provinsi terdapat rumah tangga yang tergolong rawan pangan, yaitu sekitar 23 persen rumah tangga mengalami rawan pangan.
4. Pola pangan harapan PPH merupakan susunan berbagai bahan makanan atau kelompok bahan makanan yang didasarkan pada
sumbangan energinya, baik secara absolut maupun relatif terhadap total energi yang mampu memenuhi kebutuhan konsumsi pangan
penduduk, baik kuantitas maupun keragamannya, dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, agama,
dan cita rasa.
5. Masyarakat Indonesia di semua siklus hidup masih menghadapi masalah gizi. Masalah gizi paling berat dihadapi oleh anak balita dan
ibu hamil.
6. Secara teoritis ada berbagai strategi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah gizi adalah: a. peningkatan ketersediaan
pangan; b. perbaikan ekonomi; c. perbaikan pendidikan; d. perbaikan konsumsi pangan; e. perbaikan keadaan kesehatan.
G. Prinsip-prinsip Kecukupan Gizi
Ada pergeseran konsep standar gizi yang digunakan pada masa lalu dan masa kini. Pada masa lalu hanya dibuat satu standar gizi, yaitu
angka kecukupan gizi yang dianjurkan recommended dietary allowances,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
RDA untuk keperluan berbagai tujuan. Pada masa kini standar gizi dibuat
tidak tunggal lagi, tergantung tujuan penggunaannya, yaitu kebutuhan rata-rata
estimated average requirement, EAR , asupan gizi yang cukup
Adequate Intake, AI , kecukupan gizi
recommended dietary allowances, RDA
, dan batas atas asupan Tolerable Upper Intake Level, UL
. Untuk keperluan di Indonesia hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII
tahun 2004 menetapkan tiga standar gizi, yaitu angka kecukupan gizi AKG, batas atas asupan UL, dan acuan label gizi ALG. Angka
kecukupan gizi AKG adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk
menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti kehamilan dan menyusui. Konsep kecukupan energi kelompok penduduk
adalah nilai rata-rata kebutuhan, sedangkan pada kecukupan protein dan zat gizi lain adalah nilai rata-rata kebutuhan ditambah dengan 2 kali
simpangan baku 2 SD. Kegunaan angka kecukupan gizi yang dianjurkan adalah sebagai berikut: 1. untuk menilai kecukupan gizi yang telah
dicapai melalui konsumsi, makanan bagi pendudukgolongan masyarakat tertentu yang didapatkan dari hasil survei gizimakanan; 2. untuk
merencanakan pemberian makanan tambahan balita maupun untuk perencanaan institusi; 3. untuk merencanakan penyediaan pangan
tingkat regional maupun nasional; 4. untuk patokan label gizi makanan yang dikemas apabila perbandingan dengan angka kecukupan gizi
diperlukan; 5. untuk bahan pendidikan gizi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Di samping kegunaan kecukupan gizi tersebut yang mempunyai beberapa keterbatasan. Kecukupan gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu sebagai berikut: 1. tahap pertumbuhan dan perkembangan tubuh; 2. ukuran dan komposisi tubuh; 3. jenis kelamin; 4. keadaan kesehatan
tubuh; 5. keadaan fisiologis tubuh; 6. kegiatan fisik; 7. lingkungan; 8. mutu makanan; 9. gaya hidup.
Angka kecukupan gizi yang sudah ditetapkan untuk orang Indonesia meliputi energi, protein, vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, vitamin
C, tiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, vitamin B12, asam folat, kalsium, fosfor, magnesium, besi, seng, iodium, mangan, selenium, dan fluor.
Angka kecukupan energi tingkat nasional yang pada taraf konsumsi 2000 kkal dan taraf persediaan 2200 kkal. Sedangkan angka kecukupan protein
tingkat nasional pada taraf konsumsi 52 gram dan taraf persediaan 57 gram. Kecukupan gizi untuk pelabelan produk makanan yang dikemas
disebut dengan acuan label gizi ALG. Hasil diskusi kelompok kerja II pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII tahun 2004 menetapkan
bahwa acuan label gizi ALG dibuat untuk berikut ini: 1. Makananpangan yang dikonsumsi untuk umum; 2. Makanan untuk bayi
usia 0-6 bulan; 3. Makanan untuk anak usia 7-23 bulan; 4. Makanan untuk anak usia 2-5 tahun dan 5. Makanan untuk ibu hamil dan
menyusui.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
BAB. III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran.