oleh tubuh maka untuk hidup sehat dan produktif tidak akan tercapai. Dengan mengkonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam,
kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain sehingga diperoleh
asupan zat gizi yang seimbang. Jadi untuk mencapai asupan zat gizi yang seimbang tidak mungkin
dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan. Keragaman dan keberimbangan
konsumsi pangan di tingkat rumah tangga sangat erat hubungannya dengan ciri-ciri demografis aspek sosial, ekonomi serta potensi sumber
daya alam setempat. Berdasar tujuan dari penelitian ini diperoleh pembuktian-pembuktian sebagai berikut :
A. Konsumsi Energi
Pola konsumsi khususnya konsumsi pangan rumah tangga sebagai
salah satu faktor penentu tingkat kesehatan dan produktifitas rumah tangga. Dari sisi norma gizi terdapat standart minimum sesuai dengan
tingkat umur individu agar dapat hidup sehat dan aktif berakifitas. Kekurangan atau kelebihan konsumsi pangan bagi seseorang dari
standart kecukupan akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, aktifitas dan produktifitas kerja. Dalam jangka panjang kekurangan
konsumsi pangan dalam jumlah dan kualitas berpengaruh terhadap
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
kualitas sumberdaya manusia dan kelebihan konsumsi pangan seseorang akan berakibat rentan terhadap suatu penyakit bagi tubuh.
Tabel 10. Konsumsi Dan Kecukupan Energi Penduduk KkalKapitaHari No
Kelompok Pangan Konsumsi
Energi Kecukupan
Energi AKE
Nas 1.
Padi-padian 1419,9
69,7 1018,1
50 1000
2. Umbi-umbian
48,1 2,4
122,2 6
120 3.
Pangan Hewani 154,9
7,6 244,3
12 240
4. Minyak dan Lemak
123,9 6,1
203,6 10
200 5.
BuahBiji Berminyak 84,7
4,2 61,1
3 60
6. Kacang-kacangan
490,7 24,1
101,8 5
100 7.
Gula 33,0
1,6 101,8
5 100
8. Sayuran dan Buah
147,9 7,3
122,2 6
120 9.
Lain-lain 2,1
0,1 61,1
3 60
Jumlah 2.505,2
123 2036,2 100
2000 Sumber Data: Diolah, Lampiran 5, BKP Deptan, 2005
Dari tabel 10 menunjukkan Konsumsi Energi aktual secara menyeluruh sebesar 2505,2 KkalKapitaHari 123 , melebihi 23
dibanding dengan Kecukupan Energi penduduk sebesar 2036,2 KkalKapitaHari maupun dengan Kecukupan Energi yang dianjurkan
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi ke VIII tahun 2004 secara Nasional sebesar 2000 KkalKapitaHari. Konsumsi Energi berlebih
terdapat pada beberapa kelompok pangan yaitu padi-padian 1419,9 KkalKapitaHari atau 69,7 , buahbiji berminyak 84,7 KkalKapitaHari
atau 4,2 , kacang-kacangan 490,7 KkalKapitaHari atau 24,1 dan sayurbuah 147,9 KkalKapitaHari atau 7,1 tetapi pemenuhan
konsumsi dari kelompok pangan yang lain yaitu pada kelompok pangan umbi-umbian 48,1 KkalKapitaHari atau 2,4 , hewani 154,9
KkalKapitaHari atau 7,6 , minyak dan lemak 123,9 KkalKapitaHari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
atau 6,1 , gula 33,0 KkalKapitaHari atau 1,6 dan pangan lain-lain 3,1 KkalKapitaHari atau 0,1 justru dibawah Kecukupan Energi
penduduk maupun secara nasional. Mengacu dari anjuran Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi WKPNG VIII tahun 2004 tersebut hal ini
menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan penduduk Kabupaten Ngawi belum memenuhi kualitas konsumsi dan berada pada ketidakberimbangan
konsumsi pangan yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif.
Dengan demikian perlu upaya peningkatan kualitas konsumsi pangan penduduk. Dengan pendekatan ini diharapkan dapat terjadi
penurunan konsumsi beras, buahbiji berminyak, kacang-kacangan, serta sayur dan buah. Demikian juga diharapkan untuk meningkatkan konsumsi
pangan umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, gula serta pangan lain-lain. Upaya perbaikan pola konsumsi rumah tangga dengan
peningkatan kualitas konsumsiasupan pangan yang sesuai dengan norma gizi dan kesehatan pada akhirnya akan dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Konsumsi pangan dan gizi seimbang serta beragam menjadi syarat bagi perkembangan organ fisik manusia sejak
dalam kandungan, yang selanjutnya berpengaruh terhadap perkembangan intelegensia maupun kemampuan fisiknya. Generasi yang
tangguh secara fisik maupun intelegensia akan menjadi tulang punggung bagi tumbuh kembang suatu bangsa dalam pembangunan ekonomi, sosial
maupun politik.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tidak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang
dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan; kecuali bayi umur 0 – 6 bulan yang cukup
mengkonsumsi hanya Air Susu Ibu ASI saja. Secara kuantitas difokuskan pada berat pangan, maka disajikan
kekurangan dan kelebihan konsumsi aktual pada masing-masing kelompok pangan:
A.1. Konsumsi Kelompok Pangan Padi-padian
Konsumsi aktual kelompok pangan padi-padian secara total sebesar 394,4 GramKapitaHari, yang terdiri dari beras giling 377,3
GramKapitaHari, jagung pipilan 6,6 GramKapitaHari dan tepung terigu 11,1 GramKapitaHari, konsumsi kelompok pangan ini melebihi
dari kecukupan konsumsi yang dianjurkan yaitu dengan mengkonsumsi kelompok pangan padi-padian secara total sebesar 280 GramKapitaHari,
untuk konsumsi beras giling sebesar 267 GramKapitaHari, jagung pipilan 4,2 GramKapitaHari dan tepung terigu 8,0 GramKapitaHari tabel 11.
Tabel 11. Konsumsi Pangan Dari Kelompok Pangan Padi-Padian
No. Kelompok pangan padi-padian
Konsumsi aktual GramKapitaHari
Konsumsi Ideal GramKapitaHari
1. Beras giling
377,3 267,8
2. Jagung giling
6,6 4,2
3. Tepung terigu
11,1 8,0
Jumlah 394,4
280,0 Sumber Data: Diolah, Lampiran 6
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dari tabel 11 menjelaskan situasi konsumsi pangan penduduk dari
kelompok pangan padi-padian dengan kontribusi terbesar didominasi oleh bahan pangan beras dibanding kontribusi dari bahan pangan jagung
pipilan dan tepung terigu. Hal ini memperlihatkan bahwa pada dasarnya penduduk wilayah Ngawi adalah rumah tangga petani padi, sehingga
beras bisa diperoleh dengan sangat mudah dan dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi. Sebagai produsen dari hasil pertanian sampai saat ini
penduduk wilayah Ngawi masih menjadikan padi sebagai tanaman utama dibanding tanaman jagung. Konsumsi beras yang tinggi oleh penduduk
dipengaruhi faktor kebiasaan habit “belum makan kalau belum makan nasi ”.
Dari sisi kebutuhan tubuh sumber tenaga karbohidrat dan lemak
tidak hanya berasal dari sumber pangan padi-padian saja, tetapi bisa diperoleh dari sumber kelompok pangan yang lain. Konsumsi beras yang
berlebih dalam jangka panjang tubuh akan menjadi rentan dari penyakit. Dengan demikian untuk menjadi sehat harus menyeimbangkan dengan
konsumsi sumber bahan pangan yang lain, ini diperlukan pengurangan konsumsi kelompok pangan padi-padian.
Disamping itu konsumsi jagung yang bahan pangan lokal ternyata tergeser oleh bahan pangan tepung terigu, bahan pangan seperti jagung
yang hanya menyumbang 6,6 GramKapitaHari seakan-akan dilupakan masyarakat karena faktor prestice dan budaya masyarakat setempat,
serta maraknya produk-produk siap saji yang sangat mudah dan murah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
untuk memperolehnya seperti mi dan roti gandum yang menyumbang konsumsi sebesar 11,1 GramKapitaHari telah menggeser posisi pangan
lokal. Program diversifikasi pangan pokok yang selama ini dilakukan pemerintah diharapkan agar dapat mengurangi konsumsi pangan pokok
beras dan terigu lebih banyak tidak tercapai . Hal ini perlu diwasdai penduduk akan semakin menjadi ketergantungan terhadap terigu. Oleh
karena itu upaya strategi dan cara yang jauh lebih efektif dari apa yang selama ini dilakukan perlu ditingkatkan. Ini sejalan dengan temuan Ariani
2004 menunjukkan bahwa gandum mi dan roti sudah menjadi pangan pokok kedua setelah beras dan menggeser posisi pangan lokal seperti ubi
kayu dan jagung. Ini membuktikan bahwa pangan terigu impor dalam jangka panjang juga akan menggeser bahan pangan beras dan akan
memberi keuntungan yang besar terhadap negara lain. Pemahaman pola konsumsi yang benar kepada masyarakat perlu ditingkatkan oleh
pemerintah maupun masyarakat dan lembaga-lembaga lainnya.
A.2. Konsumsi Kelompok Pangan Umbi-umbian Kelompok pangan umbi-umbian terdiri dari ketela pohon, ubi jalar,
sagu, kentang dan talas. Konsumsi kelompok pangan umbi-umbian di wilayah Ngawi menunjukkan bahwa konsumsi dari kelompok pangan
umbi-umbian sebesar 43,9 GramKapitaHari, angka ini masih dibawah angka harapan 91,6 GramKapitaHari. Konsumsi tertinggi berasal dari
kontribusi bahan pangan ketela pohon 41,1 GramKapitaHari. Kemudian
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
diikuti konsumsi dari bahan pangan sagu 0,7 GramKapitaHari, kentang 0,1 GramKapitaHari dan talas sebesar 0,7 GramKapitaHari tabel 12.
Tabel 12. Konsumsi Pangan Dari Kelompok Pangan Umbi-umbian No Kelompok Pangan
Umbi-umbian Konsumsi aktual
GramKapitaHari Konsumsi Ideal
GramKapitaHari 1.
Ketela Pohon 41,1
85,7 2.
Ubi Jalar 0,0
0,0 3.
Sagu 0,7
4,6 4.
Kentang 0,1
0,2 5.
Talas 0,7
1,1 Jumlah
43,9 91,6
Sumber Data: Diolah, Lampiran 6 Dari tabel 12 dijelaskan untuk mencapai keberimbangan
kecukupan konsumsi dan hidup sehat serta produktif, hal ini diperlukan peningkatan konsumsi bahan pangan umbi-umbian dari 43,9
GramKapitaHari ke angka harapan 91,6 GramKapitaHari. Upaya yang perlu dilakukan terhadap pendudukmasyarakat dan pemanfaatan
sumberdaya bahan baku lokal khususnya komodite ketela pohon adalah dengan pengembangan teknologi pangan olahan agar minat dan selera
untuk mengkonsumsi kelompok pangan umbi-umbian pangan lokal semakin digemari masyarakat.
Pemanfaatan umbi-umbian yang masih rendah khususnya sebagai sumber pangan karbohidrat non-beras ikut dipicu oleh persepsi yang
berlaku umum di masyarakat. Padahal sumbangan energi yang dihasilkan oleh kelompok pangan umbi-umbian tersebut setara dengan energi yang
dihasilkan oleh nasi. Sebagai perbandingan, kalori 100 gram nasi setara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
dengan 100 gram singkong atau 50 gram bihun atau 50 gram jagung atau 200 gram kentang atau 50 gram sagu dan atau 150 gram ubi.
Permasalahan-permasalahan tersebut di atas sebenarnya dapat di atasi dengan pemanfaatan pangan lokal sumber karbohidrat non beras
yang ada di sekeliling kita yang tersedia hampir di seluruh wilayah Ngawi baik yang terdapat di pekarangan, kebun, tegalan maupun ladang. Namun
keberadaannya masih dilihat sebelah mata sehingga kurang perhatian dan kurang terberdayakan.
Disamping itu masih terdapat kelemahan dalam pengembangan usaha kecil bidang pangan seperti: a kurangnya permintaan terhadap
aneka olahan pangan lokal dari masyarakat, b rendahnya ketersediaan aneka olahan makanan yang berbahan pangan lokal. Kondisi ini
dipengaruhi oleh pandangan sebagian masyarakat yang menganggap bahwa pangan lokal sebagai pangan inferior; dan c rendahnya
produktivitas dan kualitas produk hasil olahan pangan lokal oleh usaha kecil bidang pangan. Hal ini disebabkan karena usaha kecil bidang
pangan memiliki keterbatasan kendala terhadap aspek teknologi, finansial, manejemen dan sumber daya. Untuk meningkatkan produk-
tivitas usaha bidang pangan tersebut, kita sangat mengharapkan peranan perguruan tinggi dalam mengembangkan teknologi yang tepat guna dan
daya guna.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
A.3. Konsumsi Kelompok Pangan Hewani Kelompok pangan hewani terdiri dari daging ruminansia, daging
unggas, telur, susu, dan ikan. Tabel 13. Konsumsi Pangan Dari Kelompok Pangan Hewani
No Kelompok Pangan Hewani
Konsumsi aktual GramKapitaHari
Konsumsi Ideal GramKapitaHari
1. Daging Ruminansia
1,7 3,3
2. Daging Unggas 10,9
17,6 3.
Telur 31,4
42,1 4.
Susu 2,2
4,3 5.
Ikan 39,5
75,2 Jumlah
74,8 142,5
Sumber Data: Diolah, Lampiran 6 Dari tabel 13 dijelaskan bahwa konsumsi kelompok pangan hewani
baru mencapai 74,8 GramKapitaHari masih jauh dibawah angka kecukupan 142,5 GramKapitaHari, seperti halnya dengan bahan
pangan beras yang dikonsumsi oleh penduduk setiap hari. Sementara untuk jenis pangan yang lain lauk-pauk terkesan seadanya, jenis dan
jumlah lauk-pauk sangat terbatas. Untuk pangan hewani terutama pangan asal ikan yang dikonsumsi dipengaruhi pola penyediaan dan kebiasaan,
yang berdomisili dekat wadukbendungan irigasi ataupun yang punya kegiatan ternak ikan dikolam banyak mengkonsumsi ikan segar, tetapi
diwilayah lain terbiasa dengan mengkonsumsi ikan awetan atau ikan asin seperti pindang sebagai lauk pauk, karena harga tidak terlalu mahal.
Sumber pangan asal ternak yang sering dikonsumsi adalah telur dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
daging unggas ayam, pada umumnya daging ruminansia sapi dikonsumsi penduduk apabila ada hajatan atau pada waktu perayaan Idul
Fitri maupun Idul Adha. Susu sebagaimana bahan pangan hewani yang lain dan yang
dikenal kaya dengan kandungan gizi, ternyata sebagian besar masyarakat kurang memperhitungkan untuk dikonsumsi, hal ini karena dipengaruhi
oleh daya beli masyarakat rendah. Selain mengandung kalsium, susu juga mengandung hampir seluruh dari zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Pada pedoman gizi empat sehat lima sempurna 4S5S, susu dikategorikan sebagai bahan pangan yang dapat menyempurnakan. Para
pakar kesehatan menyatakan bahwa susu dan produk olahannya adalah sumber kalsium yang terbaik, dan para peneliti menemukan bahwa remaja
yang mengonsumsi susu atau produk olahannya mempunyai tulang lebih kuat dan status gizi yang lebih baik. Berbagai faktor, seperti genetik dan
lingkungan gizi dan aktivitas fisik mempengaruhi kesehatan tulang dan risiko terhadap osteoporosis. Di antara faktor gizi, kecukupan konsumsi
kalsium adalah faktor yang penting pada seluruh tahap kehidupan. Usia muda adalah saat untuk memaksimalkan kemampuan genetis dalam
pencapaian massa puncak pertumbuhan tulang, dan usia lanjut adalah saat untuk memelihara massa tulang dan meminimalkan kehilangan
massa tulang seiring dengan bertambahnya usia. Selain kalsium terdapat zat gizi lain seperti protein, fosfor, magnesium, potasium, seng, vitamin A
dan D yang juga membantu menjaga kesehatan tulang. Walaupun banyak
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
para peneliti lebih menitikberatkan penelitiannya pada zat gizi tunggal, akan tetapi fakta menunjukkan bahwa mengkonsumsi zat gizi secara
alami dari pangan yang kaya zat gizi seperti susu dan produk olahan lainnya dapat memperbaiki status mineral tulang dan membantu
mengurangi risiko terjadinya osteoporosis. Dengan melihat uraian diatas diperlukan peningkatan konsumsi
kelompok pangan hewani, dengan prioritas pengembangan ternak sapi dan kambing dengan harapan dapat memenuhi kecukupan konsumsi
pangan hewani dari daging ruminansia dan konsumsi susu. A.4. Konsumsi Kelompok Pangan Minyak dan Lemak
Konsumsi kelompok pangan minyak dan lemak terdiri dari minyak kelapa, minyak sawit, lemak dan minyak lain. Lemak dan minyak yang
terdapat di dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E, dan K, serta menambah
lezatnya hidangan.
Tabel 14. Konsumsi Kelompok Pangan Minyak dan Lemak No Kelompok Pangan
Minyak dan Lemak Konsumsi aktual
GramKapitaHari Konsumsi Ideal
GramKapitaHari 1.
Minyak Kelapa 13,6
24,3 2.
Minyak Sawit 0,6
1,2 3.
Lemak 0,0
0,0 4.
Minyak Lain 0,0
0,0 Jumlah
14,2 25,5
Sumber Data: Diolah, Lampiran 6
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dari tabel 14 menerangkan bahwa konsumsi minyak yang bersumber bahan pangan kelapa 13,6 GramKapitaHari banyak dikonsumsi
penduduk, tetapi masih dibawah
angka kecukupan 24,3
GramKapitaHari. Jika dibandingkan dengan konsumsi minyak sawit 0,6 GramKapitaHari yang kualitasnya lebih bagus dari minyak kelapa,
konsumsi minyak sawit dibawah konsumsi minyak kelapa dan keduanya mendatangkan dari luar daerah yang berupa bahan jadi kemasan siap
pakai, kenyataan ini membuktikan bahwa penduduk untuk konsumsi minyak nampak menyesuaikan kondisi rumah tangga dalam pemilihan
bahan pangan, kualitas yang bagus perlu pengeluaran yang lebih dibanding untuk kualitas lebih rendah dan tentu harganya lebih murah.
Konsumsi minyak dan lemak di wilayah Ngawi perlu upaya peningkatan dengan pemahaman pola konsumsi yang benar guna mencapai angka
kecukupan yang diharapkan. Jika seseorang mengkonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.
Akibatnya, kebutuhan zat gizi yang lain tidak terpenuhi. Dianjurkan, konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari tidak lebih dari
angka kecukupan konsumsi.
A.5. Konsumsi Kelompok Pangan BuahBiji Berminyak Konsumsi kelompok pangan buahbiji berminyak terdiri dari bahan
pangan kelapa, kemiri, biji jambu mete dan melinjo. Dalam konsep PPH menurut Hardinsyah, N. Sinulingga dan Martianto 2000, kelompok
pangan ini mempunyai pembobot dalam bentuk energi sebesar 3 .
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tabel 15. Konsumsi Kelompok Pangan BuahBiji Berminyak
No
Kelompok Pangan BuahBiji Berminyak
Konsumsi aktual GramKapitaHari
Konsumsi Ideal GramKapitaHari
1. Kelapa
44,2 10,1
2. Kemiri
0,2 0,0
3. Biji Jambu Mete
0,0 0,0
4. Melinjo
0,2 0,0
Jumlah 44,6
10,1 Sumber Data: Diolah, Lampiran 6
Dari tabel 15 dijelaskan bahwa konsumsi bahan pangan kelapa sangat tinggi 44,2 GramKapitaHari melebihi konsumsi kecukupan 10,1
GramKapitaHari, masyarakatpenduduk wilayah Ngawi banyak mengkonsumsi bahan pangan kelapa, umumnya dalam bentuk santan
sebagai tambahan dalam membuat sayur sayur lodeh. Asupan pangan yang merupakan gizi lebih perlu diturunkan, melalui pemahaman-
pemahaman pola konsumsi sesuai anjuran kecukupan, mengingat rata- rata tingkat pendidikan penduduk sebagian besar rendah, hal ini
memerlukan tenaga penyuluh pertanian yang dalam pekerjaan-nya lebih dekat dengan masyarakatkelompok tani.
A.6. Konsumsi Kelompok Pangan Kacang Kacangan
Kelompok pangan kacang-kacangan terdiri dari kacang tanah, kacang kedele, kacang hijau dan kacang merah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tabel 16. Konsumsi Kelompok Pangan Kacang-Kacangan No Kelompok Pangan
Kacang-Kacangan Konsumsi aktual
GramKapitaHari Konsumsi Ideal
GramKapitaHari 1.
Kacang Tanah 1,4
0,5 2.
Kacang Kedele 59,1
19,4 3.
Kacang Hijau 8,1
2,7 4.
Kacang Merah 39,9
13,1 Jumlah
108,6 35,6
Sumber Data: Diolah, Lampiran 6
Dari tabel 16 dijelaskan bahwa jumlah konsumsi kelompok pangan kacang-kacangan aktual sebesar 108,6 GramKapitaHari, melebihi
kecukupan konsumsi yang dianjurkan 35,6 GramKapitaHari. Kontribusi terbesar diperoleh dari komodite kacang kedele 59,1 GramKapitaHari
dan terkecil konsumsi kacang tanah 1,4 GramKapitaHari. hal ini menunjukkan bahwa penduduk wilayah Kabupaten Ngawi tidak asing lagi
dengan mengkonsumsi tahu tempe. Banyaknya rumah tangga mengkonsumsi tahu tempe sebagai lauk pauk dan hidangan tiap hari
adalah baik karena pangan ini merupakan sumber protein nabati dan termasuk makanan fungsional yang berguna untuk menjaga kesehatan
tubuh manusia. Sentra industri kripik tempe dan usaha rumah tangga tahu tempe di wilayah Ngawi ikut meningkatkan tingkat konsumsi kacang
kedele, sehingga bahan baku kripik tempe sampai saat ini masih mendatangkan dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan produksi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
A.7. Konsumsi Kelompok Pangan Gula
Konsumsi kelompok pangan gula terdiri gula pasir, gula aren dan gula kelapa.
Tabel 17. Konsumsi Kelompok Pangan Gula No Kelompok Pangan
Gula Konsumsi aktual
GramKapitaHari Konsumsi Ideal
GramKapitaHari 1.
Gula Pasir 3,6
12,2 2.
Gula Aren 5,4
18,3 3.
Gula Kelapa 0,0
0,0 Jumlah
9,0 30,5
Sumber Data: Diolah, Lampiran 6 Dari tabel 17 dijelaskan bahwa konsumsi kelompok pangan gula
aktual sebesar 9,0 GramKapitaHari, masih dibawah angka kecukupan 30,5 GramKapitaHari. Konsumsi aktual gula pasir 3,6 GramKapitaHari
dan konsumsi gula aren 5,4 GramKapitaHari, untuk mencapai angka kecukupan dan menjadi sehat dan produktif diperlukan upaya peningkatan
dengan program-program pemerintah melalui lomba-lomba cipta resep berbau manisan.
A.8. Konsumsi Kelompok Pangan Sayur dan Buah
Konsumsi kelompok pangan sayur dan buah terdiri dari sayur- sayuran dan buah-buahan.
Tabel 18. Konsumsi Kelompok Pangan Sayur dan Buah No Kelompok Pangan
Sayur dan Buah Konsumsi aktual
GramKapitaHari Konsumsi Ideal
GramKapitaHari 1.
Sayur-sayuran 301,6
122,1 2.
Buah-buahan 276,9
112,1 Jumlah
578,5 234,2
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Sumber Data: Diolah, Lampiran 6 Dari tabel 18 dijelaskan bahwa rata-rata konsumsi sayur dan buah
mencapai 578,5 GramKapitaHari, melebihi angka kecukupan 234,2 GramKapitaHari. Konsumsi bahan pangan sayur-sayuran 301,6
GramKapitaHari dan buah-buahan 136,5 GramKapitaHari, sayur dan buah banyak dikonsumsi penduduk, sebagian besar konsumsi bahan
pangan sayur dan buah diperoleh dari lahan pekarangan sendiri dan khususnya sayuran masih didatangkan dari daerah lain terutama dari
daerah Magetan yang merupakan produksi sayur dan buah. Sayur- sayuran merupakan sumber kalsium lain disamping sumber utama bahan
pangan susu. Peranan sayur-sayuran yang menghasilkan kalsium akan berguna bagi tubuh untuk pembentukan pemeliharaan tulang dan gigi
serta berperan penting dalam proses pembekuan darah dan kontraksi otot. Konsumsi sayur-sayuran sebagai sumber kalsium masyarakat Ngawi
berlebih maka aktifitas refleks menjadi lamban dan menurunkan nafsu makan. Fungsi vitamin C antara lain adalah sebagai antioksi dan
bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas tubuh. Selain itu, fungsi vitamin C pada tubuh juga sebagai anti radang gusi scurvy, antioksidan,
pertahanan tubuh dan penyembuhan luka. Sumber utama dapat diperoleh dari buah dan sayuran segar. Untuk menurunkan konsumsi sayur dan
buah menuju capaian angka yang dianjurkan, upaya peningkatan pemahaman pola konsumsi hendaknya dilakukan dengan terus-menerus
dan berkelanjutan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
A.9. Konsumsi Kelompok Pangan Lain-Lain Konsumsi kelompok pangan lain-lain merupakan pangan aneka
minuman dan bumbu menurut konsep PPH mempunyai kontribusi energi 3, setara dengan kecukupan konsumsi bahan pangan lain-lain 15,3
GramKapitaHari. Tabel 19. Konsumsi Kelompok Pangan Lain-Lain
No Kelompok Pangan Lain-Lain
Konsumsi aktual GramKapitaHari
Konsumsi Ideal GramKapitaHari
1. Minuman
0,0 0,0
2. Bumbu
0,0 0,0
3. Lainnya
0,7 15,3
Jumlah 0,7
15,3 Sumber Data: Diolah, Lampiran 6
Dari tabel 19 dijelaskan konsumsi kelompok pangan lain-lain 0,7 GramKapitaHari, masih dibawah kecukupan 15,3 GramKapitaHari.
Untuk konsumsi minuman dan bumbu yang siap sajipakai pada survei konsumsi pangan di wilayah Ngawi tidak menemukan responden yang
menggunakannyamengkonsumsinya. Meskipun kelompok pangan lain- lain tampak sebagai konsumsi pelengkap, tetapi hal ini jika diabaikan akan
membawa dampak negatif terhadap kesehatan tubuh karena kelompok pangan lain-lain sebagai makanan fungsional berguna untuk antioksidan
maupun sebagai kekebalan tubuh terhadap penyakit.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
B. Konsumsi Energi Menurut Karakteristik Wilayah