responden serinci mungkin. Enumerator harus mampu mengkonversi seluruh jenis makanan yang tercatat URT ke dalam satuan berat gram untuk kemudian dihitung kandungan zat gizinya energi, protein dan lemak dengan menggunakan komposisi bahan makanan dalam DKBM maupun sumber lainnya.

4.5. Metode Analisis.

Metode analisis pada penelitian ini menggunakan Sofware Aplikasi Komputer “Analisis Situasi Konsumsi Pangan Wilayah Kabupaten” oleh programmer HERYATNO, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB 2005, dan dikembangkan oleh Heryatno, Baliwati, Martianto dan Herawati 2009, ”Analisis Situasi Dan Kebutuhan Konsumsi Pangan Wilayah Kabupaten”.

4.5.1. Pengolahan data.

Setelah semua data yang diperlukan untuk Analisis Konsumsi Pangan tersedia, maka dilakukan pengolahan data. Terdapat 3 tiga tahapan yang harus dilakukan dalam pengolahan data, yaitu : 1. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Pengkodean coding, 2. Pemasukan entry data, 3. Pengeditan editing data.

A. Pengkodean coding.

Pengkodean data adalah tahapan kegiatan awal yang perlu dilakukan sebelum proses pemasukan data ke dalam suatu sistem database. Pengkodean data yang dilakukan untuk survei analisis konsumsi pangan berupa kode wilayah kabupatenkota, kecamatan, desa, nomor rumah tangga nomor anggota, usia, jenis kelamin, dan pangan yang dikonsumsi nomor pangan, nama jenis pangan dan berat pangan. Tidak diperbolehkan duplikasi nama variabel dalam sebuah tabel data. Pemberian nama tabel harus menggambarkan lingkup jenis variabel yang terkandung didalamnya. Contoh : Identitas adalah nama tabel yang terdiri dari variabel-variabel yang berkaitan dengan identitas responden; Konsumsi adalah nama tabel yang berhubungan dengan variabel-variabel konsumsi pangan responden.

B. Pemasukan entry data.

Entry data adalah kegiatan memasukkan data dari kuisioner dalam satuan gram pangan ke dalam sistem database yang akan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber digunakan. Untuk memfasilitasi entry dan analisis data konsumsi pangan menggunakan software program komputer. Software tersebut dibagi menjadi 2 dua bagian, yaitu software untuk entry dan analisis data konsumsi pangan. Program Analisis Konsumsi Pangan disusun dalam bentuk Spreadsheet Microsoft Excel for Windows. Persyaratan sistem komputer yang diperlukan minimum Microsoft Office 2000 atau yang lebih baru. Agar dapat menjalankan aplikasi dengan baik, pengguna harus memahami sistem Microsoft Windows dan Microsoft Excel. Cara pengisian dan komponen Software Analisis Konsumsi Pangan, yaitu

1. Cover, berisi judul dan nama instansi penyelenggara

kegiatan.Untuk memulai mengoperasikan software clik “buka program” maka akan tampil sheet “author”; 2. Author, berisi pengantar penggunaan software, nama Tim Pengembangan Software dan nama Tim Pusat Pengembangan Konsumsi Pangan. Untuk melihat menu apa saja yang terdapat di program software, clik “menu utama” maka akan tampil sheet “menu”; 3. Menu, terdiri dari semua komponen atau menu yang terdapat dalam software yang berisi, baseline data, analisis pola konsumsi pangan, analisis proyeksi konsumsi dan kebutuhan pangan serta informasi tentang software. Untuk masuk ke masing-masing menu, clik menu yang bergaris bawah. Pada tahap pertama, pengguna software harus mengisi baseline data terlebih dahulu. Menu baseline data terdiri dari profil wilayah analisis dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber survei konsumsi gizi. Pengisian data dimulai dengan meng-clik “profile wilayah analisis”; 4. Profile Wilayah, berisi baseline data kabupaten yang terdiri dari: a.Wilayah analisis, diisi dengan kode kabupaten yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan dan nama kabupaten secara lengkap Kabupaten Ngawi; b. Instansi penanggung jawab, diisi dengan nama dan alamat instansiyang bertanggung jawab dalam pengisian data; c. Tahun dasar analisis survei konsumsi pangan, diisi dengan tahun dilakukannya survei konsumsi pangan; d. Data demografi pertengahan tahun, diisi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun survei, tingkat pertumbuhan penduduk tahun;

e. Klasifikasi fungsi wilayah, terdiri dari 3 kolom, yaitu kode dan

nama kecamatankelurahan serta klasifikasi yang ditentukan berdasarkan tujuan pengisian data. Kode dan nama kecamatankelurahan, diisi dengan kode dan nama kecamatankelurahan yang terpilih dengan syarat kode tidak boleh berulang sama. Penambahanpengurangan kecamatankelurahan, clik “kode kecamatankelurahan” minimal pada urutan yang kedua minimal jumlah kecamatankelurahan dua. Karakteristik agroekologi, pilih salah satu jenis karakteristik agroekologi yang mewakili kecamatankelurahan yang dimaksud. Jika pengguna software ingin melihat berdasarkan karakteristik lain, bisa mengisi pada kolom ketiga setelah kolom karakteristik agroekologi; 5. Survei konsumsi pangan, baseline data anggota rumah tangga antara lain yaitu a. Isi dulu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber semua kecamatan yang telah disurvei, setelah lengkap semua kemudian isi semua desa yang di survei; b. Jika kode wilayah sudah lengkap terisi maka isi kode sampel beserta anggota rumah tangga, jenis kelamin, dan umur. Kode sampel tidak boleh sama dengan kode sampel lainnya. Penambahan atau pengurangan kecamatankelurahanrumah tanggaanggota rumah tangga dilakukan dengan mengklik “ kode kecamatan, kelurahan, rumah tangga dan anggota rumah tangga” penambahanpengurangan minimal pada urutan kedua. Jika data seluruh anggota dalam satu rumah tangga selesai dimasukkan, maka kemudian masukkan data “periode pemantauan konsumsi pangan dengan jumlah hari pemantauan dan jenis pangan yang diperoleh dari hasil survei konsumsi pangan serta beratnya. Apabila data konsumsi pangan sudah lengkap, berarti pengisian data konsumsi telah selesai. Pada tabel selanjutnya akan diperoleh output secara otomatis berupa rata-rata konsumsi gizi kapitahari dalam bentuk energi, protein, zat besi dan vitamin A; tingkat konsumsi zat gizi penduduk kapitahari; rata-rata konsumsi energi penduduk kapitahari; rata-rata kontribusi energi terhadap konsumsi penduduk ; dan skor pola pangan harapan PPH. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

C. Editing Data

Agar terhindar dari kemungkinan kesalahan yang dapat menimbulkan kekeliruan interpretasi, terlebih dahulu harus dilakukan editing. Editing data ini merupakan tahap perbaikan terhadap data yang dihasilkan dari suatu proses entry data. Editing data bertujuan untuk memperbaiki kesalahan data yang diakibatkan oleh kesalahan entry atau recoding terhadap data pada saat proses manajemen data. Lakukan entry ulang pada data yang salah untuk variabel dasar atau recoding untuk variabel hasil recoding dengan memeriksa kembali data pada kuesioner.

4.5.2. Analisis Data.

Analisis data dilakukan apabila semua data yang dimasukkan ke komputer telah melalui proses editing. Data harus dianalisa secara statistik agar dapat diambil kesimpulan dan dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan kebijakan pangan. Software Analisis Konsumsi Pangan Wilayah Kabupatenkota mempermudah kegiatan analisis data. Analisis survei konsumsi pangan merupakan penjelasan deskriptif data software yaitu :

A. Pola Konsumsi

Analisis pola konsumsi penduduk berupa penjelasan pola konsumsi baik secara kuantitas maupun kualitas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Secara Kuantitas: pola konsumsi ditinjau dari volume pangan yang dikonsumsi dan konsumsi zat gizi yang terdapat dalam suatu pangan. Kedua hal tersebut digunakan untuk melihat apakah pangan sudah dapat memenuhi kebutuhan yang layak untuk hidup sehat. Kebutuhan tersebut dikenal sebagai Angka Kecukupan Gizi AKG sesuai dengan rekomendasi panel ahli dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi WKPNG, 2004. Angka Kecukupan Energi dan Zat Gizi AKEG yang merupakan terjemahan dari Rekommended Dietary Allowances RDA adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh setiap hari untuk dapat hidup sehat bagi hampir semua populasi. Penetapan angka kecukupan energi individu seharusnya memperhatikan beberapa faktor seperti, umur, jenis kelamin, berat badan maupun tingkat aktivitas. Dalam menilai kuantitas konsumsi pangan penduduk digunakan Parameter Tingkat Konsumsi EnergiTKE dan Tingkat Konsumsi ProteinTKP. Secara Kualitas: penilaian pola konsumsi lebih ditujukan kepada keanekaragaman pangan, semakin beragam dan seimbang komposisi pangan yang dikonsumsi akan semakin baik kualitas gizinya. Untuk menilai keanekaragaman pangan digunakan pendekatan Pola Pangan Harapan PPH. Berdasarkan data konsumsi pangan secara teori dapat dihitung komposisi konsumsi pangan dan skor mutunya yang menggambarkan situasi konsumsi pangan aktual pada tahun yang bersangkutan. Terdapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 9 sembilan langkah untuk menghitung skor dan komposisi PPH aktual susunan PPH, sebagai berikut : 1. Pengelompokan Pangan Menjadi 9 Kelompok a. Padi-padian meliputi beras dan olahannya, jagung dan olahannya, gandum dan olahannya; b. Umbi-umbian meliputi ubi kayu dan olahannya, ubi jalar, kentang, talas, dan sagu termasuk makanan berpati; c. Pangan hewani meliputi daging dan olahannya, ikan dan olahannya, telur, serta susu dan olahannya; d. Minyak dan lemak meliputi minyak kelapa, minyak sawit, margarin, dan lemak hewani; e. Buahbiji berminyak meliputi kelapa, kemiri, kenari, dan coklat; f. Kacang-kacangan meliputi kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang polong, kacang mete, kacang tunggak, kacang lain, tahu, tempe, tauco, oncom, sari kedelai, kecap; g. Gula meliputi gula pasir, gula merah, sirup, minuman jadi dalam botolkaleng; h. Sayur dan buah meliputi sayur segar dan olahannya, buah segar dan olahannya, dan emping; i. Lain-lain meliputi meliputi aneka bumbu dan bahan minuman seperti terasi, cengkeh, ketumbar, merica, pala, asam, bumbu masak, terasi, teh dan kopi. 9 kelompok pangan tersebut untuk mengisi kolom b tabel 1. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

2. Konversi Bentuk, Jenis, dan Satuan Pangan

Pangan yang dikonsumsi rumah tangga terdapat dalam berbagai bentuk, jenis dengan satuan yang berbeda. Oleh karena itu perlu dilakukan konversi ke dalam satuan dan jenis komoditas yang samayang disepakati yaitu dengan menggunakan daftar konversi ukuran rumah tanggaDKURT, sehingga diperoleh berat pangan yang dikonsumsi dalam satuan gram lampiran 4. Contoh : a. Jika rumah tangga mengkonsumsi dengan satuan URT ukuran rumah tangga, misalnya 5 butir telur ayam dan 3 potng tempe, maka berat telur dan tempe dalam satuan gram diperoleh setelah dilakukan konversi satuan. Satu 1 butir telur ayam = 60 gr dan satu 1 potong tempe = 25 gr.

b. Jika rumah tangga mengkonsumsi komoditas jagung dalam

berbagai bentuk, yaitu jagung basah dengan kulit, jagung kering dengan kulit dan jagung pipilan. Bila jenis komoditas pangan yang disepakati adalah jagung pipilan maka jagung basah dengan kulit, jagung kering dengan kulit perlu dirubah menjadi jagung pipilan jagung giling.

c. Jika rumah tangga mengkonsumsi 1 piring nasi 1 12 gls beras

sama dengan 100 gr beras. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Tabel 1. Contoh Susunan PPH Nasional data Susenas 2004 No Kelompok Pangan Ener gi AKE Bo bot Skor Aktual Skor AKE Skor Maks Skor PPH a b c d e f g h i j 1. Padi-padian 1561 60.2 78.0 0.5 30.1 39.0 25.0 25.0 2. Umbi-umbian 251 9.7 13.1 0.5 4.9 7.0 2.5 2.5 3. Pangan hewani 124 4.7 6.2 2.0 9.4 12.4 24.0 12.4 4. Minyak dan lemak 282 10.9 14.1 0.5 5.5 7.1 5.0 5.0

5. BuahBiji Berminyak

19 0.7 0.9 0.5 0.4 0.5 1.0 0.5

6. Kacang-kacangan

126 4.9 6.3 2.0 9.8 12.6 10.0 10.0

7. Gula

79 3.0 3.9 0.5 1.5 2.0 2.5 2.0 8. Sayur dan Buah 150 5.7 7.5 5.0 28.5 37.5 30.0 30.0 9. Lain-lain 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Total 2592 100 130 90.1 118.1 100.0 87.4 Catatan: Angka Kecukupan Energi Nasional 2000 KkalKapitaHari Sumber Data: BKP Deptan, 2005 3. Menghitung Konsumsi Energi Menurut Kelompok Pangan Dalam tabel 1 disajikan contoh susunan PPH dengan menggunakan data Susenas 2004: a. menghitung jumlah energi dari setiap kelompok pangan dengan bantuan Daftar Komposisi Bahan MakananDKBM untuk mengisi kolom c, baris 1sd 9 dalam lampiran 4; b. menjumlahkan kandungan energi setiap jenis pangan yang dikonsumsi menurut kelompok pangan. Contoh: jumlah energi kelompok padi-padian berdasar DKBM adalah 1561 KkalKapitaHari sampai dengan kelompok pangan lain-lain 0,0 kolom c, baris 1sd 9. Kolom c baris 10 total merupakan hasil penjumlahan energi seluruh kelompok pangan c1+ c2…..+c9= 2592. Kolom ini menunjukkan angka konsumsi pangan wilayah tertentu pada tahun tertentu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

4. Menghitung Kontribusi Energi Setiap Kelompok Pangan

Menghitung kontribusi energi tiap kelompok pangan ke 1padi- padian sd ke 9 lainnya untuk mengisi kolom d dengan cara membagi masing-masing energi kelompok pangan dengan total energi dikalikan 100 tabel 1. Contoh: Persen energi padi-padian sebesar 60,2 kolom d baris 1 diperoleh dari konsumsi energi padi-padian sebesar 1561dibagi total energi semua kelompok pangan 2592 dikalikan dengan 100. 1561 X 100 = 60.2 2592 kolom c 1 X 100 = kolom d baris 1 kolom c10 Persen energi umbi-umbian sebesar 9.7 kolom d2 diperoleh dari: 251 X 100 = 9.7 2592 kolom c 2 X 100 = kolom d baris 2 kolom c10 Menghitung kontribusi energi tiap kelompok pangan ke 1padi- padian sampai dengan ke 9 lainnya untuk mengisi kolom e dengan cara membagi masing-masing energi kelompok pangan dengan angka kecukupan energi tingkat konsumsi 2000 kkalkaphari dikalikan 100. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Contoh : a. Persen energi padi-padian sebesar 78.0 kolom e baris 1tabel 1 diperoleh dari konsumsi energi padi-padian sebesar 1561 dibagi angka kecukupan energi konsumsi 2000 kkalkaphari dikalikan dengan 100. 1561 X 100 = 78.0 2000 kolom c1 X 100 = kolom e baris 1 2000 b. Persen energi umbi-umbian sebesar 13.1 251 X 100 = 13.1 2000 kolom c2 X 100 = kolom e baris 2 2000 c. Persen total konsumsi energi sebesar 130.0 2592 X 100 = 130.0 2000 kolom c 10 X 100 = kolom e baris 10 2000

5. BobotRating

Dalam gambar 2 untuk isian bobot kolom f menggunakan prinsip penerapan sistem skor untuk penilaian konsumsi pangan menurut Guthrie et al 1981dalam Hardinsyah 2002, yaitu setiap kelompok pangan utama diberikan skor relatif sama, yaitu 33.3, bagi setiap kelompok pangan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber utama berasal dari 100 dibagi 3. Kelompok pangan utama tersebut adalah 1. Pangan sumber karbohidrat dan energi serealiapadi-padian, umbi-umbian, minyak dan lemak, buah dan biji berminyak dengan kontribusi energi 74; 2. Pangan sumber proteinlauk-pauk kacang- kacangan dan pangan hewani dengan kontribusi energi 17; 3. Pangan sumber vitamin dan mineral sayur dan buah dengan kontribusi energi 5; dan pangan lainnya aneka minuman dan bumbu dengan kontribusi energi 3. Rating 0.5 diperoleh dari nilai 33.3 dibagi 74; rating 2.0 diperoleh dari nilai 33.3 dibagi 17; dan rating 5.0 diperoleh dari 33.3 dibagi 6 kolom f tabel 1. Masing-masing hasil dibulatkan untuk kembali mendapatkan total skor PPH = 100. Hardinsyah, Siti Madanijah, Yayuk F Baliwati, 2002. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Gambar 2: Prinsip Dasar Untuk Menghitung Bobot PPH. 33,3 33,3 33,3 Sumber : Hardinsyah, Siti Madanijah, Yayuk F Baliwati, 2002. 5. Menghitung Skor Aktual Menghitung skor aktual kolom g dengan cara mengalikan kontribusi energi aktual kolom d dengan bobotrating tabel 1 6. Menghitung Skor PPH Berdasar Kecukupan Energi Menghitung skor PPH per angka kecukupan energi AKE, pada kolom h, dengan cara mengalikan kontribusi energi per angka kecukupan energi AKE dalam kolom e dengan bobotrating kolom f. tabel 1 Tri Guna Makanan Sumber Tenaga KH, lemak Sumber Zat Pembangun protein Sumber Zat Pengatur vitamin dan mineral Lain-lain 1.Serealia......................50 2.Umbi – umbian………6 3.Minyak Lemak……10 4.Biji dan Buah Berminyak…………...3 5.Gula….......…….........5 33,3 : 74 = 0,5 1.Sayur dan Buah..........6 33,3 : 6 = 5 1. Minuman dan Bumbu……………..…3 1.PanganHewani…..…12 2.Kacang-kacangan...…5 33,3 : 17= 2 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

7. Menghitung Skor PPH

Untuk menghitung skor PPH kolom j, adalah skor PPH per AKE kolom h dengan memperhatikan batas skor maksimum. Jika skor PPH per AKE kolom h lebih tinggi dari skor maksimum, maka yang diambil adalah skor maksimum pada kolom i. Skor maksimum setiap kelompok pangan mengacu pada BKP Deptan 2005 seperti pada tabel 1. Skor setiap kelompok pangan tersebut merupakan perkalian antara AKE dan bobot.

8. Menghitung Total Skor PPH

Total skor PPH adalah jumlah dari skor padi-padian sampai dengan skor lain-lain. Selanjutnya angka ini disebut skor tahun dasar yang akan digunakan dalam perhitungan berikutnya tabel 1. B. Proyeksi skor komposisi PPH Analisis proyeksi komposisi PPH diharapkan dapat mencapai skor 100 pada tahun 2020 sasaran skor 100 tahun 2020 dengan menggunakan persamaan Interpolasi linier. Interpolasi linier: St = S0 + nS2020-S0dt Keterangan : St = skor mutu pangan tahun t S0 = skor mutu pangan tahun awal S2020 = skor mutu pangan tahun 2020 dt = selisih waktu antara tahun t dengan tahun awal n = selisih tahun yang dicarari tahun dasar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber C.Proyeksi Konsumsi dan Kebutuhan Pangan grkaphr – tonth Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa berdasarkan Pola Pangan Sasaran yang telah ditentukan sesuai dengan situasi konsumsi aktual dan potensi wilayah, maka selanjutnya dapat dianalisis proyeksi konsumsi pangan penduduk. Jika pada analisis proyeksi PPH Sasaran lebih fokus pada kuantitas dan kontribusi energi dari masing-masing kelompok pangan, maka pada analisis proyeksi konsumsi pangan penduduk telah difokuskan pada berat pangan yang dikonsumsi. Berat pangan yang dikonsumsi tersebut diperoleh dari hasil konversi jumlah energi yang berasal dari suatu kelompok komoditas pangan misalnya : beras, daging sapi, dan lain-lain kedalam berat pangan komoditas yang menjadi acuan kelompok komoditas tersebut. Kontribusi energi suatu kelompok komoditas pangan pada masing-masing kelompok pangan berdasarkan Pola Pangan Harapan diasumsikan tidak berubah dari tahun ke tahun sesuai dengan kontribusi energinya pada tahun dasar analisis. Asumsi tersebut mengandung pengertian bahwa tidak ada intervensi apapun terhadap pola konsumsi pangan penduduk dalam hal kontribusi konsumsi komoditas pangan pada masing-masing kelompok pangan PPH. Pada analisis proyeksi konsumsi pangan penduduk, hanya mempertimbangkan sasaran pencapaian skor PPH=100. Sementara itu, selain mempertimbangkan sasaran pencapaian skor PPH=100, perlu dipertimbangkan pula faktor pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Seperti halnya pada penentuan PPH Sasaran, proyeksi jumlah penduduk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber dihitung dengan metode interpolasi linear berdasarkan trend pertubuhan penduduk yang berlaku pada tahun dasar analisis. Jumlah penduduk yang digunakan sebagai basis perhitungan adalah jumlah penduduk tengah tahun. Dengan demikian, proyeksi jumlah pangan yang dibutuhkan di suatu wilayah pada tahun tertentu merupakan hasil perkalian antara proyeksi konsumsi pangan penduduk dengan jumlah penduduk proyeksi pada tahun yang bersangkutan. C.1. Proyeksi kontribusi energi setiap kelompok pangan = Kontribusi energi tahun dasar + tahun yang ingin dicari - tahun dasar x Kontribusi energi ideal-Kontribusi thn dasar tahun saat kontribusi ideal - tahun dasar C.2. Proyeksi rata-rata konsumsi energi kalkaphr = Rata-rata energi tahun dasar + tahun yang ingin dicari - tahun dasar x Rata-rata energi ideal - Rata-rata tahun dasar tahun saat kontribusi ideal - tahun dasar C.3. Proyeksi jumlah konsumsi pangan grkaphr = Jumlah pangan tahun dasar + tahun yang ingin dicari - tahun dasar x Jumlah pangan ideal - Jumlah pangan tahun dasar tahun saat kontribusi ideal - tahun dasar C.4. Proyeksi Konsumsi Pangan kgkapthn = gr konsumsi x 365 1000 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber C.5. Proyeksi Konsumsi Pangan tonhari = konsumsi grkaphari x jumlah penduduk tahun tersebut 1000000 C.6. Proyeksi Konsumsi Pangan tonminggu = konsumsi grkaphari x 7 x jumlah penduduk tahun tersebut 1000000 C.7. Proyeksi Konsumsi Pangan tonbulan = konsumsi grkaphari x 7 x jumlah penduduk tahun tersebut 1000000 C.8. Proyeksi Konsumsi Pangan tontahun = konsumsi grkaphari x 365 x jumlah penduduk tahun tersebut 1000000 D.Target Penyediaan Pangan. Analisis target penyediaan pangan wilayah pada dasarnya hampir sama dengan analisis proyeksi kebutuhan pangan wilayah. Perbedaan yang mendasar terletak pada kontribusi setiap jenis komoditas pada masing-masing kelompok pangan menurut PPH. Jika pada analisis kebutuhan pangan wilayah, kontribusi masing-masing komoditas pangan diasumsikan konstan, maka pada analisis target penyediaan dapat dilakukan perubahan atau penyesuaian kontribusi setiap komoditas pada masing-masing kelompok pangan menurut PPH. Fasilitas tersebut didesain dalam upaya untuk mengakomodir kemungkinan adanya intervensi terhadap pola konsumsi pangan penduduk maupun produksi dan penyedian pangan wilayah melalui berbagai program dan intervensi di Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber bidang pangan dan gizi sesuai dengan potensi wilayah masing-masing kabupaten. Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyesuaian kontribusi masing-masing komoditas pangan adalah sebagai berikut : D.1. Sesuaikan angka-angka kontribusi pangan yang ingin dicapai pada tahun target pencapaian PPH=100 pada worksheet Target Penyediaan Pangan dalam aplikasi sofware. D.2. Perhatikan bahwa jumlah persen kontribusi pada suatu kelompok pangan PPH harus 100. D.3. Gunakan kontribusi komoditas pada tahun dasar analisis pada kolom di sebelah kirinya sebagai acuan. Perhatikan contoh tampilan analisis target penyediaan pangan wilayah yang disajikan pada aplikasi sofware analisis pola konsumsi pangan tingkat kabupaten.

4.6. Batasan Istilah. A. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah