Kondisi Mutu TR KSU A Dan TR KSU B Di PT. Pabrik Gula Candi

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Kondisi Mutu TR KSU A Dan TR KSU B Di PT. Pabrik Gula Candi

Baru-Sidoarjo Tugas Pabrik Gula di Indonesia, termasuk PT. Pabrik Gula Candi Baru- sidoarjo adalah memproduksi gula pasir berkualitas terbaik dari bahan baku tebu dan kehilangan gula dalam proses sekecil mungkin sehingga diperoleh rendemen tebu yang tinggi sesuai potensi rendemen tebu dan ramah lingkungan. Bahan baku tebu yang dikelola oleh bagian tanaman sebagian besar dipasok oleh para petani, maka kualitasnya sangat tergantung kepada para petani. Jadi untuk menjamin tersedianya bahan baku yang cukup, Pabrik Gula harus dapat menjamin para petani dengan rendemen tebu yang tinggi dan untuk mencapainya perlu dilakukan sutu kegiatan pengendalian mutu tebu dari pihak PG kepada para petani. Kegiatan pengendalian mutu tebu yang dilakukan oleh PT. Pabrik Gula Candi Baru- Sidoarjo dapat dijelaskan melalui skema sebagai berikut : Gambar 3. Alur Kegiatan Pengendalian Mutu Tebu di PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo Bahan baku yang digunakan oleh PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidaorjo berdasarkan pada pola kerjasama usaha yang terjadi antara pihak PG dengan petani yang terdiri dari 3 kategori tebu, yaitu : TR KSU A, TR KSU B dan TRM. Dari ketiga kategori tebu tersebut, usaha pengendalian mutu tebu lebih efektif dilakukan oleh pihak PG pada TR KSU A dan TR KSU B. Hal ini disebabkan karena usaha pengendalian mutu kedua kategori tebu tersebut dilakukan oleh pihak PG mulai dari pelaksanaan teknik budidaya tebu hingga kegiatan pasca panennya. Kegiatan kebun untuk kategori: TR KSU A, TR KSU B dan TRM Analisis Pendahuluan Kegiatan tebang dan angkut untuk setiap kategori tebu Pos Penerimaan Terima Masuk ke stasiun timbangan Analisis Trash dan perhitungan Kadar Brik Meja Tebu Tidak diterima Keluar PG. Candi Kegiatan pengendalian mutu tebu yang dilakukan oleh PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo, khususnya bagian tanaman, dimulai dari pelaksanaan pola baku teknis budidaya tebu hingga tebu tersebut siap untuk digiling yaitu sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pola baku teknis budidaya tebu di kebun Sistem tanam tebu yang digunakan oleh PT. Pabrik Gula Candi Baru- Sidoarjo dengan didasarkan pada kondisi lahan, yaitu : PC Plant Care dan RC Ratoon Cane. Sistem PC Plant Cane digunakan saat kondisi lahan tersebut setelah ditanami tanaman selain tebu sedangkan sistem RC Ratoon Cane digunakan setelah lahan tersebut ditanami tebu pada periode sebelumnya. Terdapat dua jenis cara mempersiapkan lahan perkebunan tebu, yaitu dengan cara reynoso dan bajak mekanisasi. Secara umum pola baku teknis budidaya tebu terdiri dari : a. Persiapan dan pembukaan lahan, yaitu dengan pembuatan Got dan Lubang tanam juringancemplongan. Kegiatan pembukaan lahan dimulai dari petak yang paling jauh dari jalan utama. b. Pelaksanaan teknik penanaman yang terdiri dari kegiatan pemupukan, tambah tanah, pengairan, pengendalian OPT, dan kegiatan klentek tebu. Penanaman tebu yang paling optimal dilakukan pada bulan Mei-Juli. Saat umur tebu ± 10 bulan, umumnya pada bulan Maret dilakukan kegiatan pemberian lebel oleh pihak PG-bag. tanaman terhadap tebu yang layak ditebang mencapai kemasakan tebu optimal berdasarkan hasil analisis pendahuluan yang dilakukan pada bulan April. Analisis pendahuluan dilakukan secara periodik setiap 15 hari dengan mengambil sampel tebu per kebun setiap kategori TR KSU A, TR KSU B maupun TRM sebanyak 8 batang yang dibagi menjadi 3 potongan yaitu bagian atas, tengah dan bawah. Kemudian sampel tebu tersebut digiling di Gilingan Contoh untuk mengukur kadar Brik, Polarisasi dan KDT Koefisien Daya Tahan yang digunakan sebagai dasar dalam penentuan jadwal tebang. Kegiatan Tebang dan Angkut dapat dilakukan oleh pihak PG atau pihak petani itu sendiri disesuaikan dengan kesepakatan kerjasama PG. Candi dan petani yang bersangkutan. Umumnya untuk kategori TR KSU A kegiatan tebang dan angkut tebu dilakukan oleh pihak PG sedangkan untuk TR KSU B dapat dilakukan pihak PG atau petani sendiri. Kegiatan Tebang dan angkut mendapatkan bantuan dana dari KPTR Koperasi Petani Tebu Rakyat. 2. Kegiatan di Pos Penerimaan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo Di pos penerimaan PG. Candi, pihak PG bagian tanaman melakukan suatu analisis uji yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana mutu tebu yang secara analisis pendahuluan layak giling dan memenuhi kriteria Bersih, Segar dan Manis BSM yaitu analisis TrashKotoran Tebu dan perhitungan Brik. Kriteria mutu tebu bersih ditunjukkan melalui analisis trash, perhitungan brik digunakan untuk mengetahui kadar manis dalam tebu dan kesegaran tebu ditunjukkan dari waktu tunggu leadtime setelah tebu ditebang hingga digiling. Munurut Mochtar 1994 dalam jurnal yang berjudul : “ Konsep Peningkatan Rendemen Untuk Mendukung Program Akselerasi Industri Gula Nasional “ 2008 yang menyebutkan beberapa kriteria tebu yang dinyatakan MSB adalah sebagai berikut : a. Tebu dikatakan manis, apabila secara visual daun tebu sebagian besar mengering, kecuali pucuknya. Untuk tebu yang mudah mengelentek self trashing, sebagian besar daunnya rontok, baik karena mengelentek sendiri ataupun dikelentek. b. Tebu dikatakan bersih apabila tidaksedikit mengandung kotoran non tebu antara lain : daun,pucuk, klaras, sogolan,tanah, dan benda lain yang bersabuttidak bersabut. c. Tebu segar secara visual bekas potonganya masih basah tidak kering,batangnya tidak keriput dan tidak berjamur. Indikator mutu tebu melalui analisis trash ini menunjukkan apakah tebu dapat dikatakan bersih dari kotoran tebu, antara lain : Pucukan, Sogolan, Daduk, Akar dan Tanah dengan batasan toleransi dari jumlah keseluruhan kotoran tebu sebesar 5. Secara garis besar pelaksanaan uji analisis trash, sebagai berikut : a. Sejumlah tebu diambil secara acak dari setiap truk besar atau truk lokal di pos penerimaan PG. Candi Baru. Tebu yang terambil dijadikan sampel dari setiap truk pengangkutan. b. Sebelum dilakukan perhitungan trash, bobot tebu dihitung terlebih dahulu yang kemudian disebut dengan berat tebu kotor Kw. c. Setelah itu, pekerja PG. Candi Baru memisahkan dan sekaligus menghitung berat dari masing-masing kotoran tebu, yaitu : Pucukan, Sogolan, Daduk, Akar dan Tanah. Langkah akhir adalah menghitung berat tebu bersih Kw yang diperoleh dari hasil pengurangan berat tebu kotor dengan jumlah keseluruhan trashkotoran tebu tersebut. Hasil analisis trash menunjukkan bahwa makin rendah jumlah trash akan meningkatkan produksi tebu bersih Kw sehingga mutu tebu tersebut semakin baik dan sebaliknya. Kondisi mutu TR KSU A dan TR KSU B melalui uji analisis trash tahun 2007-2009 di PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dapat digambarkan melalui grafik sebagai berikut : Gambar 4. Hasil Rata-rata Jumlah Trash TR KSU A dan TR KSU B di PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo MG Tahun 2007-2009 Gambar 4 menjelaskan rata-rata jumlah trash per periode pada musim giling tahun 2007-2009 untuk kategori TR KSU A lebih kecil daripada TR KSU B sehingga bobot TR KSU A bersih KwPeriode lebih besar daripada TR KSU B bersih KwPeriode. Kondisi ini menunjukkan kontribusi jumlah kotoran TR KSU B lebih besar daripada TR KSU A, yaitu sebesar 72 untuk TR KSU B dan 28 untuk TR KSU A sehingga mutu TR KSU A leih baik daripada TR KSU B. Hal ini menujukkan bahwa kegiatan pengendalian mutu TR KSU A lebih efektif daripada TR KSU B. Selain perhitungan analisis trash, di pos penerimaan PG. Candi ini juga dilakukan perhitungan brik yang menunjukkan kadar manis yang terkandung dalam tebu dengan batas toleransi pada periode awal minimal kadar brik sebesar 17. Kadar Brik untuk kategori TR KSU A dan TR KSU B per periode pada musim giling tahun 2007-2009 dapat digambarkan melalui grafik sebagai berikut : Gambar 5. Hasil Rata-rata Kadar Brik Untuk Kategori TR KSU A dan TR KSU B Di PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo Tahun 2007-2009 Gambar 5 menunjukkan bahwa secara keseluruhan kadar brik TR KSU A lebih tinggi daripada TR KSU B per periode dalam musim giling tahun 2007-2009. Hal ini berarti TR KSU A lebih manis daripada TR KSU B sehingga dapat dikatakan bahwa mutu TR KSU A lebih baik daripada TR KSU B. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas kegiatan pengendalia mutu TR KSU A lebih baik daripada TR KSU B. 3. Kegiatan di Stasiun Timbangan dan Meja Tebu PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo Setelah dilakukan perhitungan analisis trash dan brik serta sudah dinyatakan bahwa tebu tersebut layak giling dan bermutu baik maka tebu tersebut menuju ke stasiun timbangan untuk menghitung bobot tebu dengan berlaku aturan : truk besar menuju stasiun timbangan truk dan truk lokal menuju stasiun timbangan lori. Alur kegiatan di stasiun timbangan sebagai berikut : a. Untuk truk besar : Setelah dari pintu masuk, truk menuju timbangan truk untuk dihitung bobot truk dengan mengangkut tebu. Kemudian menuju meja tebu untuk mengeluarkan tebu dari truk dan selanjutnya truk kembali ke timbangan truk untuk dihitung bobot truk tanpa tebu. b. Untuk truk lokal : Setelah dari pintu masuk, truk menuju timbangan lori untuk dihitung bobot truk dengan mengangkut tebu. Kemudian menuju krene selatan untuk mengeluarkan tebu dari truk dan dipindahkan ke lori menuju meja tebu. Pada stasiun timbangan dan meje tebu ketiga kategori tebu baik TR KSU A, TR KSU B maupun TRM masih dapat dibedakan dengan adanya SPA Surat Pernyataan Angkut yang berbeda warna untuk setiap kategori. SPA untuk kategori TR KSU A berwarna kuning, TR KSU B berwarna Hijau dan TRM berwarna merah. Kegiatan pengendalian mutu tebu yang dilakukan oleh pihak PG-bagian tanaman terakhir di meja tebu, selanjutnya kegiatan pengendalian mutu tebu dilakukan oleh pihak PG-bagian pabrikasi dan instalasi. Akan tetapi mutu tebu per kategori masih dapat dibedakan hingga gilingan pertama yaitu menghasilkan NPP Nira Perahan Pertama.

6.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mutu TR KSU A dan TR KSU B di